Lompat ke isi

Sakramen Maha Kudus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perarakan Sakramen Mahakudus dalam rangka Kongres Ekaristi Keuskupan Charlotte tahun 2005

Sakramen Mahakudus adalah sebutan takzim bagi tubuh dan darah Kristus dalam rupa roti dan anggur yang sudah dikonsekrasi dalam perayaan Ekaristi Gereja Katolik Ritus Latin, gereja Anglikan, gereja Lutheran, gereja Metodis,[1] gereja Katolik Lama, dan beberapa Gereja Katolik Timur. Dalam ritus Bizantin, roti dan anggur yang sudah dikonsekrasi disebut Persembahan Suci dan Misteri Ilahi.[2] Golongan-golongan umat Kristen tersebut percaya bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh hadir dalam roti dan anggur yang sudah dikonsekrasi, dan oleh karena itu beberapa di antaranya mengamalkan pencadangan dan adorasi Ekaristi. Kepercayaan ini dilandaskan atas tafsir Kitab Suci maupun Tradisi Suci. Pemahaman Kristen Katolik telah dijabarkan dalam ketetapan konsili-konsili ekumene, antara lain Konsili Lateran IV dan Konsili Trente, yang dikutip dalam Katekismus Gereja Katolik (pada penjelasan arti transubstansiasi).[3]

Perayaan bangsa Portugis terbesar di dunia, yang diselenggarakan di New Bedford, Massachusetts, untuk memuliakan Sakramen Mahakudus, mampu menyedot lebih dari 100.000 pengunjung setiap tahun.[4][5]

Gereja Katolik

Sakramen Mahakudus ditakhtakan di atas altar utama gereja Santa Cruz, Manila
Adorasi abadi Sakramen Mahakudus di gereja Templo Expiatorio Nacional de San Felipe de Jesús, Kota Meksiko

Umat katolik yang sudah menjalani upacara Sambut Baru boleh menyambut Sakramen Mahakudus sebagai bagian dari liturgi Ekaristi dalam penyelenggaraan Misa. Umat katolik percaya bahwa jiwa orang yang menyambut sakramen Ekaristi haruslah dalam "keadaan berahmat" (tidak dalam keadaan berdosa berat).[6][7] Menyambut sakramen Ekaristi dalam keadaan berdosa berat merupakan perbuatan menista.

Sakramen Mahakudus dapat pula ditakhtakan (dipajang) di atas altar berwadahkan monstrans. Upacara yang berkaitan dengan penakhtaan Sakramen Mahakudus antara lain pemberkatan dan adorasi Ekaristi. Menurut teologi Katolik, hosti yang sudah dikonsekrasi bukan lagi roti, karena sudah bertransubstansiasi (alih matra tanpa alih rupa) menjadi tubuh, darah, jiwa, dan keilahian Kristus. Umat Katolik percaya bahwa Yesus adalah kurban Anak Domba Allah yang dipragambarkan dalam upacara Pesakh Perjanjian Lama. Ahli rumah tidak akan luput dari maut jika tidak menyantap daging kurban anak domba Pesakh. Sebagaimana Pesakh adalah Akad Lama, demikian pula Ekaristi menjadi Akad Baru (Matius 26:26–28, Markus 14:22–24, Lukas 22: 19–20, Yohanes 6:48–58).

Gereja Anglikan

Syarat menyambut Sakramen Mahakudus dalam persekutuan gereja-gereja Anglikan dan yurisdiksi-yurisdiksi Anglikan lainnya berbeda-beda dari satu provinsi gerejawi ke provinsi gerejawi lain. Sebelumnya peneguhan sidi merupakan prasyarat umum untuk menyambut Sakramen Mahakudus, tetapi kini banyak provinsi gerejawi mengizinkan semua orang yang sudah dibaptis untuk menyambut selama yang bersangkutan sehaluan dengan gereja Anglikan dan sudah menjalani upacara Sambut Baru.

Devosi kepada Sakramen Mahakudus juga bervariasi. Warga jemaat secara perorangan akan bergenufleksi atau menjura di hadapan Sakramen Mahakudus yang disemayamkan (disimpan) di dalam tabernakel atau almari di atas, di belakang, atau di samping altar. Kehadiran Sakramen Mahakudus lazimnya ditandai dengan sebuah lampu gantung di atas atau di dekat tabernakel atau almari. Monstrans jarang dipakai, kecuali di kalangan jemaat Katolik Angli. Hal ini sejalan dengan ketentuan pasal XXV dari Ketiga Puluh Sembilan Pasal yang berbunyi: "Kristus menetapkan sakramen bukan untuk ditonton maupun diarak melainkan untuk kita manfaatkan." Meskipun demikian, banyak paroki menyelenggarakan ibadat devosi kepada Sakramen Mahakudus. Dalam ibadat ini, sibori dikeluarkan dari tabernakel atau almari, sementara puji-pujian, doa-doa, bait-bait Mazmur, dan kalimat-kalimat devosi dilantunkan atau didaraskan. Di beberapa paroki, bilamana Sakramen Mahakudus dikeluarkan dari tabernakel (misalnya untuk dibawa dari altar utama ke altar samping), lonceng altar akan digemerincingkan dan segenap hadirin akan berlutut.

