Lompat ke isi

Garuda Indonesia Penerbangan 892

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 31 Januari 2022 03.10 oleh Naufal Praw (bicara | kontrib) (tambahan dan perbaikan informasi)
Garuda Indonesia Penerbangan 892
Pajajaran, pesawat Garuda Indonesia yang mengalami kecelakaan.
Ringkasan kecelakaan
Tanggal28 Mei 1968
RingkasanJatuh setelah lepas landas; diduga karena kesalahan pengisian bahan bakar pesawat
LokasiDesa Bilalpada, Nala Sopara, India[1]
Orang dalam pesawat29
Penumpang15
Awak14
Cedera17 (di darat)
Tewas29 (+ 1 di darat)
Selamat0
Jenis pesawatConvair CV-990-30A-5
Nama pesawatPajajaran
OperatorGaruda Indonesian Airways
RegistrasiPK-GJA
AsalBandar Udara Internasional Kemayoran, Jakarta, Indonesia
Perhentian ke-1Bandar Udara Internasional Singapura, Singapura
Perhentian ke-2Bandar Udara Internasional Don Mueang, Bangkok, Thailand
Perhentian ke-3Bandar Udara Bombay–Santa Cruz, Bombay, India
Perhentian ke-4Bandar Udara Internasional Jinnah, Karachi, Pakistan
Perhentian ke-5Bandar Udara Internasional Kairo, Kairo, Mesir
Perhentian terakhirBandar Udara Internasional Leonardo da Vinci, Roma, Italia
TujuanBandar Udara Internasional Schiphol, Amsterdam, Belanda

Garuda Indonesia Penerbangan 892 adalah penerbangan penumpang internasional berjadwal maskapai Garuda Indonesian Airways (sekarang Garuda Indonesia) dari Bandar Udara Internasional Kemayoran di Jakarta, Indonesia menuju Bandar Udara Internasional Schiphol di Amsterdam, Belanda, dengan perhentian di Singapura, Bangkok, Bombay (sekarang Mumbai), Karachi, Kairo, dan Roma.[2] Pada tanggal 28 Mei 1968, ketika sedang mengoperasikan segmen keempat penerbangan dari Bombay menuju Karachi, pesawat Convair 990-30A-5 yang mengoperasikan penerbangan tersebut mengalami kecelakaan beberapa menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Bombay–Santa Cruz (sekarang Bandar Udara Internasional Chhatrapati Shivaji Maharaj). Pesawat jatuh di Desa Bilalpada yang terletak di 32 mil (51 km) utara Bandar Udara Bombay.[3] Kecelakaan tersebut menewaskan seluruh 29 penumpang dan awak di dalam pesawat dan satu orang di darat. Meskipun penyebab dari kecelakaan tersebut belum ditetapkan secara resmi, kecelakaan tersebut diduga disebabkan oleh kesalahan pengisian bahan bakar ketika pesawat mengisi ulang bahan bakar di Bombay.[4] Kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan kedua pesawat Convair 990 dan juga kecelakaan pertama jenis pesawat tersebut yang menimbulkan korban jiwa.[5]

Pesawat

Pesawat yang mengalami kecelakaan adalah sebuah Convair CV-990-30A-5 dengan registrasi PK-GJA. Jenis pesawat tersebut merupakan pesawat penumpang sipil bermesin jet pertama yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia, yang sekaligus menandai dimulainya era pengoperasian pesawat jet di Garuda Indonesia. Pesawat tersebut merupakan pesawat Convair 990 ketiga yang diproduksi, dengan nomor seri manufaktur 30-10-3 dan ditenagai oleh empat mesin turbofan General Electric CJ805-23B. Pesawat berkapasitas 99 tempat duduk penumpang tersebut diberi nama Pajajaran, nama dari bekas ibu kota Kerajaan Sunda. Pesawat yang semula ditujukan untuk American Airlines tersebut sebelumnya digunakan sebagai salah satu prototipe dari jenis pesawat Convair 990. Garuda Indonesia menerima pengiriman pesawat tersebut pada tanggal 24 Januari 1964.[1][6][7]

