Kabupaten Padang Pariaman
Kabupaten Padang Pariaman كابوڤاتين ڤادڠ ڤاريامان | |
---|---|
Motto: Saiyo Sakato[1] | |
Koordinat: 0°36′00″S 100°17′00″E / 0.6°S 100.28333°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatra Barat |
Tanggal berdiri | 19 Maret 1956 |
Dasar hukum | Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 |
Ibu kota | Parit Malintang |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Suhatri Bur |
• Wakil Bupati | - |
Luas | |
• Total | 1.343,09 km2 (518,57 sq mi) |
Populasi (2020)[2] | |
• Total | 430.626 |
• Kepadatan | 321/km2 (830/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 99,54% Kristen 0,45% –Protestan 0,33% –Katolik 0,12% Lainnya 0,1%[2][3] |
• Bahasa | Minangkabau Indonesia |
• IPM | 70,61 (2020) Tinggi[4] |
Zona waktu | [[UTC]] |
Kode BPS | 1306 |
Kode area telepon | 0751 |
Kode Kemendagri | 13.05 |
DAU | Rp 800.876.522.000,00- (2020) |
Situs web | padangpariamankab |
Padang Pariaman adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.328,79 km² dan populasi 430.626 jiwa (Sensus Penduduk 2020). Kabupaten ini bermotto "Saiyo Sakato".[1]
Ibu kota Kabupaten Padang Pariaman adalah Parit Malintang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) no 79 tahun 2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang pemindahan ibu kota Kabupaten Padang Pariaman dari Kota Pariaman ke Nagari Parit Malintang di Kecamatan Enam Lingkung.[5]
Sejarah
Masyarakat Padang Pariaman, masih menurut narasi Tambo, turun dari darek Minangkabau, dari pedalaman tengah Sumatera. Penduduk daerah ini menurut laporan tahunan pemerintah daerah, berdasarkan pengakuan dari masyarakat Padang Pariaman sendiri, berasal dari Paguruyung Batusangkar, yang terletak di darek Minangkabau (Pemda Tk I Sumbar, 1978; 7). Rantau Pariaman, selanjutnya menurut Dobbin, didirikan oleh imigran yang berasal dari Batipuh yang memiliki landasan kerajaan (Dobbin, 2008: 84). Waktu yang tidak diketahui secara pasti, berkemungkinan sejak tahun 1300 M, para perantau awal (peneruka) tersebut turun bergelombang ke wilayah pantai barat dan membuka pemukiman. Desa-desa awal di pantai Padang Pariaman, catat Suryadi, sesuai perjalanan waktu lalu menjadi entrepot-entrepot dagang dan pelabuhan. Entrepot dagang dan pelabuhan tersebut dikembangkan oleh orang-orang dari kampung-kampung tertentu didarek (seperti yang telah disebut diatas), yang semula manajemen untuk memajukan kepentingan dagang mereka sendiri. Ketika pemukiman koloni itu berkembang, daerah-daerah pemukiman juga terus membesarkan dirinya seperti jamur dikulit manusia.
Hamka Mengatakan, nama pariaman sendiri berasal dari kata dalam bahasa arab, ”barri aman”. kalimat yang dikutip suryadi, kata dalam bahasa arab tersebut kurang lebih memiliki arti: “tanah daratan yang aman sentosa” (suryadi, 2004: 92). Dalam literatur pribumi lain, kata Pariaman kadang juga berasal dari "parik nan aman", yang artinya kira-kira pelabuhan yang aman. Kapal-kapal yang singgah untuk berdagang di bandar-bandar di Rantau Pariaman dapat dengan aman bertransaksi dagang (Bagindo Armaidi Tanjung, 2006; 11).
Sebelum orang Eropa datang ke kawasan Rantau Pariaman, Kota-kota pelabuhan penting dikawasan ini, seperti pelabuhan pariaman dan tiku sudah dikunjungi pelaut-pelaut dari arab, cina, dan gujarat (suryadi, 2004: 93). Di kota-kota ini, komoditi dagang dari pedalaman minangkabau ini ditumpuk sebelum dikapalkan ke pelabuhan-pelabuhan lain. Kota-kota ini sudah lama menjadi pelabuhan penyalur keluar dari pedalaman minangkabau (suryadi, 2004: 94), Kawasan tengah sumatera sejak dulu memang terkenal sebagai penghasil emas. Itulah terkadang, Pulau Sumatera juga disebut sebagai pulau emas. Jalur penyalur emas yang dihasilkan pedalaman Minangkabau kemudian dibawa ke pesisir pantai baik ke pesisir barat atau ke pesisir timur. ke pesisir barat dipasok melalui kampung-kampung pantai di Rantau Pariaman.
