Pewarnaan film
Pewarnaan film (bahasa Inggris: film colorization atau colourisation adalah beberapa proses memberi warna ke dalam film hitam putih, sepia, atau gambar-gambar bergerak monochrome lainnya. Mungkin ini dilakukan sebagai efek khusus atau memodernisasikan film hitam-putih. Contohnya berasal dari awal abad ke-20, namun pewarnaan telah menjadi umum dengan munculnya pengolahan gambar digital.
Metode pewarnaan film kali pertama dilakukan secara pribadi. Sebagai contoh paling sedikit 4% dari yang dikerjakan oleh George Méliès termasuk cetakan A Trip to the Moon dari tahun 1902 dan film-film utama lainnya seperti The Kingdom of the Fairies, The Impossible Voyage, dan The Barber of Seville dilakukan secara individu oleh laboratorium milik Elisabeth Thuillier di Paris.[1] Thuillier, seorang mantan pewarna kaca dan produk celluloid, mengarahkan sebuah studio dari dua ratus orang melukis secara langsung pada stok film dengan semprotan, dalam warna yang dia pilih dan spesifikasikan; setiap pekerja diberi tugas mewarnai dengan warna berbeda dalam berbeda dalam gaya perakitannnya, melalui lebih dari dua puluh warna berbeda yang sering digunakan untuk satu film. Rata-rata, laboratorium Thuillier memproduksi enam puluh salinan untuk sebuah film A Trip to the Moon, tapi hanya satu salinan yang masih utuh.[2] Film dengan fitur full-length pertama yang dibuat dengan proses berwarna tangan adalah The Miracle pada tahun 1912.
Proses selalu dilakukan dengan tangan, terkadang menggunakan stensil dari cetakan kedua dari film seperti pada proses Pathécolor. Sampai dengan akhir dasawarsa 1920-an, proses pewarnaan menggunakan tangan dilakukan secara individu dalam Greed (1924) dan The Phantom of the Opera (1925) (keduanya memanfaatkan proses warna Handschiegl); dan jarang, keseluruhan film berdurasi panjang seperti Cyrano de Bergerac (1925) dan The Last Days of Pompeii (1926).
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Andy Warhol untuk membuat foto atau seni berwarna.
- Metro-Goldwyn-Mayer / MGM/UA, Turner, and Parretti
- National Film Preservation Act
- TNT (TV channel)
- Turner Classic Movies / History
- 2D to 3D conversion—banyak masalah yang terlibat dalam pewarnaan, seperti identifikasi/pengenalan tepi objek, juga ditemui dalam konversi 3-D
- Colour recovery, pemulihan warna dari rekaman hitam dan putih
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Yumibe 2012, hlm. 71–74
- ^ Wemaere & Duval 2011, hlm. 169
Bacaan lainnya
[sunting | sunting sumber]- Anthony Slide, Nitrate Won't Wait: A History of Film Preservation in the United States (pg 9, August 1, 2000), ISBN 0-7864-0836-7
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Firms specializing in digital colorization:
Gene Siskel and Roger Ebert on colorization of black-and-white films, four parts: