Koes Plus
Koes Plus | |
---|---|
Asal | Tuban, Jawa Timur, Indonesia |
Genre | Pop, Rock and roll, Melayu, Bossa Nova, Blues |
Tahun aktif | 1970-an - 2018 |
Label | Irama Record, Mesra Record, Dimita Record, Remaco, Purnama Record, Puspita Record, Flower Sounds |
Situs web | http://koes-plus.com/ |
Anggota | Tonny Koeswoyo Yon Koeswoyo Yok Koeswoyo Nomo Koeswoyo Murry |
Koes Plus adalah grup musik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969 sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia. Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil di pentas musik membawakan lagu-lagu lama mereka, walaupun hanya tinggal Yon yang aktif.
Lagu-lagu mereka banyak dibawakan oleh pemusik lain dengan aransemen baru. Sebagai contoh, Lex's Trio membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus, Cintamu T'lah Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis dan Sayang yang dibawakan oleh Kahitna.
Anggota grup
Koes Bersaudara 1960 -1963
- John Koeswoyo - (Koesdjono) : Upright Bass
- Tonny Koeswoyo - (Koestono) : Lead Guitar
- Yon Koeswoyo - (Koesjono) : Vokal, Rhythm Guitar
- Yok Koeswoyo - (Koesrojo) : Vokal, Bass Guitar
- Nomo Koeswoyo - (Koesnomo) : Drum
Koes Bersaudara 1963 - 1968, 1977, 1986 - 1987
- Tonny Koeswoyo : Lead Guitar, vokal
- Yon Koeswoyo : Rhythm Guitar, vokal
- Yok Koeswoyo : Bass Guitar, Vokal
- Nomo Koeswoyo : Drum, Vokal
Koes Plus 1968 - 1969
- Tonny Koeswoyo : Lead Guitar, Keyboard , vokal
- Yon Koeswoyo : Rhythm Guitar , vokal
- Totok Adji Rahman : Bass Guitar, (Khusus Album I - Deg Deg Plas)
- Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
Koes Plus 1969 - 1987
- Tonny Koeswoyo : Lead Guitar, Keyboard , vokal
- Yon Koeswoyo : Rhythm Guitar , vokal
- Yok Koeswoyo : Bass Guitar , Vokal
- Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
Koes Plus 1989 - 1991
- Yon Koeswoyo : Rhythm Guitar , vokal
- Yok Koeswoyo : Bass Guitar , Vokal
- Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
Koes Plus 1991
- Yon Koeswoyo : Rhythm Guitar , vokal
- Yok Koeswoyo : Bass Guitar , Vokal
- Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
- Angga Koeswoyo : Guitar
Koes Plus 1992
- Yon Koeswoyo : Rhythm Guitar , vokal
- Yok Koeswoyo : Bass Guitar , Vokal
- Abadi Soesman : Lead Guitar , Keyboard
- Jelly Tobing : Drum
Koes Plus 1993
- Yon Koeswoyo : Rhythm Guitar , vokal
- Yok Koeswoyo : Bass Guitar , Vokal
- Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
- Abadi Soesman : Lead Guitar , Keyboard
Koes Plus 1994 (Album "Tak Usah Kau Sesali")
- Yon Koeswoyo : Rhythm Guitar , vokal
- Yok Koeswoyo : Bass Guitar , Vokal
- Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
- Damon Koeswoyo : Lead Guitar
- Bambang Tondo : Keyboard (Foto Tidak Ditampilkan)
Koes Plus 1994 - 1996
- Yon Koeswoyo : Rhythm Guitar , vokal
- Yok Koeswoyo : Bass Guitar , Vokal
- Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
- Najib Usman : Lead Guitar , Keyboard
Koes Plus 1996
- Yon Koeswoyo : Rhythm Guitar , vokal
- Hans "B-Flat" : Bass Guitar , Backing Vokal
- Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
- Najib Usman : Lead Guitar , Keyboard
Koes Plus 1997
- Yon Koeswoyo : Rhythm Guitar , vokal
- Yok Koeswoyo : Bass Guitar , Vokal
- Deddy Dores : Lead Guitar
Koes Plus 1997
- Yon Koeswoyo : Rhythm Guitar , vokal
- Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
- Bambang Tondo : Lead Guitar , Keyboard
- Jack Kashbie : Bass , Vokal
Koes Plus 1998 - 2004
- Yon Koeswoyo : Rhythm Guitar , vokal
- Murry - (Kasmurry) : Drum , Vokal
- Andolin Sibuea : Lead Guitar , Keyboard
- Jack Kashbie : Bass , Vokal
Koes Plus 2004 - 2018
- Yon Koeswoyo : Rhythm Guitar, Vokal
- Danang : Lead Guitar, Keyboard, Vokal
- Sony : Bass, Backing Vokal
- Seno : Drum
Perjalanan karier
Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Grup yang berasal dari Kelurahan Sendangharjo, Tuban, Jawa Timur ini merupakan alumnus SMK Negeri 1 Tuban dan pada akhirnya menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.
