PSM Makassar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PSM Makassar
Nama lengkapPersatuan Sepak bola Makassar
JulukanJuku Eja (Ikan Merah)
Ayam Jantan dari Timur
The Red Fish
Berdiri2 November 1915, dengan nama Makassar Voetbal Bond (MVB)
StadionStadion Andi Mattalatta
(Kapasitas: 15,000)
PemilikPT Persaudaraan Sepak Bola Makassar[1] (pemilik)
Bosowa Corporation Grup
CEOIndonesia Munafri Arifuddin
Pelatih KepalaPortugal Bernardo Tavares
LigaLiga 1
2021-22Peringkat 14
Situs webSitus web resmi klub
Kostum kandang
Kostum tandang
Kostum ketiga
Musim ini

Persatuan Sepak bola Makassar (disingkat PSM Makassar) adalah sebuah tim sepak bola Indonesia yang berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, yang dikenal dengan julukan Pasukan Ramang atau Juku Eja. PSM Makassar saat ini bermain di BRI Liga 1, setelah sebelumnya pernah bermain di Liga Primer Indonesia. PSM Makassar merupakan salah satu tim terkuat di Indonesia dan telah mewakili Indonesia di kompetisi Liga Champions Asia sebanyak tiga kali. PSM Makassar merupakan tim dengan catatan prestasi paling stabil di pentas Liga Indonesia, dengan sekali menjadi juara, sembilan kali runner up, dan hanya sekali gagal masuk putaran final. PSM Makassar adalah klub sepak bola tertua di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1915. Pada tahun 2014, PSM Makassar kembali ke Liga Super Indonesia setelah lolos play-off unifikasi liga PSSI.

Sejarah

Persatuan Sepak bola Makassar atau lebih populer dengan sebutan PSM Makassar, adalah sebuah tim sepak bola Indonesia yang berbasis di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tim berjuluk Juku Eja yang juga biasa dijuluki Ayam Jantan dari Timur, merupakan salah satu tim terkuat di pentas sepak bola nasional. Kisah terbentuknya PSM Makassar dimulai pada 2 November 1915 yang dinyatakan sebagai berdirinya sebuah perkumpulan sepak bola bernama Makassar Voetbal Bond (MVB) yang di kemudian tercatat sebagai embrio PSM. Dalam perjalanannya, MVB menampilkan putra-putra pribumi di jajaran elite persepak bolaan Hindia Belanda, seperti Sagi dan Sangkala sebagai pemain andal dan cukup disegani. Pada masa itu, sekitar 1926-1940, MVB sudah melakukan pertandingan dengan beberapa kesebelasan dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya dari Jawa, seperti Quick, Excelcior, HBS, sejumlah klub dari Sumatra, Kalimantan, dan Bali. Sedang dari luar negeri kesebelasan dari Hongkong dan Australia. Pendek kata, MVB langsung melejit sebagai klub ternama. Sayang pada usianya yang ke-25, kegiatan MVB mulai surut seiring dengan kedatangan pasukan Jepang di Makassar. Itu karena orang-orang Belanda yang tergabung dalam MVB ditangkap, sedangkan pemain-pemain pribumi dijadikan Romusa. Sebagiannya lagi dikirim ke Myanmar. MVB praktis lumpuh total, sebagaimana klub-klub sepak bola di Indonesia kala itu. Apalagi Jepang menerapkan aturan segala yang berbau Belanda harus dimusnahkan. Tak terkecuali itu adalah klub sepak bola. Sebaliknya, untuk mencari dukungan penduduk setempat, Jepang membiarkan masyarakat menggunakan nama-nama Indonesia. MVB pun berubah menjadi Persatuan Sepak bola Makassar (PSM Makassar). Pada dekade 1950, PSM mulai melakukan ekspansi ke Pulau Jawa untuk menjalin hubungan dengan PSSI. Bintang-bintang PSM pun bermunculan. Salah satunya yang paling fenomenal tentunya adalah Ramang. Bahkan kehebatan Ramang yang menjadi ikon PSM dan tercatat dalam sejarah sepak bola nasional sebagai legenda itu tetap dikenang hingga saat ini. Mungkin itu pula yang membuat tim ini terkadang dijuluki Pasukan Ramang. PSM pertama kali menjadi juara perserikatan pada 1957 dengan mengalahkan PSMS Medan di partai final yang digelar di Medan. Sejak saat itu PSM menjadi kekuatan baru di jagad sepak bola Indonesia. Lima kali gelar juara perserikatan mereka raih serta beberapa kali runner-up pada era sepak bola profesional, tim ini pernah mencatat prestasi mengesankan dengan menjadi The Dream Team ketika mengumpulkan sejumlah pilar tim nasional seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Aji Santoso, Miro Baldo Bento, Kurniawan Dwi Julianto, yang dikombinasikan dengan pemain asli Makassar seperti Ronny Ririn, Syamsudin Batola, Yusrifar Djafar, dan Rachman Usman, ditambah Carlos de Mello, dan Yosep Lewono. Hebatnya, PSM kala itu hanya dua kali menelan kekalahan dari 31 pertandingan yang mereka mainkan.

