Lompat ke isi

Ilyas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ilyas
إلياسאֵלִיָּהוּ
Kaligrafi Hadhrat Ilyas 'alaihis-salam
Tempat tinggalPalestina
Nama lainElia
Gelar

Ilyas (bahasa Arab: إلياس Ilyas), disebut Elia (Ibrani: אֵלִיָּהוּ, Eliyahu) dalam Yahudi dan Kristen, adalah seorang tokoh dalam Al-Qur'an, Alkitab, dan Tanakh. Dia adalah seorang nabi Bani Israil yang menentang penyembahan berhala bernama Ba'al.

Kisah

Nama Ilyas disebutkan dalam Al-Qur'an (kitab suci Islam) sebanyak tiga kali dan kisahnya disebutkan dalam Surah Ash-Shaffat (37): 123-32. Dalam Tanakh (kitab suci Yahudi) dan Alkitab (kitab suci Kristen), Ilyas (disebut Elia dalam Yahudi dan Kristen) disebutkan dalam Raja-Raja (M'lakhim).

Latar belakang

Alkitab menyebutkan bahwa setelah Sulaiman mangkat, takhta Kerajaan Israel diwariskan kepada Rehabeam. Namun suku-suku Bani Israil di sisi utara menolak kepemimpinan Rehabeam dan memilih Yerobeam bin Nebat dari suku Efraim bin Yusuf sebagai raja mereka. Kerajaan Bani Israil di sisi utara ini adalah Kerajaan Israel, tapi kerap disebut Kerajaan Utara atau Kerajaan Samaria untuk membedakan dengan Kerajaan Israel lama yang wilayahnya mencakup keseluruhan wilayah suku-suku Bani Israil. Suku Yehuda dan Benyamin tetap setia pada Rehabeam dan keturunannya dan kerajaan mereka adalah Kerajaan Yehuda.[1]

Raja keenam Samaria, Omri, melanjutkan kebijakan pendahulunya untuk mengalihkan pusat keagamaan Bani Israel dari Yerusalem, membangun rumah ibadah sendiri untuk pengurbanan, dan mengizinkan atau mendorong pembangunan kuil untuk pemujaan Ba'al, salah satu dewa penting dalam agama Kan'an kuno.[2][3] Omri juga menciptakan kestabilan politik dengan menikahkan putra dan pewarisnya, Ahab, dengan Izebel yang merupakan putri Ithobaal I, Raja Tirus yang menguasai seluruh kawasan Fenisia.[4] Saat masa kekuasaan Ahab, dibangunlah kuil untuk pemujaan Ba'al dan Permaisuri Izebel membawa rombongan besar para imam (pendeta) dan nabi pemuja Dewa Ba'al dan Dewi Asyera ke Kerajaan Samaria.

Ilyas hidup di Kerajaan Samaria[5] sekitar abad ke-9 SM pada masa kekuasaan Ahab dan kedua penerusnya, Ahazia dan Yoram. Alkitab tidak menyebutkan silsilahnya dan hanya menyebutkan bahwa dia berasal dari Tisbe di kawasan Gilead.[6] Sebagian ulama menyebutkan bahwa silsilah Ilyas adalah Ilyas bin Yasin bin Fanahas, sebagian berpendapat Ilyas bin Azir. Kedua versi silsilah tersebut berujung pada Eleazar bin Harun.[7]

Dakwah

Ilyas berulang kali memperingatkan kaumnya, tetapi mereka tetap durhaka. Karena itulah Allah menurunkan musibah kekeringan selama bertahun-tahun, sehingga mereka baru tersadar bahwa seruan Nabi Ilyas itu benar. Setelah kaumnya tersadar, Nabi Ilyas AS berdoa kepada Allah SWT agar musibah kekeringan itu dihentikan. Namun setelah musibah itu berhenti, dan perekonomian mereka memulih, mereka kembali durhaka kepada Allah SWT. Akhirnya kaum Nabi Ilyas kembali ditimpa musibah yang lebih berat daripada sebelumnya, yaitu gempa bumi yang dahsyat sehingga mereka mati bergelimpangan.