Era Orde Lama
Pada Kamis 1 Juli 1965, sepasukan tentara dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok Koeswoyo dan mengurung mereka di penjara Glodok, kemudian Nomo Koeswoyo atas kesadaran sendiri, datang menyusul, perlu dicatat Nomo Koeswoyo senang sekali berkelana ke banyak daerah. Adik Alm Tony Koeswoyo itu rupanya memilih "mangan ora mangan kumpul" ketimbang berpisah dari saudara-saudara tercinta. Adapun kesalahan mereka adalah karena selalu memainkan lagu - lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada ada, mereka dianggap memainkan musik "ngak ngek ngok" istilah Pemerintahan berkuasa saat itu, musik yg cenderung imperialisme pro barat. Dari penjara justru menghasilkan lagu-lagu yang sampai saat sekarang tetap menggetarkan, "Di dalam Bui", "jadikan aku dombamu", "to the so called the guilties", dan "balada kamar 15". 29 September 1965, sehari sebelum meletus G 30 S-PKI, mereka dibebaskan tanpa alasan yang jelas.belakangan setelah Peristiwa itu berlalu,Koes Bersaudara yang masih hidup dan menginjak usia tua melakukan testimoni di depan pemirsa acara talkshow KICK ANDY (Metro TV)pada akhir 2008 bahwa di balik penangkapan mereka sebenarnya pemerintahan Soekarno menugaskan mereka dalam sebuah operasi Kontra Intelejen guna mendukung gerakan Ganyang Malaysia.
Dari Koes Bersaudara menjadi Koes Plus
Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Koesnomo (Nomo), selain bermusik juga mempunya pekerjaan sampingan sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo harus memilih: tetap bermusik bersama Koes Bersaudara atau keluar. Nomo memilih opsi terakhir dan diikuti oleh adiknya Koesroyo (Yok). Dengan keluarnya dua anggota Koes Bersaudara yakni Koesnomo (Nomo) dan Koesroyo (Yok), Koes Bersaudara pun usai. Tonny yang terus ingin bermusik menggamit dua musisi masing-masing oleh Kasmuri (Murry) dan Totok AR, pemain bass group Philon. Band ini memakai nama Koes Plus, artinya plus dua orang di luar dinasti Koeswoyo: Totok A.R dan Murry.
Lagu-lagu Koes Bersaudara lebih menonjolkan harmonisasi vokal ( seperti lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu” atau “Bis Sekolah”) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari kelompok musik Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.
Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri adalah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya. Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu “Kelelawar” yang sebenarnya asyik itu.
Kemudian Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sekalian main band bersama Gombloh dalam grup musik Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya “Derita”, “Kembali ke Jakarta”, “Malam Ini”, “Bunga di Tepi Jalan” hingga lagu “Cinta Buta”, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.
Kiblat Musik Pop Indonesia
Dengan adanya tuntutan dari produser perusahaan rekaman, maka group-group lain yang “seangkatan” seperti Favourites, Panbers, Mercy's, D'Lloyd menjadikan Koes Plus sebagai “kiblat”, sehingga group-group ini selalu meniru apa yang dilakukan Koes Plus, pembuatan album di luar pop Indonesia, seperti pop melayu dan pop jawa menjadi trend group-group lain setelah Koes Plus mengawalinya.
