Lompat ke isi

Akuaduk

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 17 November 2018 02.58 oleh Hanamanteo (bicara | kontrib) (perbaiki)
Saluran air buatan kuno di Banten (foto diambil pada masa Hindia Belanda
Pont du Gard di Prancis Selatan

Saluran air buatan adalah struktur kanal / saluran penyediaan air yang dapat diatur / dinavigasikan, dibangun dengan fungsi utama untuk mengalirkan air. Dalam Ilmu keteknikan modern, istilah ini dipakai untuk berbagai macam sistem pipa, selokan, kanal, terowongan dan struktur lain yang digunakan untuk tujuan tersebut Dalam penggunaan yang lebih sempit, saluran air buatan yang juga disebut dengan jembatan air ini mengalirkan air melintasi rentang jarak tertentu sehingga muka airnya tetap sama di kedua sisi. Saluran air buatan yang besar dan dapat dikendalikan dapat digunakan sebagai jalur transportasi kapal atau rakit. Kata Aqueduct diturunkan dari bahasa Latin aqua yang berarti air dan ducere yang berarti mengarahkan.

Meskipun kerapkali dikaitkan dengan Romawi Kuno, aqueduct juga telah dirancang lebih dahulu di Timur Dekat dan sub-benua India, di mana orang-orang Mesir dan Harappa membangun sistem irigasi yang mengagumkan. Saluran air buatan gaya Romawi dipakai pada awal abad ke-7 SM, ketika bangsa Assyria membangun saluran air buatan sepanjang 80 km dari batu kapur / limestone, setinggi 10 meter dan 300 m lebarnya, mengangkut air melintasi lembah ke kota besar mereka, Nineveh.

Di Dunia Baru, ketika kota Tenochtitlan, Ibukota Aztec ditemukan pada milenium kedua, kota ini diairi dengan dua aqueduct.

Sub Benua India memiliki beberapa aqueduct sederhana, terlihat pada situs Hampi pada masa sekarang. Aqueduct masif dekat sungai Tungabhadra mensuplai air irigasi sepanjang 15 mil (24 km).

Di Persia dibangun sistem aqueduct bawah tanah benrama Qanat, semacam dinding-dinding pembatas vertikal yang disusun seri dan dihubungkan dengan terowongan yang melandai dengan teratur. Salah satu kelebihannya adalah dapat mengalirkan air hingga tempat yang jauh pada musim kering tanpa kehilangan banyak air akibat rembesan dan penguapan.

Saluran air buatan karya bangsa Romawi dibangun di seluruh bagian Kekaisaran Roma, dari Jerman ke Afrika dan terutama di kota Roma yang jika ditotal seluruhnya sepanjang 415 km. Saluran air buatan menmasok air ke kota-kota besar melintasi kerajaan dan membuat patokan teknis yang tidak terlampaui hingga lebih dari seribu tahun.

Dekat Kota Peru di Nazca, Sistem saluran air buatan kuno Pra-Kolombia bernama Puiqos dibangun dan masih digunakan hingga sekarang. Puiqos terbuat dari batu disusun berliku-liku. Kala pembangunannya masih diperdebatkan, namun beberapa bukti menunjukkan waktunya adalah sekitar tahun 540 - 552 masehi, sebagai respons atas kekeringan di wilayah tersebut.

Saluran air buatan modern

Saluran air buatan batu Parakan-Canggal pada masa Hindia Belanda
saluran air buatan di Semarang pada masa Hindia Belanda

Di Era Modern, beberapa saluran air buatan besar yang pernah dibangun terdapat di Amerika Serikat, digunakan untuk mensuplai Kota-Kota besar negara tersebut. Saluran air buatan Catskill mengangkut air ke kota New York melampaui 120 mil (190) km, namun menjadi kerdil bila dibandingkan dengan saluran air buatan Sungai Colorado yang terkenal di Barat Jauh, yang mensuplai kawasan Los Angeles dengan air dari Sungai Colorado yang berjarak hampir 400 km ke arah timur, serta Saluran air buatan California sepanjang 714,5 km yang membentang dari delta sungai sacramento-San Juan hingga ke Danau Perris.

Penggunaan Saluran air buatan

Masyarakat Agraris telah membangun saluran air buatan untuk mengairi ladangnya. Archimedes telah menemukan Sekrup air untuk menaikkan air dalam pengairan ladang. Penggunaan lain saluran air buatan adalah untuk mensuplai kota-kota dengan air minum. Beberapa Aqeduct romawi masih mensuplai air ke Roma pada masa kini. Di California, Amerika Serikat, Tiga saluran air buatan raksasa mensuplai air lebih dari ribuan ratusan mil ke kawasan Los Angeles. Dua dari kawasan Sungai Owen dan yang ketiga dari sungai Colorado.

Pada masa kini, saluran air buatan digunakan untuk tujuan transportasi, melewatkan kapal-kapal melintasi ngarai dan lembah. Pada masa Revolusi Industri abad 18, Aqueduct dibangun sebagai bagian dari struktur pengontrol longsoran bahan dalam pembangunan kanal.

Dalam proyek-proyek teknik sipil modern, Analisis dan pengkajian mendalam tentang hidrolika saluran terbuka secara umum dibutuhkan dalam mendukung pengaturan banjir, sistem irigasi dan sistem penyediaan air skala besar ketika aqueduct merupakan solusi yang lebih disukai daripada jaringan pipa.

Pada masa lampau, saluran air buatan seringkali memiliki saluran-saluran tanah atau material berpori lainnya, sehingga kehilangan air yang terjadi sangatlah signifikan. Seiring dengan bertambah langkanya air, kanal-kanal ini dilapisi dengan material yang lebih kedap air seperti beton polimer, dan tanah kedap. Dalam beberapa kasus, saluran air buatan yang baru dibangun di sebelah yang lama karena tidak bisa dimatikan selama proses konstruksi.