Pengguna:Hysocc/Buku/Hidrokarbon dan Turunan Hidrokarbon

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hidrokarbon dan Turunan Hidrokarbon
Hydrocarbon and Its Derivatives
Ini adalah buku pengguna yang merupakan koleksi artikel yang dapat dengan mudah dirender secara elektronik, dan dipesan sebagai buku cetak. Jika Anda pembuat buku ini, dan memerlukan bantuan, silakan lihat Bantuan:Buku.

Sunting buku ini: Pembuat buku · Teks wiki
Pilih format untuk diunduh:
Pesan buku tercetak dari penerbit berikut: PediaPress
Tentang ] [ Lanjutan ] [ FAQ ] [ Umpan balik ] [ Bantuan ] [ ProyekWiki ] [ Perubahan terbaru ]
Pengilangan minyak menghasilkan sebagian besar hidrokarbon yang digunakan di dunia ini

Hidrokarbon adalah senyawa yang konstituen utamanya adalah hidrogen dan karbon. Hidrokarbon membentuk sebagian besar dari bahan bakar yang digunakan di muka bumi. Minyak bumi dan gas alam yang ditambang dari dalam perut bumi hingga bahan bakar nabati mengandung hidrokarbon dalam jumlah besar.

Secara umum, hidrokarbon terbagi menjadi:

Hidrokarbon alifatik
yaitu hidrokarbon yang tidak melingkar.
Hidrokarbon alisiklik
yaitu hidrokarbon yang melingkar.

Dari hidrokarbon alifatik, kita bisa membagi lagi menjadi tiga golongan, yaitu:

  • Alkana
hidrokarbon tanpa ikatan rantai rangkap
  • Alkena
hidrokarbon dengan ikatan rantai rangkap ganda
  • Alkuna
hidrokarbon dengan ikatan rantai rangkap tiga

Hidrokarbon alisiklik pun dapat dibagi menjadi dua golongan utama:

  • Sikloalkana
hidrokarbon siklik tanpa rantai ikatan rangkap
  • Aromatik
hidrokarbon siklik dengan rantai ikatan rangkap sedemikian rupa sehingga bentuk molekulnya datar

Alkana[sunting | sunting sumber]

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon yang paling umum digunakan oleh manusia. Disebut dengan hidrokarbon jenuh, karena tidak memiliki ikatan rangkap di antara atom karbonnya. Metana merupakan alkana yang paling sederhana yang mengandung satu atom karbon. Jika ia memiliki lebih dari satu atom karbon, ia akan memiliki nama berbeda, yang digambarkan dengan tabel di bawah ini:

Alkana Formula Titik didih [°C] Titik lebur [°C] Wujud
Metana CH4 −162 −182 gas
Etana C2H6 −89 −183 gas
Propana C3H8 −42 −188 gas
Butana C4H10 0 −138 gas
Pentana C5H12 36 −130 cair
Heksana C6H14 69 −95 cair
Heptana C7H16 98 −91 cair
Oktana C8H18 126 −57 cair
Nonana C9H20 151 −54 cair
Dekana C10H22 174 −30 cair
Undekana C11H24 196 −26 cair
Dodekana C12H26 216 −10 cair
Pentadekana C15H32 270 10-17 cair
Heksadekana C16H34 287 18 cair
Ikosana C20H42 343 37 padat
Triakontana C30H62 450 66 padat
Tetrakontana C40H82 525 82 padat
Pentakontana C50H102 575 91 padat
Heksakontana C60H122 625 100 padat

Tata nama senyawa alkana[sunting | sunting sumber]

  • Alkana yang tidak bercabang disebut dengan normal-alkana (disingkat dengan n-alkana). Contoh:
C4 dengan rantai lurus disebut dengan n-butana
  • Untuk alkana yang bercabang:
    1. Rantai C terpanjang adalah rantai utama.
    2. Atom-atom C yang tidak masuk ke dalam rantai utama disebut sebagai cabang alkil. Jika alkil yang sama ada lebih dari satu, diberikan tambahan di-, tri-, tetra-, penta-, dan seterusnya. Contoh jika ada dua metil diberi nama dimetil.
    3. Penomoran selalu dimulai dari C yang terdekat dengan cabang.
    4. Pemberian cabang alkil mengikuti nomor atom C yang tersebut di atas.
Penomoran atom C rantai utama dimulai dari kiri karena cabang terdekat ada di sebelah kiri
  • Urutan pemberian nama: x-alkil alkana
dengan x adalah lokasi nomor di mana alkil berada. Jika cabang lebih dari satu, nomor alkil dipisah dengan koma.
Alkana di atas disebut dengan 2,3-dimetil butana
Alkana di atas disebut dengan 2,5-dimetil heksana
  • Untuk nama alkil, mengikuti nama alkana, dengan mengganti akhiran -ana dengan -il. Contoh:
    • CH4 (metana) menjadi CH3 (metil)
    • C2H6 (etana) menjadi C2H5 (etil)
    • dst...