Setelah kemerdekaan, periode administrasi Daerah kolonial, priaman, tikoe en de danau districten kemudian disahkan menjadi Kabupaten dengan nama Kabupaten Padang Pariaman berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1956 dengan ibukota Kota Pariaman. Pada awalnya Kabupaten Padang Pariaman sesuai dengan Peraturan Komisaris Pemerintah Sumatera No 81/Kom/U/1948 tentang Pembagian Kabupaten di Sumatera Tengah yang terdiri dari 11 Kabupaten yang disebut dengan nama Kabupaten Samudera dengan ibukotanya Pariaman, termasuk daerah kewedanaan Air Bangis, Pariaman, Lubuk Alung, Padang Luar-Kota, Mentawai dan Nagari-Nagari Tiku, Sasak dan Katiagan.
Kabupaten Samudera terdiri dari 17 wilayah (gabungan nagari-nagari). Kabupaten Padang Pariaman dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tanggal 19 Maret 1956 tentang Pembentukan Daerah otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah, Provinsi Sumatera tengah dibentuk menjadi 14 Kabupaten, yang salah satunya adalah Kabupaten Padang/Pariaman dengan batas-batas sebagai yang dimaksud dalam pasal 1 dari Surat Ketetapan Gubernur Militer Sumatera Tengah tanggal 9 Nopember 1949 No. 10/GM/STG/49, dikurangi dengan daerah Kampung-Kampung Ulak Karang, Gunung Pangilun, Marapalam, Teluk Bajur, Seberang Padang dan Air Manis dari kewedanaan Padang Kota yang telah dimasukkan kedalam daerah Kota Padang, sebagaimana dimaksud dalam Surat ketetapan Gubernur Daerah Propinsi Sumatera Tengah Tanggal 15 Agustus 1950 No. 65/GP/50 Bupati Padang Pariaman semasa Agresi Milter Belanda Tahun 1948 adalah Mr. BA. Murad
Kabupaten Padang Pariaman sampai tahun 2016 memiliki 17 Kecamatan, dan 103 nagari yang setelah dilakukan pemekaran nagari sesuai dengan Surat Gubernur Sumatera Barat Nomor 120/453/PEM-2016 tanggal 26 Mei 2016, sehingga di Kabupaten Padang Pariaman terdapat 103 Nagari.
Kecamatan yang paling banyak memiliki nagari adalah Kecamatan VII Koto Sungai Sarik yaitu 12 Nagari, Kecamatan Lubuk Alung, Nan Sabaris sebanyak 9 Nagari, Kecamatan Batang Anai, 2×11 Enam Lingkung, V Koto Kampung Dalam, Ulakan Tapakis sebanyak 8 Nagari, Kecamatan Padang Sago, Patamuan, sebanyak 6 Nagari, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Sintuk Toboh Gadang, Enam Lingkung, sebanyak 5 Nagari, dan Kecamatan Sungai Geringging, Sungai Limau, V Koto Timur, 2×11 Kayutanam sebanyak 4 Nagari, kemudian Kecamatan Batang Gasan hanya mempunyai 3 nagari.
Semenjak dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) DPRD No 05/KEP.D/DPRD.2008 dan SK Bupati Padang Pariaman Nomor 02/KEP/BPP/2008 tertanggal 2 Juli 2008, Ibukota Kabupaten Padang Pariaman dipindahkan dari Kota Pariaman ke Paritmalintang, yakni Nagari Paritmalintang Kecamatan Enam Lingkung.
Geografi
Posisi astronomis Kabupaten Padang Pariaman yang terletak antara 0°11' – 0°49' Lintang Selatan dan 98°36' – 100°28' Bujur Timur, dengan luas wilayah sekitar 1.328,79 km² dan panjang garis pantai 60,50 km². Luas daratan daerah ini setara dengan 3,15 persen dari luas daratan wilayah Provinsi Sumatra Barat.
Suhu udara berkisar antara 24,4 °C – 25,7 °C, jadi untuk rata-rata suhu maksimum 31,08 °C dan rata-rata suhu minimum yaitu 21,34 °C, dengan kelembapan relatif 86,75 %. Rata-rata curah hujan secara keseluruhan untuk Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2007 adalah sebesar 368,4 mm, dengan rata-rata hari hujan sebanyak 19 hari per bulan dan kecepatan angin rata-rata yaitu 2.14 knot/jam.
