Lompat ke isi

Minum

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Patung seorang pria yang sedang minum
Tindakan minum yang digambarkan dalam patung—sosok didalam patung menggunakan kantung minum tradisional
Video gerak lambat kucing menjilat air
Seekor Jack Russell Terrier minum air.
Burung yang sedang minum sambil terbang
A honeybee drawing in water through its proboscis
Aktivitas minum dapat diamati pada banyak spesies serangga.[1]

Minum adalah tindakan menelan air atau cairan lain ke dalam tubuh melalui mulut, belalai, atau melalui organ tubuh lain. Manusia minum dengan menelan dan memanfaatkan gerak peristaltik di kerongkongan. Proses fisiologis minum sangat bervariasi di antara berbagai hewan lain selain manusia.

Sebagian besar hewan minum air untuk mempertahankan hidrasi tubuh, meskipun banyak yang dapat bertahan hidup dengan air yang diperoleh dari makanan mereka. Air dibutuhkan untuk banyak proses fisiologis. Asupan air yang tidak memadai maupun yang berlebihan dapat mengakibatkan masalah kesehatan.

Kebutuhan dan cara minum

Manusia

Ketika suatu cairan masuk ke dalam mulut manusia, proses menelan kemudian dibantu dengan gerak peristaltik yang mengantarkan cairan melalui kerongkongan menuju lambung; sebagian besar aktivitas minum manusia terbantu oleh gravitasi. Cairan dapat dituangkan dari tangan atau peralatan minum dapat digunakan sebagai wadah. Minum juga dapat dilakukan dengan tindakan inhalasi, biasanya saat menghirup cairan panas atau minum dari sendok. Bayi manusia menggunakan metode hisap di mana bibir ditekan erat di sekitar sumber air, seperti saat menyusui: kombinasi gerakan napas dan lidah kemudian menciptakan ruang hampa yang menarik cairan dari sumbernya.[2]

Setiap harinya, manusia memerlukan 1-2 liter air untuk membantu proses fisiologis di dalam tubuhnya. Batas minimumnya adalah sekitar 1,6 liter (600 ml untuk urin, 200 ml untuk feses, dan 800 ml untuk kulit dan paru-paru). Air yang dibutuhkan termasuk air yang terkandung di dalam makanan.[butuh rujukan] Dehidrasi (kekurangan cairan dalam tubuh) dapat menimbulkan rasa haus. Rasa haus merupakan perasaan ingin minum dan tenggorokan yang kering. Hal ini diatur oleh hipotalamus untuk menanggapi perubahan kadar elektrolit di dalam tubuh, dan juga sebagai dampak perubahan volume peredaran darah.[butuh rujukan]

Hewan air

Amfibi dan hewan akuatik yang hidup di air tawar tidak perlu minum: mereka menyerap air secara stabil melalui kulit secara osmosis.[3] Ikan air asin minum melalui mulut saat mereka berenang, dan membuang kelebihan garam melalui insang.[3] Ikan air asin minum banyak air dan mengeluarkan sejumlah kecil urin pekat.

Hewan darat

Sesuai dengan kebutuhan, hewan darat di penangkaran menjadi terbiasa dengan air minum, tetapi sebagian besar hewan yang berkeliaran bebas tetap terhidrasi melalui cairan dan kelembapan dalam makanan segar.[4] Ketika kondisi mendorong mereka untuk minum dari badan air, metode dan gerakan sangat berbeda di antara spesies hewan.[1]

Kucing, anjing, dan ruminansia semuanya menurunkan leher dan menjilay di air dengan lidah mereka yang kuat.[1] Kucing dan anjing menjilati air dengan lidah berbentuk seperti sendok.[5] Anjing menjilati air dengan menyendoknya ke dalam mulutnya dengan lidah yang berbentuk sendok. Namun, pada kucing, hanya ujung lidahnya (yang halus) yang menyentuh air, lalu kucing dengan cepat menarik lidahnya kembali ke dalam mulutnya yang segera menutup; tindakan ini menghasilkan kolom cairan yang tertarik ke dalam mulut kucing, yang kemudian diamankan dengan menutup mulutnya.[6] Ruminansia dan sebagian besar herbivora lainnya menenggelamkan sebagian ujung mulutnya untuk menarik air.[7] Kucing minum dengan kecepatan yang jauh lebih lambat daripada ruminansia, yang menghadapi bahaya dari pemangsa lebih besar.[1]

Banyak hewan gurun tidak pernah meminum air, bahkan meskipun air tersedia, mereka lebih mengandalkan asupan air dengan memakan tumbuhan sukulen.[1] Di lingkungan yang dingin dan beku, beberapa hewan seperti kelinci, tupai pohon, dan domba bertanduk besar biasanya juga memakan salju dan es.[8] Di sabana, cara minum jerapah telah menjadi sumber spekulasi karena tampak menentang gravitasi; teori terbaru beranggapan bahwa leher panjang jerapah berfungsi seperti pompa pendorong.[9] Gajah memiliki cara minum yang unik dengan menyedot air ke belalainya dan menyemprotkannya ke dalam mulut.[1]

Burung

Sebagian besar burung menyendok atau menarik air ke area bukal paruh mereka, mengangkat dan memiringkan kepala mereka kembali untuk minum. sebagai pengecualian adalah merpati biasa, yang dapat menyedot air secara langsung dengan menghirupnya.[1]

Serangga

Kebanyakan serangga memperoleh air yang cukup dari makanan mereka: Namun, ketika mengalami dehidrasi karena kekurangan makanan lembap, banyak spesies akan minum dari genangan air.[10] Selain itu, semua serangga terestrial terus-menerus menyerap sejumlah kelembapan udara melalui kutikula mereka.[10] Beberapa serangga gurun, seperti Onymacris unguicularis, telah berevolusi untuk minum secara substansial dari kabut malam hari.[10]

Kesehatan

Polidipsia adalah istilah kesehatan, yaitu kegiatan mengonsumsi air yang banyak dan dapat merupakan sebuah tanda berbagai macam penyakit (diabetes mellitus, diabetes insipidus, dan beberapa kondisi psikis).

Banyak penyakit di dunia disebabkan oleh kekurangan air minum yang bersih. Kekurangan air akan menyebabkan kematian akibat hipernatremia dan dehidrasi. Berkeringat dapat menghabiskan banyak cairan tubuh.

Overhidrasi merupakan kegiatan untuk mengurangi kadar garam dalam tubuh, kadang-kadang dilakukan atlet dengan cara meminum air yang banyak.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d e f g Broom, p. 105.
  2. ^ Flint, pp. 137–138.
  3. ^ a b Curtis, p. 569.
  4. ^ Mayer, p. 59.
  5. ^ Smith, p. 238.
  6. ^ "Cats' Tongues Employ Tricky Physics". 2010-11-12. 
  7. ^ Smith, p. 237.
  8. ^ Mayer, p. 54.
  9. ^ "How do Giraffes Drink Water?". February 2016. 
  10. ^ a b c Chapman, R. F. (2012). Simpson, S. J.; Douglas, A. E., ed. The Insects: Structure and Function (edisi ke-5). Cambridge University Press. hlm. 577. ISBN 978-1107310452. 

Daftar pustaka

Pranala luar