Lompat ke isi

Mitratel

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mitratel
PT Dayamitra Telekomunikasi
IndustriPenyedia infrakstruktur telekomunikasi di wilayah Asia Tenggara
Didirikan1995
Tokoh kunci
Herlan Wijanarko (Direktur Utama)
Karyawan
418 (2018)
Situs webwww.mitratel.co.id

PT. Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel adalah anak perusahaan dari Telkom Indonesia yang bergerak sebagai provider pada bisnis penyediaan menara pemancar telekomunikasi dan infrastruktur bagi beberapa operator telekomunikasi di Indonesia[1][2][3].

Sejarah

Mitratel didirikan pada tahun 1995[4], awalnya Mitratel berasal dari perusahaan mitra kerja sama operasi di wilayah Kalimantan dengan nama PT Dayamitra Malindo yang sahamnya dimiliki oleh beberapa perusahaan swasta nasional dan swasta asing[4]. Dalam beberapa tahun, saham di Mitrarel telah mengalami beberapa kali perubahan kepemilikan saham[4]. Pada tanggal 3 Desember 2004 saham Mitratel 100% dimiliki PT. Telekomunikasi indonesia, Tbk (TELKOM)[4].

Pada tahun 2008, Mitratel mulai memasuki bisnis penyediaan infrastruktur telekomunikasi, yaitu dengan menyediakan menara telekomunikasi (tower provider) untuk memenuhi kebutuhan penempatan BTS bagi para operator telekomunikasi di Indonesia[2].

Pada tanggal 6 Maret 2019, Mitratel resmi mengakuisisi Persada Sokka, sebuah perusahaan penyedia menara telekomunikasi yang telah memiliki 1.017 menara.[5]

Pada tanggal 20 Desember 2019, Mitratel resmi mengakuisisi 2.100 menara telekomunikasi milik Indosat, sehingga makin memperkuat posisi Mitratel sebagai penyedia menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan memiliki hampir 20.000 menara telekomunikasi.[6]

Mitratel bisnis penyewaan menara pemancar

Saat ini perusahaan telah menyediakan penyewaan tower untuk beberapa operator telekomunikasi antara lain: PT. Telekomunikasi Seluler, PT. XL Axiata, Tbk, PT. Indosat, Tbk, PT. Axis Telekom Indonesia, PT. Hutchison 3 CP Telecommunications, PT. Bakrie Telecom, Tbk, PT. Smartfren Telecom, Tbk, Divisi Telkom Flexi yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur,Bali, Nusa Tenggara, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Batam, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua[4].

Saat ini, Mitratel tengah mengembangkan layanan penyediaan mircrocell dan multi operator in-building solution (indoor antenna-pico)[2].

Monetisasi Mitratel

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom berencana merealisasikan rencana monetisasi Mitratel pada tahun 2015[1]. Aset-aset Mitartel ini akan dilepas kepada tower bersama (TBIG)[3]. Pelepasan aset-aset ini dinilai akan merugikan negara oleh beberapa pihak, salah satunya adalah Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra)[3][7].

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b (Indonesia) Tempo. "Telkom Lepas Mitratel Tahun 2015". Diakses tanggal 23-Januari-2015. 
  2. ^ a b c (Indonesia) Mitratel. "About Mitratel". Diakses tanggal 23-Januari-2015. 
  3. ^ a b c (Indonesia) Okezone. "Barter Mitratel Telkom Dinilai Rugikan Negara". Diakses tanggal 23-Januari-2015. 
  4. ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Mitratel
  5. ^ "Perkuat Jaringan, Anak Usaha Telkom Akuisisi Persada Sokka". cnbcindonesia.com. Diakses tanggal 9 Januari 2020. 
  6. ^ "Indosat Ooredoo Akhirnya Selesaikan Transaksi Penjualan 2.100 Menara ke Mitratel". liputan6.com. Diakses tanggal 9 Januari 2020. 
  7. ^ (Indonesia) Tempo. "Pemerintah Diminta Batalkan Penjualan Mitratel". Diakses tanggal 23-Januari-2015.