Pengguna:Hysocc/Buku/Hidrokarbon dan Turunan Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa yang konstituen utamanya adalah hidrogen dan karbon. Hidrokarbon membentuk sebagian besar dari bahan bakar yang digunakan di muka bumi. Minyak bumi dan gas alam yang ditambang dari dalam perut bumi hingga bahan bakar nabati mengandung hidrokarbon dalam jumlah besar.
Secara umum, hidrokarbon terbagi menjadi:
- Hidrokarbon alifatik
- yaitu hidrokarbon yang tidak melingkar.
- Hidrokarbon alisiklik
- yaitu hidrokarbon yang melingkar.
Dari hidrokarbon alifatik, kita bisa membagi lagi menjadi tiga golongan, yaitu:
- Alkana
- hidrokarbon tanpa ikatan rantai rangkap
- Alkena
- hidrokarbon dengan ikatan rantai rangkap ganda
- Alkuna
- hidrokarbon dengan ikatan rantai rangkap tiga
Hidrokarbon alisiklik pun dapat dibagi menjadi dua golongan utama:
- Sikloalkana
- hidrokarbon siklik tanpa rantai ikatan rangkap
- Aromatik
- hidrokarbon siklik dengan rantai ikatan rangkap sedemikian rupa sehingga bentuk molekulnya datar
-
Hidrokarbon alifatik alkana (oktana)
-
Hidrokarbon alisiklik sikloalkana (siklooktana)
-
Alkena (etena)
-
Alkuna (etuna)
-
Hidrokarbon aromatik (benzena)
Alkana
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon yang paling umum digunakan oleh manusia. Disebut dengan hidrokarbon jenuh, karena tidak memiliki ikatan rangkap di antara atom karbonnya. Metana merupakan alkana yang paling sederhana yang mengandung satu atom karbon. Jika ia memiliki lebih dari satu atom karbon, ia akan memiliki nama berbeda, yang digambarkan dengan tabel di bawah ini:
Alkana | Formula | Titik didih [°C] | Titik lebur [°C] | Wujud |
Metana | CH4 | −162 | −182 | gas |
Etana | C2H6 | −89 | −183 | gas |
Propana | C3H8 | −42 | −188 | gas |
Butana | C4H10 | 0 | −138 | gas |
Pentana | C5H12 | 36 | −130 | cair |
Heksana | C6H14 | 69 | −95 | cair |
Heptana | C7H16 | 98 | −91 | cair |
Oktana | C8H18 | 126 | −57 | cair |
Nonana | C9H20 | 151 | −54 | cair |
Dekana | C10H22 | 174 | −30 | cair |
Undekana | C11H24 | 196 | −26 | cair |
Dodekana | C12H26 | 216 | −10 | cair |
Pentadekana | C15H32 | 270 | 10-17 | cair |
Heksadekana | C16H34 | 287 | 18 | cair |
Ikosana | C20H42 | 343 | 37 | padat |
Triakontana | C30H62 | 450 | 66 | padat |
Tetrakontana | C40H82 | 525 | 82 | padat |
Pentakontana | C50H102 | 575 | 91 | padat |
Heksakontana | C60H122 | 625 | 100 | padat |
Tata nama senyawa alkana
- Alkana yang tidak bercabang disebut dengan normal-alkana (disingkat dengan n-alkana). Contoh:
- Untuk alkana yang bercabang:
- Rantai C terpanjang adalah rantai utama.
- Atom-atom C yang tidak masuk ke dalam rantai utama disebut sebagai cabang alkil. Jika alkil yang sama ada lebih dari satu, diberikan tambahan di-, tri-, tetra-, penta-, dan seterusnya. Contoh jika ada dua metil diberi nama dimetil.
- Penomoran selalu dimulai dari C yang terdekat dengan cabang.
- Pemberian cabang alkil mengikuti nomor atom C yang tersebut di atas.
- Urutan pemberian nama: x-alkil alkana
- dengan x adalah lokasi nomor di mana alkil berada. Jika cabang lebih dari satu, nomor alkil dipisah dengan koma.
- Untuk nama alkil, mengikuti nama alkana, dengan mengganti akhiran -ana dengan -il. Contoh:
- CH4 (metana) menjadi CH3 (metil)
- C2H6 (etana) menjadi C2H5 (etil)
- dst...