Pra kemerdekaan

Kisah sejarah PSM Makassar dimulai pada tanggal 2 November 1915 yang dinyatakan sebagai berdirinya sebuah perkumpulan sepak bola bernama Makassar Voetbal Bond (MVB) yang di kemudian hari tercatat sebagai embrio Persatuan Sepak bola Makassar (PSM Makassar). Dalam perjalanan prestasinya, MVB menampilkan orang-orang bumi putera di jajaran elite persepak bolaan Hindia Belanda seperti Sagi dan Sangkala sebagai pemain andal sekaligus promotor yang disegani kalangan Belanda. Pada masa itu, sekitar tahun 1926-1940, MVB sudah melakukan pertandingan dengan beberapa kesebelasan dari dalam negeri dan luar negeri, di antaranya dari Jawa, seperti Quick, Excelcior, HBS, sejumlah klub dari Sumatra, Kalimantan, dan Bali. Sedang dari luar negeri kesebelasan dari Hongkong dan Australia.

Pada usianya ke-25, kegiatan MVB mulai surut seiring dengan kedatangan pasukan Jepang di Makassar. Orang-orang Belanda yang tergabung dalam MVB ditangkap. Pemain-pemain pribumi dijadikan Romusa, dan sebagian dikirim ke Burma (kini Myanmar). MVB praktis lumpuh total, sebagaimana klub-klub sepak bola di Indonesia. Di Makassar, ketika itu segala yang berbau Belanda mutlak dilenyapkan, sebaliknya untuk mencari dukungan penduduk, Jepang membiarkan masyarakat menggunakan nama-nama Indonesia. Dan MVB pun berubah menjadi Persatuan Sepak bola Makassar (PSM).

Pasca kemerdekaan

Saat Indonesia terlepas dari penjajahan, Persatuan Sepak bola Makassar (PSM Makassar) mengadakan reorganisasi dan reformasi di bawah pimpinan Achmad Saggaf yang terpilih menjadi sebagai Ketua PSM. Meskipun sederhana, roda kompetisi PSM mulai bergulir dengan baik dan teratur. Udara kemerdekaan ikut memberi napas baru bagi PSM. Tahun 1950, PSM mulai mengadakan ekspansi ke Pulau Jawa untuk menjalin hubungan dengan PSSI. Bintang-bintang PSM pun bermunculan. Dan yang paling fenonemal adalah Ramang. Bahkan, kehebatan Ramang yang menjadi ikon PSM hingga kini masih jadi legenda dan tercatat indah dalam sejarah persepak bolaan nasional. Roh dan semangat Ramang pula yang tetap ada dan hidup di tubuh PSM dan membuat kesebelasan ini sempat dijuluki Pasukan Ramang.

PSM pertama kali menjadi juara perserikatan tahun 1957 dengan mengalahkan PSMS Medan pada partai final yang digelar di Medan. Sejak itu PSM yang dijuluki menjadi kekuatan baru sepak bola Indonesia. PSM menjelma menjadi tim elite. Total lima kali gelar juara perserikatan diraih tim yang lebih sering disebut sebagai Juku Eja atau Ikan Merah, julukan yang diberikan berdasar pada warna kostum yang mereka kenakan. PSM meraih juara perserikatan pada tahun 1959, 1965, 1966, dan 1992.

