Lompat ke isi

#2019GantiPresiden

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 April 2018 08.01 oleh Hanamanteo (bicara | kontrib) (+)

#2019GantiPresiden merupakan tagar yang diciptakan oleh politikus Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera

Latar belakang

#2019GantiPresiden diperkenalkan oleh politikus Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera dengan tujuan untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat;[1] pernyatan Mardani diperkuat dengan pernyataan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman.[2] Sebelumnya, sebuah gerakan bernama sama juga diluncurkan oleh Mardani di akun Twitter pribadinya pada 27 Maret 2018.[3] Mardani menyebutkan bahwa tagar ini meniru kesuksesan pemain Liverpool Mohamed Salah.[4] Mardani juga menyebut tagar ini merupakan antitesis dari kampanye pendukung Joko Widodo di media sosial.[5]

Dampak

Walaupun keterpilihan Joko Widodo masih tinggi, namun Mohammad Qodari menyebut peluang Joko memimpin kembali Indonesia masih kecil, membandingkan dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

#2019GantiPresiden mengilhami beberapa pihak untuk membuat atribut yang berkaitan semisal kaus dan gelang. Terdapat pedagang kaus #2019GantiPresiden di acara Rapat Kerja Nasional Bidang Hukum dan Advokasi DPP Gerindra di Hotel Sultan, Jakarta.[6] Beberapa pedagang hanya melayani pemesanan kaus tersebut lewat pemesanan karena topik yang dianggap sensitif.[7] Namun, beberapa pedagang lainnya menggelar dagangan mereka di toko daring semisal Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dan Lazada.[8]

Sejumlah tokoh juga menggunakan baju tersebut, misalkan Ahmad Dhani ketika menghadiri sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.[9] Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon menyatakan berminat untuk memiliki kaus #2019GantiPresiden.[10]

Sebuah spanduk bertuliskan #2019GantiPresiden sempat dipasang di Masjid Al-Amin, Sumatera Utara,[11] sebelum akhirnya dicopot oleh polisi dan pengurus masjid.[12]

Viralnya #2019GantiPresiden mengilhami oknum yang tak bertanggung jawab untuk membuat gambar palsu yang memperlihatkan Joko Widodo menggunakan baju bertuliskan #2019GantiPresiden.[13] Terdapat pemberitaan palsu yang menyebutkan seorang tukang becak menyerahkan becaknya kepada kepolisian karena terdapat atribut #2019GantiPresiden, Kapolda Sumatera Utara Paulus Waterpauw membantah pemberitaan ini.[14] Pernyataan serupa—dengan cakupan lebih luas—juga dinyatakan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Mohammad Iqbal.[15]

Beberapa orang memanfaatkan fenomena #2019GantiPresiden dengan mengungkapkan dukungan atas tagar tersebut secara verbal. Ketika Gubernur Jakarta Anies Baswedan sedang berpidato, seorang warga berteriak kepada Anies dengan tagar itu.[16] Sebuah video berdurasi 21 detik yang menampilkan seseorang berbicara tentang upaya mengganti presiden pada 2019 dengan mikrofon pada sebuah acara di Komisi Pemilihan Umum Daerah Jambi; KPUD Jambi mengklarifikasi bahwa saat itu merupakan saat perwakilan dari Partai Gerindra yang sedang menampilkan opera parodi.[17] Puluhan massa yang tergabung dalam Komunitas Pemuda Sayang Indonesia menyelenggarakan aksi damai yang berlangsung di Bundaran Universitas Gadjah Mada, Sleman, Yogyakarta.[18]

Terdapat gerakan yang mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengenakan kaus #2019GantiPresiden pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor 29 April 2018.[19]

Sindiran

Menanggapi fenomena tagar #2019GantiPresiden, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy mengusulkan tagar #Lanjutkan212, dengan perincian Joko Widodo telah memimpin Kota Surakarta selama 2 periode, memimpin Daerah Khusus Ibukota Jakarta selama satu periode,[note 1] dan sedang memimpin Indonesia. Romahurmuzy berharap Joko dapat memimpin satu periode lagi, menggenapkan usulan tagarnya.[21]

Pengamatan dan survei

Berdasarkan pengamatan dari Drone Emprit dari 1-10 April, terdapat 110.000 ribu mention untuk #2019GantiPresiden berbanding hanya 18.000 ribu mention untuk #Jokowi2Periode. Ini disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu pernyataan Joko Widodo dalam sebuah pidato yang menyebutkan bahwa kaos tak akan dapat menggantikan dirinya, #Jokowi2Periode yang tak digenjot jumlahnya oleh penyokong Joko−diikuti oleh kurangnya peran aktif dari pembentuk opini, #2019GantiPresiden memiliki kluster yang lebih besar oleh karena jumlah pendukung tagar yang lebih besar.[22]

