Lompat ke isi

Lusitania

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 Juni 2019 05.18 oleh LaninBot (bicara | kontrib) (Ibukota → Ibu kota)
Bagian yang diberi warna merah adalah provinsi Lusitania sebagai bagian dari Kekaisaran Romawi, 120 SM

Lusitania adalah sebuah provinsi Romawi kuno yang wilayahnya sekarang lebih kurang mencakup Portugal, kecuali untuk wilayah antara sungai Douro dan Minho (bagian dari Hispania Tarraconensis), dan bagian dari Spanyol barat pada masa kini, komunitas otonom Extremadura sekarang dan (bagian dari) Castile-Leon. Wilayah ini diberi nama sesuai dengan bangsa Lusitani atau Lusitania. Bangsa Lusitani adalah pahlawan-pahlawan perkasa yang asal-usulnya tidak diketahui. Ibu kotanya adalah Emerita Augusta (kini Mérida)

Asal usul nama

Etimologi Lusitania, seperti asal usul bangsa Lusitani, juga tidak jelas. Nama ini mungkin berasal dari bahasa Kelt: Lus dan Tanus, "suku Lusus". Yang lainnya mengatakan bahwa Lusitania berarti "Kota cahaya".

Orang-orang Romawi, seperti misalnya Plinius Senior (Natural History, 3.5) dan Varro (dikutip oleh Plinius), berspekulasi bahwa nama Lusitania berasal dari bahasa Romawi, seperti ketika Plinius berkata lusum enim liberi patris aut lyssam cum eo bacchantium nomen dedisse lusitaniae et pana praefectum eius universae: bahwa Lusitania mendapatkan namanya dari lusus yang dihubungkan dengan Bacchus dan lyssa dari Bacchantesnya, dan bahwa Pan adalah gubernurnya. Lusus biasanya diterjemahkan menjadi 'permainan', sementara lyssa adalah kata pinjaman dari bahasa Yunani λυσσα, 'mabuk' atau 'murka' (dan kadang-kadang menjadi personifikasi dari keduanya). Terjemahan-terjemahan lainnya mengambil kedua kata itu sebagai nama yang sebenarnya: Lusus dan Lyssa menjadi pendamping-pendamping yang hidup dari Bacchus. Os Lusíadas dari Luís de Camões, yang menggambarkan Lusus sebagai pendiri Lusitania, mengikuti terjemahan ini.

Bangsa Lusitania

Bangsa Lusitani, yang adalah orang-orang Indo-Eropa dan mungkin berasal dari Pegunungan Alpen, menetap di wilayah ini pada abad ke-6 SM, tetapi para sejarahwan dan ahli arkeologi masih belum memastikan asal usul mereka. Beberapa penulis modern menganggap mereka sebagai penduduk pribumi yang secara budaya dan kemungkinan juga melalui perkawinan campuran dijadikan bangsa Kelt. Hipotesis ini juga didukung oleh Avienus, yang menulsi ORA MARITIMA, yang diilhami oleh dokumen-dokumen dari abad ke-6 SM.

Peneliti Lambrino membela pendapat bahwa bangsa Lusitania adalah sebuah kelompok suku yang berasal dari suku Kelt yang terkait dengan bangsa Lusones (sebuah suku bangsa yang menghuni wilayah timur dari Iberia). Kemungkinan, kedua suku itu berasal dari pegunungan Swiss. Tetapi sebagian lagi berpendapat bahwa bangsa Lusitania adalah sebuah suku bangsa asli Iberia, yang terbentuk karena perkawinan campuran antara berbagai suku.

Wilayah pertama yang dikoloni oleh bangsa Lusitani kemungkinan adalah lembah Douro dan wilayah Beira Alta (sekarang Portugal); di Beira mereka menetap hingga mereka mengalahkan bangsa Kelt dan suku-suku lainnya, lalu mereka memperluas wilayah mereka hingga mencakup daerah Estremadura sebelum kedatangan orang-orang Romawi.

Perang melawan orang-orang Romawi

Bangsa Lusitani disebutkan untuk pertama kalinya dalam Livy (218 SM) dan digamarkan sebagai para tentara bayaran Karthago; mereka dilaporkan berperang melawan orang-orang Romawi pada 194 SM, kadang-kadang bersekutu dengan suku-suku Keltiberia lainnya.