"Seandainya kelompok ini lahir di Inggris atau AS bukan tidak mungkin akan menggeser popularitas Beatles"[butuh rujukan]
“Lagu Nusantara I” (Volume 5), “Oh Kasihku” (Volume 6), “Mari-Mari” (Volume 7), “Diana” dan “Kolam Susu” ( Volume 8) merajai musik pop waktu itu. Puncak kejayaan Koes Plus terjadi ketika mereka mengeluarkan album Volume 9 dengan lagu yang sangat terkenal “Muda-Mudi” (yang diciptakan Koeswoyo, bapak dari Tonny, Yon dan Yok). Disusul lagu “Bujangan” dan “Kapan-Kapan” dari volume 10. Masih berlanjut dengan lagu “Nusantara V” dari album Volume 11 dan “Cinta Buta” dari album Volume 12.
Bersamaan dengan itu Koes Plus juga mengeluarkan album pop Jawa dengan lagu yang dikenal dari tukang becak, ibu-ibu rumah tangga, hinga anak-anak muda, yaitu “Tul Jaenak” dan “Ojo Nelongso”. Belum lagi lagu mereka yang berirama melayu seperti “Mengapa”, “Cinta Mulia” dan lagu keroncongnya yang berjudul “Penyanyi Tua”. Sayang sekali di setiap album yang mereka keluarkan tidak ada dokumentasi bulan dan tahun, sehingga susah melacak album tertentu dikeluarkan tahun berapa. Bahkan tidak ada juga kata-kata pengantar lainnya. Album mereka baru direkam secara teratur mulai volume VIII setelah ditandatangani kontrak dengan Remaco. Sebelumnya perusahaan yang merekam album-album mereka adalah “Dimita”.
Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.
Tahun 1972 Koes Plus sempat menjadi band terbaik dalam Jambore Band di Senayan. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu “Derita” dan “Manis dan Sayang”.
Rekor Album
Dari informasi yang dikirim seorang penggemar Koes Plus, ternyata prestasi Koes Plus memang luar biasa. Pada tahun 1974 Koes Plus mengeluarkan 22 album, yaitu terdiri dari album lagu-lagu baru dan album-album "the best" termasuk album-album instrumentalia, yang dibuat dari instrument asli Koes Plus atau rekaman "master" yang kemudian diisi oleh permainan saxophone Albert Sumlang, seorang pemain dari group the Mercy's. Jadi rata-rata mereka mengeluarkan 2 album dalam satu bulan. Tahun 1975 ada 6 album. Kemudian tahun 1976 mereka mengeluarkan 10 album. Mungkin rekor ini pantas dicatat di dalam Guinness Book of Record. Dan hebatnya, lagu-lagu mereka bukan lagu ‘asal jadi’, tetapi memang hampir semua enak didengar. Bukti ini merupakan jawaban yang mujarab karena banyak yang mengkritik lagu-lagu Koes Plus cuma mengandalkan “tiga jurus”: kunci C-F-G.
Karena banyak jasanya dalam pengembangan musik, masyarakat memberikan tanda penghargaan terhadap prestasinya menjadi kelompok legendaris dengan diberikannya tanda penghargaan melalui "Legend Basf Award, tahun 1992.Prestasi yang dimiliki disamping masa pengabdiannya dibidang seni cukup lama, produk hasil ciptaan lagunya pun juga memadai karena sejak tahun 1960 sampai sekarang berhasil menciptakan 953 lagu yang terhimpun dalam 89 album. Prestasi hasil ciptaan lagu untuk periode kelompok Koes Bersaudara sebanyak 203 lagu (dalam 17 album),sedang untuk periode kelompok Koes Plus sebanyak 750 lagu dalam 72 album (Kompas,13 September 2001).
Salah satu anggota Koes Plus mengatakan bahwa mereka dibayar sangat mahal pada masa jayanya. Yon mengungkapkan bahwa pada tahun 1975 mereka manggung di Semarang. "Waktu itu pada tahun 1975, kami telah dibayar Rp 3 juta saat pentas di Semarang," kenang dia. Padahal, saat itu harga sebuah mobil Corona tahun 1975 kira-kira Rp 3,750 juta. Bila dikurs saat ini bayaran tersebut kurang lebih sama dengan Rp 150 juta.(Suara Merdeka, 4 Mei 2001)
Waktu itu, Rp 3,5 juta sangat tinggi, mengingat mobil sedan baru Rp 3 juta. Jika dikurskan dengan nilai uang sekarang, jumlah itu sama dengan Rp 200 juta sampai Rp 300 juta. Jumlah penonton melimpah ruah tidak seperti sekarang, kenang Yon. (Suara Merdeka, 23 Oktober 2001).
