Lompat ke isi

Sukulen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tanaman sukulen memiliki batang atau daun yang menebal, seperti lidah buaya.

Tumbuhan sukulen, juga dikenal sebagai sukulen, adalah tumbuhan dengan organ yang menebal, berdaging, dan membengkak, biasanya untuk menyimpan air di iklim atau kondisi tanah kering. Karakter ini tidak digunakan secara ilmiah untuk mendefinisikan famili dan genus tumbuhan karena sering kali hanya akurat pada tingkat spesies tunggal. Kata sukulen berasal dari kata Latin sucus, yang berarti 'jus', atau 'getah'.[1] Tanaman sukulen dapat menyimpan air dalam berbagai struktur organ, seperti daun dan batang . Beberapa tanaman dapat menyimpan air di akar sehingga tanaman geofit yang bertahan hidup pada periode yang tidak menguntungkan dengan mempertahankan organ penyimpanan bawah tanah dapat dianggap sebagai sukulen. Dalam hortikultura, istilah sukulen kadang-kadang mengecualikan tanaman yang dianggap oleh ahli botani sebagai sukulen, seperti kaktus . Tanaman sukulen sering ditanam sebagai tanaman hias karena penampilannya yang mencolok dan tidak biasa, serta kemampuannya untuk tumbuh subur dengan perawatan yang relatif minim.

Banyak famili tumbuhan memiliki banyak spesies sukulen (lebih dari 25 famili).[2] Famili seperti Aizoaceae, Cactaceae, dan Crassulaceae, sebagian besar spesiesnya adalah sukulen. Habitat tanaman penyimpan air ini sering berada di daerah dengan suhu tinggi dan curah hujan rendah, seperti gurun . Tanaman sukulen memiliki kemampuan untuk tumbuh subur pada sumber air yang terbatas, seperti kabut dan embun, sehingga dapat bertahan hidup dalam ekosistem dengan memiliki sumber air terbatas.

Contoh sukulen ( Aloe polyphylla )

Tanaman sukulen adalah tanaman tahan kekeringan dengan daun, batang, atau akar berdaging dan memiliki jaringan penyimpan air. [3] Beberapa sumber mengecualikan akar dan mendefinisikan sukulen sebagai "tanaman dengan batang dan / atau daun yang tebal, berdaging dan bengkak, mampu beradaptasi dengan lingkungan kering". [4] Perbedaan ini memengaruhi hubungan antara sukuen dan "geofit" - tanaman yang bertahan hidup pada musim yang tidak menguntungkan sebagai tunas atau organ bawah tanah. [5] Organ bawah tanah ini, seperti umbi (bulb, corm, tuber), sering kali berdaging dan memiliki jaringan penyimpan air. Jadi, jika tanaman dengan akar yang mampu menyimpan air termasuk sukulen, banyak geofit akan digolongkan sebagai sukulen. Tanaman yang beradaptasi untuk hidup di lingkungan kering seperti sukulen disebut xerofit . Namun, tidak semua xerofit adalah sukulen karena ada cara lain untuk beradaptasi dengan kekurangan air, misalnya dengan mengembangkan daun kecil yang bisa menggulung atau memiliki daun kasar.[6] Selain itu, tidak semua sukulen merupakan xerofit, seperti Crassula helmsii yang tergolong sukulen dan akuatik.[7]

Alasan lain sukulen tidak digunakan untuk penggolongan famili atau genus adalah dalam suatu famili atau genus tidak semua tergolong sukulen atau tidak sukulen dan ada pula yang mengandung keduanya. Pada banyak genus dan famili terjadi gradasi berkelanjutan dari tanaman dengan daun tipis dan batang normal ke tanaman dengan daun atau batang yang sangat jelas menebal dan berdaging, sehingga sifat sukulen menjadi tidak akurat untuk membagi tanaman menjadi genus dan famili. Sumber yang berbeda dapat mengklasifikasikan spesies yang sama secara berbeda. [8]

Ahli hortikultura sering mengikuti konvensi komersial dan terkadang mengecualikan kelompok tanaman seperti bromeliad, yang secara ilmiah dianggap succulents. [9] Definisi praktis sukulen dalam hortikultura lebih telah berubah menjadi "tanaman gurun apapun yang ingin ditanam oleh kolektor tanaman sukulen" tanpa mempertimbangkan klasifikasi ilmiah. [10] Presentasi atau visual komersial dari tanaman "sukulen" akan menampilkan tanaman yang umumnya diidentifikasi oleh pelanggan. Tanaman yang ditawarkan secara komersial kemudian sebagai "sukulen", jarang yang mencakup geofit, tetapi akan mencakup tanaman dengan caudex, [11] yang merupakan organ di atas tanah yang bengkak, terbentuk dari batang, akar, atau keduanya. [5]