Sebuah survei yang diselenggarakan oleh Viva lewat akun Twitter resminya memenangkan #2019GantiPresiden, berbanding 3:1 dengan #Jokowi2Periode.[23] Survei yang diselenggarakan oleh Media Survei Nasional menyebutkan bahwa 46,37% responden menginginkan Joko Widodo digantikan oleh tokoh lain pada 2019, sementara 45,22% responden menginginkan Joko kembali memimpin hingga 2024; 8,41% responden lainnya memilih tidak menjawab.[24] Survei yang sama juga memaparkan 66,7% responden menolak pemasangan Prabowo Subianto dan Joko Widodo.[25] Survei yang dikeluarkan oleh KedaiKopi menyebutkan 64,9% responden menginginkan presiden baru, sedangkan responden yang menginginkan Joko memimpin lagi hanya 35,1%.[26] Mengenai keterpilihan, survei yang sama dari Media Survei Nasional menyatakan keterpilihan Joko naik menjadi 36,2%, diikuti Prabowo Subianto turun menjadi 20,4%, dan Gatot Nurmantyo sebesar 7%;[27] walau demikian menurut pengamat politik dari Indo Barometer Mohammad Qodari, keterpilihan Joko haruslah 60% untuk memastikan Joko kembali memimpin Indonesia. Qodari membandingkan keadaan ini dengan presiden sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono yang berhasil mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sehingga berjaya mengalahkan Megawati Soekarnoputri dan memimpin selama 2 periode.[28]

Tanggapan

Joko Widodo (kiri) menyebut kaos tak akan dapat menggantikan dirinya, dibalas oleh Yusril Ihza Mahendra (kanan) dengan menyebut kaos tak akan menyebabkan seseorang menjadi presiden. Joko Widodo (kiri) menyebut kaos tak akan dapat menggantikan dirinya, dibalas oleh Yusril Ihza Mahendra (kanan) dengan menyebut kaos tak akan menyebabkan seseorang menjadi presiden.
Joko Widodo (kiri) menyebut kaos tak akan dapat menggantikan dirinya, dibalas oleh Yusril Ihza Mahendra (kanan) dengan menyebut kaos tak akan menyebabkan seseorang menjadi presiden.

Menjawab pertanyaan anggota Komisi II dari Fraksi PDIP Komarudin Watubun, Ketua Badan Pengawas Pemilu Abhan dan Ketua Komisi Pemilihan Umum Arief Budiman menyebutkan #2019GantiPresiden tak melanggar hukum disebutkan aturan khusus mengenai kampanye pilpres 2019 masih belum dibuat, sementara Staf Ahli Bidang Pemerintahan Kemendagri Suhajar Diantoro menilai #2019GantiPresiden secara etika tidak diperbolehkan jika bertujuan untuk kampanye.[29] Bertentangan dengan pernyataan dari Syarif Alkadrie, Ketua Umum Partai NasDem menyebut penggunaan #2019GantiPresiden terbilang wajar.[30] Sohibul Iman menyebut gerakan yang diluncurkan oleh kader partainya selaras dengan harapan masyarakat[31] dan mengaku senang atas tanggapan santai Joko Widodo.[32][33] Menanggapi Joko, Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra menyindir bahwa baju kotak-kotak tidak akan membuat seseorang menjadi presiden.[34] Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid optimis #2019GantiPresiden akan terealisasi mengingat Joko dinilai belum melaksanakan janji-janji semasa kampanye Pilpres 2014.[35] Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan DPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan fenomena #2019GantiPresiden adalah hal yang biasa, membandingkan dengan fenomena kampanye Joko untuk 2 periode.[36] Fadli Zon menilai #2019GantiPresiden bagus dan perlu didukung.[10] Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade menyatakan gerakan #2019GantiPresiden harus didukung dalam perspektif evaluasi terhadap pemerintah.[37] Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Habiburokhman menyebut Joko tak perlu memberikan respons berlebihan terhadap #2019GantiPresiden, menyebut persaingan dengan menggunakan tagar merupakan hal biasa.[38]

