Komando Armada II
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Komando Armada II | |
---|---|
Aktif | 5 Desember 1945 |
Negara | Indonesia |
Cabang | TNI Angkatan Laut |
Tipe unit | Komando Armada |
Bagian dari | Tentara Nasional Indonesia |
Markas | Surabaya, Jawa Timur |
Moto | Ghora Wira Madya Jala |
Situs web | koarmada2.tnial.mil.id |
Tokoh | |
Panglima | Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto |
Kepala Staf | Laksamana Pertama TNI Dafit Santoso |
Inspektorat | Laksamana Pertama TNI Arief Muchtarom |
Kepala Kelompok Staf Ahli | Laksamana Pertama TNI A Hari Supriyanto |
Komando Armada II (atau disingkat Koarmada II) adalah salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut yang lahir pada 5 Desember 1945. Komando ini bermarkas besar di Surabaya, Jawa Timur dan membawahi wilayah laut indonesia bagian tengah.
Sejarah
Armada RI sebagai kekuatan tempur Angkatan Laut, pada hakekatnya lahir dan tumbuh bersama kelahiran TNI. Armada RI tidak pernah absen dalam usaha menegakkan dan mempertahankan kedaulatan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam masa penugasan mempertahankan kemerdekaan Armada RI telah berhasil melaksanakan berbagai operasi laut, antara lain penerobosan blokade laut Belanda, ekspedisi lintas laut dalam rangka pengiriman pejuang kemerdekaan dan mengobarkan semangat perjuangan diberbagai daerah di luar pulau jawa.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) No. A.4/2/10 tanggal 14 September 1959 ditetapkan organisasi Komando Armada Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Pada tanggal 5 Desember 1959 Kepala Staf ALRI Komodor Laut R.E. Martadinata meresmikan pembentukan Organisasi Komando Armada Republik Indonesia. Pembentukan Armada tersebut merupakan peristiwa yang sangat penting dalam memacu terwujudnya sebuah Angkatan Laut RI yang kuat modern. Melihat masa peresmian pada tahun 1959, sebagai momentum modernisasi kekuatan Angkatan Laut yang sudah dicapai dan kekuatan Angkatan Laut telah memenuhi semua unsur kekuatan sebagai Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) terdiri dari Kapal atas air, Kapal bawah air, Pesawat udara, Pasukan pendarat serta didukung Pangkalan. Pada masa itu, Armada RI mempunyai peran yang sangat besar dalam pelaksanaan Operasi Trikora dan Dwikora.
Surat keputusan Men/Pangal No.5401.7 tanggal 18 Februari 1963 tentang Organisasi Departemen Angkatan Laut, menyebutkan bahwa dalam rangka konsolidasi dan penyempurnaan organisasi Angkatan Laut sangat diperlukan penyesuaian dari Organisasi Angkatan Laut. Organisasi Komando Armada yang berdasarkan Skep Men/Pangla No.5401.35 tanggal 6 Agustus 1963 dirasakan perlu direorganisasi guna penyesuaian dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan administratif maupun operasional. Untuk pelaksanaan reorganisasi Komando Armada tersebut dikeluarkan petunjuk Men/Pangal melalui telegram No. 170256z/ Juli 1963 tetang pelaksanaan reorganisasi Komando Armada.
Sebagai kelanjutan dari telegram tersebut dikeluarkan Surat Keputusan Men/Pangal NO.5401.48 tanggal 1 Desember 1963 tentang Organisasi Armada yang disebut Komando Armada (Koarma). Komando Armada (Koarma) adalah suatu Komando Utama (Kotama) fungsional dan administratif yang berkedudukan langsung dibawah Deputy I Men/Pangal. Tugas pokok Koarma adalah menyelenggarakan Komando administratif dan mengkoordinasi Komando Jenis (Konjen) dalam rangka menyiapkan kesiapan tempur satuan jenis masing-masing dan menyelenggarakan Komando Operasional terhadap komando Armada Siaga (Koarsa) dalam rangka mempertinggi dan memelihara kesiagaan operasional tempur dari kesatuan Koarsa.
Pada tanggal 5 Desember 1966 Koarma, namanya berubah menjadi Komando Armada Samudera (Koarsam) dan Komando Armada Nusantara (Koartar). Koarsam merupakan Kekuatan Strategis ALRI dalam menunjang tugas-tugas pertahanan, sedangkan Koartar merupakan kekuatan kewilayahan yang bertugas untuk mengatasi masalah keamanan di dalam Negeri. Kemudian berdasarkan Instruksi KSAL Nomor 5401.15 Tahun 1970 tanggal 11 Maret 1970 diadakan likuidasi Koarsam dan Koartar yang kemudian dilebur menjadi Komando Armada Republik Indonesia. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Armada RI membentuk Eskader Barat (Eskabar) dan Eskader Timur (Eskatim).
