Lompat ke isi

Paul Grigson

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Paul Grigson adalah seorang diplomat Australia. Memiliki dua orang anak, Paul merupakan lulusan dari gelar sarjana seni bidang psikologi dan jurnalisme dari Universitas Queensland (UQ), Sarjana Sastra dari Universitas Nasional Australia (ANU) dan Diploma Strata bidang keuangan terapan dari Securities Institute of Australia. Selain Bahasa Inggris, ia juga mahir dalam berbahasa Perancis.[1]

Pada 2015 ia menjabat sebagai Duta Besar Australia untuk Indonesia. Jabatan tersebut berlangsung selama hampir 3 tahun mulai dari Januari 2015 hingga 4 Desember 2017.[2]

Karier

Perjalanan karier Paul Grigson telah dimulai sejak era 1990-an. Berbagai posisi di Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia pernah dipegangnya, di antaranya adalah Media Liaison Officer (1991-1992), penasehat untuk menteri luar negeri Australia (1992), direktur pada parliamentary liaison and freedom of information section (1992-1993), divisi internasional di departemen perdana menteri dan kabinet Australia (1997-2000), asisten sekretaris untuk bidang kemaritiman cabang Asia Tenggara (2000-2003) dan asisten sekretaris untuk divisi Asia Tenggara (2004-2007), kepala staf departemen untuk menteri luar negeri Australia (2007-2008) dan sekretaris deputi (2010).[3]

Jabatan sebagai duta besar Australia untuk Indonesia bukanlah jabatannya sebagai duta besar untuk pertama kalinya. Sebelumnya ia pernah menjadi duta besar Australia untuk Myanmar (2003-2004) dan duta besar Australia untuk Thailand (2008-2010). Posisi lain yang pernah dipegangnya adalah konselor dan kepala deputi misi di Kedutaan Besar Australia di Phnom Penh, Kamboja (1993-1995), kepala negosiator dari kelompok monitoring perdamaian di Bougainville (2000), perwakilan khusus Australia untuk Pakistan dan Afghanistan (2014).[3][4]

Kemudian per Januari 2015 Paul ditunjuk oleh Perdana Menteri Tony Abbott untuk menjadi Duta Besar Australia untuk Indonesia, menggantikan Greg Moriarty yang telah bertugas selama tiga tahun dari 2012 hingga 2015. Ia kemudian menyerahkan surat kepercayaan kepada Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta pada 19 Maret 2015.[5] Setelah bertugas selama hampir 3 tahun, ia kemudian mengakhiri masa jabatannya pada akhir 2017. Pada 22 November 2017 ia berpamitan dengan wakil presiden Jusuf Kalla kemudian pada 4 Desember 2017 ia merayakan pesta perpisahan sebagai duta besar.[2][6]

Penarikan dubes

Pada 29 April 2015, tak lama setelah dua warga Australia, yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dieksekusi mati di Nusa Kambangan karena kasus narkoba, Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott memberikan instruksi untuk melakukan penarikan duta besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson. Dari 1.200 warga Australia yang diberikan jajak pendapat, hanya 42% saja yang setuju atas tindakan Abott. Sisanya menyatakan kontra. Hal senada juga disampaikan oleh Aaron Connolly, seorang peneliti di Program Asia Timur dari Institut Lowy dan mantan menteri luar negeri Australia, Bob Carr. Mereka berdua menyayangkan keputusan Tony Abbott.[7][8]

Menindaklanjuti keputusan Abbott, Paul Grigson kemudian pulang ke Perth, Australia pada 3 Mei 2015. Di sana ia berencana bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop untuk melakukan konsultasi.[9] Penarikan Paul dari Indonesia kemudian menjadi peristiwa bersejarah dalam hubungan Indonesia dengan Australia karena untuk pertama kalinya Australia melakukan penarikan duta besar karena masalah narkoba.[8]

Setelah sebulan tidak melakukan tugas di Indonesia, Paul Grigson kemudian kembali lagi ke Jakarta pada Selasa, 9 Juni 2015 yang ditandai dengan kembali aktifnya akun twitter @DubesAustralia yang dipegang oleh Paul.[10][11] Hal ini dibenarkan oleh Julie Bishop yang menyatakan bahwa pada hari Selasa, Paul telah berada di Indonesia.[12]

Referensi

  1. ^ Trade, corporateName= Department of Foreign Affairs and. "Australian Embassy in". indonesia.embassy.gov.au. Diakses tanggal 2017-12-14. 
  2. ^ a b "Dubes Australia Paul Grigson Akhiri Masa Tugas | Suara Pembaruan". http://sp.beritasatu.com. Diakses tanggal 2017-12-14.  Hapus pranala luar di parameter |newspaper= (bantuan)
  3. ^ a b Trade, corporateName= Department of Foreign Affairs and. "Australian Embassy in". indonesia.embassy.gov.au. Diakses tanggal 2017-12-14. 
  4. ^ "HE Paul Grigson - Australia-Indonesia Centre". Australia-Indonesia Centre (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-14. 
  5. ^ VIVA, PT. VIVA MEDIA BARU - (2015-03-19). "Jokowi Terima Surat Kepercayaan Dubes Australia untuk RI - VIVA". Diakses tanggal 2017-12-14. 
  6. ^ VIVA, PT. VIVA MEDIA BARU - (2017-11-22). "Dubes Australia Paul Grigson Pamit ke Wapres JK - VIVA". Diakses tanggal 2017-12-14. 
  7. ^ Okezone. "Warga Australia Tentang Penarikan Dubes dari Indonesia : Okezone News". https://news.okezone.com/. Diakses tanggal 2017-12-14.  Hapus pranala luar di parameter |newspaper= (bantuan)
  8. ^ a b antaranews.com. "Mantan Menlu Australia: penarikan dubes adalah langkah keliru - ANTARA News". Antara News. Diakses tanggal 2017-12-14. 
  9. ^ Okezone. "Dubes Australia Sudah Kembali ke Negaranya : Okezone News". https://news.okezone.com/. Diakses tanggal 2017-12-14.  Hapus pranala luar di parameter |newspaper= (bantuan)
  10. ^ Media, Kompas Cyber. "Dubes Australia Paul Grigson Telah Kembali ke Jakarta - Kompas.com". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-14. 
  11. ^ Okezone. "Dubes Australia Paul Grigson Kembali ke Jakarta  : Okezone News". https://news.okezone.com/. Diakses tanggal 2017-12-14.  Hapus pranala luar di parameter |newspaper= (bantuan)
  12. ^ Topsfield, Jewel (2015-06-09). "Recalled ambassador Paul Grigson returns to Indonesia". The Sydney Morning Herald (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-14.