Lompat ke isi

Pertempuran Stalingrad

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 19 Desember 2017 16.23 oleh TohaomgBot (bicara | kontrib) (BOT: Replaced raster image with an image of format SVG.)

Koordinat: 48°42′N 44°31′E / 48.700°N 44.517°E / 48.700; 44.517

Pertempuran Stalingrad
Bagian dari Front Timur dari Perang Dunia II

Tentara Jerman digiring ke kamp tawanan Soviet, melewati reruntuhan gudang beras di Stalingrad, Februari 1943
Tanggal23 Agustus 19422 Februari 1943[2]1
LokasiStalingrad, Uni Soviet
Hasil Kemenangan Soviet
Pihak terlibat
Jerman
Rumania
Italia
Hungaria
Kroasia Kroasia[1]
Uni Soviet
Tokoh dan pemimpin

Adolf Hitler

Friedrich von Paulus (POW)
Erich von Manstein
Hermann Hoth
Petre Dumitrescu
Constantin Constantinescu
Italo Garibaldi
Gusztáv Vitéz Jány
Kroasia Viktor Pavičić 

Josef Stalin

Vasily Chuikov
Aleksandr Vasilevsky
Georgy Zhukov
Semyon Timoshenko
Konstantin Rokossovsky
Rodion Malinovsky
Andrei Yeremenko
Kekuatan
Grup Tentara B:
Tentara Keenam Jerman (POW)
Grup Panser Keempat Jerman
Tentara Ketiga Rumania
Tentara Keempat Rumania
Tentara Kedelapan Italia
Tentara Kedua Hungaria

Rincian:
270.000 orang
3.000 artileri
500 tank
600 pesawat, 1.600 (pertengahan September, Luftflotte 4)[3][4]

Pada saat serangan balik Soviet:
1.011.000 orang
10.250 artileri
675 tank
732 (402 operasional) pesawat[3][5]:87
Front Stalingrad
Front Barat Daya
Front Don
Rincian:
187.000 orang
2.200 artileri
400 tank
300 pesawat[4]

Pada saat serangan balik Soviet: 1.103.000 orang
15.501 artileri
1.463 tank
1.115 pesawat[3]
Korban
750,000 terbunuh atau terluka
91.000 tertangkap
Pesawat: 900 (termasuk 274 pengangkut dan 165 bomber digunakan sebagai pesawat angkut)[4]
Total: 841,000 korban
478.741 terbunuh atau hilang
650.878 terluka dan sakit
40.000+ warga sipil terbunuh
4.341 tank
15.728 senjata dan mortir
2.769 pesawat tempur [6]
Total: 1.129.619 korban
1 Pertempuran Stalingrad: Kemenangan Soviet, lebih 11.000 pasukan Poros melanjutkan pertempuran sampai awal Maret 1943.

Pertempuran Stalingrad (23 Agustus 1942-2 Februari 1943)[7][8][9][10] adalah pertempuran besar Perang Dunia II di mana Nazi Jerman dan sekutunya melawan Uni Soviet untuk menguasai kota Stalingrad (sekarang Volgograd) di Rusia Selatan, di perbatasan timur Eropa.

Ditandai dengan pertempuran jarak dekat dan serangan langsung terhadap warga sipil lewat serangan udara, sering dianggap sebagai yang terbesar dan pertempuran paling berdarah dalam sejarah peperangan.[11] Kerugian besar yang diderita Wehrmacht Jerman membuatnya bisa dibilang yang paling strategis dalam menentukan pertempuran di keseluruhan perang.[12] Ini adalah titik balik dalam panggung Perang Dunia II di Eropa.; Pasukan Jerman tidak pernah berinisiatif kembali di Timur dan menarik kekuatan militer yang luas dari Barat untuk menggantikan kerugian mereka.[13]

Serangan Jerman untuk menaklukan Stalingrad dimulai pada akhir musim panas tahun 1942, menggunakan Tentara Keenam Jerman dan unsur Panzer Tentara ke empat. Serangan itu didukung dengan pengeboman intensif oleh Luftwaffe yang meluluhkan banyak kota menjadi puing-puing. Pertempuran berubah menjadi pertempuran bangunan ke bangunan, dan kedua belah pihak saling menuangkan bala bantuan ke kota. Pada pertengahan November 1942, Jerman telah mendorong pembela Soviet kembali dengan biaya besar, menjadi zona sempit yang umumnya di sepanjang tepi barat Sungai Volga.