Kronologi

Garuda Indonesia Penerbangan 892 mendarat di Bandar Udara Bombay–Santa Cruz pada pukul 01.45 dinihari waktu India tanggal 28 Mei (20.15 UTC 27 Mei). Penerbangan tersebut berasal dari Jakarta dengan perhentian di Singapura dan Bangkok sebelum menuju Bombay, bagian dari rute penerbangan Jakarta–Singapura–Bangkok–Bombay–Karachi–Kairo–Roma–Amsterdam yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia saat itu. Penerbangan tersebut melakukan perhentian ketiga di Bombay untuk menaikkan penumpang tambahan, melakukan pergantian awak yang bertugas, dan mengisi ulang bahan bakar pesawat sebelum melanjutkan penerbangan menuju Karachi. Sebelas penumpang tambahan dijadwalkan naik ke penerbangan tersebut di Bombay, tetapi lima calon penumpang membatalkan tiketnya di saat-saat terakhir, sehingga hanya enam penumpang yang naik penerbangan tersebut di Bombay, dan pesawat berangkat dengan membawa 15 penumpang dan 14 awak. Cuaca di Bandar Udara Bombay dilaporkan cerah pada saat pesawat meninggalkan Bombay.[3]

Pesawat lepas landas dari Bombay pada pukul 02.32 (21.02 UTC 27 Mei). Pada pukul 02.39 (21.09 UTC 27 Mei), pemandu lalu lintas udara Bandar Udara Bombay kehilangan kontak dengan pesawat, dan pesawat dilaporkan telah jatuh pada pukul 02.44 (21.14 UTC 27 Mei). Pesawat diperkirakan jatuh di 1–1,5 mil (1,6–2,4 km) timur Stasiun kereta api Nala Sopara di dekat Bilalpada, sebuah desa yang terletak di 32 mil (51 km) utara Bandar Udara Bombay–Santa Cruz. Pesawat hancur ketika menabrak daratan dan membuat kawah sedalam 20 ft (6,1 m) di lokasi jatuhnya pesawat, dengan puing-puing pesawat berserakan di wilayah seluas tiga mil persegi (7,8 km2).[3] Pesawat diduga mengalami kegagalan mesin yang mengakibatkan pilot kehilangan kendali atas pesawat. Pesawat kemudian menukik naik hingga tidak dapat diselamatkan, yang mengakibatkan pesawat kehilangan ketinggian hingga akhirnya jatuh dengan posisi hampir vertikal dan hidung pesawat menukik ke bawah.[4][5]

Penumpang dan awak

Kewarganegaraan penumpang dan awak GA892[3][8]
Negara Penumpang Awak Jumlah
Belanda 1 1
India 1 1
Indonesia 6 14 20
Jepang 1 1
Pakistan 4 4
Yunani 2 2
Jumlah 15 14 29

Dalam segmen rute penerbangan Bombay–Karachi, Garuda Indonesia Penerbangan 892 membawa 15 penumpang. Dari segi kota keberangkatan penumpang, enam penumpang berangkat dari Jakarta, tiga penumpang berangkat dari Bangkok,[8] dan enam penumpang berangkat dari Bombay.[3] Salah seorang penumpang asal Indonesia merupakan istri dari G.A. Siwabessy, Menteri Kesehatan Republik Indonesia saat itu. Ia sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju Wina untuk menghadiri sebuah konferensi nuklir yang diselenggarakan oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).[9][10] Penumpang lain yang berada di dalam penerbangan tersebut adalah presiden Persatuan Insinyur India yang naik penerbangan tersebut dari Bombay dalam perjalanannya menuju London. Pejabat resmi dari lembaga tersebut mengatakan sang presiden seharusnya terbang menuju London dengan pesawat Air India, tetapi ia kemudian memilih untuk berganti penerbangan agar ia dapat singgah di Kairo terlebih dahulu.[3]

Sebanyak 14 awak berada di dalam penerbangan tersebut. Sepuluh anggota awak merupakan awak yang bertugas, terdiri dari empat awak kokpit dan enam awak kabin, sedangkan empat lainnya merupakan awak yang tidak bertugas. Anggota awak kokpit terdiri dari Kapten Rochim, Kapten Soedharmono, Navigator Asmoro, dan Juru mesin Djumadi. Salah satu kepala awak kabin dalam penerbangan tersebut merupakan adik dari Ahmad Yunus Mokoginta, duta besar Indonesia untuk Mesir saat itu. Seluruh awak yang bertugas pada segmen rute penerbangan Bombay–Karachi naik dari Bombay sebagai pengganti awak yang telah bertugas sejak penerbangan tersebut berangkat dari Jakarta. Para anggota awak yang baru naik di Bombay tersebut rencananya akan kembali diganti di Kairo. Sementara itu, empat awak yang tidak bertugas dan berangkat bersama awak yang bertugas dari Jakarta tetap berada di dalam penerbangan tersebut.[8]

