Penutupan pemerintahan federal Amerika Serikat 2018–2019
Artikel ini adalah bagian dari seri tentang |
Anggaran dan utang di Amerika Serikat |
---|
Penutupan separuh pemerintahan Amerika Serikat ketiga tahun 2018–2019 dimulai pada dini hari EST, hari Sabtu, 22 Desember 2018, dan masih berlangsung. Penutupan ini disebabkan oleh konflik antara Kongres Amerika Serikat dan Presiden Trump yang enggan menyetujui alokasi anggaran tahun berjalan 2019 atau anggaran darurat sementara. Penutupan terjadi karena Presiden meminta dana federal sebesar $5,7 miliar untuk membangun tembok perbatasan A.S.–Meksiko dan Kongres menolaknya.[1][2][3]
Penutupan telah berlangsung selama 2145 hari per 9 Januari. Ini adalah penutupan pemerintahan terlama kedua sepanjang sejarah Amerika Serikat setelah penutupan tahun 1995–96 yang berlangsung selama 21 hari.
Sejarah legislatif
Latar belakang
Pada September 2018, Kongres mengesahkan dua RUU anggaran "minibus" untuk anggaran federal tahun berjalan 2019 yang berlaku pada 1 Oktober 2018. RUU ini menyatukan 5 dari 12 RUU anggaran rutin yang mendanai 77% anggaran diskresi federal dan mencakup satu resolusi lanjutan (anggaran darurat) yang berlaku hingga 7 Desember untuk mendanai lembaga pemerintahan lainnya.[7]
Tanggal 6 Desember, Kongres mengesahkan resolusi lanjutan kedua yang berlaku sampai 21 Desember untuk memperpanjang masa pembahasan tembok perbatasan Trump. Pembahasan ini tertunda karena kematian dan pemakaman kenegaraan George H. W. Bush.[8]
Awal penutupan
Pada 11 Desember, Trump melakukan rapat terbuka dengan Ketua DPR terpilih Nancy Pelosi dan Ketua Minoritas Senat Chuck Schumer. Trump meminta mereka mendukung alokasi $5,7 miliar untuk pembangunan tembok perbatasan. Mereka menolak permintaan Trump dan saling berdebat. Trump kemudian mengatakan: "Saya berani menutup pemerintahan demi keamanan perbatasan ... Saya yang akan menutup [pemerintahan]. Saya tidak akan menyalahkan Anda ... Saya tanggung jawab. Saya sendiri yang bakal menutup pemerintahan." Schumer membalas, "Kita tidak perlu menutup pemerintahan atas alasan perselisihan ini."[9]
Tiga hari kemudian, Politico melaporkan bahwa Trump bersedia menyetujui RUU tanpa anggaran tembok perbatasan yang menunda penutupan pemerintahan hingga 2019 ketika Kongres baru dilantik.[10] Tanggal 18 Desember, Ketua Mayoritas Senat Mitch McConnell bertemu Trump dan mengumumkan bahwa pemerintahan tidak akan ditutup pada 22 Desember dan Presiden "tidak menuntut" anggaran tembok perbatasan. Ketua Komite Anggaran Senat Richard Shelby berkomentar bahwa solusi paling memungkinkan adalah presiden menyetujui RUU yang mendanai pemerintahan sampai awal Februari. Schumer menambahkan bahwa partainya akan "benar-benar" mempertimbangkan RUU tersebut. Pengarah Mayoritas Senat John Cornyn mengatakan, "Tidak ada pejabat yang menghendaki penutupan pemerintahan. Saya rasa para penasihat presiden sudah memberitahu beliau bahwa penutupan pemerintahan itu tidak baik."[11]
Keesokan harinya, Senat dengan suara bulan mengesahkan resolusi lanjutan kedua (H.R. 695) yang berlaku sampai 8 Februari 2019. Pelosi mengumumkan bahwa fraksi Demokrat di DPR akan mendukungnya meskipun ditentang oleh fraksi Republik.[12] Namun, pada tanggal 20 Desember, seiring banyaknya kritik dari media, komentator, dan tokoh politik konservatif,[13][14] Trump mengubah sikapnya dan menyatakan bahwa ia tidak akan menyetujui RUU anggaran apapun yang tidak mencantumkan anggaran tembok perbatasan. DPR kemudian mengesahkan resolusi lanjutan yang mencantumkan $5 miliar untuk tembok dan $8 miliar untuk bantuan bencana.[15] Perundingan alot di Senat menyebabkan batalnya pengesahan resolusi lanjutan hari itu.[16] Perubahan sikap Trump memicu kekhawatiran di kalangan fraksi Republik Senat. Ketika ditanyai soal langkah selanjutnya, Senator Tennessee Bob Corker tertawa: "Saya tidak tahu. Kalian bersenang-senanglah. Saya siap-siap berlibur ke Chattanooga... Ada-ada saja."[13][17]
Penutupan dimulai tanggal 22 Desember[16] dan Presiden Trump mengumumkan akan membatalkan rencana perjalanannya ke Mar-a-Lago untuk merayakan Natal dan akan tinggal di Washington, D.C.[18] Makna kata "tembok" diperkirakan menjadi topik perundingan selanjutnya.[19]
Upaya penyelesaian
Kongres ke-115
Kongres bubar pada tanggal 22 Desember dalam rangka musim Natal dan liburan. Banyak pihak memprediksi penutupan ini tidak akan selesai sampai Kongres ke-116 dilantik.[20] Senat rapat lagi pada 27 Desember selama empat menit di bawah pimpinan Senator Pat Roberts (R-KS). DPR juga sempat mengadakan rapat singkat. Pengarah Mayoritas Republik Steve Scalise (R-LA) mengatakan bahwa tidak ada lagi pemungutan suara sampai akhir 2018. Anggota DPR Jim McGovern (D-MA) mencoba meminta pertimbangan RUU anggaran jangka pendek yang sudah disahkan Senat, tetapi Ketua menolaknya.[21]
Kongres bubar lagi sampai 31 Desember 2018 untuk mempersiapkan rapat pro forma.[22] Pada 2 Januari 2019, hari kerja terakhir Kongres Amerika Serikat ke-115, ada rapat pro forma yang berlangsung selama beberapa menit.