Setelah itu popularitas Koes Plus mulai redup. Mungkin karena generasi sudah berganti dan selera musiknya berubah. Koes Plus vakum sementara dan Nomo masuk lagi menggantikan Murry, sekitar akhir 1976-an. Koes Bersaudara terbentuk lagi dan langsung ngetop dengan lagunya “Kembali” yang keluar tahun 1977. Murry bersama groupnya Murry's Group juga cukup menggebrak dengan lagunya “Mamiku-papiku”. Tidak bertahan lama tahun 1978 kembali terbentuk Koes Plus. Lagu barunya, “Pilih Satu” juga langsung populer. Setelah itu keluar lagu “Cinta”, dengan aransemen orchestra, yang benar-benar berbeda dengan lagu Koes Plus yang lain. Kemudian populer juga album melayu mereka yang memuat lagu “Cubit-Cubitan” dan “Panah Asmara”. Tetapi Koes Plus generasi ini tidak lagi sepopuler sebelumnya. Walaupun, kalau disimak lagu-lagu yang lahir setelah 1978, masih banyak lagu mereka yang bagus.
Nasib Koes Plus kini sangat tragis. Seperti kata Yon suatu ketika bahwa Koes Plus hanya besar namanya tetapi tidak punya apa-apa. Ucapan ini memang pas untuk mewakili keadaan personel Koes Plus. Mereka tidak mendapatkan uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu lama mereka. Tidak seperti para penyanyi/pemusik masa kini yang gaya hidupnya “wah” karena dari segi finansial pendapatannya sebagai penyanyi/pemusik cukup terjamin. Begitu juga bekas group-group tersohor seperti Beatles, atau Led Zeppelin, mereka hidup dengan enak hanya dari royalti kaset/VCD/CD/DVD yang mereka hasilkan. Sampai anak-anak dan istri mereka pun menikmati kelimpahan finansial ini.
Koes Plus hanya dibayar sekali untuk setiap album yang dihasilkan. Tidak ada royalti, tidak ada tambahan fee untuk setiap CD/kaset yang terjual. Maka tidak heran ketika tahun 1992 Yon harus jualan batu akik untuk menghidupi rumah tangganya. Sementara kaset dan CD lagunya masih laris terjual di Indonesia. Sekarang pun di usianya yang ke-63 Yon dan kawan-kawan (Murry beberapa kali tidak tampil karena sakit) membawa nama Koes Plus harus manggung untuk mendapatkan uang. Dengan sisa-sisa suara dan kekuatannya mereka harus menjual suara dan tenaganya. Yon memang tidak merasakan ini sebagai beban. Dia bersyukur lagunya masih dicintai orang. Tetapi kita prihatin mendengar kabar seperti ini.
