Lompat ke isi

Depok Dua Timur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Depok II Timur
Nama Lain: Depok Timur
Daerah tingkat II
Peta
Peta
Koordinat: Coordinates: Missing latitude
Argumen-argumen yang tidak sah telah diberikan kepada fungsi {{#coordinates:}}
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Tanggal berdiriBerdiri Tahun 1977
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)


Depok II Timur adalah satu wilayah di Kecamatan Sukmajaya, Depok. Selain Depok II Timur, ada juga Depok II Tengah yang keduanya merupakan satu kawasan yang penduduknya paling padat di Kota Depok. Kawasan Depok II Timur dan Depok II Tengah berada di antara 3 Kelurahan yakni,

Mekar Jaya, Abadijaya dan Bakti Jaya.[1] Secara administratif, Depok II Timur bukanlah kelurahan maupun kecamatan, melainkan hanya gabungan dari beberapa wilayah berdasarkan kesepakatan tidak tertulis warga Kota Depok.

Sejarah

Perumahan yang dibangun pertama kali oleh Pemerintah adalah Perumahan Nasional (Perumnas) di Depok. Perumahan tersebut mulai dibangun tahun 1976 dengan lokasi di Beji atau sering disebut Depok I. Pada tahun 1977 dibangun di Sukmajaya disebut Depok II Tengah. Luas tanah Perumahan Depok II Tengah yaitu 117 Ha. Pada tahun 1978 dibangun lagi di atas lahan seluas 170 Ha di Sukmajaya tepatnya di Depok II Timur. Lokasi Perumahan Perumnas ini kini berada di pusat Kota Depok.[2]

Pengembang yang membangun perumnas di Depok itu adalah Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional atau suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perumahan yang didirikan pada tahun 1974. Kini BUMN tersebut telah membangun perumahan dan pemukiman di 400 lokasi di Indonesia dengan total 500.000 unit rumah.

Akses Jalan

Agus Sutondo selaku Ketua Komisi di Bidang Pembangunan dan Ketua Panitia Khusus RT/RW Kota Depok 2000-2010 memberikan penjelasan dengan dinas terkait tentang keberadaan tembok berlin di Depok II Tengah dan perencanaan pembangunan akses jalan untuk mengatasi kemacetan di Jalan Tole Iskandar maupun Jalan Siliwangi, serta rencana pengembangan jalan meliputi pembangunan ruas Jalan Tol Cinere-Jagorawi dan Jalan Tol Depok-Antasari

Dahulu akses jalan di wilayah Depok II Timur dan Depok II Tengah tidak seperti sekarang ini. Bagi masyarakat yang tinggal di Depok II Timur maupun Depok II Tengah bila ingin menuju ke Jalan Margonda, selalu mengarah ke Jalan Tole Iskandar maupun Jalan Siliwangi.

Karena Jalan Tole Iskandar dan Jalan Siliwangi hanya satu-satunya jalan yang aksesnya sangat dekat dengan Depok II Tengah maupun Depok II Timur, maka bisa dibayangkan kondisi lalu lintas waktu itu, sungguh luar biasa macetnya.

Kondisi ini terjadi karena tidak ada alternatif jalan lain menuju akses Jalan Margonda selain melewati Jalan Tole Iskandar maupun Jalan Siliwangi. Dahulu setiap pagi, siang maupun sore hari, Jalan Tole Iskandar dan Jalan Siliwangi selalu macet parah.

Tapi kini walaupun tidak separah dahulu, setidaknya masyarakat Depok II Tengah maupun Depok II Timur masih punya pilihan untuk mengambil akses jalan lain, misalkan melalui Jalan Ir H. Juanda dan sebagainya.

Kondisi sekarang ini tak lepas dari banyaknya akses jalan yang dibangun pada era pemerintahan Walikota Depok Badrul Kamal. Semua berawal dari keinginan untuk membuka akses jalan yang terhalang karena berdirinya perumahan mewah yakni Perumahan Pesona Khayangan Depok. Saat itu memang tidak ada akses jalan yang bisa ditempuh apalagi waktu itu Perumahan Pesona Khayangan Depok seakan-akan menutup diri pada daerah sekitarnya. Hingga terkesan ada jurang pemisah antara warga Perumahan Pesona Khayangan Depok dengan warga sekitarnya, jurang pemisah itu sering disebut bagaikan terhalang tembok berlin.[3]

Berbagai upaya dilakukan oleh warga untuk meminta pihak pengelola Perumahan Pesona Khayangan Depok agar kiranya mau membuka akses jalan menuju ke Jalan Margonda. Tapi bagaikan menembus tembok berlin yang kokoh, upaya itu selalu mengalami hambatan.

Peruntukan akses jalan dan rencana ruas Jalan Tol inilah yang direncanakan dalam perencanaan tata ruang wilayah Kota Depok. Melalui perencanaan RT/RW Kota Depok 2000-2010, akses Jalan Ir H. Juanda dan Jalan Sentosa Raya dapat terealisir, sehingga bermanfaat dan dapat mengurangi kemacetan di Jalan Tole Iskandar dan Jalan Siliwangi. Begitu juga terwujudnya ruas Jalan Tol Cinere-Jagorawi dan rencana ruas jalan tol Depok-Antasari yang nantinya akan menghubungkan wilayah Jakarta, Depok dan Bogor.[4]




Referensi

Pranala luar