Alkena
Alkena adalah hidrokarbon non-siklik yang memiliki ikatan rantai ganda antar karbon. Karena pada antar karbon sudah berikatan ganda, sehingga jumlah "lengan" yang tersisa dari karbon tersebut adalah 2, yang dapat dipakai untuk berikatan dengan atom hidrogen maupun karbon lainnya. Maka dari itu, jumlah atom hidrogennya pun akan lebih sedikit dibandingkan alkana pada jumlah atom karbon yang sama. Misal pada alkana, C2H6 disebut etana, namun pada alkena C2H4 disebut dengan etena.
Tata nama senyawa alkena
- Alkena yang tidak bercabang disebut dengan normal-alkena (disingkat dengan n-alkena). Contoh:
- Untuk alkena yang bercabang:
- Rantai C yang terpanjang dan memiliki ikatan ganda adalah rantai utama bersama dengan lokasi ikatan rantai gandanya.
- Lokasi ikatan rantai ganda ditulis sebelum nama alkena. Misal, jika ikatan rantai gandanya terletak antara C pertama dan kedua, maka namanya disebut dengan 1-alkena.
- Jika ikatan rantai gandanya lebih dari satu, tambahkan di-, tri-, tetra- dan seterusnya sebelum akhiran -ena. Contoh 1,2-butadiena memiliki ikatan rantai ganda antara C pertama dan kedua serta antara C kedua dan ketiga.
- Aturan lainnya terkait cabang mengikuti penamaan alkana
Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon non-siklik yang memiliki ikatan rantai rangkap tiga antar karbon. Karena pada antar karbon sudah berikatan rangkap tiga, sehingga jumlah "lengan" yang tersisa dari karbon tersebut adalah 1, yang dapat dipakai untuk berikatan dengan atom hidrogen maupun karbon lainnya. Maka dari itu, jumlah atom hidrogennya pun akan lebih sedikit dibandingkan alkana maupun alkena pada jumlah atom karbon yang sama. Misal pada alkana, C2H6 disebut etana, namun pada alkena C2H2 disebut dengan etuna.
Tata nama senyawa alkuna
- Alkuna yang tidak bercabang disebut dengan normal-alkuna (disingkat dengan n-alkuna). Contoh:
- Untuk alkuna yang bercabang:
- Rantai C yang terpanjang dan memiliki ikatan rangkap tiga adalah rantai utama bersama dengan lokasi ikatan rantai rangkap tiganya.
- Lokasi ikatan rantai rangkap tiga ditulis sebelum nama alkuna. Misal, jika ikatan rantai rangkap tiganya terletak antara C pertama dan kedua, maka namanya disebut dengan 1-alkuna.
- Jika ikatan rantai rangkap tiganya lebih dari satu, tambahkan di-, tri-, tetra- dan seterusnya sebelum akhiran -una. Contoh 1,3-butadiuna (C4H2) memiliki ikatan rantai rangkap tiga antara C pertama dan kedua serta antara C ketiga dan keempat.
- Aturan lainnya terkait cabang mengikuti penamaan alkana
Senyawa turunan hidrokarbon
Senyawa turunan hidrokarbon adalah senyawa yang diturunkan dari reaksi antara hidrokarbon dengan gugus fungsi.
Senyawa turunan karbon diantaranya:
- Haloalkana dengan gugus fungsi halogen
- Alkohol dengan gugus fungsi -OH
- Eter dengan gugus fungsi -O-
- Aldehida dengan gugus fungsi -COH
- Keton dengan gugus fungsi -CO
- Asam karboksilat dengan gugus fungsi -COOH
- Ester dengan gugus fungsi -COO-
Dalam rumus molekul, gugus fungsi umumnya digambarkan bersama dengan gugus fungsi alkil, yang disimbolkan dengan . Gugus fungsi alkil adalah senyawa hidrokarbon yang telah kehilangan satu atom hidrogennya. Contoh gugus fungsi alkil adalah metil (CH3) yang diturunkan dari metana (CH4).
-
Gugus fungsi alkohol
-
Gugus fungsi eter
-
Gugus fungsi aldehida
-
Gugus fungsi keton
-
Gugus fungsi asam karboksilat
-
Gugus fungsi ester
Aturan penamaan alkanol (alkohol)
- Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -ol. Gugus alkohol dianggap sebagai cabang
- Posisi cabang dan gugus alkohol ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus alkohol memiliki nomor kecil.
- Jika terdapat lebih dari satu gugus alkohol, maka diberi sisipan -di-, -tri-, -tetra- sebelum -ol.
-
2-propanol
karena gugus alkohol berada di atom C nomor 2 -
1-propanol
karena gugus alkohol berada di atom C nomor 1 -
1,2-propanadiol
karena ada dua gugus alkohol dan terletak di atom C nomor 1 dan 2 -
Etanadiol
tidak perlu diberi nomor, karena kedua gugus alkohol tidak akan berada di nomor atom C selain 1 dan 2.