Pada tanggal 19 November 1942, Tentara Merah meluncurkan Operasi Uranus, serangan dua arah menargetkan pasukan kecil Rumania dan Hungaria yang melindungi Angkatan Darat Jerman ke-6.[14] Pasukan Poros di sisi-sisi yang diserbu dan tentara ke-6 terputus dan terkepung di daerah Stalingrad. Adolf Hitler memerintahkan tentara tinggal di Stalingrad dan tidak berusaha untuk keluar; sebaliknya, upaya dilakukan dengan memasok tentara melalui udara dan untuk memecahkan pengepungan dari luar. Pertempuran sengit berlangsung selama dua bulan. Pada awal Februari 1943, pasukan Poros di Stalingrad telah kehabisan amunisi dan makanan. Unsur-unsur yang tersisa dari Tentara Keenam Jerman menyerah.[15]:p.932 Pertempuran berlangsung lima bulan, satu minggu, dan tiga hari.

Latar Belakang

Pada bulan Juni 1942, Tentara Jerman (Wehrmacht) melancarkan kampanye musim panas kedua mereka terhadap Uni Soviet, yang disebut Operation Blau (Operasi Biru). Sebelumnya dalam operasi Barbarossa[16] Wehrmacht dihalau di pintu gerbang Moskow pada musim dingin 1941-1942. Operasi Biru diarahkan ke Rusia selatan dengan tujuan merebut ladang minyak di Baku, Azerbaijan, dan Grozny, Checnya. Pasukan penyerbu Jerman dibagi dua kekuatan, Grup Tentara A menyerbu pegunungan Kaukasus dan Grup Tentara B menuju sungai Volga dan kota Stalingrad.

Pentingnya Stalingrad

Pada mulanya, Tentara Merah Soviet memilih untuk bergerak mundur guna membuat jalur logistik pasukan Jerman keteteran dengan memanfaatkan luasnya wilayah Uni Soviet. Gerak mundur pasukan Soviet juga terjadi akibat kegagalan mereka dalam membuat garis pertahanan yang baru akibat cepatnya gerak maju pasukan Jerman. Tiba-tiba, pasukan Soviet yang sedang mundur diperintahkan Stalin untuk bertahan di Stalingrad, yang secara harfiah berarti "kota Stalin". Selain karena menyandang nama Stalin, kota Stalingrad juga penting karena merupakan kota industri terbesar di tepi sungai Volga (jalur transportasi penting ke Laut Kaspia). Jatuhnya Stalingrad ke tangan Jerman akan memudahkan gerak maju pasukan Jerman menuju Kaukasus, yang memiliki cadangan minyak besar dan akan membuat Amerika kesulitan mengirim bantuan menuju Uni Soviet melalui Koridor Persia yang terletak di tepi Laut Kaspia.

Jalannya pertempuran

Menurut perkiraan, sekitar empat puluh ribu tentara dari kedua belah pihak terbunuh dalam setiap harinya. Fuhrer Adolf Hitler memerintahkan pasukannya agar dalam kondisi apapun, kota Stalingrad harus direbut. Akibatnya pasukan Jerman bertempur mati-matian untuk merebut kota tersebut. Namun, rakyat dan tentara di kota Stalingrad juga melakukan perlawanan yang sangat kuat sehingga pasukan Nazi dapat dihadang.

Sementara pasukannya bertempur mati-matian di Stalingrad, Komando Tertinggi Jerman tidak menyadari bahwa Stalin telah mengumpulkan bala bantuan untuk menghancurkan pasukan Jerman dalam suatu kampanye musim dingin. Serangan balasan Uni Soviet dilancarkan pada bulan November 1942 ketika salju mulai turun. Serangan tersebut dengan cepat menggulung pasukan Italia, Rumania, dan Hungaria yang melindungi garis belakang Angkatan Darat ke-6 Jerman. Akibatnya, pasukan Jerman yang beroperasi di Stalingrad terkepung.

