Gombong, Kebumen
Gombong | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kabupaten | Kebumen |
Pemerintahan | |
• Camat | Supoyo, S.Sos. |
Populasi | |
• Total | 76,549 (SP 2.010) jiwa |
Kode Kemendagri | 33.05.19 |
Kode BPS | 3305190 |
Desa/kelurahan | 14 |
Gombong adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Gombong merupakan kota terbesar kedua setelah Kota Kebumen. Kecamatan Gombong juga merupakan kota bisnis di Kabupaten Kebumen karena lokasinya yang strategis, yaitu dilewati oleh jalan nasional, menjadi simpul dari jalan utama yang menuju Kecamatan Buayan, Kuwarasan, Puring dan Sempor. Kecamatan Gombong berada di sebelah barat dari Kota Kebumen. Jarak Kecamatan Gombong dengan Kota Kebumen sejauh 21 kilometer. Luas wilayahnya 29,48 km², dan jumlah penduduknya 76.549 jiwa. Kecamatan Gombong terdiri atas 14 desa/ Kelurahan, 81 RW, dan 288 RT. Pusat pemerintahan Kecamatan Gombong berada di Kelurahan Gombong.
Sejarah
Pada masa perjuangan Pahlawan Diponegoro (1825-1830) nama desa Gombong belum ada, tetapi namanya adalah dukuh Giyombong. Nama dukuh tersebut berasal dari nama kepala Dukuhnya yaitu Kyai Gombong Wijaya yang sebenarnya ia berasal dari Banyumas, Beliau adalah seorang bekas prajurit Pahlawan Diponegoro yang berjuang di daerah Banyumas.
Karena didudukinya daerah Banyumas oleh Kompeni Belanda, Kyai Gombong Wijaya menyingkirkan diri si suatu daerah tak bertuan di sebelah barat kemit dan menetap disitu, bersama pengikutnya. Beliau selaku ketua rombongan sekaligus sebagai bekel atau Kepala Dukuh. Selanjutnya beliau disebut Kiyai Giyombong. Para pendatang maupun pengungsi dari daerah-daerah yang sudah tidak aman karena telah diduduki oleh kompeni atau Belandapun singgah ke dukuh Giyombong. Baik untuk tinggal sementara maupun menetap menjadi penduduk dukuh Giyombong yang dipimpinnya.
Dari Banyumas, Belanda semakin terdesak dan akhirnya mengambil siasat untuk mendirikan pertahanan di sebelah dukuh Giyombong yang mulai ramai oleh penduduk, dan belum banyak diketahui keberadaannya itu. Belanda pun mendirikan pertahanan berupa benteng yang nantinya akan dipakai untuk berlindungnya pasukan yang terdesak dari pertempuran di sekitar Banyumas dari pertempuran di sekitar Banyumas dan Ngijo (sekarang ijo).
Dalam pembangunan benteng pertahanan itu, Belanda memaksa masyarakat dukuh Giyombong untuk kerja rodi atau kerja paksa bahu membahu mendirikan benteng, yang nantinya benteng itu diberi nama Benteng Van Der Wijck (Kini terkenal sebagai salah satu obyek wisata Kabupaten Kebumen dari Gombong yang terkenal). Kiyai Giyombong atau bekel dukuh Giyombong sebagai kepala dukuh merasa kasihan melihat penduduknya yang setiap hari kerja rodi tanpa upah, dari pagi hingga petang, yang menyebabkan kelaparan disana-sini karena sawah tidak ada yang menggarap, dan kalau persediaan makanpun telah diambil oleh Belanda. Hal itu membuat penduduk dukuh Giyombong menderita.
Namun, ketika Kiyai Giyombong mendengar berita tentang pertempuran pasukan Mataram dengan kompeni Belanda di daerah Ayah, dan dengan kemenangan di pihak Mataram. Kiyai Giyombong pun mengambil siasat untuk meminta perlindungan dari pihak Mataram agar penduduk Giyombong terbebas dari penderitaan dan kelaparan. Kemudian Kiyai Giyombong menghadap pasukan Mataram yang bermarkas di bukit Indrakila. Permintaan beliau pun disetujui, kemudian pasukan Mataram berpindah markas di daerah dapuran pring di sebelah selatan dukuh Giyombong.
Pertempuran sengit pun terjadi siang dan malam di daerah Giyombong, penduduk sudah tidak lagi kerja rodi pada kompeni, namun diperintahkan oleh bekel dukuh mereka untuk bahu membahu membantu pihak Mataram melawan Belanda. Belandapun mundur ke benteng pertahanannya. Dan pasukan matarm melanjutkan bergerilya ke daerah timur. Untuk mengenang jasa Kiyai Giyombong, dukuh yang semakin ramai kini menjadi ibukota kecamatan dan dikenal sebagai kota Gombong.