Aturan penamaan alkoksi alkana (eter)
- Didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus eter. Rantai utama adalah gugus karbon terpanjang. Gugus karbon yang lebih pendek dianggap cabang, diberi akhiran -oksi.
- Posisi cabang dan gugus eter ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus eter memiliki nomor kecil.
- Gugus eter selalu ditulis paling awal daripada cabang.
-
Metoksi etana.
Karena yang terpendek merupakan alkana 1C (metana), sehingga metana menempel dengan akhiran -oksi
Aturan penamaan alkanal (aldehida)
- Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -al. Gugus aldehida dianggap cabang, namun atom karbonnya dihitung sebagai rantai utama.
- Posisi cabang ditentukan dengan penomoran rantai utama. Atom karbon gugus aldehida dihitung sebagai rantai utama dan selalu menjadi atom karbon nomor 1. Gugus aldehida tidak diberi nomor.
-
Etanal, atau asetaldehida,
karena hanya ada dua atom C
Aturan penamaan alkanon (keton)
- Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -on. Gugus keton dianggap sebagai cabang, dan atom karbonnya dihitung sebagai rantai utama.
- Posisi cabang dan gugus keton ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus keton memiliki nomor kecil.
- Atom C dari gugus keton dihitung dalam rantai utama.
-
Propanon,
karena rantai utama memiliki tiga C (termasuk gugus ketonnya) -
Butanon,
karena rantai utama memiliki empat C -
3-metil 2-butanon
karena rantai utama memiliki 4 C, gugus keton terletak di C nomor 2, dan cabang metil di C nomor 3
Aturan penamaan asam alkanoat (asam karboksilat)
- Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi kata asam di depan dan akhiran -oat. Gugus karboksil dianggap cabang, namun atom karbonnya dihitung sebagai rantai utama.
- Posisi cabang ditentukan dengan penomoran rantai utama. Atom karbon gugus karboksil dihitung sebagai rantai utama dan selalu menjadi atom karbon nomor 1.
-
Asam etanoat,
karena ada 2 C (etana) -
Asam metanoat,
karena hanya ada 1 C (metana)
Aturan penamaan alkil alkanoat (ester)
- Penamaan didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus ester. Gugus karbon yang berikatan dengan C dari gugus ester adalah rantai utama dan diberi akhiran -oat. Gugus karbon yang berikatan dengan O dari gugus ester dianggap sebagai cabang dan namanya diletakkan di depan.
- Posisi cabang pada rantai utama ditentukan dengan penomoran rantai utama. Atom karbon gugus ester dihitung sebagai rantai utama dan selalu menjadi atom karbon nomor 1.
-
Metil metanoat
karena sisi yang diapit 2 atom O adalah 1C (metana), sedangkan sisi lainnya juga 1C (metana)
Aturan penamaan haloalkana
- Penamaan didasarkan atas rantai utama. Halogen dianggap cabang dan diberi akhiran -o.
- Posisi cabang dan halogen ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga halogen memiliki nomor kecil. Jika terdapat lebih dari satu jenis halogen, maka prioritas penomoran adalah dari yang memiliki massa atom terendah.
- Cabang dengan halogen sejenis cukup ditulis sekali dengan awalan indeks di-, tri-, tetra-, dan seterusnya.
- Jika terdapat lebih dari satu jenis cabang, maka urutan penamaan cabang diurut berdasarkan abjad dalam namanya di tabel periodik.
Hubungan nama trivial dan nama IUPAC
Nama trivial adalah nama yang umum digunakan dalam perdagangan dan bentuknya lebih sederhana dari penamaan sistematis IUPAC. Berikut adalah table konversi penamaan trivial berdasarkan jumlah karbon pada rantainya.
Jumlah atom C | Nama trivial | Contoh | Jumlah atom C | Nama trivial | Contoh |
---|---|---|---|---|---|
1 | form- | Formaldehida | 6 | kapro- | Asam kaproat |
2 | aset- | Asam asetat | 7 | enant- | Enantil alkohol |
3 | propio- | Asam propionat | 8 | kapril- | Kaprilaldehilda |
4 | butil- atau butir- | Butil alkohol | 9 | pelargon- | Pelargonaldehida |
5 | amil- atau valer- | Asam valerat | 10 | kapr- | Kapraldehida |
Benzena
Benzena adalah senyawa hidrokarbon berbentuk cincin melingkar dengan rumus molekul C6H6. Benzena secara alami terdapat di minyak bumi. Benzena berwujud cair, tidak berwarna, namun sangat mudah terbakar. Benzena terdapat pada bahan bakar beroktan tinggi dan merupakan bahan baku berbagai jenis industri. Benzena bersifat karsinogenik.