Kongres ke-116
Kongres baru dilantik tanggal 3 Januari 2019. Kegiatan pertama di DPR usai pelantikan adalah pemungutan suara resolusi lanjutan anggaran Departemen Keamanan Dalam Negeri yang berlaku sampai 8 Februari (H.J.Res. 1), disahkan dengan 239–192 suara; dan paket lima RUU anggaran untuk lembaga pemerintahan lainnya sampai akhir tahun berjalan (H.R. 21),[23] disahkan dengan 241–190 suara. RUU ini mencantumkan $1,3 miliar untuk keamanan perbatasan, tetapi tidak ada anggaran tambahan untuk tembok perbatasan. RUU ini tidak langsung dibahas di Senat;[24] McConnell mengatakan bahwa fraksi Republik Senat tidak akan mendukung RUU apapun yang tidak didukung Trump. Pernyataan McConnell mengakhiri spekulasi bahwa DPR dan Senat bisa membatalkan veto Trump untuk mengakhiri penutupan pemerintahan.[25][26] Dua Senator Republik, Susan Collins dari Maine dan Cory Gardner dari Colorado, mendukung RUU anggaran DPR untuk mengakhiri penutupan pemerintahan.[25]
Setelah Kongres baru dilantik dan Nancy Pelosi dipilih menjadi Ketua, ia dan Chuck Schumer menemui Presiden Trump.[25] Pelosi dan Schumer sepakat bahwa penutupan harus berakhir dan melaporkan bahwa permintaan mereka ditolak Trump. Mereka mengatakan bahwa Trump mengancam akan "menutup pemerintahan selama mungkin. Berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun."[25] Tanggal 4 Januari, Trump mengakui ancaman tersebut dan menambahkan: "Saya bangga dengan keputusan saya."[25] Ia kemudian mengaku sedang mempertimbangkan penetapan keadaan darurat agar anggaran militer bisa digunakan untuk membangun tembok.[27][28]
Pada 7 Januari, biro pers Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden Trump akan menyampaikan pidato umum tentang krisis di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko dan peluang penetapan "keadaan darurat" untuk menyelesaikan masalah tersebut. Presiden menyampaikan pidato umum di Oval Office pukul 21:00 tanggal 8 Januari. Pada saat yang sama, fraksi Demokrat meminta jaringan televisi menyiarkan pidato tanggapan dari mereka.[29][30]
Mulai 9 Januari, DPR akan melakukan pemungutan suara untuk empat RUU anggaran secara terpisah: Keuangan (termasuk Internal Revenue Service) dan General Services Administration; Pertanian (termasuk kupon tunjangan) dan Food and Drug Administration; Dalam Negeri dan Environmental Protection Agency; dan Transportasi dan Perumahan dan Pengembangan Kota (termasuk beberapa program pegadaian federal). Strategi ini sama seperti strategi fraksi Republik saat penutupan tahun 2013 yang mengajukan 14 resolusi lanjutan mini.[31][32]
Fraksi Demokrat Senat menolak semua pemungutan suara RUU yang diajukan sebelum pemungutan suara pengakhiran penutupan pemerintahan.
Referensi
- ^ Julie Hirschfeld Davis & Michael Tackett (January 2, 2019). "Trump and Democrats Dig In After Talks to Reopen Government Go Nowhere". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 3, 2019. Diakses tanggal January 3, 2019.
- ^ Damian Paletta & Erica Werner (January 2, 2019). "Trump falsely claims Mexico is paying for wall, demands taxpayer money for wall in meeting with Democrats". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 3, 2019. Diakses tanggal January 3, 2019.
- ^ Liptak, Kevin (January 4, 2019). "Trump says he could keep shutdown going for months or years". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 4, 2019. Diakses tanggal January 4, 2019.