Selesailah halaman kehidupan dunia dan mereka dihadirkan di hadapan Allah pada hari kiamat. Allah menceritakan hal tersebut dalam firman-Nya:

...dan sesungguhnya Ilyas termasuk salah seorang dari rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Pantaskah kamu menyembah Ba'l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, yaitu Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?' Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa), dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di halangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu) kesejahteran dilimpahkan atas Ilyas? Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan hepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman." (QS. ash-Shaffat: 123-132)

Hanya ayat-ayat yang pendek ini yang Allah sebutkan berkaitan dengan kisah Nabi Ilyas, dan pendapat yang paling kuat adalah pendapat yang menyatakan bahwa Ilyas adalah seorang nabi yang bernama Ilya dalam Taurat. Injil Barnabas mengemukakan nasihat-nasihat Ilya. Tentu nasihat-nasihat tersebut tidak begitu terkenal dalam Taurat. Kami akan menyebutkan nasihat-nasihat tersebut karena di dalamnya terdapat hikmah yang dalam dan ketulusan hati. Pesan tersebut terdapat dalam injil Barnabas dari ayat 23 sampai ayat 49. Disebutkan di dalamnya bahwa "Ilyas adalah hamba Allah. Hal ini ditulis bagi semua orang yang menginginkan untuk berjalan bersama Allah Pencipta mereka. Sesungguhnya orang yang senang untuk banyak belajar maka ia akan takut kepada Allah. Karena orang yang takut kepada Allah, maka ia tidak akan merasa puas untuk mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah saja. Hendaklah orang-orang yang menginginkan untuk mengerjakan amal-amal yang saleh memperhatikan diri mereka karena seseorang tidak akan memperoleh manfaat ketika mendapati dunia, mendapatkan keuntungan sementara ia mendapati kerugian.

Selanjutnya, hendaklah orang yang mengajari orang lain berusaha untuk lebih baik daripada orang lain, karena tidak akan bermanfaat suatu nasihat yang diberikan oleh orang yang tidak mengamalkan apa yang dikatakannya. Sebab, bagaimana seorang yang salah dapat memperbaiki kehidupannya sementara ia mendengar seorang yang lebih buruk darinya berusaha untuk mengajarinya. Kemudian hendaklah orang yang mencari Allah berusaha lari dari percakapan dengan manusia karena Musa ketika berada sendirian di atas gunung Saina' maka dia menemukan Allah dan berdialog dengan-Nya sebagaimana seorang pecinta berdialog dengan kekasihnya.

Hendaklah orang-orang yang mencari Allah berusaha keluar sekali setiap tiga puluh kali ke tempat yang biasa di jadikan perkumpulan oleh masyarakat dunia. Karena boleh jadi ia dapat melakukan suatu amal pada satu hari saja namun dihitung amalnya itu selama dua tahun, khususnya berkaitan dengan pekerjaan yang di situ ia mencari ridha Allah. Hendaklah ketika ia berbicara tidak melihat ke arah mana pun kecuali ke arah dua kakinya, dan ketika ia berbicara hendaklah mengatakan hal yang penting saja. Hendaklah ketika ia makan tidak berdiri dari meja makan dalam keadaan kekenyangan.

Hendaklah mereka berpikir setiap hari karena boleh jadi mereka tidak akan menemui hari berikutnya, dan hendaklah mereka benar-benar memanfaatkan waktu mereka sebagaimana mereka selalu bernapas. Hendaklah satu baju dari kulit binatang cukup untuk mereka. Hendaklah mereka setiap malam berusaha untuk tidur tidak lebih dari dua jam. Hendaklah mereka berusaha berdiri di tengah-tengah salat dengan rasa takut.

Kerjakanlah semua ini dalam rangka mengabdi kepada Allah dengan menjunjung tinggi syariat-Nya yang Allah karuniakan kepada kalian melalui Nabi Musa. Karena dengan cara seperti ini, kalian akan menemukan Allah dan kalian akan merasakan pada setiap zaman dan tempat bahwa kalian berada di bawah naungan Allah dan Dia akan selalu bersama kalian." Demikianlah apa-apa yang disebutkan dalam Injil Barnabas melalui tulisan Ilya.

Rujukan

  1. ^ 1 Raja–raja 12: 1–24
  2. ^ Kaufman, Yehezkel. "The Biblical Age." In Schwarz, Leo W. ed. Great Ages and Ideas of the Jewish People. Modern Library: New York. 1956. hlm. 53–56.
  3. ^ Raven, John H. The History of the Religion of Israel. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1979. hlm. 281–81.
  4. ^ Smith, Norman H. "I Kings." dalam Buttrick, George A., et al. Eds. The Interpreter's Bible: Volume 3. Nashville: Abingdon Press, 1982. hlm. 144.
  5. ^ Yonge, Charlotte Mary (1859). "The Kingdom of Samaria". The Chosen People (edisi ke-5th). 
  6. ^ 1 Raja–raja 17: 1
  7. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 661-662.

Daftar pustaka