Roket
Roket merupakan pesawat, peluru kendali, atau kapal terbang yang menghasilkan dorongan melalui reaksi pengeluaran tenaga dari mesin roket. Dorongan ini terjadi karena dari satu atau lebih bahan bakar yang dibawa dalam roket sebelum dilancarkan disulut. Dorongan ini digambarkan mengikuti Hukum Pergerakan Newton ke 3. Seringkali definisi roket digunakan untuk merujuk kepada mesin roket.
Dalam istilah militer, Roket merujuk kepada bahan api peledak dan tidak dikontrol. Roket ini bisa dilancarkan oleh kapal terbang penyerang bumi pada sasaran tetap seperti bangunan, atau bisa dilancarkan oleh pasukan darat pada sasaran bumi yang lain. Ketika era perang Vietnam, terdapat juga roket lancar udara tanpa kendali bernuklir yang direka untuk menyerang kapal terbang yang terbang dalam formasi.
Peluru kendali, sebaliknya, bisa mempunyai bahan ledakan cairan, dan mempunyai sistem kendali.
Ukuran Roket berbeda dari model kecil yang bisa dibeli di toko hobi di negara-negara tertentu, sampai yang berukuran besar Saturn V yang digunakan untuk program Apollo.
Roket perlu digunakan apabila tidak terdapat bahan lain (bumi, air, atau udara) yang bisa digunakan oleh sebuah pesawat untuk menolak dirinya dan oleh itu perlu membawa kesemua bahan api yang diperlukan pesawat (seperti di angkasa). Terdapat banyak jenis roket.
Kebanyakan roket masa ini adalah roket kimia. Mesin roket kimia memerlukan bahan bakar pepejal, seperti Penguat Roket Pepejal Shuttle Angkasa, atau bahan bakar pepejal, seperti mesin utama Shuttle Angkasa. Reaksi kimia dimulakan dengan bahan api di dalam kamar pembakaran, dan gas panas yang terhasil meluncur keluar melalui corong pada hujung bersetentangan arah roket. Tekanan gas di dalam kamar pembakaran dan corong menghasilkan gaya dorong yang mendorong roket ke hadapan.
Jenis roket lain yang semakin sering digunakan adalah peluncur ion, yang menggunakan listrik dan bukannya tenaga kimia untuk mencetuskan reaksi energi mereka. Roket termal nuklir juga telah dibangun, tetapi tidak pernah digunakan.
Dalam sejarah, Roket dicipta oleh China seawal 300 S.M., menggunakan mesiu. Ia pada mulanya digunakan untuk hiburan / keagamaan (untuk menghalau hantu setan), awalan kepada bunga api, tetapi kemudiannya digunakan untuk peperangan pada abad ke 11. Oleh karena tekanan pada dinding roket lemah, penggunaan roket dalam perperangan mendahului penggunaan meriam, yang memerlukan teknologi logam yang lebih tinggi. Peranan roket dalam peperangan mendedah roket kepada pihak Eropa apabila Kerajaan Usman menggunakan roket ketika mengepong Konstantinopel pada tahun 1453. Selama beberapa abad roket kekal menjadi misteri kepada Barat.
Pada akhir abad ke 18, roket digunakan dalam peperangan di India menentang Inggris, yang mengambil dan memajukannya dengan lebih lanjut dalam abad ke 19. Tokoh utama dalam bidang roket ketika ini adalah William Congreve. Dari situ, penggunan roket ketenteraan merebak keseluruh Eropah. Cahaya merah roket memberi inspirasi kepada lagu kebangsaan US, The Star-Spangled Banner.
Roket ketika itu amat tidak efisien. Roket modern bermula apabila Robert Goddard meletakkan corong de Laval pada kamar pembakaran mesin roket, menggandakan tujahan meningkatkan keeffisen, membuka kemungkinan kepada perjalanan angkasa yang partikal. Teknik ini kemudiannya digunakan pada roket V-2, dirancang oleh Wernher Von Braun yang menjadi pemain utama dalam memajukan roket modern. V2 digunakan dengan luasnya oleh Adolf Hitler dalam fase akhir Perang Dunia II sebagai senjata teror kepada penduduk Inggris, setiap pelancaran yang berhasil mencecah tinggi ke luar angkasa dan memulakan permulaan Zaman Angkasa.