Iwan Wiranataatmadja
Iwan Wiranataatmadja | |
---|---|
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Bangladesh, merangkap Republik Demokratik Nepal | |
Masa jabatan 2013–2017 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono Joko Widodo |
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Islam Iran, merangkap Republik Azerbaijan dan Republik Turkmenistan | |
Masa jabatan 2008–2011 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Informasi pribadi | |
Lahir | Iwan Wiranataatmadja 21 September 1952 Bandung, Jawa Barat |
Kebangsaan | Indonesia |
Pekerjaan | Diplomat |
Sunting kotak info • L • B |
Iwan Wiranataatmadja (lahir 21 September 1952) adalah seorang diplomat karier dan politisi berkebangsaan Indonesia.
Pendidikan
Iwan memperoleh gelar sarjana strata satu pada tahun 1978 dari Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Karier Diplomatik
Awal mula bergabungnya Iwan dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, yang pada saat itu masih bernama Departemen Luar Negeri RI, adalah sebagai staf pada Direktorat Organisasi Internasional di tahun 1980. Pada tahun 1981-1982 Iwan menempuh program pendidikan dan pelatihan fungsional diplomat pertamanya di Sekolah Dinas Luar Negeri (SEKDILU) di mana ia tergabung di Angkatan VII.
Penempatan Iwan pertama kali di pos diplomatik RI di luar negeri adalah pada Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Internasional lainnya, yang berkedudukan di Jenewa, Swiss, pada tahun 1984-1985. Kelak dalam perjalanan kariernya, Iwan akan kembali bertugas di pos yang sama namun dengan jabatan yang lebih tinggi, yaitu sebagai Kepala Bidang Politik, dari tahun 1998 hingga 2003.
Duta Besar untuk Iran, Azerbaijan dan Turkmenistan
Sejak bulan Maret 2008 Iwan mulai bertugas sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Islam Iran sekaligus merangkap untuk Republik Azerbaijan dan Republik Turkmenistan. Awal masa tugasnya di Tehran tersebut ditandai dengan kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono selama dua hari untuk bertemu dengan Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad dan Ayatullah Agung Ali Khamenei.[1]
Iwan bertugas sebagai Duta Besar di Tehran hingga bulan Mei 2011. Menjelang akhir masa jabatannya Kedutaan Besar RI di Tehran tidak lagi merangkap untuk Azerbaijan berkenaan dengan telah dibukanya kantor Kedutaan Besar RI di Baku, ibukota Azerbaijan, sejak 2 Desember 2010.[2]
Sebelumnya sebagai duta besar Iwan berkesempatan meresmikan Pusat Studi Indonesia/PSI (Indonesian Studies) di Azerbaijan University of Languages, Baku, pada tanggal 29 Juni 2010. Hal ini merupakan bentuk nyata kerjasama antara Indonesian dengan Azerbaijan khususnya di bidang pendidikan. Sebaliknya, Kedutaan Besar Azerbaijan di Jakarta juga telah membuka “Azerbaijan Corner” di kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sejak tahun 2009 pemerintah Azerbaijan juga menawarkan beasiswa bagi diplomat muda Indonesia untuk menempuh program Master of Arts in Diplomacy and International Affairs (MADIA) di Azerbaijan Diplomatic Academy. Pada akhir tahun yang sama, pemerintah Indonesia dan Azerbaijan juga telah menyepakati suatu dokumen pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas di kedua negara.
Duta Besar untuk Bangladesh dan Nepal
Pada tahun 2012 Iwan kembali menerima penugasan sebagai kepala perwakilan Indonesia di luar negeri, di mana untuk kali ini adalah sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Bangladesh dan Republik Demokratik Nepal, dan berkedudukan di ibukota Bangladesh, Dhaka. Untuk jabatan barunya ini Iwan dilantik bersama-sama dengan enam pejabat baru duta besar lainnya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara pada tanggal 14 November 2012.[3]
Kerjasama antara Indonesia dengan Bangladesh mengalami banyak peningkatan di berbagai bidang, di antaranya pendidikan, perdagangan, dan juga pertahanan keamanan. Sebagai contoh, pada semester pertama tahun 2014 volume perdagangan antara Indonesia dengan Bangladesh mengalami peningkatan hampir 30% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. KBRI Dhaka juga turut aktif memfasilitasi sejumlah perusahaan besar tanah air untuk membuka perwakilan pemasaran di Bangladesh. Di sisi pariwisata, jumlah wisatawan asal Bangladesh yang berkunjung ke Indonesia selama tahun 2014 mengalami peningkatan hingga 67% dari tahun sebelumnya.[4]
Iwan menyelesaikan masa tugasnya memimpin KBRI di Dhaka sekaligus mengakhiri karier diplomatiknya pada tahun 2017, untuk memasuki masa purnabhakti.