Presiden Joko Widodo menyebut bahwa kaos bertuliskan #2019GantiPresiden tak akan sanggup menggantikan dirinya, menyebut bahwa rakyat yang dapat mengganti dirinya, bila memang kehendak rakyat demikian;[39] tanggapan Joko didukung oleh Sohibul Iman.[32] Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Eva Kusuma Sundari menyebut fenomena tagar ini menyedihkan karena kampanye pilpres bahkan belum dimulai. Eva juga menyoroti perihal upaya dari partai oposisi untuk Joko Widodo yang semakin gencar.[40] Menanggapi maraknya kaos bertuliskan #2019GantiPresiden, politikus Partai Golongan Karya Ace Hasan Syadzily menyebut bahwa beredarnya kaos tersebut merupakan upaya untuk mendiskreditkan Joko, menyebutkan bahwa kinerja pemerintahan Joko dinilai rakyat sudah sangat memuaskan sebagaimana survei yang dikeluarkan oleh lembaga survei.[41] Sekretaris Fraksi Partai NasDem Syarif Alkadrie menyebut bahwa #2019GantiPresiden digunakan oleh orang-orang yang frustrasi dengan pemerintahan Joko Widodo.[42] Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Binsar Panjaitan menyebut bahwa #2019GantiPresiden hanyalah keinginan segelintir pihak yang ingin mengganti Joko,[43] merasa wajar dengan tanggapan Joko atas tagar tersebut.[44] Ruhut Sitompul meragukan gerakan #2019GantiPresiden akan benar-benar mengganti Joko, menilai PKS tak mampu mendepak Fahri Hamzah dari jabatan Wakil Ketua MPR, meski sudah memecat Fahri sejak 2016.[45] Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai #2019GantiPresiden bukan sebagai aspirasi, namun manuver politik, menyebut pihak oposisi tak dapat melakukan sesuatu ketika keterpilihan Joko tinggi.[46]

Dari kalangan non-politisi, Direktur Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial Rustam Ibrahim menyatakan dalam status di akun Twitter pribadinya bahwa banyak orang memelas agar Joko segera digantikan pada 2019, merasa tak tahan menderita sebagai oposisi.[47] Bersama #2019TetapJokowi, Ray Rangkuti menilai #2019GantiPresiden semestinya sudah mengarah kepada substansi.[48]

Catatan

  1. ^ Tampaknya maksud Romahurmuziy mengenai satu periode karier Joko sebagai Gubernur Jakarta mengacu pada masa kepemimpinan yang bermula pada 15 Oktober 2012—16 Oktober 2014, 2 tahun dari satu periode sesungguhnya. Djarot Saiful Hidayat menyebut bahwa dalam sejarah kepemimpinan Jakarta, 3 orang memimpin Jakarta dalam satu periode normal.[20]

