Lompat ke isi

Krisis eksistensial

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 29 Januari 2022 11.37 oleh Affirda (bicara | kontrib) (Menambahkan kalimat)

Krisis eksistensial adalah suatu kondisi seseorang yang tidak merasa nyaman mengenai pilihan hidup, makna hidup, serta kebebasan yang ada dalam hidup. Seseorang mempertanyakan mengenai tujuan hidup dan arti hidupnya, lalu gagal dalam menemukan jawaban tersebut. Sehingga, menyebabkan rasa frustasi dan menyebabkan tidak ada rasa semangat dalam menjalani hidup. Kebanyakan akan menganggap bahwa hidupnya tidak ada gunanya dan keberadaan dirinya dianggap tidak penting.[1]

Penyebab

Penyebab krisis eksistensial adalah tantangan dan tekanan yang sering dihadapi seseorang dapat menimbulkan krisis eksistensial. Beberapa penyebab yang dapat memicu krisis eksistensial adalah saat seseorang merasa bersalah terhadap sesuatu hal, kehilangan seseorang yang dicintai, merasa tidak puas terhadap diri sendiri, dan mempunyai emosi yang tidak dapat disalurkan dengan baik atau emosi yang tertahan.[2][3]

Cara Mengatasi

Cara mengatasi krisis eksistensial, sebagi berikutt:

  1. Merangkul ketidakpastian. Saat sedang mempertanyakan sesuatu hal, jawablah pertanyaan tersebut dengan rasa yakin bahwa akan dapat mengatasi hal tersebut.
  2. Buatlah jurnal yang berisi tentang rasa syukur atas apa yang telah dicapai. Isi jurnal tersebut dapat menambah kepercayaan dalam diri, serta dapat membuat hidup menjadi lebih bermakna.
  3. Catat hal-hal yang ingin dilakukan. Dengan mencatat hal-hal yang ingin dilakukan hidup akan menjadi lebih bahagia dan hidup seperti mempunyai tujuan.
  4. Mulai terhubung atau berkomunikasi dengan orang lain atau orang terdekat. Berkomunikasi dengan orang lain atau dengan orang terdekat membantu kita untuk mengekspresikan emosi kita.
  5. Mengubah pola pikir menjadi lebih baik atau positivisme. Dengan mengubah pola pikir menjadi positif hidup akan membawa ke hal-hal yang baik, serta dapat meningkatkan kepercayaan diri sendiri dan mengurangi rasa pesimisme dalam diri.
  6. Mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater. Jika rasa depresi atau rasa cemas masih ada, hingga berpikir untuk bunuh diri. Segera meminta bantuan profesional. [4]

Referensi

  1. ^ "Memahami Krisis Ekstistensi Diri dan Cara Mengatasinya • Hello Sehat". Hello Sehat. 2021-11-04. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  2. ^ "Krisis Eksistensial dalam Hidup: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya | Good Doctor | Tips Kesehatan, Chat Dokter, Beli Obat Online | Good Doctor | Tips Kesehatan, Chat Dokter, Beli Obat Online". www.gooddoctor.co.id. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  3. ^ "Mengenal Krisis Eksistensial, Pahami Jenis dan Cara Mengatasinya". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). 2020-08-18. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  4. ^ Times, I. D. N.; Pakpahan, Basri W. "Ketahui 5 Hal Penting seputar Krisis Eksistensial, Pernah Jadi Korban?". IDN Times. Diakses tanggal 2022-01-29.