Sebenarnya, Jerman memiliki kesempatan besar untuk menarik mundur pasukannya sebelum Tentara Merah menyelesaikan kepungannya. Akan tetapi, Hitler bersikeras agar pasukannya tetap bertahan di Stalingrad dan memerintahkan Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) untuk mengirimkan perbekalan bagi mereka. Akan tetapi, Soviet telah menambah jumlah meriam anti-pesawat yang berada di sekitar Stalingrad yang menyebabkan banyak pesawat Luftwaffe tertembak jatuh saat berusaha mengirimkan perbekalan untuk pasukan Jerman yang berada di dalam Stalingrad.

Suatu usaha lain untuk membebaskan pasukan Jerman yang terkepung dilakukan dengan mengirimkan Tentara Grup Don pimpinan Marsekal Erich von Manstein, salah seorang ahli strategi Jerman yang cemerlang. Akan tetapi, serangan tersebut berhasil dihentikan oleh bala bantuan Soviet yang masih segar di Kotelnikovo. Akhirnya, ketika dihadapkan pada kemungkinan terkepung, von Manstein menarik mundur pasukannya dan meninggalkan rekan-rekannya di Stalingrad menunggu nasib.

Pada tanggal 30 Januari 1943, Tentara Merah dibawah pimpinan Marsekal Georgy Zhukov melancarkan serangan umum ke Stalingrad dan dengan cepat menggulung pasukan Poros yang sudah kelelahan dan menderita kelaparan dan penyakit. Dua hari kemudian, Marsekal Friedrich von Paulus dan 90.000 prajuritnya yang tersisa menyerah.

Para sejarawan menilai, kekalahan Jerman di Stalingrad merupakan awal dari kejatuhan Nazi. Hingga kini pertempuran ini dianggap sebagai pertempuran terbesar dan paling berdarah dalam sejarah manusia. Jumlah korban jiwa diperkirakan mencapai 3 juta jiwa.

Lihat pula

Referensi

Catatan kaki
Kutipan
  1. ^ Beevor98
  2. ^ Encyclopedia Britannica Online, 6 Mei 2009.
  3. ^ a b c Kekuatan berkembang mencapai 1.600 pada awal September dengan pembagian kekuatan dari daerah Kuban dan Kaukasus Selatan: Hayward 1998, hal. 195
  4. ^ a b c Bergstrom2007
  5. ^ Bergstrom 2005
  6. ^ Россия и СССР в войнах ХХ века - Потери вооружённых сил, Rusia dan USSR pada perang abad ke-20 - Kekalahan kekuatan angkatan bersenjata, Moskow, Olma-Press, 2001. dalam bahasa Inggris [1]
  7. ^ McDougal Littell, (2006)
  8. ^ Roberts (2006: 143)
  9. ^ Biesinger (2006: 699): "On August 23, 1942, the Germans began their attack."
  10. ^ "Battle of Stalingrad". Encyclopædia Britannica. By the end of August, ... Gen. Friedrich Paulus, with 330,000 of the German Army's finest troops ... approached Stalingrad. On 23 August a German spearhead penetrated the city's northern suburbs, and the Luftwaffe rained incendiary bombs that destroyed most of the city's wooden housing. 
  11. ^ Luhn, Alec (8 June 2014). "Stalingrad name may return to city in wave of second world war patriotism". theguardian.com. The Guardian. The Guardian. Diakses tanggal 16 February 2015. 
  12. ^ Taylor (1998) Vol IV, p. 142
  13. ^ Bellamy, (2007)
  14. ^ Beevor (1998: 239)
  15. ^ Shirer (1990)
  16. ^ Shirer (1990), hal. 864

