Lompat ke isi

Melody Kota Rusa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 4 Desember 2018 13.01 oleh 120.188.36.160 (bicara) (Kota)
Melody Kota Rusa
Poster Film
SutradaraIrham Acho Bahtiar
ProduserIwan Trilaksana Bahtiar
PemeranSpikdion Baransano, Vicky Egu, Yosep Atiap gebze, Dodi Mahuze
Penata musikArnold Sisham
SinematograferIrham acho Bahtiar
DistributorMerauke Enterprice Production
Tanggal rilis
Merauke, 20 Januari 2010
Negara Indonesia
BahasaIndonesia dialeg Muting, Merauke

Melody Kota Rusa adalah film komersil pertama yang dibuat di kota Merauke, Papua. Dibuat oleh 2 bersaudara putra kelahiran Muting sebuah desa kecil di daerah perbatasan Indonesia - Papua Nugini, wilayah Kabupaten Merauke, Iwan memproduseri film ini sedangkan Acho sebagai sutradaranya.

Acho yang juga lulusan Institut Kesenian Jakarta jurusan film ini selama ini dalam 15 tahun terakhir, telah banyak menggarap film televisi, sinetron serta iklan iklan di Jakarta, dan kali ini ia tertarik untuk kembali ke tanah kelahirannya untuk mengangkatnya ke dalam sebuah film layar lebar. Sebelumnya, beberapa film pendek yang pernah dibuatnya di tanah Papua telah masuk dalam beberapa festival film. Itulah yang membuat semangat mereka untuk melahirkan sebuah karya film panjang yang kali ini digarap serius. Di bawah bendera ME production milik iwan sang adik.

Karena keduanya lahir di muting, sebagian isi kisah di film ini adalah refleksi memorial dari kenangan masa kecil mereka sewaktu di muting dulu. Sehingga, dalam film ini kita akan melihat ada beberapa tradisi yang saat ini sudah mulai jarang atau bahkan tidak pernah dimainkan lagi, seperti yosim dan lainnya. Film ini juga memadukan antara musik dan film. Sehingga diharapkan penonton yang menikmati film ini dapat menikmati 2 hiburan sekaligus yaitu musik dan film. Musik musik yang ditampilkan dalam film inipun digarap dan diciptakan khusus untuk keperluan film ini sehingga tidak akan bisa didapatkan dikaset manapun kecuali di film ini.

Lokasi syuting berkisar di daerah Muting dan Merauke. 60 persen di Muting dan 40 persen di Merauke. dan film ini juga beredar dalam bentuk DVD original mulai bulan Mei 2010. Sementara penayangan di gedung Theater secara komersil telah dilakukan pada tanggal 20,21 dan 23 Januari 2010 di Kota Merauke serta dibeli hak siarnya selama 2 hari oleh PEMDA Kab. Merauke untuk ikut memeriahkan HUT ke 108 Kota merauke Februari 2010 lalu. Hingga saat ini total penonton di kota Merauke yang telah menyaksikan penayangan langsung film ini adalah sekitar 6000 penonton.

Banyak symbol symbol kebanggaan papua khususnya merauke yang ditampilkan dan ditonjolkan dalam film melody kota rusa. Contohnya kangguru, rusa, musamus, kasuari, mambruk, Batik Papua, Persipura dll

Dalam film Melody kota rusa mengandung banyak sekali unsur komedi disetiap adegannya. Anda dapat menyaksikan banyak sekali adegan yang dibuat berdasarkan cerita cerita mop yang sudah lama beredar dimasyarakat. Kini mop tersebut menjadi hidup karena dimainkan dan bukan hanya sekadar keluar dari mulut saja.

Dialek yang digunakan dalam film melody kota rusa adalah 98 persen dialeg muting merauke. Dialeg ini dibawakan dengan sangat natural. Itulah sebabnya jika nanti film ini diedarkan di luar papua maka akan dilengkapi dengan subtitle bahasa Indonesia di bawah adegannya.

Diharapkan agar film ini dapat memberikan motivasi berkarya buat anak anak Papua khususnya di Merauke. Begitupula sebagai ajang unjuk kemampuan akting mereka bahwa mereka tidak kalah dengan artis artis ibukota.

Tema

Tentang perjuangan beberapa anak muda Marind dan pendatang untuk mengangkat budaya dan derajat hidupnya mereka melalui sebuah kelompok grup musik meskipun mengalami berbagai rintangan dan kegagalan tetapi mereka tetap satu hati satu tujuan.

Pesan cerita

"Izakod bekai Izakod Kai" (bahasa Muting, Merauke) artinya : Satu hati satu tujuan (Keberhasilan sesungguhnya dalam hidup ini adalah ketika kita bisa menyatukan hati dan tujuan kita dalam meraih kesuksesan)

Sinopsis

Kanib, Enob, Yosep, Minggus dan Dodi adalah anak anak muda Marind di desa Muting yang punya impian mengangkat lagu lagu Marind kedalam grup musik yang dibentuknya. Berbekal kemampuan mereka selama ini dalam mengiringi lagu lagu Yosim di kampung mereka, mereka tekad tampil dengan alat seadanya di sebuah pertunjukan panggung 17 agustus dikampung mereka. Saat itu drum yang mereka gunakan bahkan terbuat hanya dari kulit rusa.

