PSP Padang
Nama lengkap | Persatuan Sepak bola Padang | |||
---|---|---|---|---|
Julukan | Pandeka Minang Kuau Raja [1] | |||
Berdiri | 1928 | |||
Stadion | Stadion Agus Salim Padang, Indonesia (Kapasitas: 20.000) | |||
Pemilik | PT. PSP Padang Minang Mandiri | |||
Ketua | Hendri Septa | |||
Manajer | Yendrizal Oyong | |||
Pelatih | Suhatman Imam | |||
Liga | Liga 3 | |||
|
PSP Padang (Persatuan Sepak bola Padang) adalah sebuah tim sepak bola Indonesia yang bermarkas di Padang, Sumatra Barat. Klub ini memainkan pertandingan kandangnya di Stadion Haji Agus Salim, Padang, berbagi dengan Semen Padang FC. PSP Padang saat ini bermain di Liga 3 Sumatra Barat. Pada tahun 2020, tim yunior PSP Padang berhasil menjuarai Piala Soeratin U 15 di Solo.
Sejarah
Masa-Masa Awal
Menyebut nama PSP Padang (Persatuan Sepak bola Padang), mengingat sejarah panjang persepak bolaan tanah air, sebab PSP Padang memang bukan tim kemarin sore, Pandeka Minang (julukan PSP) terlahir lebih dulu dari republik ini, pada tahun 1928.
Tahun 1928, dengan nama Sport Vereniging Minang (SVM) yang diketuai oleh Dr. Hakim dalam ini bernaung organisasi sepak bola Padang yang dikenal engan Ilans Padang Electal (IPE), yang menjadi cikal bakal lahirnya PSP Padang
Usia IPE tidak berlangsung lama, karena Pemerintah Kolonial Belanda kemudian mengubah dan membentuk organisasi pemain sepak bolaan Padang pada tahun 1935 dengan nama Voetballbond Padang En Omstreken, masa ini diketuai oleh orang Belanda yang "gila bola" yaitu Meneer Vander Lee. Masa meneer ini pertandingan dimalam hari digelar di Lapangan Dipo (kini, Taman Budaya Padang).
Seiring dengan gejolak politik dalam negeri, pada tahun 1942, Belanda menyerahkan kekuasaannya kepada Jepang. Aksi pertama Jepang adalah membumihanguskan segala hal yang berbau Belanda, tak terkecuali VPO. Keganasan negeri matahari terbit ini menyebabkan tak ada prestasi sepak bola Padang yang mencuat baik secara tim maupun individu.
Kendati demikian, kehadiran Jepang itu ada hikmahnya. Ketika itu St. Mantari bersama tokoh-tokoh sepak bola Padang lainnya berinisiatif mengganti nama VPO menjadi Persatuan Sepak bola Padang, dan Yusuf St. Mantari menjadi ketua umum pertama dengan nama PSP. Ternyata padda masa itu, Jepang sama sekali tidak mengusiknya. dalam catatan itu pula nama PSP dipakai untuk pertama kalinya.
Banyak Direkrut Timnas
Ismail Lengah muncul sebagai ketua umum periode 1950-1953 yang kemudian diteruskan oleh Ahmad Husein (1955-1957). Masa ini dibangun Stadion Imam Bonjol yang merupakan stadion kebanggaan warga Padang.
Dekade 1953 ini, pemain yang memperkuat PSP menjadi pemain yang bermaterikan tim PON III Sumatra Tengah di Medan berhasil mengukir prestasi yang mengejutkan. Dengan materi Pemain Ahmad Terbang, Ibrahim Kijang, Mahmud Endah, mereka berhasil merebut juara III di PON IV. Kala itu, Sumatra Barat bernama Sumatra Tengah dan di PON IV pun pemain Paneka Minang mendominasi skuat Sumatra Tengah dan berhasil mencapai final. Sayangnya, di final, mereka ditaklukkan Sumatra Utara dengan skor 1-2.
Efeknya jelas, pada tahun 50-an, pemain PSP banyak dipanggil untuk membela tim nasional, seperti Yus Etek, Mizarmi, Lim Tek An, dan Arifin.
Di era itu, PSP sering menjamu klub-klub asing, seperti klub beken Austria, Salzburg FC, FC Lokomotiv Moskwa, Mozambik Afrika, dan klub Red Star Belgrade asal Yugoslavia yang pernah juara Liga Champions UEFA pun pernah datang.
Pada tahun 1953-1959, persepak bolaan terhenti karena terjadinya gejolak PSSI. Baru pada tahun 1959-1966, PSP Padang kembali melahirkan pemain yang membela Merah Putih. Selain Yus Etek yang masih bertahan, muncul nama-nama baru seperti Sagar Koto, Zulfar Djeze dan Oyong Liza, kapten timnas pada era itu, yang menjadi andalan timnas.
PSP Padang mengikuti turnamen HUT PSSI di Jakarta pada tahun 1982. PSP dimotori Suhatman Imam dengan pemain lainnya seperti Marvin Efeni, Arif Pribadi dan Tukijan. Hasilnya tidak mengecewakan, PSP mampu menjadi kampiun pada turnamen yang diselenggarakan badan sepak bola tertinggi di Inddonesia itu setelah menundukkan PSA Ambon 3-2. Tropi plus sebuah mobil dibawa pulang ke Padang.
Masih pada tahun 1980-an, persisnya pada era kepemimpinan Syahrul Ujud (wali kota Padang waktu itu), kali pertama PSP masuk ke Divisi Utama. Pada tahun itu pula berdiri stadion yang diberi nama Stadion Agus Salim yang merupakan bekas arena Pacuan Kuda Rimbo Kaluang.
