Lompat ke isi

Catherine Parr

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Catherine Parr
Permaisuri Raja Inggris dan Irlandia
Periode12 Juli 1543 – 28 Januari 1547
Kelahiran1512
Blackfriars, London, Inggris
Kematian5 September 1548 (36 tahun)
Kastil Sudeley, Gloucestershire, Inggris
Pasangan
  • Edward Burgh
    (1529–1533)
  • John Nevill, Baron Latimer
    (1534–1543)
  • Henry VIII, Raja Inggris
    (1543–1547)
  • Thomas Seymour
    (1547)
KeturunanMary Seymour
AyahThomas Parr
IbuMaud Green
Tanda tanganTanda tangan Catherine Parr

Catherine Parr (juga dieja Katherine, Katharine, Kateryn, Katheryne atau Kathrine; (lahir tahun 1512; meninggal 5 September 1548) adalah Permaisuri Raja Inggris dan Irlandia sebagai istri keenam dan terakhir dari Raja Henry VIII. Dia menjadi permaisuri sejak pernikahannya dengan Henry pada 12 Juli 1543[1][2] sampai mangkatnya Sang Raja pada 1547. Di antara Permaisuri Inggris yang lain, Catherine Parr adalah permaisuri yang paling banyak menikah, yakni sebanyak empat kali. Henry sendiri adalah suami ketiga dari Catherine Parr. Catherine adalah wanita pertama yang menyandang gelar "Permaisuri Irlandia".[1]

Catherine menikmati hubungan dekat dengan ketiga anak Henry yang lahir dari tiga istri pertamanya, dan secara pribadi terlibat dalam pendidikan Elizabeth dan Edward. Salah satu pengaruhnya dalam masalah pemerintahan adalah memasukkan kembali dua putri Henry, Mary dan Elizabeth dalam daftar pewaris takhta, setelah sebelumnya mereka dikeluarkan dari daftar lantaran hancurnya pernikahan masing-masing kedua orangtua mereka.

Catherine ditetapkan sebagai wali penguasa dari Juli sampai September 1544 saat Henry melancarkan kampanye militer di Perancis. Bilamana Henry gugur dalam kampanye tersebut, Catherine ditetapkan sebagai wali bagi Edward muda sampai usianya cukup untuk berkuasa sendiri.

Setelah Henry mangkat pada 1547, Catherine diperkenankan mempertahankan perhiasan dan gaun yang diberikan untuknya dan mungkin juga diperkenankan untuk tetap menyandang gelar "permaisuri janda" sampai kematian Catherine sendiri. Enam bulan setelah Henry meninggal, Catherine menikah, keempat dan terakhir kali, dengan Thomas Seymour, paman dari Edward yang saat itu telah menjadi raja. Dengan demikian, dia menjadi ibu tiri sekaligus bibi bagi sang raja muda. Catherine meninggal pada 1548 saat prosesi melahirkan.

Kehidupan awal

Catherine lahir pada tahun 1512, kemungkinan pada bulan Agustus.[3] Dia adalah anak tertua yang hidup sampai usia dewasa dari pasangan Thomas Parr dan Maud Green. Thomas Parr sendiri masih keturunan Raja Edward III. Catherine memiliki adik laki-laki, William, yang kemudian dinobatkan sebagai Marquess Northampton pertama. Dia juga memiliki adik perempuan yang bernama Anne, yang menjadi dayang istana bagi enam istri Henry VIII, termasuk pada masa Catherine sendiri. Thomas Parr adalah sekutu dekat Henry VIII dan dia diberi berbagai tanggung jawab dari Sang Raja. Maud Green sendiri adalah dayang dan teman dekat Permaisuri Katherine dari Aragon dan sangat mungkin nama Catherine Parr mengikuti nama Sang Permaisuri yang juga merupakan ibu baptisnya tersebut.[4] Thomas Parr meninggal saat Catherine masih sangat muda dan dia dekat dengan ibunya seiring saat beranjak dewasa.