Referensi

  1. ^ Aji, Muhammad Rosseno (4 April 2018). Hantoro, Juli, ed. "Politikus PKS Mardani Ali Sera Bikin Gerakan #2019GantiPresiden". Tempo. Diakses tanggal 11 April 2018. 
  2. ^ "Presiden PKS Sebut Inisiator Gerakan #2019GantiPresiden". Viva. 9 April 2018. Diakses tanggal 18 April 2018. 
  3. ^ Naren, Dian (penulis dan penyunting) (28 Maret 2018). "Sekjen PKS Mardani Ali Sera Canangkan Gerakan 2019 Ganti Presiden: Sah, Legal dan Konstitusional". Tribunnews. Diakses tanggal 11 April 2018. 
  4. ^ Ibrahim, Gibran Maulana (7 April 2018). "#2019GantiPresiden, PKS Belajar dari Bintang Liverpool Mo Salah". Detik. Diakses tanggal 18 April 2018. 
  5. ^ Hakim, Rakhmat Nur (4 April 2018). Wedhaswary, Inggried Dwi, ed. "Menurut PKS, Tagar "#2019GantiPresiden" Tak Langgar Hukum". Kompas. Diakses tanggal 23 April 2018. 
  6. ^ Agus, Feri (5 April 2018). "Kaus #2019GantiPresiden Laris di Acara Gerindra". CNN Indonesia. Diakses tanggal 21 April 2018. 
  7. ^ Fransisca, Maria (19 April 2018). Sugiharto, Jobpie, ed. "#2019GantiPresiden vs #2019OgahGantiPresiden di Tangan Fajri". Tempo. Diakses tanggal 19 April 2018. 
  8. ^ Ngazis, Amal Nur (14 April 2018). "Kaus #2019GantiPresiden Bertebaran di E-Commerce". Viva. Diakses tanggal 21 April 2018. 
  9. ^ Setiawan, Tri Susanto Setiawan (16 April 2018). Kistyarini, ed. "Tiba di PN Jaksel, Ahmad Dhani Pakai Kaus #2019GantiPresiden". Kompas. Diakses tanggal 17 April 2018. 
  10. ^ a b Akbar, Caesar (4 April 2018). Hantoro, Juli, ed. "Dukung Gerakan #2019GantiPresiden, Fadli Zon Ingin Cari Kausnya". Tempo. Diakses tanggal 21 April 2018. 
  11. ^ "Spanduk #2019GantiPresiden Terbesar". Rakyat Merdeka. 19 April 2018. Diakses tanggal 19 April 2018. 
  12. ^ Erlangga, Resi (19 April 2018). "Polisi Selidiki Spanduk Raksasa #2019GantiPresiden di Depan Masjid". Detik. Diakses tanggal 21 April 2018. 
  13. ^ Siregar, Edmiraldo (10 April 2018). "[Cek Fakta] Jokowi Pakai Kaos #2019GantiPresiden". Liputan 6. Diakses tanggal 13 April 2018. 
  14. ^ Anhari, Idham (24 April 2018). "Kapolda Sumut: Tidak Ada Perintah Sita Atribut #2019GantiPresiden". Rakyat Merdeka. Diakses tanggal 25 April 2018. 
  15. ^ Sohuturon, Martahan (24 April 2018). "Mabes Polri: Kami Tidak Larang Atribut #2019GantiPresiden". CNN Indonesia. Diakses tanggal 25 April 2018. 
  16. ^ "Bicara keadilan di Kampung Akuarium, Anies diteriaki '2019 Ganti Presiden'". Liputan 6. 14 April 2018. Diakses tanggal 23 April 2018 – via Merdeka. 
  17. ^ Andayani, Dwi (23 April 2018). "Viral '2019 Ganti Presiden' di Acara KPU Jambi, Ini Faktanya". Detik. Diakses tanggal 23 April 2018. 
  18. ^ Hadi, Usman (23 April 2018). "Ada Aksi '2019 Ganti Presiden' di Depan Kampus UGM". Detik. Diakses tanggal 25 April 2018. 
  19. ^ "29 April Pakai Kaus #2019GantiPresiden". JPNN. 24 April 2018. Diakses tanggal 25 April 2018. 
  20. ^ Michico, Nathania Riris (26 Mei 2017). "Djarot: Punya 3 Gubernur di 1 Periode, Jakarta Cetak Sejarah". Detik. Diakses tanggal 18 April 2018. 
  21. ^ Hakim, Rakhmat Nur (4 April 2018). Meiliana, Diamanty, ed. "Muncul Tagar #2019GantiPresiden, PPP Usul Tagar #Lanjutkan212". Kompas. Diakses tanggal 18 April 2018. 
  22. ^ Ngazis, Amal Nur (11 April 2018). "#2019GantiPresiden Kalahkan #Jokowi2Periode". Viva. Diakses tanggal 13 April 2018. 
  23. ^ Wicaksono, Bayu Adi (13 April 2018). "Hasil Poling VIVA: #Jokowi2Periode Vs #2019GantiPresiden". Viva. Diakses tanggal 21 April 2018. 
  24. ^ Ihsanuddin (16 April 2018). Galih, Bayu, ed. "Survei Median: 46 Persen Ingin Presiden Baru, 45 Persen Mau Jokowi 2 Periode". Kompas. Diakses tanggal 17 April 2018. 
  25. ^ Putri, Parastiti Kharisma (16 April 2018). "Survei Median: Mayoritas Pendukung Tolak Prabowo Duet dengan Jokowi". Detik. Diakses tanggal 19 April 2018. 