Penampilan

[sunting | sunting sumber]
Kumpulan tanaman sukulen, termasuk kaktus, dari Jardin botanique d'Èze, Prancis

Jaringan penyimpanan air membuat tanaman sukulen tampak bengkak atau berdaging. Selain bersifat sukulen, tanaman sukulen juga memiliki berbagai fitur penghemat air lainnya, termasuk:

  • metabolisme asam crassulacean (CAM) yag meminimalisir kehilangan air
  • daun tidak ada, tereduksi, atau berbentuk silindris-ke-bulat
  • pengurangan jumlah stomata
  • batang menjadi tempat utama fotosintesis
  • bentuk pertumbuhan kecil, seperti bantal, berbentuk kolom, atau bulat
  • permukaan berlapis lilin, berbulu, atau berduri untuk menciptakan habitat mikro yang lembab di sekitar tanaman dan mengurangi pergerakan udara di dekat permukaan tanaman sehingga mengurangi kehilangan air
  • akar terletak dekat dengan permukaan tanah sehingga mampu menyerap kelembapan dari hujan atau bahkan dari embun
  • kemampuan untuk tetap berisi dan penuh air walaupun dengan suhu internal yang tinggi (misalnya, 52 °C or 126 °F ) [12]
  • kutikula yang sangat tahan [12]
  • zat mucilaginous, yang dapat menahan air [12]

Sukulen dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika. Meskipun kebanyakan sukulen sering dianggap berasal dari daerah kering seperti stepa, semi-gurun, dan gurun, daerah terkering di dunia tidak cocok untuk habitat sukulen. Australia, benua terkering di dunia, memiliki sangat sedikit sukulen endemik karena kekeringan berkepanjangan. Bahkan Afrika pun, benua dengan sukulen paling asli, tidak memiliki banyak tanaman sukulen di daerahnya yang paling kering.[13] Namun, sukulen dapat tumbuh dalam kondisi yang tidak dapat dihuni oleh tanaman lain. Faktanya, banyak sukulen yang mampu tumbuh subur dalam kondisi kering dan ada pula yang mampu bertahan hingga dua tahun tanpa air.[14] Kadang-kadang, sukulen dapat tergolong sebagai epifit, tumbuh pada tanaman lain dengan kontak terbatas atau tanpa kontak dengan tanah; seperti yang dijumpai pada tanaman Tillandsia . Sukulen juga ada yang tergolong sebagai penghuni pantai dan danau kering, daerah dengan konsentrasi mineral tinggi yang mematikan bagi banyak spesies tumbuhan lain. Sukulen dalam pot dapat tumbuh di sebagian besar lingkungan dalam ruangan dengan perawatan minimal.[15]

Keluarga dan genera

[sunting | sunting sumber]
Apocynaceae : Pachypodium lealii, batang sukulen
Asphodelaceae : Haworthia arachnoidea, sukulen daun
Crassulaceae : Crassula ovata, batang dan daun sukulen

Ordo Saxifragales

Ordo Solanales

Ordo Vitales

Ordo Zygophyllales


Ada juga beberapa sukulen gymnospermae:

Ordo Pinales

Frenelopsis, Pseudofrenelopsis, Suturovagina, Glenrosa

Beberapa famili dan subfamili tanaman, kebanyakan anggotanya adalah sukuen; misalnya Cactaceae, Agavoideae, Aizoaceae, dan Crassulaceae .

Tabel berikut menunjukkan jumlah spesies sukulen yang ditemukan dalam beberapa famili dan habitat aslinya:[butuh rujukan] [ <span title="This claim needs references to reliable sources. (July 2019)">butuh rujukan</span> ]