Pada tahun 1979 Kedua Eskader tersebut dilebur menjadi Eskader Nusantara. Terbatasnya pengadaan suku cadang kapal dan pertimbangan efisiensi komando, kedua komando armada itu kemudian disatukan kembali dalam wadah Armada Republik Indonesia. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor Kep/09/P/III/1984 tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur TNI AL maka di jajaran Armada RI dibagi dalam dua komando armada, yakni Komando Armada Barat (Koarmabar) dan Koamando Armada Timur (Koarmatim). Hal itu merupakan suatu tindak lanjut dari mulai diberlakukannya UU No 20 tahun 1982 tentang Pokok-pokok Pertahanan Negara, tugas fungsional antara Dephankam dan Mabes ABRI dipisahkan.
Berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor : SKEP/171/III/1985 tanggal 30 Maret 1985, Armada RI dibagi manjadi dua kawasan wilayah kerja yaitu Armada RI Kawasan Barat dan Armada RI Kawasan Timur. Selanjutnya berdasarkan surat keputusan kasal No.Skep/4033/XI/1987 tanggal 17 November 1987, bahwa hari lahirnya Armada RI ditetapkan pada tanggal 5 Desember, dan selanjutnya disebut sebagai Hari Armada RI.
Pada tanggal 11 Mei 2018 Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meresmikan empat kesatuan baru, di antaranya Divisi Infanteri 3/Kostrad, Komando Armada III (Koarmada III), Pasukan Marinir 3 dan Komando Operasi Angkatan Udara III (Koopsau III). Dan pergantian nama satuan Komando Armada RI Wilayah Barat Menjadi Komando Armada I, Komando Armada RI Wilayah Timur Menjadi Komando Armada II. Penambahan dan perubahan nama kesatuan itu merupakan bagian dari rencana TNI yang telah tertuang dalam Peraturan Presiden Nomer 10 Tahun 2010 dan Peraturan Presiden Nomer 62 Tahun 2016 serta Program 100 hari kerja Panglima TNI. Perubahan nama Koarmabar menjadi Koarmada I sesuai dengan Peraturan Kasal Nomor 18 tahun 2018 tentang Perubahan Nama Komando Armada RI Kawasan dan Pasukan Marinir.[1][2][3]
Panglima
Saat bernama Armada ALRI:
- Kolonel Laut Mohammad Nazir (1950—1957)
- Kolonel Laut RS Hadi Winarso (1957—1959)
- Kolonel Laut Omar Basri Sjaaf (1959—1960)
- Kolonel Laut Moeljadi (1960—1962)
- Kolonel Laut Hamzah Atmohandojo (1962—1964)
- Laksma Laut Rachmat Sumengkar (1964—1966)
- Laksma Laut Lalu Manambai Abdul Kadir (1966—1970)
- Laksma Laut Subroto Yudono (1966—1970)
- Laksma Laut Subarkah (1970)
- Laksma TNI Sjamsul Bachri (1970—1973)
- Laksma TNI Rudy Poerwana (1973—1977)
- Laksma TNI Prasodjo Mahdi (1977—1981)
- Laksma TNI Rudolf Kasenda (1981—1985)
Saat bernama Komando Armada RI Kawasan Timur:
- Laksda TNI Gatot Suwardi (1985—1986)
- Laksda TNI Muhamad Arifin (1986—1989)
- Laksda TNI Sumitro (1989—1991)
- Laksda TNI Tanto Kuswanto (1991—1993)
- Laksda TNI Mochammad Sochied (1993—1994)
- Laksda TNI Gofar Suwarno (1994—1995)
- Laksda TNI Bambang Suryanto (1995—1997)
- Laksda TNI Edi Suyadi (1997—1999)
- Laksda TNI Adi Haryono (1999—2001)
- Laksda TNI Sahroni Kasnadi (2001—2002)
- Laksda TNI I Wayan Rampih Argawa (2002—2003)
- Laksda TNI Slamet Soebijanto (2003)
- Laksda TNI Sosialisman (2003—2005)
- Laksda TNI Yosaphat Didik Heru Purnomo (2005)
- Laksda TNI Waldi Murad (2005—2006)
- Laksda TNI Moekhlas Sidik (2006—2007)
- Laksda TNI Adi Prabawa (2007—2008)
- Laksda TNI Lili Supramono (2008—2009)
- Laksda TNI Ignatius Dadiek Surarto (2009—2010)
- Laksda TNI Among Margono (2010)
- Laksda TNI Bambang Suwarto (2010—2011)
- Laksda TNI Ade Supandi (2011—2012)
- Laksda TNI Agung Pramono (2012—2014)
- Laksda TNI Sri Mohamad Darojatim (2014)
- Laksda TNI Arie Henrycus Sembiring (2014—2015)
- Laksda TNI Darwanto (2015—2017)
Saat bernama Komando Armada II:
- Laksda TNI Didik Setiyono (2017—2018)
- Laksda TNI Mintoro Yulianto (2018—2019)
- Laksda TNI Heru Kusmanto (2019—2020)
- Laksda TNI I Nyoman Gede Sudihartawan (2020—2021)
- Laksda TNI Iwan Isnurwanto (2021—Sekarang).