Riwayat Jabatan dan Penempatan
- 2013-2017: Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Bangladesh dan Republik Demokratik Nepal, 2013-2017.
- 2008-2011: Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Islam Iran, Republik Azerbaijan dan Republik Turkmenistan.
- 2006-2008: Wakil Kepala Perwakilan RI/Deputy Chief of Mission, Kedutaan Besar RI di Tokyo, Jepang.
- 2003-2006: Direktur Politik Khusus, Direktorat Jenderal Multilateral, Departemen Luar Negeri.
- 1998-2003: Kepala Bidang Politik, Perwakilan Tetap RI di Jenewa, Swiss.
- 1996-1998: Kepala Sub-Direktorat Politik dan Keamanan, Direktorat Organisasi Internasional, Departemen Luar Negeri.
- 1991-1996: Kepala Sub-Bidang Politik, Perwakilan Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat.
- 1988-1991: Kepala Seksi Dewan Keamanan, Sub-Direktorat Politik dan Keamanan, Direktorat Organisasi Internasional, Departemen Luar Negeri.
- 1986-1988: Kepala Bagian Informasi, Sosial dan Kebudayaan serta Focal Point untuk UNEP dan UNHCS/Habitat, Kedutaan Besar RI di Nairobi, Kenya.
- 1985-1986: Staf bidang Politik, Kedutaan Besar RI di Nairobi, Kenya.
- 1984-1985: Attaché, Perwakilan Tetap RI di Jenewa, Swiss.
- 1983-1984: Acting Kepala Seksi Dewan Keamanan, Sub-Direktorat Politik dan Keamanan, Direktorat Organisasi Internasional, Departemen Luar Negeri.
- 1982: Staf, Sub-Direktorat Politik dan Keamanan, Direktorat Organisasi Internasional, Departemen Luar Negeri.
- 1980: Staf, Direktorat Organisasi Internasional, Departemen Luar Negeri.
Pendidikan dan Pelatihan
- Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri (SESPARLU), Angkatan I, Departemen Luar Negeri, 1997.
- Sekolah Staf Dinas Luar Negeri Tingkat Madya (SESDILU), Angkatan I, Departemen Luar Negeri, 1997.
- Program Pelatihan Administrasi dan Manajemen SPAMA, Angkatan I, Departemen Luar Negeri, 1997.
- Program Beasiswa PBB Mengenai Perlucutan Senjata, 1983.
Karier Politik
Selepas purnatugas dari Kementerian Luar Negeri RI, Iwan bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia, sebuah partai politik yang baru didirikan pada bulan November 2014 dan akan turut berlaga dalam Pemilu Legislatif di tahun 2019.[5]
Berdasarkan Daftar Calon Tetap Anggota DPR-RI untuk Pemilu Legislatif 2019 sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 20 September 2018,[6] Iwan berada di nomor urut 3 (tiga) Calon Anggota Legislatif dari PSI untuk Daerah Pemilihan DKI Jakarta II yang meliputi Kota Administrasi Jakarta Pusat, Kota Administrasi Jakarta Selatan dan Luar Negeri.[7]
Referensi
- ^ Presiden Yudhoyono Berkunjung ke Iran
- ^ Hubungan Bilateral RI-Azerbaijan
- ^ SBY Lantik 6 Dubes Baru RI untuk 10 Negara Sahabat
- ^ Profil Negara dan Kerjasama - Bangladesh
- ^ Dua Mantan Dubes RI Jadi Caleg PSI
- ^ Keputusan KPU-RI tentang Daftar Calon Tetap Anggota DPR-RI Pemilu Tahun 2019
- ^ DCT Anggota DPR-RI Pemilu Tahun 2019 Provinsi DKI Jakarta Dapil DKI Jakarta II