Padang Pariaman adalah kabupaten dengan luas wilayah terkecil di Sumatra Barat, yakni 1.328,79 km². Padahal dahulunya kabupaten ini pernah memiliki luas wilayah terbesar di Sumatra Barat (dikenal dengan istilah Piaman Laweh atau Pariaman Luas), sebelum diperluasnya Kota Padang pada tahun 1980 dengan memasukan sebagian wilayah dari kabupaten ini, serta dimekarkannya Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tahun 1999 dan Kota Pariaman pada tahun 2002.
Topografi
Topografi wilayah Kabupaten Padang Pariaman termasuk iklim tropis besar yang memiliki musim kering yang sangat pendek dan daerah lautan sangat dipengaruhi oleh angin laut. Suhu udara terpanas jatuh pada bulan Mei, sedangkan suhu terendah terdapat pada bulan September.
Dilihat dari topografi wilayah, Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari wilayah daratan pada daratan Pulau Sumatra dan 6 pulau-pulau kecil, dengan 40 % daratan rendah yaitu pada bagian barat yang mengarah ke pantai. Daerah dataran rendah terdapat disebelah barat yang terhampar sepanjang pantai dengan ketinggian antara 0 – 10 meter di atas permukaan laut, serta 60% daerah bagian timur yang merupakan daerah bergelombang sampai ke Bukit Barisan. Daerah bukit bergelombang terdapat disebelah timur dengan ketinggian 10 – 1000 meter di atas permukaan laut.
Pemerintahan
Daftar Bupati
Foto | Nama Bupati[6] | Mulai Menjabat | Akhir jabatan | Keterangan |
---|---|---|---|---|
Sutan Hidayat Syah | 1945 | 1946 | ||
Ibrahim Datuk Pamuncak | 1946 | 1947 | ||
BA. Murad | 18 Februari 1949 | 1950 | ||
Said Rasyad | 1950 | 1953 | ||
Taher Samad | 1953 | 1956 | ||
Harun Al-Rasyid | 1956 | 1958 | ||
Na'azim Sutam Syarif | 1958 | 1959 | ||
Raharjo | 1959 | 1960 | ||
Syamsu Anwar | 1960 | 1961 | ||
JB. Adam | 1961 | 1966 | ||
Noor Bakapak | 1966 | 1975 | ||
Harun Zain | 1975 | 1975 | ||
Muhammad Zein Chatib | 1975 | 1980 | ||
Anas Malik | 1980 | 1990 | ||
Zainal Bakar | 1990 | 1994 | ||
Nasrul Syahrun | 1994 | 1999 | [7] | |
Armyn AN | 1999 | 2000 | ||
Muslim Kasim | 2000 | 2005 | ||
Sudirman Gani | 2005 | |||
Muslim Kasim | 2005 | 2010 | ||
Febri Erizon | 2010 | |||
Ali Mukhni | 25 Oktober 2010 | 25 Oktober 2015 | [8] | |
Jonpriadi | 25 Oktober 2015 | 2 November 2015 | Pelaksana Harian Bupati[9] | |
Rosnini Savitri | 2 November 2015 | 17 Februari 2016 | Penjabat bupati[10] | |
Ali Mukhni | 17 Februari 2016 | 17 Februari 2021 | Periode kedua.[11] | |
Jonpriadi | 17 Februari 2021 | 26 Februari 2021 | Pelaksana Harian Bupati[12] | |
Suhatri Bur | 26 Februari 2021 | Petahana | [13] |
Penjabat Bupati
Berikut daftar Penjabat Bupati yang menggantikan Bupati petahana yang sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi
Pj. Bupati | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Masa | Ket. | Bupati Definitif | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
— | Adib Alfikri (Penjabat Sementara) |
26 September 2020 | 5 Desember 2020 | 19 (2020) |
[ket. 1] | Ali Mukhni |
- Catatan
- ^ Menggantikan Ali Mukhni karena cuti kampanye Pemilihan umum Gubernur Sumatera Barat 2020[14]
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman dalam tiga periode terakhir.[15][16][17]
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2009–2014 | 2014-2019 | 2019-2024 | ||
PKB | 1 | 4 | 4 | |
Gerindra | 1 | 4 | 7 | |
PDI-P | 3 | 4 | 2 | |
Golkar | 5 | 5 | 4 | |
NasDem | 5 | 3 | ||
PKS | 4 | 4 | 4 | |
PPP | 2 | 3 | 4 | |
PAN | 4 | 3 | 7 | |
Hanura | 4 | 3 | 1 | |
Demokrat | 6 | 4 | 4 | |
PKPI | 0 | 1 | 0 | |