Alkena[sunting | sunting sumber]

Alkena adalah hidrokarbon non-siklik yang memiliki ikatan rantai ganda antar karbon. Karena pada antar karbon sudah berikatan ganda, sehingga jumlah "lengan" yang tersisa dari karbon tersebut adalah 2, yang dapat dipakai untuk berikatan dengan atom hidrogen maupun karbon lainnya. Maka dari itu, jumlah atom hidrogennya pun akan lebih sedikit dibandingkan alkana pada jumlah atom karbon yang sama. Misal pada alkana, C2H6 disebut etana, namun pada alkena C2H4 disebut dengan etena.

Tata nama senyawa alkena[sunting | sunting sumber]

  • Alkena yang tidak bercabang disebut dengan normal-alkena (disingkat dengan n-alkena). Contoh:
  • Untuk alkena yang bercabang:
    1. Rantai C yang terpanjang dan memiliki ikatan ganda adalah rantai utama bersama dengan lokasi ikatan rantai gandanya.
    2. Lokasi ikatan rantai ganda ditulis sebelum nama alkena. Misal, jika ikatan rantai gandanya terletak antara C pertama dan kedua, maka namanya disebut dengan 1-alkena.
    3. Jika ikatan rantai gandanya lebih dari satu, tambahkan di-, tri-, tetra- dan seterusnya sebelum akhiran -ena. Contoh 1,2-butadiena memiliki ikatan rantai ganda antara C pertama dan kedua serta antara C kedua dan ketiga.
    4. Aturan lainnya terkait cabang mengikuti penamaan alkana
Alkena di atas disebut dengan 1-butena

Alkuna[sunting | sunting sumber]

Alkuna adalah hidrokarbon non-siklik yang memiliki ikatan rantai rangkap tiga antar karbon. Karena pada antar karbon sudah berikatan rangkap tiga, sehingga jumlah "lengan" yang tersisa dari karbon tersebut adalah 1, yang dapat dipakai untuk berikatan dengan atom hidrogen maupun karbon lainnya. Maka dari itu, jumlah atom hidrogennya pun akan lebih sedikit dibandingkan alkana maupun alkena pada jumlah atom karbon yang sama. Misal pada alkana, C2H6 disebut etana, namun pada alkena C2H2 disebut dengan etuna.

Tata nama senyawa alkuna[sunting | sunting sumber]

  • Alkuna yang tidak bercabang disebut dengan normal-alkuna (disingkat dengan n-alkuna). Contoh:
  • Untuk alkuna yang bercabang:
    1. Rantai C yang terpanjang dan memiliki ikatan rangkap tiga adalah rantai utama bersama dengan lokasi ikatan rantai rangkap tiganya.
    2. Lokasi ikatan rantai rangkap tiga ditulis sebelum nama alkuna. Misal, jika ikatan rantai rangkap tiganya terletak antara C pertama dan kedua, maka namanya disebut dengan 1-alkuna.
    3. Jika ikatan rantai rangkap tiganya lebih dari satu, tambahkan di-, tri-, tetra- dan seterusnya sebelum akhiran -una. Contoh 1,3-butadiuna (C4H2) memiliki ikatan rantai rangkap tiga antara C pertama dan kedua serta antara C ketiga dan keempat.
    4. Aturan lainnya terkait cabang mengikuti penamaan alkana
Alkuna di atas disebut dengan 1-pentuna

Senyawa turunan hidrokarbon[sunting | sunting sumber]

Senyawa turunan hidrokarbon adalah senyawa yang diturunkan dari reaksi antara hidrokarbon dengan gugus fungsi.

Senyawa turunan karbon diantaranya:

  1. Haloalkana dengan gugus fungsi halogen
  2. Alkohol dengan gugus fungsi -OH
  3. Eter dengan gugus fungsi -O-
  4. Aldehida dengan gugus fungsi -COH
  5. Keton dengan gugus fungsi -CO
  6. Asam karboksilat dengan gugus fungsi -COOH
  7. Ester dengan gugus fungsi -COO-

Dalam rumus molekul, gugus fungsi umumnya digambarkan bersama dengan gugus fungsi alkil, yang disimbolkan dengan . Gugus fungsi alkil adalah senyawa hidrokarbon yang telah kehilangan satu atom hidrogennya. Contoh gugus fungsi alkil adalah metil (CH3) yang diturunkan dari metana (CH4).