Di luar dugaan ternyata sambutan penonton sangat antusias mengiringi penampilan mereka, sehingga sejak saat itupun mereka lebih percaya diri untuk serius membentuk grup musiknya dengan nama “walef” (sejenis kangguru hutan). Karena terbentur dengan keinginan mempunyai alat musik yang lebih canggih, maka merekapun bertekad berjuang mencari uang guna membeli alat alat musik itu. Itulah sebabnya mereka sampai rela setiap malamnya untuk berburu kulit buaya demi mengumpulkan uang. Di sisi lain, Enob mempunyai hubungan spesial dengan seorang PNS di kantor kecamatan bernama Selvi. Selvi sangat mendukung sekali grup musik mereka. Namun tanpa disangka diam diam Kanib sebenarnya memendam rasa suka pula pada selvi. Inilah yang membuat Kanib lebih banyak sering diam dan mudah tersinggung. Kanib sendiri mengalami depresi berat dirumahnya karena terus menerus di marahin orang tuanya yang menginginkan dirinya lebih baik membantu orang tuanya saja menjaring ketimbang bermain musik.

Suatu ketika Selvi memberikan surprise kepada mereka dengan meminta bantuan Bapak Bupati Merauke secara diam diam. Ternyata Bapak Bupati mengabulkan keinginan mereka dengan memberikan peralatan musik modern yang selama ini mereka impikan. Betapa senangnya mereka sebab kini merekapun bisa berlatih musik dengan peralatan dan sound system yang lebih canggih. Namun kebahagiaan itu rupanya menjadi hilang ketika minggus yang posisinya sebagai drummer mengundurkan diri karena harus mengikuti orang tuanya ke hutan membuat dendeng. Betapa sedihnya para anggota lainnya ketika mengantar kepergian minggus.

Sepeninggal Minggus, Dodi dan Yosep berusaha mencarikan pengganti Drumer mereka. Tanpa disangka mereka bertemu dengan seorang Mas Mas Jawa bernama Mas Suroso. Namun ketika Suroso diajak bergabung ke teman teman lainnya, ternyata keberadaan suroso tidak begitu disukai oleh teman teman lainnya. Mereka merasa suroso bukan orang marin sehingga tidak pantas bergabung di band mereka. Untunglah Suroso berhasil memberikan pernyataan yang membuat mereka terharu bahwa tidak perlu ada perbedaan sebab hati mereka tetap satu tujuan. Yang berbeda hanyalah warna kulit dan rambut sementara darah mereka tetap sama warnanya. Suroso pun diterima bergabung di grup itu.

Semenjak bergabungnya Suroso, terjadi akulturasi budaya di dalam musik mereka. Suroso berhasil memasukkan unsur irama dangdut kedalam lagu lagu mereka sehingga lebih enak didengar. Dan latihan mereka pun menjadi lebih bersemangat setiap harinya.

Suasana hati mereka menjadi senang ketika mendengar sebuah berita bahwa Bapak Bupati Merauke mengundang mereka untuk tampil dalam sebuah pagelaran seni besar di kota Merauke bahkan 3 terbaiknya akan dibuatkan album rekaman. Maka berangkatlah mereka menuju ke kota Merauke untuk menjemput impiannya. Dengan bekal uang yang terkumpul selama ini mereka berhasil tiba di kota merauke dengan penuh perjuangan dijalan.

Namun kembali sebuah musibah menimpa mereka hanya gara gara Dodi dan Yosep yang tukang mabok membuat mereka terlibat sebuah perkelahian besar dipusat Kota Merauke. Uang mereka juga hilang karena dompet Enob jatuh saat berkelahi. Akibat perkelahian itu, mereka semua ditangkap polisi.

Apakah mereka akan berhasil naik panggung di Hasanab Sai dan mewujudkan impian mereka di kota Merauke ?

Dan di manakah tempat yang dimaksud Kota Rusa itu dalam film ini ? Templat:Spolier-end

Catatan kaki

  1. Arafura News (Hal. 3 edisi Jumat 20 November 2010) "Film Melody Kota Rusa siap launching"
  2. Arafura News (Hal. 5 edisi Jumat 15 Januari 2010) "Tiket Melody Kota Rusa diserbu penonton"
  3. Arafura News (Hal. 5 edisi Senin, 18 Januari 2010) "Film Di Papua Punya keunikan"
  4. Arafura News (Hal. 4 edisi Senin, 18 Januari 2010) "MKR turut meriahkan HUT Kota Merauke"
  5. Arafura News (Hal. 5 edisi Jumat 19 Februari 2010) "Sponsori MKR, penjualan Aqlaa meningkat"
  6. Arafura News (Hal. 3 edisi Jumat 29 Januari 2010) "Penonton membludak tidak berarti raih untung"
  7. Arafura News (Hal. 5 edisi Selasa 26 Januari 2010) " MKR Siap gandeng produser Ibu kota"
  8. Tabloid Merauke Ekpress ( edisi Bulan November 2009)"Melody Kota Rusa Garapan Duo Saudara"
  9. Tabloid Musamus edisi 149 Februari 2010 Hal. 11 "Dua sejoli dilirik produser Jakarta"
  10. Papua Pos (Hal. 3 edisi Senin 26 Januari 2010) "Ketika Sinema Gaya Papua ditampilkan !"
  11. Papua Pos (Hal. 3 edisi 2 Februari 2010) " Acho dielus, Acho ditantang pasca penayangan MKR"
  12. Papua Selatan Pos (Hal. 8 edisi Senin 18 Januari 2010)

Pranala luar