Lompat ke isi

Flatulensi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 Oktober 2020 13.19 oleh 120.188.75.5 (bicara)
Karikatur orang yang sedang buang angin.

Flatulensi adalah keluarnya gas anus atau dubur akibat akumulasi gas di dalam perut (terutama dari usus besar atau kolon). Peristiwa keluarnya gas yang biasa disebut kentut atau disebut juga buang angin. Kentut biasanya ditandai dengan rasa mulas di perut.

Dan biasanya berbau busuk.Ini sering menjadi pertanda kalau seseorang:

Kandungan

Gas ini terutama berisi: nitrogen, oksigen, metan (diproduksi bakteri atau kuman dan mudah terbakar), karbondioksida, hidrogen dan lain-lain. Gas yang keluar dapat berbau menyengat akibat kandungan gas bergugus indol atau hidrosulfida (S-H) yang tercampur. Indra penciuman manusia cukup reaktif terhadap senyawa-senyawa yang mengandung gugus ini. Bisa saja kentut terbakar, karena kentut mengandung metana dan hidrogen yang bersifat mudah terbakar. Kalau terbakar, nyala apinya berwarna biru karena kandungan unsur hidrogen. Tetapi gas kentut tidak akan terbakar dalam kondisi normal karena konsistensinya lain. Juga suhunya tidak cukup panas untuk memulai pembakaran.

Fermentasi bakteri dari proses pencernaan memproduksi panas, hasilnya adalah gas busuk. Ukuran gelembung gas lebih kecil, hangat dan jenuh dengan produk metabolisme bakteri yang berbau busuk. Kemudian gas ini menjadi kentut, walau hanya kecil volumenya. Maka dari itu kentut yang busuk itu biasanya bersuhu hangat dan tidak bersuara.

Persentase kandungan gas dari gas kentut yang tidak berbau:[1]

  • Nitrogen: 20–90%
  • Hidrogen: 0–50%
  • Karbon dioksida: 10–30%
  • Oksigen: 0–10%
  • Metan: 0–10%

Penyebab

Penyebab kentut selain faktor kandungan dalam makanan yaitu udara yang tertelan, makan terburu-buru (apalagi tanpa dikunyah), meminum soft drink, naik pesawat udara (karena tekanan udara lebih rendah), sehingga gas di dalam usus mengalami ekspansi & muncul sebagai kentut.

Kacang-kacangan mengandung zat gula yang tidak bisa dicerna tubuh. Gula tersebut (raffinose, stachiose, verbascose) jika mencapai usus, bakteri di usus langsung membuat banyak gas. Jagung, paprika, kubis, kembang kol, dan susu juga merupakan penyebab banyaknya frekuensi kentut (tetapi bukan baunya).[2]

Mekanisme

Kentut keluar melalui lubang dubur karena kepadatannya lebih ringan. Gerak peristaltik usus mendorong isinya ke arah bawah. Tekanan di sekitar anus lebih rendah. Gerak peristaltik usus menjadikan ruang menjadi bertekanan, sehingga memaksa isi usus, termasuk gasnya untuk bergerak ke kawasan yang bertekanan lebih rendah, yaitu sekitar anus. Dalam perjalanan ke arah anus, gelembung-gelembung kecil bergabung jadi gelembung besar. Kalau tidak ada gerak peristaltik, gelembung gas akan menerobos ke atas lagi, tetapi tidak terlalu jauh, karena bentuk usus yang rumit & berbelit-belit. Itulah kenapa gas kentut tidak melakukan perjalanan ke tubuh bagian atas.[2]

Banyak kentut yang diproduksi dalam sehari rata-rata setengah liter dalam setiap 14 kali kentut.[2] Rata-rata, seseorang yang kentut 10 hingga 20 kali sehari masih dianggap normal. Dalam frekuensi normal, kentut merupakan hal yang sehat karena menandakan sistem pencernaan khususnya gerakan peristaltik usus hingga anus berjalan dengan normal.

Tambahan

Bau khas dari kentut sebenarnya tidak ada hubungannya dengan masalah gender. Pria memang sering melakukannya dan bukan berarti baunya lebih menyengat. Tetapi biasanya wanita lebih sering menahan kentut dengan alasan estetika. Jika kentut ditahan, maka akan mengakibatkan perut semakin kembung dan mulas, dan bau khasnya bertambah semakin busuk karena akumulasi gas dan senyawa yang terus bertambah di dalam perut. Oleh karena itu sering kali bau kentut wanita jauh lebih menyengat daripada pria. Makanan sejenis rempah-rempah dan kacang-kacangan dapat menambah bau khas kentut. Gas kentut bersifat asam, karena mengandung karbondioksisa (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S).[2]

Kentut dianggap oleh masyarakat sebagai hal yang tabu (tetapi terkadang menghibur). Selain membuat ketidaknyamanan sosial, kentut yang berbau busuk bisa menyebabkan nyeri dan rasa tidak nyaman di perut.

Bau kentut anjing dan kucing lebih busuk karena mereka adalah karnivora (pemakan daging). Daging kaya akan protein; Protein mengandung banyak sulfur, jadi bau kentut hewan tipe ini lebih busuk. Lain dengan herbivora seperti sapi, kuda, gajah, yang memproduksi kentut lebih banyak, lebih lama, dan lebih keras bunyinya, tetapi relatif tidak berbau.[2]

Meminum teh dapat mengurangi bau kentut.

Beberapa cara untuk mengurangi bau kentut:

  • Minum teh herbal

Minum teh herbal setelah makan dapat mencegah terbentuknya gas di usus. Teh chamomile atau peppermint, yang dapat membantu tubuh mencerna makanan dengan benar sehingga mencegah kentut berbau.

  • Batasi makanan yang memicu gas di perut

Terlalu banyak makan makanan yang tinggi serat seperti kacang-kacangan dan umbi-umbian dapat memicu gas di perut. Batasi sayuran seperti brokoli, kubis, kecambah dan kembang kol bila sedang mengalami perut kembung. Alkohol dan minuman bersoda juga dapat membuat seseorang lebih sering kentut dan berbau.

  • Perhatikan asupan produk susu

Perhatikan apakah gas dalam perut meningkat saat mengonsumsi produk susu seperti susu, keju dan yogurt, karena bisa jadi sistem pencernaan tidak toleran terhadap laktosa, yang bisa menyababkan lebih sering kentut dengan bau yang busuk.

  • Rutin olahraga

Berolahraga secara teraturdapat membantu meringankan kentut yang berlebihan yang menyebabkan kentut berbau busuk. Pilih latihan yang ringan seperti jalan kaki (jogging) dan yoga, yang dapat membantu kerja sistem pencernaan yang sehat sehingga tidak menghasilkan gas yang berlebihan.

  • Ubah kebiasaan makan

Ubah kebiasaan makan untuk membantu tubuh mencerna makanan dengan benar dan mengurangi udara yang masuk ke perut saat makan. Kunyahlah makanan dengan perlahan, mulut tertutup, tidak dengan gigitan besar dan tidak bicara saat makan. Jangan gunakan sedotan saat minum dan hindari permen karet untuk mencegah lebih banyak udara masuk ke perut.

Referensi

  1. ^ "Human Digestive System". Encyclopædia Britannica. Diakses tanggal 2007-08-22. 
  2. ^ a b c d e Apa itu kentut