Aturan penamaan alkanol (alkohol)[sunting | sunting sumber]

2-metil 2-butanol, atau tersier amil alkohol
Karena cabang metil dan gugus alkohol terletak di C nomor 2, dan rantai utamanya sebanyak 4C
Etanol dapat terbakar seperti halnya bensin
  1. Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -ol. Gugus alkohol dianggap sebagai cabang
  2. Posisi cabang dan gugus alkohol ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus alkohol memiliki nomor kecil.
  3. Jika terdapat lebih dari satu gugus alkohol, maka diberi sisipan -di-, -tri-, -tetra- sebelum -ol.

Aturan penamaan alkoksi alkana (eter)[sunting | sunting sumber]

Etoksi etana, atau dietil eter.
Karena baik di kiri maupun kanan atom O terdapat 2C alkana
  1. Didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus eter. Rantai utama adalah gugus karbon terpanjang. Gugus karbon yang lebih pendek dianggap cabang, diberi akhiran -oksi.
  2. Posisi cabang dan gugus eter ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus eter memiliki nomor kecil.
  3. Gugus eter selalu ditulis paling awal daripada cabang.

Aturan penamaan alkanal (aldehida)[sunting | sunting sumber]

Butanal,
karena ada empat atom C
3-fenil 2-propenal, atau sinamaldehida, diekstrak dari kayu manis
  1. Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -al. Gugus aldehida dianggap cabang, namun atom karbonnya dihitung sebagai rantai utama.
  2. Posisi cabang ditentukan dengan penomoran rantai utama. Atom karbon gugus aldehida dihitung sebagai rantai utama dan selalu menjadi atom karbon nomor 1. Gugus aldehida tidak diberi nomor.

Aturan penamaan alkanon (keton)[sunting | sunting sumber]

3-pentanon,
karena rantai utama memiliki 5 C, dan gugus keton terletak di C nomor 3
2-pentanon,
karena rantai utama memiliki 5 C, dan gugus keton terletak di C nomor 2
Propanon atau aseton, banyak digunakan sebagai pelarut dan bahan pembersih
  1. Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -on. Gugus keton dianggap sebagai cabang, dan atom karbonnya dihitung sebagai rantai utama.
  2. Posisi cabang dan gugus keton ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus keton memiliki nomor kecil.
  3. Atom C dari gugus keton dihitung dalam rantai utama.

Aturan penamaan asam alkanoat (asam karboksilat)[sunting | sunting sumber]

Asam propanoat,
karena ada 3 C (propana)
Cairan asam etanoat, atau disebut juga asam asetat atau asam cuka
  1. Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi kata asam di depan dan akhiran -oat. Gugus karboksil dianggap cabang, namun atom karbonnya dihitung sebagai rantai utama.
  2. Posisi cabang ditentukan dengan penomoran rantai utama. Atom karbon gugus karboksil dihitung sebagai rantai utama dan selalu menjadi atom karbon nomor 1.

Aturan penamaan alkil alkanoat (ester)[sunting | sunting sumber]

Butil etanoat,
karena sisi yang diapit 2 atom O adalah 2C (etana), sedangkan sisi lainnya adalah 4C (butana)
Butil butanoat
karena sisi yang diapit 2 atom O adalah 4C (butana), sedangkan sisi lainnya juga 4C (butana)
  1. Penamaan didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus ester. Gugus karbon yang berikatan dengan C dari gugus ester adalah rantai utama dan diberi akhiran -oat. Gugus karbon yang berikatan dengan O dari gugus ester dianggap sebagai cabang dan namanya diletakkan di depan.
  2. Posisi cabang pada rantai utama ditentukan dengan penomoran rantai utama. Atom karbon gugus ester dihitung sebagai rantai utama dan selalu menjadi atom karbon nomor 1.

Aturan penamaan haloalkana[sunting | sunting sumber]

1,1,1,2-tetrafluoroetana,
karena ada empat (tetra) atom fluor di lokasi yang ditunjukkan oleh nomor
Teflon, merupakan singkatan dari politetrafluoroetana, rantai polimer haloalkana
  1. Penamaan didasarkan atas rantai utama. Halogen dianggap cabang dan diberi akhiran -o.
  2. Posisi cabang dan halogen ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga halogen memiliki nomor kecil. Jika terdapat lebih dari satu jenis halogen, maka prioritas penomoran adalah dari yang memiliki massa atom terendah.
  3. Cabang dengan halogen sejenis cukup ditulis sekali dengan awalan indeks di-, tri-, tetra-, dan seterusnya.
  4. Jika terdapat lebih dari satu jenis cabang, maka urutan penamaan cabang diurut berdasarkan abjad dalam namanya di tabel periodik.