Pangkalan
Koarmada II membawahi lima Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) yang meliputi:
- Pangkalan Utama TNI AL V (Lantamal V) di Surabaya, membawahi:
- Pangkalan Utama TNI AL VI (Lantamal VI) di Makassar, membawahi:
- Pangkalan Utama TNI AL VII (Lantamal VII) di Kupang, membawahi:
- Pangkalan Utama TNI AL VIII (Lantamal VIII) di Manado, membawahi:
- Pangkalan Utama TNI AL XIII (Lantamal XIII) di Tarakan, membawahi:
Satuan
Satuan Operasi
Satuan Pelaksana
- Satuan Kapal Amfibi Komando Armada II
- Satuan Kapal Eskorta Komando Armada II
- Satuan Kapal Cepat Komando Armada II
- Satuan Kapal Selam Komando Armada II
- Satuan Kapal Bantu Komando Armada II
- Satuan Kapal Ranjau Komando Armada II
- Satuan Marinir Komando Armada II
- Satuan Udara Komando Armada II
- Satuan Pasukan Katak Komando Armada II
- Komando Latihan Komando Armada II
- Polisi Militer Komando Armada II
- Dinas Penyelamatan Bawah Air Komando Armada II
Armada
Beberapa kapal yang tergabung ke dalam armada tengah adalah:
- KRI Raden Eddy Marthadinata - 331
- KRI I Gusti Ngurah Rai - 332
- KRI Ahmad Yani - 351
- KRI Yos Sudarso - 353
- KRI Oswald Siahaan - 354
- KRI Abdul Halim Perdanakusumah - 355
- KRI Karel Sasuit Tubun - 356
- KRI Fatahillah - 361
- KRI Malahayati - 362
- KRI Nala - 363
- KRI Diponegoro - 365
- KRI Sultan Hasanuddin - 366
- KRI Sultan Iskandar Muda - 367
- KRI Frans Kaisiepo - 368
- KRI Untung Suropati - 372
- KRI Sultan Nuku - 373
- KRI Lambung Mangkurat - 374
- KRI Hasan Basri - 382
- KRI Cakra - 401 (kapal selam)
- KRI Nanggala - 402 (kapal selam)
- KRI Nagapasa - 403 (kapal selam)
- KRI Ardadedali - 404 (kapal selam)
- KRI Teluk Mandar - 514
- KRI Teluk Sampit - 515
- KRI Teluk Banten - 516
- KRI Teluk Ende - 517
- KRI Teluk Cenderawasih - 533
- KRI Teluk Berau - 534 (Tenggelam sebagai sasaran tembak AJ/XXXI[4][5])
- KRI Teluk Jakarta - 541
- KRI Teluk Sangkulirang - 542
- KRI Multatuli MA-561
- KRI Makassar - 590
- KRI Surabaya - 591
- KRI Mandau - 621
- KRI Badik - 623
- KRI Keris - 624
- KRI Sampari - 628
- KRI Tombak - 629
- KRI Hiu (634)
- KRI Terapang - 648
- KRI Singa - 651
- KRI Ajak-653
- KRI Pulau Rengat - 711
- KRI Pulau Rupat - 712
- KRI Pulau Raas - 722
- KRI Pulau Rimau - 724 (Satuan Kapal Ranjau)
- KRI Pandrong - 801
- KRI Sura - 802
- KRI Layang - 805
- KRI Kakap - 811
- KRI Kerapu - 812
- KRI Tongkol - 813
- KRI Badau-841
- KRI Salawaku-842
- KRI Gulamah-869
- KRI Arun - 903
- KRI Tarakan - 905
- KRI Sungai Gerong - 906
- KRI Soputan - 923
- KRI Karang Pilang - 981
- KRI Karang Tekok - 982 (Dihapus dari Dinas Aktif TNI AL 16/4/21)
- KRI dr. Suharso - 990
- KRI Dewaruci
- KRI Bima Suci
- KRI Arung Samudera
- Kal Bawean
Lihat Pula
Referensi
- ^ ""Panglima TNI Resmikan Empat Satuan Baru"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-12. Diakses tanggal 2018-05-13.
- ^ "Panglima TNI Resmikan Divisi Infanteri 3/Kostrad"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-11. Diakses tanggal 2018-05-13.
- ^ ""Empat Satuan Baru TNI Jadi Garda Terdepan"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-11. Diakses tanggal 2018-05-13.
- ^ "Kapal Perang TNI AL Jadi Sasaran Latihan Tembak"
- ^ ""KRI Teluk Berau (534) Jadi Sasaran Latihan Tembak"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-02. Diakses tanggal 2013-11-18.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi