Abdullah Sammy
Abdullah Sammy | |
---|---|
Lahir | 18 Oktober 1986 Jakarta |
Kebangsaan | Indonesia |
Warga negara | Indonesia |
Pendidikan | Pasca Sarjana Universitas Indonesia |
Almamater | Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Univeritas Indonesia] [Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia |
Pekerjaan | Jurnalis |
Abdullah Sammy adalah jurnalis yang memiliki spesialisasi di bidang politik, sosial, dan olahraga. Dia meraih Anugerah Adinegoro secara dua kali beruntun pada 2012 dan 2013.
Pada 2012, dia meraih Adinegoro lewat artikel investigasi berjudul Putri di Belakang Istana. Sedangkan penghargaan Adinegoro kedua dia raih lewat artikel yang mengulas nasib buruh honorer yang dipekerjakan DPR.[1]
Alumni Universitas Indonesia ini mengawali kariernya sebagai reporter di Harian Republika dan Republika Online sejak 2009. Dia juga menjadi analis pada salah satu program acara sepak bola di stasiun televisi Berita Satu.
Nama dia mulai dikenal saat meletusnya polemik di tubuh PSSI. Saat itu, Sammy berkorespondensi langsung dengan FIFA untuk membahas soal dualisme organisasi. Surat yang dilayangnya kepada FIFA kemudian memaksa Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) untuk menunda kompentisi liga karena dianggap sebagai breakaway league (kompetisi ilegal).[2]
Referensi
- ^ "Dewan Juri Adinegoro 2012 Puji Karya Wartawan Republika Online | Republika Online". web.archive.org. 2013-12-03. Diakses tanggal 2019-09-02.
- ^ "ISL Tak Diakui FIFA, Presdir PT. Liga Ngotot Jalan Terus". web.archive.org. 2018-09-14. Diakses tanggal 2019-09-02.