PSP diarsiteki oleh Jenniwardin (1986-1987). Sayangnya, PSP tak mampu mengimbangi tim-tim perserikatan lainnya. Alhasil, tim PSP yang bermaterikan permain seperti: Dahlan, Mai, Aldi Hendra Susila dan Delfi Adri menemui nasib tragis, terlempar ke Divisi I.
Perubahan nama
- IPE (Illans Padang Electal) 1928–1935 (IPE adalah bagian dari SVM (Sport Vereniging Minangkabau atau Ikatan Olahraga Minangkabau))
- VPO (Voetballbond Padang en Omstreken) 1935–1942
- PSP (Persatuan Sepakbola Padang) 1942–sekarang
Stadion
- Lapangan Dipo (kini Taman Budaya Padang), 1928-1960.
- Stadion Imam Bonjol (awalnya bernama Lapangan Banteng saat didirikan Kol. Ahmad Husein, Komandan Divisi IX Banteng), 1957-1983.
- Stadion Haji Agus Salim dengan kapasitas 20.000 kursi yang didirikan saat MTQ XIII 1983. Stadion yang dibangun pada tahun 1985 ini, juga merupakan kandang bagi klub Semen Padang FC, Minangkabau FC serta PSPS Pekanbaru, 1985-sekarang
Pemain
Penjaga Gawang
- Sukirman, SH
- Iswadi
- Andre Syarifuddin
- febry heryadi
Pemain Belakang
Pemain Tengah
Pemain Depan
Daftar Ketua Umum
Waktu | Nama | Catatan |
---|---|---|
1928–tidak diketahui | Dr. Hakim | Ketua Sport Vereniging Minangkabau dimana IPE bernaung |
1928–tidak diketahui | Meneer Van der Lee | Ketua VPO |
1942-1950 | Yusuf St. Mantari | |
1950-1953 | Ismail Lengah | |
1953-1959 | Tidak ada | Padang bergolak karena PRRI |
1959-1966 | Sentot Sujono | |
1967-1969 | Letkol Sudarmaji | |
1969-1973 | Kol. Hutapea | |
1973-1975 | Mayor CPM Mus Subagio | |
1976-1982 | Hasan Basri Durin | |
1983-1993 | Syahrul Ujud | |
1993-2003 | Zuiyen Rais | |
2004-2009 | Yusman Kasim | |
2009-2019 | Mahyeldi Ansharullah | |
2019-sekarang | Hendri Septa |
Pemain Terkenal
Lokal
1928-1960-an
1960-1980 |
1980-1990 |
1990-sekarang |
Asing
- Antonio Claudio al. Toyo
Uji Coba Tim PSP Kontra Tim Asing
- FC Salzburg dari Austria (Imbang 2-2)
- Mozambik (PSP menang 5-2)
- Colombus dari Afrika (PSP Menang 3-1)
- FC Lokomotiv Moskwa (PSP Kalah 0-7)
- Bulgaria (PSP Kalah 1-6)
Periode 1953-1963
- Red Star Belgrade (PSP Kalah 1-2 dan 3-5)
- São Paulo FC (PSP Kalah 1-2) di Lapangan Imam Bonjol Padang
- Middlesex Wanderer (PSP Kalah 1-5)
- Korea Utara (PSP Kalah 0-2)
- Kelang Selangor (PSP Menang 6-3)
- Hilir Perak (PSP Menang 3-1)
- Seremban (PSP Menang 3-1)
Uji Coba ke Luar Negeri
Prestasi
- 1953
- Perunggu PON III di Medan
- 1957
- Perak PON IV di Makasar
- 1975
- Juara Turnamen Sepak Bola Bukit Barisan
- 1976
- Runner-up Turnamen Yunior U-18 Piala Suratin (Kalah 0-1 vs Persebaya)
- 1984
- Runner-up Turnamen Yunior U-18 Piala Suratin (Kalah 1-2 vs Persikasi Bekasi)
- 1985
- Juara Turnamen Sepak Bola HUT PSSI ke-50
- 1996
- Juara Kompetisi Divisi I PSSI
- 1997-2001
- Peserta Kompetisi Divisi Utama LI IV - LI VII
- 2005
- Masuk ke Kelompok Divisi II PSSI
- Juara III Divisi II PSSI (lolos ke Divisi I PSSI)
- 2006
- Juara III Wilayah I Kompetisi Divisi I
- 2007
- Juara Grup I & Semifinaslis Divisi I 2007 (lolos ke Divisi Utama PSSI)
- 2020
- Juara 1 Piala Suratin U 15
Catatan Lainnya
- Tahun 1936 dalam rangka HUT VPO (Voetballbond Padang en Omstreken) di Lapangan Dipo pertandingan sepak bola telah dilangsungkan malam hari.
- Lapangan Banteng atau Stadion Imam Bonjol didirikan tahun 1957 oleh Komandan Divisi Banteng Kol. Inf. Ahmad Husain al. Harimau Kuranji
- Stadion Gelora Haji Agus Salim dibangun tahun 1983, dan awalnya digunakan untuk pelaksanaan MTQ XIII di Padang memanfaatkan Pacuan Kuda Rimbo Kaluang.
Pranala luar
- PSP Padang Diarsipkan 2012-07-28 di Wayback Machine. di situs resmi Divisi Utama Liga Indonesia (LPIS).
Referensi
- Tulisan dan data-data di halaman ini mayoritas disadur dari Harian Padang Ekspres edisi 1 Januari 2011.