Pendidikan awal Catherine sama dengan yang rata-rata diterima wanita dari keluarga kelas atas, tetapi dia tetap mengembangkan minat belajarnya sepanjang hidupnya. Dia fasih dalam bahasa Perancis, Latin, dan Italia, dan mulai belajar bahasa Spanyol setelah menjadi permaisuri.[5] Ada cerita bahwa Catherine kecil tidak menyukai menjahit dan sering berkata kepada ibunya bahwa tangannya tercipta untuk menyentuh mahkota, bukan jarum. Namun Linda Porter, penulis riwayat hidup Catherine, menyatakan bahwa cerita tersebut tidak berdasar.[6]

Lady Burgh; pernikahan pertama

Pada 1529, Catherine menikah dengan Edward Burgh, cucu dari Baron Burgh kedua yang juga bernama Edward. Penulis awal biografinya salah menuliskan bahwa Catherine menikah dengan Edward Burgh yang tua.[7][8] Setelah meninggalnya Edward tua pada Desember 1528, ayah mertua Catherine, Thomas Burgh, dipanggil ke istana sebagai Baron Burgh.[7] Edward Burgh muda kemungkinan berada dalam kesehatan yang buruk dan meninggal pada musim semi 1533 sebelum sempat mewarisi gelar ayahnya sebagai Baron Burgh.[7][9] Catherine tidak memiliki anak dari pernikahan pertamanya ini.

Lady Latimer

Setelah kematian suaminya, Catherine mungkin kemudian tinggal bersama Catherine Neville, janda dari Walter Strickland, sepupu Catherine Parr. Mereka tinggal di kediaman keluarga Strickland di Kastel Sizergh di Westmorland, Cumbria.[10] Pada musim panas 1534, Catherine menikah dengan sepupu sebuyut dari Catherine Neville, John Neville, Baron Latimer ketiga.

John Neville yang telah dua kali menduda berusia dua kali dari Catherine. Dari istri pertamanya, Dorothy de Vere, John memiliki satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Anak laki-lakinya juga bernama John dan yang perempuan bernama Margaret. Meski John mengalami kesulitan keuangan lantaran persengketaannya dengan saudaranya dalam mengklaim gelar Earl Warwick, Catherine sekarang memiliki rumahnya sendiri, suami yang memiliki kedudukan dan pengaruh di utara, dan gelar.[11]

John adalah pendukung Gereja Katolik dan menentang keputusan Raja Henry VIII untuk membatalkan pernikahannya dengan Katherine dari Aragon untuk menikahi Anne Boleyn. Pada Pemberontakan Lincolnshire Oktober 1536, para pemberontak Katolik mendatangi kediaman John dan mengancamnya bila dia tidak bergabung dengan mereka untuk menyambungkan kembali hubungan antara Inggris dan Roma. Catherine melihat saat suaminya turut dibawa keluar. Antara Oktober 1536 sampai April 1537, Catherine bersama anak-anak tirinya hidup dalam ketakutan dan berjuang untuk selamat. Sangat mungkin di masa-masa penuh ketidakpastian ini, penolakan Catherine terhadap gerakan pemberontakan menguat yang membuat dia lebih condong kepada reformasi Inggris.[11] Pada Januari 1537, Catherine ditahan bersama anak-anak tirinya di Kastel Snape, Yorkshire. Para pemberontak merangsek ke rumah dan mengirim pesan kepada John Neville untuk segera kembali dari London. Jika tidak, keluarganya akan segera dibunuh. Saat John pada akhirnya tiba, dia bicara dengan para pemberontak terkait pembebasan keluarganya, tetapi akibatnya terbukti justru membebani seluruh keluarga.[11]

Di sisi lain, Henry VIII dan Thomas Cromwell mendapat laporan yang simpang siur terkait keberpihakan John Neville, sebagai tawanan atau justru bersekongkol dengan para pemberontak. Sebagai pemberontak, dia dapat dinyatakan bersalah atas pengkhianatan terhadap Raja, mengorbankan lahannya, juga meninggalkan Catherine dan anak-anaknya tanpa uang sepeserpun. Sangat mungkin paman dan saudara Catherine, keduanya bernama William Parr, turut berperan menyelamatkan John dari hukuman Raja.[11]