Hingga sekarang masyarakat Gombong masih mempercayai beberapa (Piweling) Kiyai Giyombong, yang antara lain:
“Eling-eling, mbesuk jaman rame, ing Giyombong (Gombong) ora bakal ana peperangan / rerusuhan maneh, nanging sing ana yaiku godane mung “ main lan royal wadon”.
Desa/kelurahan
- Banjarsari
- Gombong
- Kalitengah
- Kedungpuji
- Kemukus
- Klopogodo
- Panjangsari
- Patemon
- Semanding
- Semondo
- Sidayu
- Wero
- Wonokriyo
- Wonosigro
Batas-batas Wilayah
- Sebelah Barat: Kecamatan Sempor dan Kecamatan Buayan
- Sebelah Timur: Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Kuwarasan
- Sebelah Utara: Kecamatan Sempor
- Sebelah Selatan: Kecamatan Kuwarasan
Geografi
Kecamatan Gombong sebagian besar memiliki kondisi geografi berupa dataran rendah. Ketinggian rata-rata Kecamatan Gombong adalah 21 meter di atas permukaan air laut. Puncak tertingginya adalah puncak Bukit Igir Gadung yang memiliki ketinggian 116 meter di atas permukaan air laut yang berada di perbatasan Desa Klopogodo dengan Desa Wonosigro dan Kecamatan Sempor. Sungai yang melintas di wilayah ini antara lain Sungai Kemit, Sungai Gombong, Sungai Semali, Sungai Wonokriyo, Sungai Kalisalam, Sungai Kawo dan Sungai Patemon.
Penggunaan Lahan
Sebagai kota bisnis dengan populasi penduduk yang padat, penggunaan lahan di Kecamatan Gombong sebagian besar digunakan untuk pemukiman penduduk dan lahan persawahan. Seluruh lahan persawahan merupakan jenis sawah irigasi dari Waduk Sempor. Sebagian kecil lahan perbukitan di wilayah utara digunakan sebagai hutan.
Transportasi
Transportasi di Kecamatan Gombong sangat beragam mulai dari angkutan desa, angkutan kota, bus antar kota antar provinsi, bus antar kota hingga kereta api. Kecamatan Gombong dilintasi jalan nasional yang menghubungkan sejumlah wilayah di Kabupaten Kebumen juga berbagai kota selatan pulau jawa. Sejumlah ruas lainnya adah jalan provinsi yang menghubungkan Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen dengan Kabupaten Banjarnegara melalui Kecamatan Sempor. Dua ruas jalan alternatif dari Kecamatan Gombong menuju jalan Daendels di wilayah pesisir Kabupaten Kebumen di antaranya Ruas Gombong - Buayan - Karangbolong - Daendels serta Ruas Gombong - Kuwaru - Purwaganda - Puring - Daendels. Kondisi jalan dan jembatan di wilayah ini sudah bagus dan mendukung.
Penduduk
Sebagian besar penduduk Kecamatan Gombong berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta, Pengusaha, PNS, Politikus, dan petani. Sebagian penduduk usia produktif pergi merantau atau bersekolah ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Purwokerto dan sejumlah kota besar di luar pulau seperti Sumatera, Bali, dan Kalimantan. Mayoritas penduduk Kecamatan Gombong memeluk agama Islam dan agama Kristen. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagiaan besar tamatan Sekolah menengah pertama dan Sekolah menengah atas
Institusi Pendidikan
Beberapa sekolah dasar, sekolah luar biasa, sekolah menengah negeri dan swasta serta perguruan tinggi yang ada di Kecamatan Gombong adalah sebagai berikut :
PERGURUAN TINGGI
SD/MI
- SD NEGERI 1 GOMBONG
- SD NEGERI 2 GOMBONG
- SD NEGERI 3 GOMBONG
- SD NEGERI 5 GOMBONG
- SD NEGERI KEMUKUS
- SD NEGERI PATEMON
- SD NEGERI BANJARSARI
- SD NEGERI PANJANGSARI
- SD NEGERI WERO
- SD NEGERI WONOSIGRO
- SD NEGERI KLOPOGODO
- SD NEGERI 1 KALITENGAH
- SD NEGERI 2 KALITENGAH
- SD NEGERI 3 KALITENGAH
- SD NEGERI 1 WONOKRIYO
- SD NEGERI 2 WONOKRIYO
- SD NEGERI 1 SIDAYU
- SD NEGERI 2 SIDAYU
- SD NEGERI 1 KEDUNGPUJI
- SD NEGERI 2 KEDUNGPUJI
- SD NEGERI 1 SEMANDING