Pada 179 SM praetor Lucius Postumius Albinus merayakan kemenangan atas bangsa Lusitani, tetapi pada 155 SM, mula-mula di bawah pimpinan Punicus (barangkali seorang jenderal Karthago) dan setelah itu Cesarus, bangsa Lusitani mencapai Gibraltar. Di sini mereka dikalahkan oleh praetor Lucius Mummius.

Servius Sulpicius Galba membangun sebuah gencatan senjata tipuan, tetapi ketika bangsa Lusitani merayakan persekutuan yang baru ini, ia membantai mereka, menjual mereka yang selamat sebagai budak. Hal ini mengakibatkan pemberontakan baru yang dipimpin oleh Viriathus, yang segera dibunuh oleh para pengkhianat yang dibayar oleh orang-orang Romawi. Orang-orang Romawi memperoleh berbagai kemenangan lainnya dengan proconsul Decimus Junius Brutus dan Marius (113 SM), tetapi bangsa Lusitani tetap melawan dengan suatu perang gerilya yang panjang; mereka belakangan bergabung dengan pasukan-pasukan Sertorius (seorang jenderal Romawi yang memberontak) dan akhirnya dikaklahkan oleh Augustus.

152 SM – Sejak masa ini Republik Romawi mengalami kesulitan untuk merekrut tentara untuk peperangan di Hispania, yang dianggap sangat brutal.

Baca lebih jauh di Garis waktu sejarah Portugal (pra-Romawi).

Provinsi Romawi

Hispania Romawi di bawah Diocletianus 293 SM; Lusitania terdapat di ujung barat

Dengan Lusitania (dan Asturia dan Gallaecia), Roma telah melengkapi penaklukannya atas jazirah Iberia, yang kemudian dibagi oleh Augustus (25-20 SM) menjadi Hispania Tarraconensis di timur dan utara, Hispania Baetica di bagian barat dayanya dan Provincia Lusitana di bagian barat. Mulanya Lusitania mencakup wilayah Asturia dan Gallaecia, tetapi kedua wilayah ini belakangan memisahkan diri dan bergabung dengan Provincia Tarraconensis yang baru dibentuk dan sisanya menjadi Provincia Lusitania et Vettones. Perbatasan utaranya merentang sepanjang sungai Douro, sementara di sisi timurnya, perbaasannya merentang melalui Salmantica dan Caesarobriga hingga ke sungai Anas (Guadiana).

Berkas:Conimbriga ruins.jpg
Lantai mosaic yang berpola geometris yang rumit bertahan di Conímbriga

Ibu kota Lusitania adalah Augusta Emerita (saat ini Mérida) di Spanyol. Coimbra Modern, adalah Aeminium sebuah kota Romawi, dan dekat Condeixa-a-Nova modern, adalah Conímbriga, juga kota Romawi. Conímbriga bukanlah kota terbesar di Lusitania, tetapi yang paling terlestarikan. Kota ini dibangun di sebuah lokasi yang telah lama dihuni. Pada 468 kota ini diserang oleh bangsa Suevi, dan para penduduknya melarikan diri ke Aeminium, yang mewarisi namanya dan yang kini dikenal sebagai Coimbra. Tembok-tembok kota Conimbriga pada umumnya masih utuh, dan lantai-lantai mosaiknya (gambar di kanan) dan fondasi banyak dari rumah dan gedung-gedung umumnya masih bertahan. Di tempat-tempat pemandian, para pengunjung dapat melihat jaringan saluran air yang dipanaskan dengan batu (hypocaust) di bawah lantai yang kini telah hilang. Para arkeolog memperkirakan bahwa, meskipun penggalian telah dimulai pada 1898, hanya 10 persen dari bagian kota ini yang telah diekskavassi.

Di bawah Diocletianus, Lusitania mempertahankan perbatasannya dan dipimpin oleh seorang praeses, belakangan oleh seorang consularis; akhirnya, dipersatukan dengan provinsi-provinsi lainnya untuk membentuk Diocesis Hispaniarum ("Diosis Hispania").

Lihat pula

Pranala luar