Lompat ke isi

Rumpun Apokayan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Suku Dayak Apokayan
Seorang kepala suku Dayak Punan
Daerah dengan populasi signifikan
Kalimantan Timur: 30.000'.
Sarawak:
13.400.
Kalimantan Barat
Bahasa
Bahasa Dayak, Melayu, Indonesia
Agama
Kaharingan, Kristen
Kelompok etnik terkait
Kenyah
Kayan

Rumpun Apokayan adalah salah satu rumpun suku Dayak yang tersebar di Serawak, Kalimantan Timur,Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat.[1][2] Rumpun suku Apokayan berawal dari pinggiran Sungai Kayan, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.[3] Menurut legenda pada masyarakat Dayak Apokayan, orang Kayan merupakan cikal bakal dari semua suku-suku kecil dayak yang berada di sepanjang sungai Kayan.[4] Terdapat kurang lebih 64.900 jiwa yang saat ini dirumpun suku dayak Apokayan.[3]

Adapun Suku-suku dayak yang termasuk dalam rumpun Apokayan adalah:

  1. Suku Dayak Kayan
  2. Suku Dayak Kenyah
  3. Suku Dayak Bahau

3 Suku Dayak tersebut masih lagi terpecah menjadi 60 sub-sub suku yang tersebar pada 60 lokasi pemukiman yang ada di Kalimantan dan menjadi sub-sub suku paling kecil (Sedatuk), yang masih memiliki silsilah secara keluarga.[1] Adapun sub suku-suku Dayak yang termasuk rumpun Apokayan adalah:[5] Terdapat kurang lebih 64.900 jiwa yang saat ini dirumpun suku dayak Apokayan.[3]

Letak Geografis

Secara geografis Apo Kayan dapat juga diartikan sebagai dataran tinggi yang berada di Perbatasan Kalimantan Timur dan Serawak.[6] Termasuk dalam Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur. Daerah ini memiliki ketinggian antara 450 sampai 1.700 meter diatas permukaan laut.[6] Kini daerah Apokayan banyak dipromosikan oleh Dinas Pariwisata pemerintahan setempat, serta para agen-agen perjalanan wisata. Menawarkan destinasi wisata yang tergolong daerah terpencil menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.[7]

Adat Budaya

Keunikan masyarakat Suku Dayak Apokayan adalah, baik laki-laki maupun perempuan, memakai anting dan memiliki tato di kaki dan tangan.[8] Menurut kepercayaan leluhur, anting menandakan perbedaan antara manusia dan binatang.[8] Sementara, tato menandakan perbedaan derajat hidup. Menurut mereka, semakin banyak guratan tato di tubuh, semakin tinggi tingkat sosial di masyarakat.[8] Namun, saat ini, tradisi memakai anting dan tato mulai ditinggalkan oleh generasi muda Suku Apokayan. Pasalnya, mereka merasa malu berada di tengah kemajuan zaman jika menerapkan tradisi tersebut.[8]

Suku Dayak Kenyah

Dayak Kenyah terdiri dari 24 suku kecil:[1]

1 Kenyah 13 Lepo Tau
2 Kenyah Bauh 14 Lepo Jalan
3 Lepo Payah 15 Lepo Bam
4 Uma Klap 15 Lepo Tukung
5 Nyibung (Saban) 17 Lepo Aga
6 Lepo Maut 18 Lepo Bakung
7 Ma Long 19 Baka
8 Ma Alim 20l Lepo Lepo
9 Lepo Ko 21 Lepo Lisan
10 Ma Badang 22 Lepo Kayan
11 Ulun Nerau 23 Ngure/Urik
12 Ulun 24 Lepo Kulit

Suku Dayak Kayan

Dayak Kayan terdiri dari 10 suku kecil:[1]

1 Uma Pliau 6 Uma Daru
2 Uma Puh 7 Uma Paku
3 Uma Samuka 8 Uma Bawang
4 Uma Naving 9 Uma Juman
5 Uma Lasung 10 Uma Leken

Suku Dayak Bahau

Dayak Bahau terbagi lagi menjadi 26 suku kecil:[1]

1 Saputan 14 Ma Lowang
2 Pnihing 15 Ma Aging
3 Kayan 16 Ma Pagung
4 Long Glat 17 Ma Bau/Uban
5 Ma Suling 18 Uvan Dali
6 Long Mai 19 Bahau
7 Uma Lohat 20 Uwang Hurai
8 Hwang Ana 21 Uvang Mekan
9 Hwang Tring 22 Uvang Boh
10 Segai 23 Uvang Sirap
11 Modang 24 Uma Mehak
12 Melarang 25 Uma Teliba
13 Ma Belur 26 Tunjung Linggal

Referensi

  1. ^ a b c d e Tjilik Riwut, (1979). Kalimantan Membangun. Jayakarta Agung Offset. Hal. 234
  2. ^ Marcus AS, (1997). Kehidupan Suku Dayak Apokayan. Ambon: Lontar Patimura. Hal. 23-27
  3. ^ a b c Indanesia.com Laman Introduction to Apokayan Diakses 23 Maret 2015.
  4. ^ "Suku Dayak Apokayan". Proto Malayan. Diakses tanggal 23 Maret 2015. 
  5. ^ "Dayak Apokayan". Huma Betang. Diakses tanggal 23 Maret 2015. 
  6. ^ a b "Pengertian Arti Apokayan". Arti Pengerian.info. Diakses tanggal 5 April 2015. 
  7. ^ "Apokayan Destination". Oociteis.org. Diakses tanggal 5 April 2015. 
  8. ^ a b c d "Tradisi Suku Dayak Apokayan Mulai Menghilang". Liputan6.com. Diakses tanggal 5 April 2015.