Lompat ke isi

Komputasi grid

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Komputasi Grid adalah penggunaan sumber daya yang melibatkan banyak komputer yang terdistribusi dan terpisah secara geografis untuk memecahkan persoalan komputasi dalam skala besar. Sebuah sistem komputasi terdistribusi, yang memungkinkan seluruh sumber daya dalam jaringan, seperti pemrosesan, jaringan, dan kapasitas media penyimpan, membentuk sebuah sistem tunggal secara visual. Seperti halnya pengguna internet yang mengakses berbagai situs web dan menggunakan berbagai protokol seakan-akan dalam sebuah sistem yang berdiri sendiri, maka pengguna aplikasi komputasi grid seolah-olah akan menggunakan sebuah visual komputer dengan kapasitas pemrosesan data yang sangat besar.


Konsep Dasar dari Komputasi Grid

  • Sumber daya dikelola dan dikendalikan secara lokal.
  • Sumber daya berbeda dapat mempunyai kebijakan dan mekanisme berbeda, mencakup Sumber daya komputasi dikelola oleh sistem yang berbeda, Sistem penyimpanan berbeda pada simpul berbeda, Kebijakan berbeda dipercayakan kepada pengguna yang sama pada sumber daya berbeda pada Grid.
  • Sifat alami dinamis: Sumber daya dan pengguna dapat sering berubah.
  • Lingkungan kolaboratif bagi komunitas elektronik, di internet.
  • Tiga hal yang di bahas dalam sebuah sistem grid antara lain : sumber daya, jaringan dan Proses. layanan dari sistem grid sendiri adalah untuk melakukan komputasi yang tinggi dibidang penelitian, ataupun proses komputasi lain yang memerlukan banyak sumber daya komputer.

Elemen-elemen Komputasi Grid

Penerapan teknologi komputasi grid pada kalangan yang membutuhkan, wajib memiliki elemen-elemen tertentu. Secara garis besar, 3 elemen pokok dari infrastuktur grid adalah:

  • Perangkat Keras dalam komputasi grid mencakup perangkat penyimpanan, prosesor,ingatan, jaringan, dan perangkat lunak yang di desain untuk mengelola perangkat keras ini, misalnya basis data, manajemen penyimpan, sistem manajemen, aplikasi, dan sistem operasi. perangkat keras pada komputasi grid di atur secara lokal, dan perangkat keras yang berbeda memiliki kebijakan dan cara kerja yang berbeda. perangkat keras dan pengguna komputasi grid sering bersifat dinamis tergantung penerapan grid tersebut.
  • Perangkat Lunak merupakan suatu perangkat yang menghubungkan. Peranti tengah itu sendiri adalah bagian dari perangkat lunak, yaitu lapisan perangkat lunak yang terletak antara sistem operasi dan aplikasi yang berfungsi sebagai penghubung komunikasi antgar sistem yang berbeda. Unsur-unsur dasar suatu peranti tengah adalah keamanan, pengaturan sumber daya, pengaturan data, dan layanan informasi. Contoh beberapa peranti tengah adalah Globus Toolkit, Gridbus, Microsoft/DCOM, Unicore, dan masih banyak contoh-contoh peranti tengah lainnya.
  • Dalam Komputasi Grid hanya meliputi pemelihara dan pemakai grid.

Latar Belakang

Perkembangan kecepatan prosesor berkembang sesuai dengan Hukum Moore, meskipun demikian bandwith jaringan komputer berkembang jauh lebih pesat. Semakin cepatnya jalur komunikasi ini membuka peluang untuk menggabungkan kekuatan komputasi dari sumber-sumber komputasi yang terpisah. Perkembangan ini memungkinkan skala komputasi terdistribusi ditingkatkan lebih jauh lagi secara geografis, melintasi batas-batas domain administrasi yang sudah ada.

Pesatnya perkembangan teknologi komputer di negara-negara maju, membuat para penelitinya semakin haus akan tenaga komputasi yang dapat menjawab tantangan dan permasalahan yang mereka hadapi. Walaupun sudah memiliki supercomputer dengan kapasitas yang sangat tinggi , apa yang sudah ada ini pun dirasa tetap kurang, karena mereka berusaha memecahkan permasalahan yang lebih besar lagi. Setelah semua komputer yg dimiliki seorang "peneliti haus tenaga komputasi" dipergunakan habis-habisan untuk memecahkan masalahnya, setelah berbagai cara untuk memecahkan masalah dicoba, dan dipilih yang paling efisien, tetapi tetap masalahnya belum bisa dipecahkan juga, apa yang harus dia lakukan? Komputasi grid adalah salah satu jawaban dari pertanyaan ini.

Definisi

Menurut tulisan singkat [1] oleh Ian Foster ada check-list yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahwa suatu sistem melakukan komputasi grid yaitu :

  • Sistem tersebut melakukan koordinasi terhadap sumberdaya komputasi yang tidak berada dibawah suatu kendali terpusat. Seandainya sumber daya yang digunakan berada dalam satu cakupan domain administratif, maka komputasi tersebut belum dapat dikatakan komputasi grid.
  • Sistem tersebut menggunakan standard dan protokol yang bersifat terbuka (tidak terpaut pada suatu implementasi atau produk tertentu). Komputasi grid disusun dari kesepakatan-kesepakatan terhadap masalah yang fundamental, dibutuhkan untuk mewujudkan komputasi bersama dalam skala besar. Kesepakatan dan standar yang dibutuhkan adalah dalam bidang autentikasi, otorisasi, pencarian sumberdaya, dan akses terhadap sumber daya.
  • Sistem tersebut berusaha untuk mencapai kualitas layanan yang canggih, (nontrivial quality of service) yang jauh diatas kualitas layanan komponen individu dari komputasi grid tersebut.

Kelebihan pada Komputasi Grid

Kekurangan pada Komputasi Grid

  • Manajemen kebijakan yang terlalu birokratis menyebabkan mereka tidak mau untuk merelakan fasilitas yang dimiliki untuk digunakan secara bersama agar mendapatkan manfaat yan lebih besar bagi masyarakat luas.
  • Masih sedikitnya Sumber Daya Manusia yang kompeten dalam mengelola komputasi grid. Contohnya kurangnya pengetahuan yang mencukupi bagi teknisi teknologi informasi maupun pengguna teknisi mengenai manfaat dari komputasi grid itu sendiri.

Peluang

Dalam buku The Grid:Blue Print for a new computing infrastructure dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan komputasi grid adalah infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat menyediakan akses yang bisa diandalkan, konsisten, tahan lama dan tidak mahal terhadap kemampuan komputasi mutakhir yang tersedia.

"A computational grid is a hardware and software infrastructure that provides dependable, consistent, pervasive, and inexpensive access to high-end computational capabilities."

Seandainya kelak dikemudian hari teknologi yang dibutuhkan untuk mewujudkan visi paradigma komputasi grid ini sudah mapan, peluang akan semakin terbuka bagi kerjasama lintas organisasi, lintas benua dan lintas bangsa. Akan terbuka peluang bagi peneliti di Indonesia yang ingin melakukan komputasi yang sangat rumit, dengan menggunakan supercomputer tercepat di dunia, tanpa harus melakukan investasi besar-besaran dalam bidang teknologi informasi.

Pranala luar