PBB | 2 | 0 | 0 | |
Buruh | 1 | |||
Pelopor | 1 | |||
Jumlah Anggota | 34 | 40 | 40 | |
Jumlah Partai | 14 | 11 | 10 |
Kecamatan
Kabupaten Padang Pariaman memiliki 17 kecamatan dan 103 nagari. Luas wilayahnya mencapai 1.332,51 km² dan penduduk 462.125 jiwa (2017) dengan sebaran 347 jiwa/km².[18][19]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Padang Pariaman, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri | Kecamatan | Jumlah | Status | Daftar |
---|---|---|---|---|
13.05.04 | 2x11 Enam Lingkung | 3 | Nagari | |
13.05.15 | 2x11 Kayu Tanam | 4 | Nagari | |
13.05.09 | IV Koto Aur Malintang | 5 | Nagari | |
13.05.06 | V Koto Kampung Dalam | 8 | Nagari | |
13.05.14 | V Koto Timur | 4 | Nagari | |
13.05.05 | VII Koto Sungai Sarik | 12 | Nagari | |
13.05.02 | Batang Anai | 8 | Nagari | |
13.05.13 | Batang Gasan | 3 | Nagari | |
13.05.17 | Enam Lingkung | 5 | Nagari | |
13.05.01 | Lubuk Alung | 9 | Nagari | |
13.05.03 | Nan Sabaris | 9 | Nagari | |
13.05.12 | Padang Sago | 6 | Nagari | |
13.05.16 | Patamuan | 6 | Nagari | |
13.05.11 | Sintuk Toboh Gadang | 5 | Nagari | |
13.05.07 | Sungai Geringging | 4 | Nagari | |
13.05.08 | Sungai Limau | 4 | Nagari | |
13.05.10 | Ulakan Tapakis | 8 | Nagari | |
TOTAL | 103 |
Sejarah Pemekaran
Sampai akhir tahun 2010, Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari 17 kecamatan, 60 nagari, dan 461 Korong dengan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam tercatat memiliki wilayah paling luas, yakni 228,70 km², sedangkan Kecamatan Sintuk Toboh Gadang memiliki luas terkecil, yakni 25,56 km².
- Kecamatan Batang Anai
- Kecamatan Lubuk Alung
- Kecamatan Sintuk Toboh Gadang
- Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung
- Kecamatan Enam Lingkung
- Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam
- Kecamatan Nan Sabaris
- Kecamatan Ulakan Tapakis
- Kecamatan VII Koto Sungai Sarik, sesuai Perda Kab. Pariaman Nomor 7 Th 2019, berubah nama menjadi "Kecamatan VII Koto"
- Kecamatan Patamuan, sesuai Perda Kab. Pariaman Nomor 7 Th 2019, berubah nama menjadi "Kecamatan VII Koto Patamuan"
- Kecamatan Padang Sago, sesuai Perda Kab. Pariaman Nomor 7 Th 2019, berubah nama menjadi "Kecamatan VII Koto Padang Sago"
- Kecamatan V Koto Kampung Dalam
- Kecamatan V Koto Timur
- Kecamatan Sungai Limau
- Kecamatan Batang Gasan
- Kecamatan Sungai Geringging
- Kecamatan IV Koto Aur Malintang
Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010 tercatat sebanyak 391.056 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk terhitung sebanyak 294,29 jiwa/km². Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Batang Anai, yakni 43.890 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Padang Sago yakni 8.247 jiwa.
Sedangkan jumlah orang yang bekerja sebanyak 142.222 orang dengan rincian 83.836 laki-laki dan 58.386 perempuan. Dilihat dari tingkat pendidikan pekerja di Kabupaten Padang Pariaman terbanyak pada tingkat pendidikan tidak tamat SD sebanyak 45.173 orang, selanjutnya 36.760 orang pada tingkat pendidikan SD dan sebanyak 6.749 orang berpendidikan di atas sekolah menengah atas (Diploma/Universitas).
Dilihat dari tingkat kesejahteraan keluarga berdasarkan data dari Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana sebanyak 10.118 keluarga berada pada tingkat pra sejahtera, 21.663 keluarga pada tingkat Sejahtera I, 28.297 keluarga pada tingkat Sejahtera II, 25.382 pada tingkat Sejahtera III, dan sebanyak 1.443 keluarga pada tingkat Sejahtera III Plus.