Diskografi Koes Bersaudara
- Dara Manisku;Jangan Bersedih/Dewi Rindu;Si Kancil (Irama)
- Selamat Berpisah/Selalu (Irama)
- Harapanku / Kuduslah Tjintamu (7") (Irama NP-31)
- Pagi Yang Indah/Oh Kau Tahu (Irama)
- Angin Laut/Aku Rindukan Kasihmu (7") (Irama NP-33)
- Selalu / Awan Putih (7") (Irama NP-34)
- Bis Sekolah / Gadis Puri (7") (Irama NP-35)
- Aku Rindu / Sendja (7") (Irama NP-36)
- Kus Bersaudara (Dari Berpita;Untuk Ibu/Bintang Ketjil;Dipantai Bali)(Irama EP-61)
- Meraju Kalbu (Oh Kau Tahu;Pagi Yang Indah/Aku Rindu;Awan Putih)(EP)
- Angin Laut;Aku Rindukan Kasihmu/Bis Sekolah Gadis Puri (EP)
- Kus Bersaudara (Irama LPI 17573)
- To The So Called "The Guilties" (Mesra)
- Djadikan Aku Domba Mu (Mesra MP-41)
- Dara Puspita / Kus Bersaudara - Pesta Pak Lurah;Halo Halo (Dara Puspita)/Ami;Senandung Malam Hari (Kus Bersaudara) EP) Irama EPLN-2)
- Koes Bersaudara Kembali (Remaco)
- Boleh Cinta Boleh Benci
- Koes Bersaudara 86 Lagi Lagi Kamu
- Koes Bersaudara 87 Kau Datang Lagi
- Koes Bersaudara 87 Pop Jawa
- Koes Bersaudara 87 Pop Anak - Anak
- Koes Bersaudara 87 Happy Birthday
- Koes Bersaudara 87 Bossas
- Koes Bersaudara 87 Pop Batak
- Koes Bersaudara 88 Country Pop
- Koes Bersaudara Pop Batak Vol. 2
- Koes Bersaudara Pop Jawa
Diskografi Koes Plus
- Dheg Dheg Plas (Melody. LP-23)
- Natal bersama Koes Plus (EP) (Mesra. EP-97)
- Koes Plus Volume 2 (Mesra. LP-44)
- Koes Plus Volume 3 (Mesra. LP-48)
- Koes Plus Volume 4 Bunga Di Tepi Jalan (Mesra. LP-50)
- Koes Plus Volume 5 (Mesra. LP-51)
- Koes Plus Volume 6 (Mesra. LP-60)
- Koes Plus Volume 7 (Mesra. LP-65)
- Koes Plus Volume 8 (Remaco. RLL-187)
- Koes Plus Volume 9 (Remaco. RLL-208)
- Christmas Song (Remaco. RLL-210)
- Koes Plus Volume 10 (Remaco. RLL-209)
- Koes Plus Volume 11 (Remaco. RLL-301)
- Koes Plus Volume 12 (Remaco. RLL-302)
- Koes Plus Qasidah Volume 1 (Remaco. RLL-341)
- Natal bersama Koes Plus (LP) (Remaco. RLL-342)
- Koes Plus The Best Of Koes
- Koes Plus Pop Anak-Anak Volume 1 (Remaco. RLL-306)
- Koes Plus Another Song For You (Remaco. RLL-348)
- Koes Plus Pop Melayu Volume 1 (Remaco. RLL-314)
- Koes Plus Pop Melayu Volume 2 (Remaco. RLL-347)
- Koes Plus Pop Jawa Volume 1 (Remaco. RLL-248)
- Koes Plus Pop Jawa Volume 2 (Remaco. RLL-311)
- Koes Plus Pop Keroncong Volume 1 (Remaco. RLL-299)
- Koes Plus Pop Keroncong Volume 2 (Remaco. RLL-300)
- Koes Plus Volume 8 (Instrumental)
- Koes Plus Volume 9 (Instrumental)
- Koes Plus Volume 10 (Instrumental)
- Koes Plus Volume 11 (Instrumental)
- Koes Plus The Best Of Koes (Instrumental)
- Koes Plus Pop Jawa Vol 1 (Instrumental)
- Koes Plus Pop Jawa Vol 2 (Instrumental)
- Koes Plus Pop Melayu Volume 1 (Instrumental)
- Koes Plus Pop Keroncong Volume 1 (Intrumental)
- Koes Plus Volume 13 (Remaco. RLL-303)
- Koes Plus Volume 14 (Remaco. RLL-631)
- Koes Plus Selalu Dihatiku (Remaco. RLL-468)
- Koes Plus Pop Anak-Anak Volume 2 (Remaco. RLL-448)
- Koes Plus Pop Melayu Volume 3 (Remaco. RLL-390)