- ^ "FY 2019 HHS Contingency Staffing Plan for Operations". U.S. Department of Health and Human Services Assistant Secretary for Financial Resources. September 25, 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 22, 2018. Diakses tanggal December 22, 2018.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamadc
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamadc2
- ^ Conradis, Brandon (September 26, 2018). "House passes $854B spending bill to avert shutdown". The Hill. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 27, 2018. Diakses tanggal September 28, 2018.
- ^ Bade, Rachael; Everett, Burgess (December 6, 2018). "Congress averts shutdown, postponing fight over Trump's wall". Politico. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 6, 2018. Diakses tanggal December 7, 2018.
- ^ Burgess Everett; Sarah Ferris; Caitlin Oprysko (December 11, 2018). "Trump says he's 'proud' to shut down government during fight with Pelosi and Schumer". Politico. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 24, 2018. Diakses tanggal December 23, 2018.
- ^ Eliana Johnson; Burgess Everett; Rachael Bade (December 14, 2018). "Trump considers delaying border wall fight until January". Politico. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 24, 2018. Diakses tanggal December 23, 2018.
- ^ Sarah Ferris; Burgess Everett; Eliana Johnson (December 18, 2018). "GOP talks Trump off the shutdown ledge". Politico. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 22, 2018. Diakses tanggal December 23, 2018.
- ^ Erica Werner; Paul Kane; Josh Dawsey (December 19, 2018). "Senate passes bill to keep government open until February, undercutting Trump's drive for border wall funding". Th Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 24, 2018. Diakses tanggal December 23, 2018.
- ^ a b Jason Schwartz (December 20, 2018). "Conservative media turns on Trump for going wobbly on the wall". Politico. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 24, 2018. Diakses tanggal December 23, 2018.
- ^ Eliana Johnson; Burgess Everett (December 20, 2018). "Pressure from base pushed a flustered Trump into shutdown reversal". Politico. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 21, 2018. Diakses tanggal December 23, 2018.
- ^ Ferris, Sarah; Bresnahan, John. "House and Senate on collision course as shutdown nears". POLITICO. Diakses tanggal December 21, 2018.
- ^ a b Werner, Erica; Paletta, Damian; Wagner, John (December 21, 2018). "Partial government shutdown assured after lawmakers leave Capitol without budget deal". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 21, 2018. Diakses tanggal December 21, 2018.
- ^ Burgess Everett (December 20, 2018). "'Can't make this stuff up': Senate GOP isn't sweating shutdown". Politico. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 21, 2018. Diakses tanggal December 23, 2018.
- ^ Andrew Restuccia; Eliana Johnson (December 21, 2018). "Trump to stay in Washington amid shutdown". Politico. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 23, 2018. Diakses tanggal December 23, 2018.
- ^ Cochrane, Emily; Medina, Jennifer (December 26, 2018). "As Shutdown Continues, Resolution May Depend on Definition of 'Wall'". The New York Times. ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 27, 2018. Diakses tanggal December 27, 2018.
- ^ "US shutdown looks set to drag through Christmas". BBC News. December 22, 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 24, 2018. Diakses tanggal December 24, 2018.
- ^ Nicholas Fandos; Catie Edmondson (December 27, 2018). "With No Votes Scheduled, a Government Shutdown Will Greet the Democratic House". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 28, 2018. Diakses tanggal December 28, 2018.
- ^ Werner, Erica; Kane, Paul; Sonmez, Felicia (December 27, 2018). "Shutdown set to extend into new year after Congress punts on budget, border votes". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 27, 2018. Diakses tanggal December 27, 2018.
- ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal January 3, 2019. Diakses tanggal January 4, 2019.
- ^ Swanson, Ian (January 3, 2019). "House passes legislation to re-open government despite opposition from Trump". TheHill (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 4, 2019. Diakses tanggal January 4, 2019.
- ^ a b c d e "Trump ready for US shutdown to last 'for years'". BBC News. January 4, 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 4, 2019. Diakses tanggal January 4, 2019.
- ^ John Bresnahan; Burgess Everett (January 4, 2019). "McConnell keeps his head down as government shutdown drags on". Politico. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 4, 2019. Diakses tanggal January 4, 2019.
- ^ "Trump says he could keep shutdown going for months or years". CNN. January 4, 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 4, 2019. Diakses tanggal January 6, 2019.
- ^ "Trump says he is considering using emergency powers to build wall". CNN. January 4, 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 5, 2019. Diakses tanggal January 6, 2019.
- ^ "Trump to visit border, make prime-time speech in PR blitz for border wall". ABC News (dalam bahasa Inggris). A.B.C. News. 7 January 2019. Diakses tanggal 8 January 2019.
- ^ "Major networks will carry Democratic response to Trump immigration speech" (dalam bahasa Inggris). NBC News. 8 January 2019. Diakses tanggal 8 January 2019.
- ^ Bresnahan, John; Ferris, Sarah (2019-01-07). "House GOP leaders fear support eroding for Trump's shutdown fight". Politico (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-01-08.
- ^ Balluck, Kyle (2019-01-06). "House Democrats release bills to end shutdown". TheHill (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-01-08.