Daftar pustaka

  • Baird, Jay W, (1969), Journal of Contemporary History, The Myth of Stalingrad, Sage Publications, Ltd.
  • Bernig,Jorg (1997). Eingekesselt: Die Schlacht um Stalingrad im deutschsprachigen Roman nach 1945: (German Life and Civilization Journal No 23), : Peter Lang publishers.
  • Clark, Alan (1965). Barbarossa: the Russian-German conflict OCLC 154155228
  • Craig, William (1973). Enemy at the Gates: The Battle for Stalingrad New York: Penguin Books (paperback, ISBN 0-14-200000-0)
  • Dibold, Hans (2001) Doctor at Stalingrad. Littleton, CO: Aberdeen, (hardcover, ISBN 0-9713852-1-1).
  • Einsiedel, Heinrich Graf von; Wieder, Joachim. Stalingrad: Memories and Reassessments. New York: Sterling Publishing, 1998 (paperback, ISBN 1-85409-460-2); London: Cassell, 2003 (paperback, ISBN 0-304-36338-3).
  • Erickson, John. The Road to Stalingrad: Stalin's War with Germany, Vol. 1. Boulder, CO: Westview Press, 1984 (hardcover, ISBN 0-86531-744-5); New York: HarperCollins Publishers, 1985 (hardcover, ISBN 0-586-06408-7); New Haven, CT; London: Yale University Press, 1999 (paperback, ISBN 0-300-07812-9); London: Cassell, 2003 (paperback, ISBN 0-304-36541-6).
  • Golovanov, A.Ye.(2004) Dalnyaya bombardirovochnaya. Delta NB, Moscow.
  • Goodwin, Doris Kearns (1994). No Ordinary Time: Franklin and Eleanor Roosevelt: The Home Front in World War II New York: Simon & Schuster (paperback, ISBN 0-671-64240-5)
  • Holl, Adelbert. (2005) An Infantryman In Stalingrad: From 24 September 1942 to 2 February 1943. Pymble, NSW, Australia: Leaping Horseman Books (hardcover, ISBN 0-9751076-1-5).
  • Hoyt, Edwin Palmer. (1999) 199 Days: The Battle for Stalingrad. New York: A Forge Book, (paperback, ISBN 0-312-86853-7).
  • Jones, Michael K. (2007) Stalingrad: How the Red Army Survived the German Onslaught. Drexel Hill, PA: Casemate, (hardcover, ISBN 978-1-932033-72-4)
  • MacDonald, John. (1986) Great Battles of World War II. London: Michael Joseph books.
  • Manstein, Erich von; Powell, Anthony G. (Ed. & Trans.); Liddell Hart, B. H. (Preface); Blumenson, Martin (Introduction) (2004). Lost Victories: The War Memoirs of Hitler's Most Brilliant General. St. Paul, MN: Zenith Press. ISBN 0-7603-2054-3.
  • Mayer, SL & Taylor, AJP (1974). History of World War II. London: Octopus Books. ISBN 0-7064-0399-1 & ISBN 978-0-7064-0399-2
  • Raus, Erhard. Panzer Operations: The Eastern Front Memoir of General Raus, 1941–1945, compiled and translated by Steven H. Newton. Cambridge, MA: Da Capo Press, 2003 (hardcover, ISBN 0-306-81247-9); 2005 (paperback, ISBN 0-306-81409-9).
  • Rayfield, Donald. Stalin and His Hangmen: The Tyrant and Those Who Killed for Him. New York: Random House, 2004 (hardcover, ISBN 0-375-50632-2); 2005 (paperback, ISBN 0-375-75771-6).
  • Roberts, Geoffrey. (2002) Victory at Stalingrad: The Battle that Changed History. New York: Longman, (paperback, ISBN 0-582-77185-4).
  • Samsonov A.M., (1989) Stalingrad Battle, 4th ed. re-edited and added-to, Moscow, Science publishing. bahasa Rusia: Самсонов А.М. Сталинградская битва, 4-е изд., испр. и доп.— М.: Наука, 1989. (in Russian)
  • Shirer, William L. (1960). The Rise and Fall of the Third Reich: A History of Nazi Germany New York: Simon & Schuster.
  • Snyder, David R. (2005). Review in The Journal of Military History 69 (1), 265–266.
  • Taylor, A.J.P. and Mayer, S.L., eds. (1974) A History Of World War Two. London: Octopus Books. ISBN 0-7064-0399-1.

Pranala luar