  26. ^ Pryanka, Adinda; Hermawan, Bayu (red.) (17 April 2018). "Pengamat: Marak Tagar #2019GantiPresiden, Hal yang Wajar". Republika. Diakses tanggal 18 April 2018.  templatestyles stripmarker di |first2= pada posisi 6 (bantuan)
  27. ^ Putri, Parastiti Kharisma (16 April 2018). "Survei Median: Jokowi Naik, Prabowo Turun, Gatot Nurmantyo 7%". Detik. Diakses tanggal 17 April 2018. 
  28. ^ Pryanka, Adinda; Saubani, Andri (red.) (17 April 2018). "Elektabilitas Belum Aman, Jokowi Harus Tingkatkan Kinerja". Republika. Diakses tanggal 18 April 2018.  templatestyles stripmarker di |first2= pada posisi 7 (bantuan)
  29. ^ Putri, Parastiti Kharisma (9 April 2018). "Gerakan #2019GantiPresiden Melanggar? Ini Penjelasan Bawaslu". Detik. Diakses tanggal 13 April 2018. 
  30. ^ "Ketum NasDem Surya Paloh cuek soal gerakan #2019gantipresiden". Merdeka. 8 April 2018. Diakses tanggal 13 April 2018. 
  31. ^ Ibrahim, Gibran Maulana (13 April 2018). "Kala Presiden PKS Bicara #2019GantiPresiden". Detik. Diakses tanggal 17 April 2018. 
  32. ^ a b Vebriyanto, Widian (8 April 2018). "Presiden PKS Setuju Jokowi, Kaos Tidak Bisa Ganti Presiden". Rakyat Merdeka. Diakses tanggal 18 April 2018. 
  33. ^ Ramadhan, Bilal (red.) (9 April 2018). "Sohibul Senang Lihat Respons Jokowi Soal #2019GantiPresiden". Republika. Diakses tanggal 18 April 2018.  templatestyles stripmarker di |first1= pada posisi 7 (bantuan)
  34. ^ Fadhil, Haris (9 April 2018). "Yusril Balas Jokowi: Masak Baju Kotak-kotak Bisa Bikin Jadi Presiden". Detik. Diakses tanggal 17 April 2018. 
  35. ^ Fernandez, Wem (17 April 2018). Febriana, Bernadetta, ed. "HNW Optimis #2019gantipresiden Bisa Terealisasi". Gatra. Diakses tanggal 18 April 2018. 
  36. ^ Triyogo, Arkhelaus Wisnu (5 April 2018). Amirullah, ed. "#2019GantiPresiden Dianggap Sama dengan Kampanye Dua Periode". Tempo. Diakses tanggal 21 April 2018. 
  37. ^ Agus, Feri (6 April 2018). "Gerindra: Gerakan #2019GantiPresiden Harus Didukung". CNN Indonesia. Diakses tanggal 21 April 2018. 
  38. ^ Hamdi, Imam (9 April 2018). Chairunnisa, Ninis, ed. "Ada #2019GantiPresiden, Gerindra Minta Jokowi Jangan Baper". Tempo. Diakses tanggal 23 April 2018. 
  39. ^ "#2019GantiPresiden, Jokowi: Masak Kaos Bisa Ganti Presiden?". Republika. 8 April 2018. Diakses tanggal 13 April 2018. 
  40. ^ Retaduari, Elza Astari (3 April 2018). "Viral #2019GantiPresiden, PDIP: Menyedihkan!". Detik. Diakses tanggal 11 April 2018. 
  41. ^ Zhacky, Mochamad (3 April 2018). "Beredar Kaos #2019GantiPresiden, Golkar: Upaya Jatuhkan Jokowi". Detik. Diakses tanggal 11 April 2018. 
  42. ^ Maharani, Tsarina (3 April 2018). "Viral Kaus #2019GantiPresiden, NasDem: Upaya Orang Frustrasi". Detik. Diakses tanggal 13 April 2018. 
  43. ^ Fadhil, Haris (8 April 2018). "Luhut: #2019GantiPresiden Hanya Keinginan Segelintir Orang". Detik. Diakses tanggal 19 April 2018. 
  44. ^ Satrio, Arie Dwi (8 April 2018). "Isu #2019GantiPresiden, Luhut: Sah-Sah Saja Presiden Jengkel". Okezone. Diakses tanggal 19 April 2018. 
  45. ^ Aji, Muhammad Rosseno (4 April 2018). Hantoro, Juli, ed. "Ada #2019GantiPresiden, Ruhut: PKS Mau Ganti Fahri Aja Gak Bisa". Tempo. Diakses tanggal 21 April 2018. 
  46. ^ Triyogo, Arkhelius Wisnu (10 April 2018). Hantoro, Juli, ed. "Kata Sekjen PDIP Soal Gerakan #2019GantiPresiden". Tempo. Diakses tanggal 23 April 2018. 
  47. ^ Niqmah, Lailatun (penulis dan penyunting) (17 April 2018). "Rustam Ibrahim: Banyak yang Memelas Memohon #2019GantiPresiden, Tak Tahan Menderita Jadi Oposisi". Tribunnews. Diakses tanggal 18 April 2018. 
  48. ^ Hamdi, Imam (21 April 2018). Wibowo, Kukuh S., ed. "#2019GantiPresiden Vs #2019TetapJokowi, Pengamat: Harus Substansi". Tempo. Diakses tanggal 23 April 2018. 

[[Kategori:Fenomena internet]] [[Kategori:Joko Widodo]]