Famili atau subfamili Sukulen # Bagian yang termodifikasi Distribusi
Agavoideae 300 Daun Amerika Utara dan Tengah
Cactaceae 1600 Batang (akar, daun) Amerika
Crassulaceae 1300 Daun (root) Seluruh dunia
Aizoaceae 2000 Daun Afrika Selatan, Australia
Apocynaceae 500 Batang Afrika, Arab, India, Australia
Asphodelaceae 500+ Daun Afrika, Madagaskar, Australia
Didiereaceae 11 Batang Madagaskar ( endemik )
Euphorbiaceae > 1000 Batang atau daun atau akar Australia, Afrika, Madagaskar, Asia, Amerika, Eropa
Portulacaceae ~ 500 Daun dan batang Amerika, Australia, Afrika
Cheirolepidiaceae 4, mungkin lebih Daun Seluruh dunia, kecuali Antartika
Sukulen di Edgerton Park Conservancy saat senja

Penanaman

[sunting | sunting sumber]
Dinding sukulen di sebuah pembibitan di San Francisco, Amerika Serikat terdiri dari Sempervivum, Echeveria, dan Crassula

Tanaman sukulen disukai sebagai tanaman hias karena daya tarik dan perawatan yang mudah. Jika ditanam dengan tepat, sukulen membutuhkan sedikit perawatan untuk bertahan hidup di dalam ruangan.[17] Sukulen sangat mudah beradaptasi dan tumbuh subur di berbagai kondisi dalam ruangan.[18] Bagi sebagian besar pemilik tanaman, penyiraman berlebihan adalah penyebab utama kematian sukulen.[19]

Sukuen dapat diperbanyak dengan berbagai cara. Umumnya perbanyakan dilakukan secara vegetatif. Metode pertama adalah stek batang dengan pemangkasan daun dan setelah sembuh, menghasilkan kalus. Setelah seminggu atau lebih, akar akan tumbuh. Metode kedua adalah pemisahan rumpun atau pemisahan anakan dengan cara mencabut rumpun yang tumbuh terlalu lebat dan memisahkan batang dan akar. Metode ketiga adalah stek daun dan membiarkan pembentukan kalus. Selama metode ini, daun bagian bawah dipetik dari tanaman dengan cara dipelintir atau dipotong. Daun kemudian dikeringkan dan bentuk kalus mencegah daun menyerap terlalu banyak kelembaban yang dapat menyebabkan daun membusuk. Metode ini biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu untuk menghasilkan akar yang sehat dan menghasilkan tanaman baru.[20] Metode yang digunakan untuk perbanyakan vegetatif berbeda tergantung spesies tanaman.[21]

Catatan Kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ pem
  2. ^ alah
  3. ^ Rowley 1980, hlm. 1.
  4. ^ Beentje 2010, hlm. 116.
  5. ^ a b Beentje 2010, hlm. 32.
  6. ^ enye
  7. ^ b ut
  8. ^ Rowley 1980, hlm. 2.
  9. ^ Innes & Wall 1995.
  10. ^ Martin & Chapman 1977.
  11. ^ Martin & Chapman 1977, hlm. 19-20.
  12. ^ a b c Compton n.d.
  13. ^ a ke
  14. ^ tian
  15. ^ ukul
  16. ^ han
  17. ^ peny
  18. ^ aman
  19. ^ erle
  20. ^ ik t
  21. ^ aman

Daftar Pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Anderson, Miles (1999), Cacti and Succulents : Illustrated Encyclopedia, Oxford: Sebastian Kelly, ISBN 978-1-84081-253-4 
  • Beentje, Henk (2010), The Kew Plant Glossary, Richmond, Surrey: Royal Botanic Gardens, Kew, ISBN 978-1-84246-422-9 
  • Compton, R.H., ed. (n.d.), Our South African Flora, Cape Times Ltd, OCLC 222867742  (publication date also given as 1930s or 1940s)
  • Hecht, Hans (1994), Cacti & Succulents (edisi ke-p/b), New York: Sterling, ISBN 978-0-8069-0549-5 
  • Hewitt, Terry (1993), The Complete Book of Cacti & Succulents, London: Covent Garden Books, ISBN 978-1-85605-402-7 
  • Innes, Clive; Wall, Bill (1995), Cacti, Succulents and Bromeliads, London: Cassell for the Royal Horticultural Society, ISBN 978-0-304-32076-9 
  • Jacobsen, Hermann (1960), A Handbook of Succulent Plants (Vols 1–3), Poole, Dorset: Blandford Press, ISBN 978-0-7137-0140-1 
  • Martin, Margaret J.; Chapman, Peter R. (1977), Succulents and their cultivation, London: Faber & Faber, ISBN 978-0-571-10221-1 
  • Rowley, Gordon D. (1980), Name that Succulent, Cheltenham, Glos.: Stanley Thornes, ISBN 978-0-85950-447-8