- SD NEGERI 2 SEMANDING
- SD NEGERI 1 SEMONDO
- SD NEGERI 2 SEMONDO
- SDIT ATH-THORIQ GOMBONG
- SD KREATIF MUHAMMADIYAH GOMBONG
- SD PIUS BAKTI UTAMA GOMBONG
- MI MUHAMMADIYAH KALITENGAH
- MI MUHAMMADIYAH KLOPOGODO
- MI MUHAMMADIYAH SEMONDO
- MI MAARIF BANJARSARI
SMP/MTs
- SMP NEGERI 1 GOMBONG
- SMP NEGERI 2 GOMBONG
- SMP NEGERI 3 GOMBONG
- SMP NEGERI 4 GOMBONG
- SMP MUHAMMADIYAH GOMBONG
- SMP PIUS BAKTI UTAMA GOMBONG
- MTs NEGERI 8 KEBUMEN
- MTs PLUS MAARIF GOMBONG
SMA/SMK/MA
SEKOLAH LUAR BIASA
Sarana Publik
Sarana publik di Kecamatan Gombong sangat bagus dengan adanya pasar tradisonal, hotel, swalayan, restaurant, langgar, masjid, gereja, pura, kleteng yang mendukung serta fasilitas kesehatan. Berikut sejumlah fasilitas umum yang ada di Kecamatan Gombong:
- RSU PKU Muhammadiyah Gombong di Kelurahan Wonokriyo
- RS Palang Biru Gombong di Keluarahan Gombong
- RS Bersalin Palang Biru Gombong di Keluarahan Gombong
- Puskesmas Gombong 1 di Kelurahan Gombong
- Puskesmas Gombong 2 di Desa Semondo
- Pasar Induk Wonokriyo di Kelurahan Wonokriyo
- Pasar Desa Sidayu di Desa Sidayu
- Stasiun Gombong di Kelurahan Wonokriyo
- Terminal Bus Gombong di Kelurahan Semanding
Pariwisata & Sosial Budaya
Kecamatan Gombong selain kota bisnis juga yang merupakan kota budaya memiliki tempat wisata, potensi wisata, kerajinan tangan serta makanan khas yang menjajikan. Tempat pariwisata ada yang sudah dikelola dengan baik oleh pemerintah Kabupaten Kebumen dan juga ada yang belum. Beberapa sumber menyebutkan Kecamatan Gombong mempunyai objek wisata pantai, goa dan waduk. Padahal semua wisata tersebut lokasinya sudah berada di luar wilayah administratuf Kecamatan Gombong namun masih di sekitarnya. Seperti Objek wisata Waduk Sempor berada di Kecamatan Sempor, Goa-goa serta sejumlah pantai seperti Goa Jatijajar dan Pantai Ayah ditemui di Kecamatan Ayah. Pantai juga ditemui di wilayah selatan Kecamatan Gombong yang masuk ke wilayah Kecamatan Puring dan Kecamatan Buayan. Berikut ini objek wisata yang letaknya berada di Kecamatan Gombong:
1. Benteng Van Der Wijck
- Benteng Van der Wijck adalah sebuah benteng tua peninggalan Belanda di utara Kota Gombong. Saat ini benteng tersebut digunakan sebagai tempat rekreasi keluarga & wahana permainan anak. Benteng ini tepatnya berada di Desa Sidayu.
2. Roemah Martha Tilaar
- Berawal dari keinginan Ibu Martha Tilaar untuk memberikan kontribusi bagi Kota kelahirannya Gombong, maka inisiatif membangun Roemah Martha Tilaar ini dimulai. Selain berisi informasi perjalanan hidup Ibu Martha Tilaar dengan latar belakang Gombong, Roemah Martha Tilaar juga akan mengadakan kegiatan-kegiatan sosial dan ekonomi kemasyarakatan selain juga kegiatan preservasi budaya lokal. Roemah Martha Tilaar menempatkan museum sebagai konteks dan aktivitas sebagai konten sehingga diharapkan menjadi sebuah tempat yang vibrant. Dalam pengembangan program-program untuk kegiatan dan aktivitas yang akan dijalankan, Roemah Martha Tilaar mengambil inspirasi dari 4 Pilar Martha Tilaar Group yaitu : Beauty Education, Beauty Green, Beauty Culture dan Empowering Woman.
3. BSC (Bintang Sport Center)
Bintang Sport Center Gombong dibangun sekitar tahun 2005, dan diresmikan pada tahun 2007 oleh pemiliknya yaitu Drs. S. Bimantoron.
4. Makanan Khas
- Selain tempat wisata yang menarik, Kecamatan Gombong juga terkenal dengan wisata kulinernya. Makanan paling khas di Kecamatan Gombong yaitu Tempe Mendoan dan Lanting. Ada juga kuliner berat seperti Sate Gombong dan Soto Gombong yang sangat nikmat.
Referensi