Gereja Lutheran

Sebagian besar gereja rumpun Lutheran mewajibkan warga jemaat untuk menjalani katekisasi praperjamuan kudus perdana (atau menjalani Peneguhan Sidi) untuk dapat mengambil bagian dalam perjamuan kudus. Gereja-gereja Lutheran yang lebih liberal belakangan ini mengizinkan semua orang yang sudah dibaptis untuk ikut ambil bagian dalam perjamuan kudus. Sama seperti umat Anglikan, umat Lutheran juga dianjurkan untuk bergenufleksi atau menjura di hadapan Sakramen Mahakudus, yang lazimnya ditempatkan di atas altar. Di gereja-gereja Lutheran yang masih menyelenggarakan perayaan Corpus Christi, monstrans dipakai untuk mewadahi Sakramen Mahakudus dalam Pemberkatan Sakramen Mahakudus, sama seperti di Gereja Katolik.

Gereja Metodis

Seorang hamba Tuhan mengunjukkan piala dalam upacara perjamuan Ekaristi gereja Metodis

Doktrin dan Disiplin Gereja Metodis menetapkan bahwa pada hari-hari perayaan Komuni Suci, "saat masuk ke gereja, hendaklah komunikan tunduk berdoa dan menghampiri Sakramen Mahakudus dalam kekhusyukan doa dan meditasi."[8]

Sehubungan dengan teologi Ekaristi gereja Metodis, Katekismus untuk dipergunakan oleh orang-orang yang disebut umat Metodis menegaskan bahwa "[di dalam perjamuan Ekaristi] Yesus Kristus hadir di tengah-tengah umatnya yang sedang beribadat, dan memberi dirinya sendiri kepada mereka selaku Tuhan dan Juru Selamat mereka".[9] Teologi gereja Metodis mengenai Sakramen Ekaristi tercerminkan dalam lagu puji-pujian Ekaristi gubahan salah seorang bapa pendiri gereja Metodis, Charles Wesley, berikut ini:[10]

We need not now go up to Heaven,
To bring the long sought Saviour down;
Thou art to all already given,
Thou dost e’en now Thy banquet crown:
To every faithful soul appear,
And show Thy real presence here![10]

Tak usah kini anjang sorga,
Demi nuzulkan Penebus,
Hu t'lah dibr'i bagi semua,
Bertajuk mahkota pesta
Ditatap setiap mata,
Di sini hadirlah nyata!

Gereja Metodis mengamalkan Meja Terbuka, yakni mengundang semua orang Kristen yang sudah dibaptis untuk menyambut Komuni Suci.[11]

Rujukan

  1. ^ The Doctrines and Discipline of the Methodist Church (dalam bahasa English). Nashville, Tennessee: The Methodist Publishing House. 1960. hlm. 522. Saat masuk ke gereja, hendaklah komunikan tunduk berdoa dan menghampiri Sakramen Mahakudus dalam kekhusyukan doa dan meditasi. 
  2. ^ Akselberg, Kristian. "Come and See – Some (disorganised) thoughts". Keuskupan Agung Ortodoks Yunani Tiatira dan Britania Raya. 
  3. ^ (Inggris) CCC, 1376, Vatican.va 
  4. ^ "Feast History". portuguesefeast.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-30. Diakses tanggal 2017-06-13. 
  5. ^ http://portuguesefeast.com/.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  6. ^ (Inggris) CCC, 1415, Vatican.va 
  7. ^ CIC 1983, Templat:CIC1983/lookup table c. 916.
  8. ^ The Doctrines and Discipline of the Methodist Church (dalam bahasa English). Nashville, Tennessee: The Methodist Publishing House. 1960. hlm. 522. 
  9. ^ A Catechism for the use of people called Methodists. Peterborough, England: Methodist Publishing House. 2000. hlm. 26. ISBN 9781858521824. 
  10. ^ a b Abraham, William J.; Watson, David F. (2013). Key United Methodist Beliefs (dalam bahasa English). Abingdon Press. hlm. 103–104. ISBN 9781426756610. Charles Wesley wrote a marvelous collection of hymns that offer an amazing vision of Christ's mysterious, yet real, presence in the bread and the wine. Here is a stanza from one of them: We need not now go up to Heaven, To bring the long sought Saviour down; Thou art to all already given, Thou dost e’en now Thy banquet crown: To every faithful soul appear, And show Thy real presence here! 
  11. ^ Smith, R.; Ackah, W.; Reddie, A. (18 Juni 2014). Churches, Blackness, and Contested Multiculturalism: Europe, Africa, and North America (dalam bahasa English). Palgrave Macmillan US. hlm. 162. ISBN 9781137386380. 

Sumber kutipan

Pranala luar