A.P.T. Pranoto
Aji Pangeran Tumenggung Pranoto atau sering disingkat A.P.T. Pranoto (14 September 1906 – 19 Juni 1976[1]) adalah Gubernur Kalimantan Timur yang pertama, yang menjabat dari tahun 1956-1962.
Kelahiran dan keluarga
Kelahiran
Lahir dengan nama Aji Addin kemudian mendapat gelar Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, sehingga nama yang populer adalah APT Pranoto. Aji Addin merupakan putera ke-7 dari Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Aji Muhammad Alimuddin, dan saudara kandung dari Sultan Aji Muhammad Parikesit. Dilahirkan di Tenggarong pada tanggal 14 September 1906.
Keluarga
Aji Addin memiliki 17 orang anak, diantaranya adalah Aji Juwita Kirana, anak ke-8, yang bersuamikan Aji Bambang Abdulrachim.
Kematian
Pada 19 Juni 1976, APT Pranoto menghembuskan nafas terakhir di kediaman anaknya di Jl Sawo no 9, Samarinda.
Sumber lain
Menurut sumber lain, ia bernama Aji Mahmud bergelar Pangeran Tumenggung Pranata. lahir di Tenggarong, tahun 1905. Putera ke-5 dari Sultan Aji Muhammad Alimuddin dengan isteri mudanya.[2]
Ia mendapat pendidikan di OSVIA, Makassar. Menteri Kepolisian tahun 1945, Residen Kalimantan Timur tahun 1956-1959, Gubernur Kalimantan Timur 1959-1962.[2]
Dipenjara oleh Kolonel R. Suharjo 1962-1966. Ia meninggal di tahanan Rumah Tahanan Militer, Jakarta, 1966, meninggalkan seorang janda dan seorang putera yang bernama Aji Radin Mustawan Pranata.[2]
Karir dan Jasa
Jasa-jasa
Di kalangan masyarakat luas, tokoh Kaltim yang memiliki 17 anak ini dikenal memiliki kepribadian yang ramah dan kooperatif, segala kesulitan yang dihadapi diusahakanya untuk mencari penyelesaian. "Bapak (APT Pranoto, red) selalu memberikan bimbingan kepada semua orang, terutama keluarganya. Makanya, ketika nama bapak sudah mulai dilupakan orang, kami tidak banyak menuntut apa-apa, hanya berdoa mudah-mudahan suatu saat dibukakan Tuhan kenyataan sebenarnya," kata Aji Juwita Kirana, anak ke-8 APT Pranoto.
Terlebih di kalangan wartawan, jasanya membangun balai wartawan dan pendiri sekaligus pemberi nama surat kabar Wisma Berita tidak pernah dilupakan pada saat itu. Sehingga kehidupannya boleh dibilang sangat dekat dengan dunia jurnalistik. "Tapi kami tidak tahu, balai wartawan dan surat kabar Wisma Berita itu sekarang masih ada atau tidak, tapi yang jelas para wartawan yang hidup pada masa pemerintahan bapak tidak akan pernah lupa," tambah Juwita.
Karir pemerintahan
Memulai karirnya dengan menjadi juru tulis pada pemerintahan Kutai di Tenggarong, kemudian menjadi kepala distrik di Kota Bangun dan Sanga-sanga dari 1927 hingga 1929. Pada 1935 ia dinobatkan oleh kesultanan Kutai sebagai Tumenggung Kerajaan Kutai. Dalam pemerintahan Indonesia, suami dari Aji Maisarah gelar Aji Raden Puspo Kesumo ini memulainya selaku Bupati yang diperbantukan pada Gubernur Kalimantan.
Setelah itu, menjadi Residen Kaltim, sebagai tangga pertama mulai memimpin pemerintahan sipil di Kaltim. Ketika daerah Provinsi Kaltim pertama dibentuk 1 Januari 1957, APT Pranoto, masih menjabat sebagai Residen dengan memangku jabatan Gubernur Kaltim. Dan adanya Undang-undang pemisahan pemerintahan pusat dan pemerintahan otonomi daerah pada saat itu, dia menjadi Gubernur pertama Kaltim, dan selaku Kepala Daerah IA Moeis yang sekarang diabadikan menjadi nama RSUD kota Samarinda.
Referensi
- ^ Harian Tribun Kaltim. APT Pranoto, Gubernur Kaltim yang Terlupakan. 27 Januari 2007
- ^ a b c http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/kutai5.htm
Pranala luar
- Harian Tribun Kaltim. Keluarga APT Pranoto Keberatan