- Koes Plus Pop Jawa Volume 3
- Koes Plus Pop Melayu Volume 2 (Instrumental)
- Koes Plus In Concert (Remaco. RLL-635)
- Koes Plus History Of Koes Brothers (Remaco. RLL-715)
- Koes Plus In Hard Beat Volume 1 (Remaco. RLL-717)
- Koes Plus In Hard Beat Volume 2 (Remaco. RLL-768)
- Koes Plus In Folk Song Volume 1 (Remaco. RLL-)
- Koes Plus Pop Melayu Volume 4 (Remaco. RLL-730)
- Koes Plus Pop Keroncong Volume 3 (Remaco. RLL-388)
- Koes Plus Pop Jawa Melayu (Remaco. RLL-633)
- Koes Plus Volume 12 (Instrumental)
- Koes Plus Pop Jawa Volume 4
- Koes Plus 78 Bersama Lagi (Purnama. PLL-2061)
- Koes Plus 78 Melati Biru (Purnama. PLL-2077)
- Koes Plus 78 Pop Melayu Cubit-Cubitan (Purnama. PLL-3055)
- Koes Plus 79 Melepas Kerinduan (Purnama. PLL-323)
- Koes Plus 79 Berjumpa Lagi (Purnama. PLL-3040)
- Koes Plus 79 Aku Dan Kekasihku (Purnama. PLL-4022)
- Koes Plus 79 Pop Melayu Angin Bertiup (Purnama. PLL-4009)
- Koes Plus 80 Jeritan Hati (Remaco. PLL-4044)
- Koes Plus 81 Sederhana Bersamamu (Purnama. PLL-5091)
- Koes Plus 81 Asmara
- Koes Plus Medley 13 Th Karya Koes Plus
- Koes Plus 81 Pop Melayu Oke Boss
- Koes Plus Medley Dangdut 13 Th Karya Koes Plus
- Koes Plus 82 Koperasi Nusantara
- Koes Plus 81 Pop Keroncong
- Koes Plus 83 Da da da
- Koes Plus Re-Arrange I & II
- Koes Bersaudara Plus Garuda Pancasila
- Koes Plus 84 Angin Senja & Geladak Hitam
- Koes Plus 84 Palapa
- Koes Plus Pop Memble 84 (Puspita Record)
- Koes Plus Album Nostalgia Platinum 1
- Koes Plus Album Nostalgia Platinum 2
- Koes Plus Album Nostalgia Platinum (Intrumental)
- Koes Plus 85 Ganja Kelabu
- Koes Plus 87 Cinta Di Balik Kota
- Koes Plus 87 Lembah Derita
- Milik Illahi
- Koes Plus "Aids"
- Koes Plus 88 Jumpa Pertama
- Koes Plus 88 Sakit
- Koes Plus "Reuni"
- Koes Plus 89 Nasib
- Koes Plus Kidung Jawa "Pit Kopat Kapit"
- Koes Plus 91 Asam Di Gunung Garam Di Laut
- Koes Plus Dangdut 91 Amelinda
- Koes Plus Reggae
- Koes Plus 93 Mata Bertemu Mata
- Koes Plus 93 Sedih
- Koes Plus "Tak Usah Kau Sesali"
- Koes Plus 95 Pantun Berkait
- Koes Plus Pop Melayu Putus Cinta
- Koes Plus Kasih 96
- Koes Plus Dores Rindu Kamu
- Koes Plus & Koes Bersaudara Disco House Music
- Koes Plus 98 Nusantara 2000
- Koes Plus Akustik
- Koes Plus 98 Takdir Kehidupanku
- Koes Plus Pop Keroncong Abadi
- Koes Plus Burung Dara
- Koes Plus Back To Basic
- Koes Plus Love Song Koes Plus (Billy J Budihardjo)
- Melaut Bersama Koes Plus
- Koes Plus Pembaharuan Song Of Porong
- Koes Plus Pembaharuan "Curiga"
Iklan
- Toyota Kijang (1980-an)
- F&N Strawberry Soda Pop (1973)
- Bentoel Merah (1990an) tidak sebagai bintang iklan
- Wismilak Special (Yon Koeswoyo) (2007)
Pranala luar
- (Indonesia) [1]
- (Indonesia) [2]
- (Indonesia) [3]
- (Indonesia) [4]
- (Indonesia) Kumpulan lirik dan kord lagu-lagu Koes Plus
- (Indonesia) Kumpulan album Koes Plus dan Koes Bersaudara
- (Indonesia) Buku tentang Koes Plus
- (Indonesia) Biografi Koes Plus