-
Struktur molekul benzena
-
Simplifikasi struktur benzena di samping
-
Model 3D benzena
Salah satu produk berbasis benzena yang terkenal adalah parasetamol, obat sakit kepala yang merupakan singkatan dari para-asetilaminofenol. Parasetamol merupakan molekul benzena yang memiliki rantai asetilamino dan gugus alkohol (-OH) pada posisi yang berseberangan. Asetil adalah nama trivial dari gugus keton dengan 2C (COCH3), sedangkan amino memiliki rumus molekul NH2. Pada asetilamino, satu atom hidrogen dari amino digantikan oleh rantai keton.
-
Struktur parasetamol
Sesuai dengan sifat atom karbon, atom hidrogen dari benzena dapat diganti dengan atom lain sehingga membentuk senyawa yang berbeda. Variasinya bisa sangat banyak, sehingga penerapan benzena sangatlah luas. Berikut adalah beberapa senyawa turunan dari benzena.
Metilbenzena
Metilbenzena (atau lebih dikenal dengan nama toluena) adalah benzena dengan satu molekul metil menggantikan posisi atom hidrogen dari benzena. Metilbenzena digunakan secara luas sebagai pelarut dan bahan baku industri petrokimia. Bahan bakar mobil F1 menggunakan campuran metilbenzena untuk meningkatkan angka oktan. Trinitrotoluena (disingkat TNT, bahan peledak), poliuretan, serta thinner merupakan contoh produk yang dibuat dari metilbenzena.
-
Struktur metilbenzena
-
TNT
Etilbenzena
Etilbenzena adalah benzena dengan rantai etil (C2H5) menggantikan satu atom hidrogen pada benzena. Etilbenzena merupakan bahan intermediet (setengah jadi) dari produksi polistirena.
-
Struktur etilbenzena
-
Cangkir polistirena
Dimetilbenzena
Dimetilbenzena (atau lebih dikenal dengan istilah xilena) adalah benzena dengan dua molekul metil menggantikan dua atom hidrogen pada benzena. Posisi relatif antara kedua atom metil menentukan sifat dari dimetilbenzena. Dimetilbenzena merupakan bahan baku botol plastik (PET), botol yang banyak digunakan untuk mengemas air minum dalam kemasan.
-
1,2-dimetilbenzena, atau orto-xilena
-
1,3-dimetilbenzena, atau meta-xilena
-
1,4-dimetilbenzena, atau para-xilena
-
Botol plastik PET
Turunan metilbenzena lainnya
-
1,2,3-trimetilbenzena
-
1,2,4-trimetilbenzena
-
1,3,5-trimetilbenzena
-
1,2,3,4-tetrametilbenzena
-
1,3,4,5-tetrametilbenzena
-
1,2,4,5-tetrametilbenzena
-
Pentametilbenzena
-
Heksaametilbenzena
Benzenol
Benzenol, atau yang lebih dikenal dengan nama fenol, merupakan benzena dengan gugus alkohol menggantikan atom hidrogen dari benzena. Benzenol berwujud padat yang mudah mencair. Sekitar dua per tiga dari produksi benzenol dunia digunakan dalam produksi plastik bakelit dan serat sintetis nilon. Dalam jumlah kecil, benzenol juga dipakai dalam pembuatan kosmetik dan obat. Penamaan benzenol mengikuti aturan penamaan alkanal, di mana jika terdapat dua atau lebih gugus alkohol, ditambahkan sisipan -di-, -tri-, hingga -heksa-.
-
Kristal benzenol
-
Benzenol
-
1,2-benzenadiol atau orto-fenol
-
1,3-benzenadiol atau meta-fenol
-
1,4-benzenadiol atau para-fenol
-
1,2,3-benzenatriol
-
1,2,4-benzenatriol
-
1,3,5-benzenatriol
Benzenamina
Benzenamina, atau yang lebih dikenal dengan nama anilina, merupakan benzena dengan gugus amina (NH2). Benzenamina merupakan cairan yang berwarna jernih kekuningan dan berbau menyengat. Benzenamina sebagian besar digunakan sebagai bahan baku produksi polimer poliuretan, pemrosesan karet, pigmen biru indigo, dan herbisida. Benzenamina relatif mudah terbakar.
-
Benzenamina