Lompat ke isi

Wikipedia:Artikel pilihan/Usulan/Ketopong Benty Grange

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ketopong Benty Grange

Pengusul: Mimihitam (b • k • l) · Status:    Dalam diskusi

Artikel ini diterjemahkan oleh Japra Jayapati yang mutu uraiannya sangat luar biasa. Versi Inggris sudah mendapatkan status AP dan isinya didukung dengan sumber2 akademis. Oleh sebab itu artikelnya sudah layak untuk menjadi AP dan semoga bisa menjadi contoh bagi yang mau mengembangkan artikel tentang artefak sejarah di Indonesia.  Mimihitam  13 Januari 2020 03.35 (UTC)[balas]

Komentar dari Syahramadan

Menurut saya, artikel ini sendiri sudah bagus. Akan tetapi, ada beberapa hal yang mungkin bisa di perbaiki supaya tidak terlalu mirip dengan sekadar artikel terjemahan. Selain itu, ada beberapa kelemahan di dalam berbagai aspek bahasa.

  • Dalam bab Ikonografi, terdapat kalimat : "Raja Æthelberht sendiri menerima agama Kristen menjelang wafat pada tahun 616, dan dalam kurun waktu seabad, sebagian besar kaum ningrat berikut para kawula mereka menjadi pemeluk agama Kristen." Saya berharap frasa "kaum ningrat berikut para kawula" lebih baik diganti dengan istilah yang lebih familiar, karena frasa tersebut lebih dekat ke arah bahasa Jawa.
    Kata "ningrat" dan "kawula" ada di KBBI, jadi menurutku tidak masalah.  Mimihitam  15 Januari 2020 17.02 (UTC)[balas]
  • Terdapat pula dalam bab Deskripsi : "Delapan pelat tanduk, yang diduga berasal dari satwa bos longifrons," Mungkin penggunaan istilah binomial nomenclature seperti Bos longifrons bisa diterangkan maksud dari nama itu atau diberi salah satu contoh hewan di masa kini yang memiliki bentuk atau kekerabatan yang dekat dengan binatang tersebut.
    Terima kasih, sudah aku ganti jadi "sapi" karena Bos longifrons sudah tidak dipakai lagi oleh ilmuwan.  Mimihitam  15 Januari 2020 17.02 (UTC)[balas]
  • Dalam bagian Tipologi, saya rasa masih cukup sederhana karena hanya membandingkan dengan ketopong Sutton Hoo. Mungkin agak lebih baik bila bagian tersebut dikembangkan dengan perbandingan ketopong-ketopong lain di luar Eropa.
    Kalau dibandingkan dengan di luar Eropa rasanya nggak nyambung sama sekali karena budayanya beda jauh. Bagian tipologi ini sendiri juga ditulis berdasarkan tipologi yang dirumuskan oleh para akademisi.  Mimihitam  15 Januari 2020 20.40 (UTC)[balas]
  • Di bagian "Jambul Celeng dalam wiracarita Beowulf", penggunaan istilah wiracarita dapat membingungkan orang awam. Akankah lebih baik istilah ini diganti dengan "epos" mungkin, atau menghubungkannya dengan artikel pranala Wiracarita.
    Sudah aku pranalakan.  Mimihitam  15 Januari 2020 17.02 (UTC)[balas]
  • Selain itu, di bagian Ikonografi mengalami ketidakfokusan karena menjelaskan perkembangan agama Kristen di Britania Raya, bukan fokus menggambarkan Ketopong Benty Grange yang ada di masa peralihan dari agama leluhur ke agama Kristen Katolik.
    Penjelasan sudah dipersingkat supaya tetap fokus ke ketopongnya.  Mimihitam  15 Januari 2020 20.50 (UTC)[balas]

= Komentar dari AMA

  • Pemakaian kata azimat, apakah tidak lebih cocok kata jimat saja? Saya pikir kata kedua, lebih umum.
  • Di muka artikel, maktub padanya "dan berkisah tentang besarnya tenaga pria "manakala dengan pedang terhunus, yang tajam matanya oleh tempaan, lagi berkilat-kilat bilahnya berlumur darah, menetak lepas jambul celeng yang begitu keras dari puncak ketopong."" Kenapa tidak pakai ketika atau tatkala saja?
  • Maktub pada bahagian "Deskripsi": "Pentol-pentol ini agaknya dituang ke permukaan badan patung, dikikir, disaluti emas, dan mungkin dibuat demikian agar tampak seperti bulu-bulu yang keemas-emasan." Mungkin sebagian org langsung paham, apalagi prnh sy liat iklan di TV "kue salut keju", tapi sy pikir kata dilapis lebih umum.
  • Bahagian yg sama: "Pelat ini mungkin sekali dipasang langsung pada rangka ketopong, sementara kaki-kaki patung diloloskan melalui lubang-lubang pada pelat tanduk." Diloloskan di situ, maksudnya ditembuskan?
  • "Fungsi": "kelangkaannya yang luar biasa menunjukkan bahwa ketopong-ketopong Anglo-Saxon tidak pernah dicadangkan dalam jumlah besar." Maksudnya tdk prnh diproduksi dlm jumlah banyak?
  • "Penemuan": saya usulkan saja dipakai kata "lebih kurang" yg sama makna dengan "kira-kira".
  • Bagian yg sama: "Kenyataan bahwa barang-barang temuan didapati dalam dua kumpulan yang terpisah sejauh enam kaki, dan kenyataan bahwa barang-barang yang lazimnya menyertai ketopong tidak turut ditemukan, yakni barang-barang seperti pedang dan perisai, menimbulkan dugaan bahwa makam ini sudah pernah dijarah." Kenapa tdk ditambahkan kata, jadinya menimbulkan dugaan bahwa mungkin saja makam ini sudah pernah dijarah? Kenapa "mungkin saja", karena ada dugaan yg menjelaskan tanda² ke arah sana.
  • Bagian yg sama: di sana dijelaskan tanah yg korosif membikin jenazah terurai. Tidak dijelaslan pula akibat/jejak² korosifnya tanah itu pada itu ketopong?
  • "Ikonografi": saya memandang bahagian ini lebih bagaikan menjelaskan sejarah dan latar belakang sejarah Kekristenan di Inggris. Jika maksudnya begitu, kenapa tidak diletakkan di bawah pembuka artikel, jadikan "Latar belakang kesejarahan" ama hubungan aja dengan sejarah ketopong itu?
  • Subbagian "Jambul celeng dan wiracarita Beowulf": dipakai kata tetirah? Ada di KBBI kah? Saya sudah lama sekali tak dengar ini kata, gasalah ada di puisi thn 60an(?) Syukur ada yg membawa kata ini lagi. Lalu kata "srikandi amazon", maksudnya "amazon" itu kata sifat kah?
  • Di bagian yg sama, kenapakah kata² bahasa Anglo-Saxon itu gak dimasukkan saja sebagai catatan kaki di atas referensi? Sy ingat, artikel film Indonesia d Wiki English, kadang ditulis saja translitnya ke English, kutipan asli, letak di catatan kaki.

Sudah, itu saja. Terima kasih. Arigatou gozaimasu. --AMA Ptk (bicara) 23 Januari 2020 01.23 (UTC)[balas]