Hubungan nama trivial dan nama IUPAC[sunting | sunting sumber]

Nama trivial adalah nama yang umum digunakan dalam perdagangan dan bentuknya lebih sederhana dari penamaan sistematis IUPAC. Berikut adalah table konversi penamaan trivial berdasarkan jumlah karbon pada rantainya.

Jumlah atom C Nama trivial Contoh Jumlah atom C Nama trivial Contoh
1 form- Formaldehida 6 kapro- Asam kaproat
2 aset- Asam asetat 7 enant- Enantil alkohol
3 propio- Asam propionat 8 kapril- Kaprilaldehilda
4 butil- atau butir- Butil alkohol 9 pelargon- Pelargonaldehida
5 amil- atau valer- Asam valerat 10 kapr- Kapraldehida

Benzena[sunting | sunting sumber]

Benzena adalah senyawa hidrokarbon berbentuk cincin melingkar dengan rumus molekul C6H6. Benzena secara alami terdapat di minyak bumi. Benzena berwujud cair, tidak berwarna, namun sangat mudah terbakar. Benzena terdapat pada bahan bakar beroktan tinggi dan merupakan bahan baku berbagai jenis industri. Benzena bersifat karsinogenik.

Salah satu produk berbasis benzena yang terkenal adalah parasetamol, obat sakit kepala yang merupakan singkatan dari para-asetilaminofenol. Parasetamol merupakan molekul benzena yang memiliki rantai asetilamino dan gugus alkohol (-OH) pada posisi yang berseberangan. Asetil adalah nama trivial dari gugus keton dengan 2C (COCH3), sedangkan amino memiliki rumus molekul NH2. Pada asetilamino, satu atom hidrogen dari amino digantikan oleh rantai keton.

Sesuai dengan sifat atom karbon, atom hidrogen dari benzena dapat diganti dengan atom lain sehingga membentuk senyawa yang berbeda. Variasinya bisa sangat banyak, sehingga penerapan benzena sangatlah luas. Berikut adalah beberapa senyawa turunan dari benzena.

Metilbenzena[sunting | sunting sumber]

Metilbenzena (atau lebih dikenal dengan nama toluena) adalah benzena dengan satu molekul metil menggantikan posisi atom hidrogen dari benzena. Metilbenzena digunakan secara luas sebagai pelarut dan bahan baku industri petrokimia. Bahan bakar mobil F1 menggunakan campuran metilbenzena untuk meningkatkan angka oktan. Trinitrotoluena (disingkat TNT, bahan peledak), poliuretan, serta thinner merupakan contoh produk yang dibuat dari metilbenzena.

Etilbenzena[sunting | sunting sumber]

Etilbenzena adalah benzena dengan rantai etil (C2H5) menggantikan satu atom hidrogen pada benzena. Etilbenzena merupakan bahan intermediet (setengah jadi) dari produksi polistirena.

Dimetilbenzena[sunting | sunting sumber]

Dimetilbenzena (atau lebih dikenal dengan istilah xilena) adalah benzena dengan dua molekul metil menggantikan dua atom hidrogen pada benzena. Posisi relatif antara kedua atom metil menentukan sifat dari dimetilbenzena. Dimetilbenzena merupakan bahan baku botol plastik (PET), botol yang banyak digunakan untuk mengemas air minum dalam kemasan.

Turunan metilbenzena lainnya[sunting | sunting sumber]

Benzenol[sunting | sunting sumber]

Benzenol, atau yang lebih dikenal dengan nama fenol, merupakan benzena dengan gugus alkohol menggantikan atom hidrogen dari benzena. Benzenol berwujud padat yang mudah mencair. Sekitar dua per tiga dari produksi benzenol dunia digunakan dalam produksi plastik bakelit dan serat sintetis nilon. Dalam jumlah kecil, benzenol juga dipakai dalam pembuatan kosmetik dan obat. Penamaan benzenol mengikuti aturan penamaan alkanal, di mana jika terdapat dua atau lebih gugus alkohol, ditambahkan sisipan -di-, -tri-, hingga -heksa-.

Benzenamina[sunting | sunting sumber]

Benzenamina, atau yang lebih dikenal dengan nama anilina, merupakan benzena dengan gugus amina (NH2). Benzenamina merupakan cairan yang berwarna jernih kekuningan dan berbau menyengat. Benzenamina sebagian besar digunakan sebagai bahan baku produksi polimer poliuretan, pemrosesan karet, pigmen biru indigo, dan herbisida. Benzenamina relatif mudah terbakar.