Pariwisata
Di Kabupaten Padang Pariaman banyak terdapat destinasi wisata yang bisa dikunjungi seperti wisata alam, wisata budaya dan wisata sejarah. Contoh objek wisata yang sering dikunjungi:
- Surau Tua Syeh Burhanudin (wisata sejarah) di Ulakan.
- Panorama Puncak Kiambang (wisata alam) di Sicincin.
- Pantai Tiram (wisata pantai) di Ulakan.
- Air Terjun Baburai di Sikucur
- Air Terjun Nyarai
- Rafting Batang Anai (LA Rafting)
- Tapian Puti di Lubuk Alung
- Pantai Arta di Sungai Limau
Kejadian Penting
Gempa Sumatra Barat tahun 2009
Pada 30 September 2009, gempa bumi berkekuatan 7,6 SR mengguncang pesisir barat Sumatra, tepatnya di perairan laut Pariaman. Episentrum gempa berada sekitar 57 kilometer barat daya Padang Pariaman pada kedalaman 71 kilometer dari permukaan laut. Padang Pariaman menjadi kabupaten yang mengalami guncangan paling kuat sebesar VII MMI[20]. Akibatnya, wilayah ini menjadi lokasi dengan kerusakan terparah yang tersebar di 17 kecamatan. Di 3 kecamatannya: Patamuan, V Koto Timur, dan V Koto Kampung Dalam terjadi longsor yang parah dari Gunung Tigo, di mana diperkirakan sekitar 289 warganya tertimbun dalam longsor[21]. Menurut data sementara Satkorlak PB, total korban tewas akibat gempa di kabupaten ini mencapai 675 orang.[22]
Gempa juga merusak sarana transportasi. Sedikitnya, 37 titik jalan mengalami kerusakan yang bervasiasi seperti putus total, tertimbun, terangkat dan pecah. Beberapa jembatan di VII Koto Sungai Sarik, VI Lingkung dan 2 X 11 Kayu Tanam juga mengalami kerusakan.[23]
Selain Padang Pariaman, wilayah lain yang mengalami kerusakan parah adalah Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi dan Kota Padangpanjang.[21]
Referensi
- ^ a b Motto Kabupaten Padang Pariaman[pranala nonaktif permanen]
- ^ a b "Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka 2021" (pdf). www.padangpariamankab.bps.go.id. hlm. 9, 111, 242. Diakses tanggal 19 April 2021.
- ^ "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 19 April 2021.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 19 April 2021.
- ^ Harian Singgalang -
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-10. Diakses tanggal 2021-04-23.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-16. Diakses tanggal 2021-02-18.
- ^ https://www.antarafoto.com/mudik/v1287991212/pelantikan-bupati
- ^ https://sumbarsatu.com/Berita/11392-Staf-Ahli-Gubernur--Plh-Bupati-Wajib-Laksanakan-Empat-Hal-.html
- ^ http://dinkes.sumbarprov.go.id/details/news/86
- ^ "Hari Ini 12 Bupati dan Wali Kota di Sumatera Barat Dilantik" Tempo.co. 17 Februari 2016. Diakses 13 Mei 2016.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-22. Diakses tanggal 2021-02-18.
- ^ https://padangkita.com/gubernur-sumbar-mahyeldi-lantik-11-kepala-daerah-ingatkan-visi-misi-harus-sesuai-dengan-provinsi/
- ^ "Pengukuhan Penjabat Sementara (PJS) Bupati dan Walikota Sumatera Barat". Bappeda Provinsi Sumatera Barat. 26 September 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-06. Diakses tanggal 9 Maret 2021.
- ^ https://sumbar.antaranews.com/berita/132888/pemilihan-legislatif-di-padang-pariaman-dapat-aplause
- ^ Perolehan Kursi DPRD Padang Pariaman 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Padang Pariaman 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ KOMPAS.COM - Guncangan Gempa Paling Terasa di Pariaman
- ^ a b KOMPAS.COM - 289 Warga Padang Pariaman Masih Tertimbun
- ^ KOMPAS.COM - Korban Gempa Sudah 1.115 Orang
- ^ Media Indonesia - 37 Titik Jalan di Padang Pariaman Rusak
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Kabupaten Padang Pariaman
- (Indonesia) Tabuik Diarsipkan 2012-03-08 di Wayback Machine.