Lompat ke isi

Perang Waddan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 23 Oktober 2018 04.49 oleh Hanamanteo (bicara | kontrib) (←Suntingan 180.214.232.68 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot)
Invasi al-Abwa atau Waddan
Bagian dari Perang Muslim-Quraisy
TanggalSafar, 624 , 2 AH
LokasiAl-Abwa
Hasil
  • Abu Sufyan bin Harb melarikan diri
  • Berhasil menyerang Kabilah Suku Banu Dhumrah
  • Berhasil memenangkan Banu Dhumrah sebagai sekutu
  • Perjanjian dengan Kabilah Suku Banu Dhumrah[1]
Pihak terlibat
Muslim Medina Quraisy of Mekkah
Tokoh dan pemimpin
Muhammad
Hamzah bin Abdul-Muththalib
Abu Ubaydah
Abu Sufyan bin Harb
Amr bin Makhshi Al Dhumrah
Kekuatan
(60 diperintah oleh Muhammad)200+ [1] Tidak diketahui
Korban
0 terbunuh Tidak diketahui (Hanya terluka)
0 ditawan

Perang al-Abwa atau Waddan (Arab: غزوة الأبواء Ghozwah al-Abwa) adalah pertempuran pertama yang melibatkan pasukan Muslim dan Nabi Muhammad. Penyergapan Kafilah berlangsung 623-624, yang kemudian menyebabkan Perang Badar. Sebagian besar pertempuran yang terjadi di Waddan Abwa hanyalah pertempuran kecil, terkadang hanya penembakan anak panah dan tanpa korban, yang kemudian menjadi awal dari konflik yang lebih besar.

Latar belakang

Setelah Muhammad dan pengikutnya hijrah ke Madinah pada tahun 622, kaum Quraisy menyita barang mereka tinggalkan. Dari Madinah, beberapa Muslim menyerang kafilah-kafilah Quraisy yang melakukan perjalanan dari Syria ke Mekah.

Pada tahun 624, Abu Sufyan memimpin salah satu kafilah, dan ketika para muslim menyergap kafilah, dia kemudian meminta bantuan dari Quraisy. Hal ini kemudian mengakibatkan Perang Badar, yang berakhir dengan kemenangan Muslim. Namun, Abu Sufyan berhasil pulang ke Mekah. Kematian para pemimpin Quraisy yang dalam pertempuran Badar menjadikannya sebagai pemimpin Mekah.[2]

Abu Sufyan kemudian masuk Islam dan menjadi salah satu sahabat nabi setelah Muhammad menunjukkan belas kasihan kepadanya ketika Mekah dikuasai. Dalam sebuah hadits yang terkenal Abu Sufyan berkata:

Ini mataku, yang telah terluka demi Allah dan Islam.

[3]

Serangan terhadap Kafilah Bani Dhumrah

Kafilah-kafilah Bani Dhumrah disergap. Negosiasi dimulai dan kedua pemimpin (Muhammad dan Makhsyi bin Amr Adh-Dhumrah) menyetujui perjanjian untuk tidak saling menyerang, Bani Dhumrah berjanji untuk tidak menyerang Muslim atau sisi dengan Suku Quraisy.[2] Menurut sarjana muslim al-Zurqani, isi dari perjanjian adalah sebagai berikut:

Surat ini adalah dari Muhammad rasullulah, mengenai Bani Dhumrah yang mana ia (Muhammad) jaga keselamatan dan keamanan dari nyawa dan harta mereka. Mereka dapat meminta bantuan dari pihak Muslim, kecuali bila mereka menentang agama Allah. Diharapkan bagi mereka untuk membantu nabi bila dimintai bantuan.

[4][5]

Catatan kaki