Penyebab

Penyebab dari kecelakaan tersebut belum ditetapkan secara resmi, meskipun perwakilan dari Direktorat Penerbangan Sipil dan Garuda Indonesia, dengan bantuan dari Lufthansa, datang ke Bombay untuk melakukan penyelidikan.[8] Namun, kecelakaan tersebut diduga disebabkan oleh kelalaian dari petugas pengisian bahan bakar pesawat di Bandar Udara Bombay–Santa Cruz. Kelalaian yang dimaksud adalah pesawat salah diisi ulang bahan bakarnya dengan avgas, jenis bahan bakar pesawat yang umumnya digunakan untuk mengisi bahan bakar pesawat terbang bermesin piston. Sebagai pesawat terbang bermesin jet, jenis bahan bakar yang digunakan oleh pesawat Convair 990 adalah avtur.[4]

Pasca-kecelakaan

Seluruh 29 penumpang dan awak di dalam pesawat tewas dalam kecelakaan tersebut. Satu orang di darat yang terkena dampak dari kecelakaan tersebut juga tewas.[5] Tujuh belas orang di Desa Bilalpada dilaporkan cedera, di mana dua orang diantaranya dalam kondisi kritis. Dampak lain dari kecelakaan tersebut adalah hancurnya empat rumah pondok dan satu rumah gudang milik sebuah sekolah, dan juga membakar sebuah kandang yang kemudian menewaskan 19 ekor kerbau di dalam kandang tersebut.[3]

Presiden Soeharto memerintahkan untuk membawa pulang seluruh jenazah korban tewas warga Indonesia. Di dalam setiap peti mati jenazah warga Indonesia, dimasukkan batu-batu yang telah dikumpulkan dari lokasi jatuhnya pesawat. Sebagian besar jenazah penumpang asal Indonesia dimakamkan di tempat pemakaman umum, sedangkan istri menteri kesehatan dan seluruh awak pesawat dimakamkan di sebuah taman makam pahlawan.[10]

Garuda Indonesia kembali menggunakan nomor penerbangan GA892 pada rute penerbangan DenpasarBeijing dari tahun 2015 hingga rute tersebut ditangguhkan pada tahun 2020 karena pandemi COVID-19.[11][12] Registrasi pesawat PK-GJA kembali digunakan pada sebuah pesawat ATR 72-600 yang dioperasikan oleh Citilink sejak tahun 2019.[6][13]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Proctor, Jon (1996). Convair 880 & 990. Great Airliners Series (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-1). Miami: World Transport Press. ISBN 0-9626730-4-8. 
  2. ^ "Garuda Indonesian Airways International Timetable". Airline Timetable Images (dalam bahasa Inggris). 1 April 1968. hlm. 3. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  3. ^ a b c d e f g "29 killed in a plane crash near Bombay" [29 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Bombay]. The Indian Express (dalam bahasa Inggris). 36 (168). Bombay. 29 Mei 1968. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  4. ^ a b c Hubert, Ronan. "Crash of a Convair CV-990-30A-5 near Bombay: 30 killed". Bureau of Aircraft Accidents Archives (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 5 Juli 2021. 
  5. ^ a b c Ranter, Harro. "ASN Aircraft accident Convair CV-990-30A-5 Coronado PK-GJA Mumbai Airport (BOM)". Aviation Safety Network (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 5 Juli 2021. 
  6. ^ a b Barker, Ronald. "Aircraft PK-GJA Data". Airport-Data (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 5 Juli 2021. 
  7. ^ Almanak Sumatera. Komando Antar Daerah Sumatera. 1969. hlm. 517. Diakses tanggal 31 Januari 2022. 
  8. ^ a b c d "Pesawat GIA Convair 990 Djatuh dekat Bombay". Bulletin Djembatan Kawanua. 50. Jakarta: Kawanua. 1 Juni 1968. hlm. 43 (595). Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  9. ^ Aipassa, Jeanny Arylien; Rachman, Erlita; Sotyati, Endah Dwi (22 September 2014). Sang Upuleru: Mengenang 100 Tahun Prof. DR. Gerrit Augustinus Siwabessy (1914–2014). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 269. ISBN 978-602-03-0871-5. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  10. ^ a b Isnaeni, Hendri F. (6 April 2019). "Kecelakaan Pesawat Garuda di Mumbai India". Historia. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  11. ^ Liu, Jim (14 November 2014). "Garuda Indonesia Adds Denpasar – Beijing Service from Jan 2015". Airlineroute. Routesonline. Diakses tanggal 17 November 2021. 
  12. ^ Ramadhian, Nabilla (16 April 2020). "Garuda Indonesia Tangguhkan 26 Rute Penerbangan". Kompas. Diakses tanggal 17 November 2021. 
  13. ^ "Citilink PK-GJA (ATR 42/72 - MSN 1119) (Ex PK-GAA)". Airfleets. Diakses tanggal 31 Oktober 2021.