Lompat ke isi

HMGNC

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
HMGNC
HMGNC di tahun 2017. Dari kiri ke kanan: Dina Dellyana, Amandia Syachridar, Grahadea Kusuf.
HMGNC di tahun 2017. Dari kiri ke kanan: Dina Dellyana, Amandia Syachridar, Grahadea Kusuf.
Informasi latar belakang
Nama lainHomogenic (2002–2015)
AsalBandung, Jawa Barat, Indonesia
Genreindie, Elektronik
Tahun aktif2002–sekarang
LabelFFWD Records, demajors
Artis terkaitNeonomora, Risa Saraswati, Bottlesmoker, Mocca, The Milo
Situs webhttps://hmgnc.net
AnggotaDina Dellyana
Grahadea Kusuf
Amandia Syachridar
Mantan anggotaRisa Saraswati

HMGNC (dibaca Homogenic) adalah kelompok musik Indonesia asal Kota Bandung yang terbentuk pada tahun 2002 oleh Dina Dellyana (synths, programming), Risa Saraswati (vokal; diganti oleh Amandia Syachridar sejak tahun 2010), dan Grahadea Kusuf (synths, programming). Nama ’Homogenic’ sendiri terinspirasi dari album musisi ternama asal Islandia, Bjork tahun 1997 berjudul sama. Grup ini telah mendendangkan lagu-lagu dalam bahasa Indonesia dan Inggris dan saat ini telah merilis empat album studio dan satu album mini.[1]

Karir

Awal Karir

Homogenic terbentuk pada 2002 dengan anggota asal terdiri Dina Dellyana (synths, programming), Risa Saraswati (vokal), dan Grahadea Kusuf (synths, programming). Nama ’Homogenic’ sendiri terinspirasi dari idola mereka pada masa SMA, yakni musisi ternama asal Islandia, Bjork, tanpa berusaha untuk menirukan gaya bermusik beliau.

Bergabung dengan FFWD Records lewat album perdana Epic Symphony pada tahun 2004, mereka menyuguhkan musik yang merupakan campuran trip-hop dan elektronik downbeat disertai vokal bersuara ’malaikat’ di tengah meningkatnya minat akan musik elektronik di Indonesia. Pada tahun 2006, Homogenic melanjutkan eksplorasi musik mereka dengan album kedua berjudul Echoes of the Universe, di mana suasana gelap di rilisan sebelumnya menjadi lebih cerah, menandai pengaruh musik indiepop elektronik dalam musik mereka.[2]

Di tengah perjalanan musik Homogenic, ”Kekal”, ”Mindless”, ”Unfolding Sympathy”, dan beberapa lagu lain dari kedua album mereka menjadi original soundtrack film indie Cin(T)a. Film ini menjadi awal kolaborasi antara Homogenic dengan penulis/sutradara Sammaria Simanjuntak yang berlanjut ke proyek-proyek lainnya. Kegiatan promosi film tersebut yang berlangsung di Inggris membawa Homogenic untuk tampil di London, Birmingham, Newcastle, dan Manchester.[3]

Masa Hiatus dan Formasi Baru

Setelah empat tahun absen dikarenakan pembenahan masalah internal, pada tahun 2010 Homogenic kembali muncul dengan Amandia Syachridar menggantikan Risa Saraswati sebagai vokalis utama, sekaligus mengubah format mereka menjadi full-band. Perubahan ini membawa warna baru ke dalam musik mereka, mengarah pada terciptanya nada-nada elektronik manis tanpa kehilangan ciri khas Homogenic. Dirilis oleh FFWD Records pada tahun 2010, album ketiga Let a Thousand Flowers Bloom menjadi masa transisi bagi Homogenic, di mana sisi eklektis mereka lebih hidup lewat ketukan serta melodi instrumen synthesizer yang menyenangkan.

Pada tahun 2012, Homogenic kembali berkolaborasi dengan Sammaria Simanjuntak di film Demi Ucok. Mereka turut berkontribusi dalam pembuatan scoring, soundtrack, serta memasukkan lagu-lagu lama yang didaur ulang untuk kemudian dirilis oleh UNKL347 dalam album Let’s Talk. ”Get Up and Go”, yang bernada disco upbeat menjadi single pertama dari album ini yang juga masuk ke dalam kompilasi musisi indie Radio Killed The TV Star oleh Organic Records. Single kedua ”Takkan Berhenti Di Sini” mendapat sambutan positif dari skena drum n’ bass Indonesia. Terlepas dari liriknya yang berbahasa Indonesia, lagu tersebut berhasil memenangkan tiga penghargaan di Voice Independent Music Awards (VIMA) 2013, yakni Best Electronic Dance Song, Best Electro Dance Act, dan Thank you For Existing Awards.

Mereka telah berbagi panggung dengan nama-nama besar di Indonesia hingga internasional yakni Yeah Yeah Yeahs, Club 8, The Radio Dept., The Whitest Boy Alive, Jens Lekman, Sophie Ellis-Bextor, Naughty by Nature, Bone Thugs-n-Harmony, Totally Enormous Extinct Dinosaurs, dan Telefon Tel Aviv di festival-festival seperti Java Soulnation, Java Soundsfair, dan Love Garage (Ismaya) di Indonesia, serta Mosaic Music Festival dan Baybeats Festival di Singapura.

Kini, Homgenic kembali dengan single ”Today and Forever”, buah karya pertama dari proses kreatif intensif yang melalui tahap daur ulang materi berkali-kali untuk mendapatkan hasil terbaik. Selain menandai fase pendewasaan musik di tubuh Homogenic, lagu ini juga menerapkan proses rilis secara bertahap yang cukup inovatif di Indonesia. Setelah 13 tahun eksis di dunia musik, seperti semangat di salah satu lagu mereka, Homogenic tidak menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti.

Kini di mulai tahun 2015, Homogenic kembali aktif dengan mengeluarkan single ”Today and Forever” dan ”Memories That Last a Dream” dengan pengaruh dari genre musik elektronik future-bass, R&B era 90's hingga ambient. Dimana kedua single tersebut juga dijadikan album remix oleh produser-produser dan beberapa DJ kenamaan Indonesia. Dan sebagai penanda re-branding Homogenic, mereka mengganti penulisan nama Homogenic menjadi HMGNC. Maret 2016 HMGNC kembali mengeluarkan single ketiga yang berjudul This Too Shall Pass, sebuah single yang bercerita tentang perempuan yang acap kali sering dianggap sebelah mata. Saat ini HMGNC sudah merilis album ke 5 pada Oktober 2017 ini, dengan single pertamanya 'Buka Hati Buka Kembali'.

Diskografi

Album

Singel

Kompilasi

  • “Artificial Humanity” (Jakarta Movement, Aksara Records, 2005)
  • “Solaris” (Rolling Stone Rare and Raw Vol.1, Rolling Stone Indonesia, 2007)
  • “Get Up and Go” (Radio Killed the TV Star, Organic Records, 2012)

Referensi

  1. ^ "Tentang Homogenic", Kapan Lagi, Retrieved in 2002.
  2. ^ "Homogenic Review: Epic Symphony", Deathrockstar, Retrieved in 27 April 2004.
  3. ^ "Cin(T)a: The Beauty of Pluralism", Jakarta Post, Retrieved in 30 August 2009.

Pranala luar