Meski tidak dikenai dakwaan apapun, nama baik John telah tercemar sampai sisa hidupnya. Selama tujuh tahun berikutnya, John dan keluarganya tinggal di selatan. Selama beberapa tahun, Cromwell memeras John agar menuruti perintahnya. Hal itu terjadi sampai Cromwell dihukum mati pada 1540 lantaran kegagalannya terkait pernikahan Henry VIII dan Anne dari Cleves, dan itu membuat sebagian harga diri John kembali. Pada 1542, keluarga John tinggal di London karena John menghadiri parlemen. Catherine sendiri mengunjungi saudara William, dan saudarinya Anne yang menjadi dayang istana. Gaya hidup di istana sangat berbeda dengan gaya hidup lama Catherine dulu. Di London yang merupakan ibukota kerajaan, Catherine dapat menjumpai tren terbaru, baik dalam masalah agama maupun keduniaan, seperti mode dan perhiasan.[11]

Pada musim dingin 1542, kesehatan John Neville memburuk dan Catherine merawat suaminya hingga kematiannya pada 1543. Pada wasiatnya, Catherine menjadi wali bagi anak tirinya, Margaret, dan dipsrahi mengatur urusan-urusan John sampai putrinya beranjak dewasa. John meninggalkan kepada Catherine Manor Stowe dan beberapa properti lainnya. Catherine menjadi janda kaya dan menghadapi kemungkinan untuk meninggalkan ibukota dan kembali ke utara. Sangat mungkin dia berkabung secara tulus untuk suaminya. Catherine tetap menjaga Perjanjian Baru milik John yang terukir namanya sampai kematian Catherine sendiri.[11]

Dengan menggunakan hubungan dekat mendiang ibunya dan mendiang Permaisuri Katherine dari Aragon, Catherine Parr kemudian menjalin persahabatan dengan Mary, putri Raja Henry VIII dan Permaisuri Katherine dari Aragon. Catherine Parr sendiri pada akhirnya tergabung dengan rumah tangga Mary dan di sinilah Henry VIII, yang telah menduda sejak Permaisuri Catherine Howard dipenggal pada 1542, mulai menaruh perhatian padanya. Meski saat itu Catherine Parr sudah menjalin hubungan dengan Thomas Seymour, saudara dari mendiang Permaisuri Jane Seymour yang merupakan istri ketiga Henry, Catherine memandang bahwa sudah kewajibannya untuk mendahulukan lamaran Raja di atas hubungannya dengan Thomas. Catherine menikah dengan Raja Henry VIII pada tanggal 12 Juli 1543 di Istana Hampton Court. Dengan demikian, Catherine Parr menjadi istri keenam dan terakhir Henry dan Henry menjadi suami ketiga Catherine.

Rujukan

  1. ^ a b (Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 1. Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 596
  2. ^ (Inggris) William A’Beckett., A Universal Biography: Including scriptural, Clasical. London: Isaac, Tuckey, and Company, 1836, hal. 611
  3. ^ James 2012.
  4. ^ Porter 2011, hlm. 25.
  5. ^ Starkey 2004, hlm. 690.
  6. ^ Porter 2011, hlm. 37.
  7. ^ a b c Porter 2011.
  8. ^ Mosley 1 2003, hlm. 587.
  9. ^ James 2009, hlm. 60–63.
  10. ^ Richardson I 2011, hlm. 488.
  11. ^ a b c d e f James 2009, hlm. 61–73.
Inggris
Lowong
Terakhir dijabat oleh
Catherine Howard
Permaisuri Raja Inggris
12 Juli 1543 – 28 Januari 1547
Lowong
Selanjutnya dijabat oleh
Anne dari Denmark
Jabatan baru Permaisuri Raja Irlandia
12 Juli 1543 – 28 Januaiy 1547