Liga Indonesia

Ketika tim-tim Perserikatan digabung dengan tim-tim Galatama menjadi Liga Indonesia sejak tahun 1994, PSM selalu masuk jajaran papan atas hingga sekarang. Setiap musim, PSM selalu diperhitungkan dan menjadi salah satu tim dengan prestasi paling stabil di Liga Indonesia. Meski demikian, baru sekali klub ini menjadi juara yakni pada Liga Indonesia tahun 2000, dan selebihnya lima kali menjadi tim peringkat dua pada Liga Indonesia 1995/1996, 2001, 2003, 2004, dan 2018

Saat juara Liga Indonesia PSM mencatat prestasi mengesankan dengan hanya menderita 2 kali kekalahan dari total 31 pertandingan. Saat itu PSM mengumpulkan pilar-pilar tim nasional seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Aji Santoso, Miro Baldo Bento, Kurniawan Dwi Yulianto yang dikombinasikan dengan pemain asli Makassar seperti Ronny Ririn, Syamsudin Batola, Yusrifar Djafar, dan Rachman Usman, ditambah Carlos de Mello, dan Yosep Lewono. PSM merajai pentas Liga Indonesia dengan menjuarai Wilayah Timur, dan di babak 8 besar menjuarai Grup Timur. Di semifinal, PSM mematahkan perlawanan Persija Jakarta, sebelum mengatasi perlawanan gigih Pupuk Kaltim di final yang berkesudahan 3-2.

Sementara itu di level internasional, PSM tercatat satu kali berlaga di Piala Winners Asia dan tiga kali mewakili Indonesia di laga Liga Champions Asia. PSM merupakan klub Indonesia yang stabil hingga saat ini. Bahkan PSM Makassar pernah menjadikan Makassar sebagai tuan rumah Perempat Final Liga Champions Asia pada tahun 2000, di mana saat itu untuk pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah Perempat Final LCA yang menghadirkan klub-klub lain dari Asia Timur yakni Jubilo Iwata (Jepang), Shandong Luneng Taishan (China), dan Suwon Samsung Bluewings (Korea).

Salah satu yang menjadi ciri PSM hingga selalu menjadi tim papan atas adalah permainan keras dan cepat yang diperagakan pemainnya, dan dipadu dengan teknik tinggi. Tak hanya itu, pemain PSM juga terkenal tangguh dan tidak cengeng dalam kondisi lapangan apa pun. PSM juga didukung oleh regenerasi yang berkelanjutan dan melahirkan pemain-pemain andalan di tim nasional. Tak hanya itu, kiprah para pemain di lapangan juga didukung oleh deretan pengusaha asal Sulawesi Selatan yang bergantian mengurusi PSM.

PSM Makassar yang juga dijuluki Ayam Jantan Dari Timur memiliki sekitar 24 kelompok suporter, diantaranya adalah The Macz Man, Laskar Ayam Jantan (LAJ), Mappanyuki, Ikatan Suporter Makassar (ISM), Suporter Hasanuddin, Suporter Dealos, Suporter Reformasi, Komando, Suporter Bias, Suporter Kubis, Karebosi, Gunung Lokong, Suporter PKC (Pongtiku, Kalumpang, dan Cumi-cumi, Red Gank (Pattene), KVS, Zaiger, Antang Communitty.

Liga Primer Indonesia

Pada Desember 2010, PSM Makassar memutuskan untuk mengundurkan diri dari Liga Super Indonesia. PSM kemudian memutuskan untuk bergabung ke Liga Primer Indonesia dengan melakukan merger dengan Makassar City FC yang sudah lebih dulu menjadi anggota LPI. Nama yang kemudian dipergunakan adalah PS Makassar (tetap disebut sebagai PSM Makassar dalam berbagai pemberitaan).[2] PSM berhasil menjadi juara 3 di musim Liga Primer Indonesia 2011 di bawah Persebaya 1927 dan Persema Malang.

Liga Prima Indonesia

Pada musim 2011 sampai 2013, PSM Mengikuti kompetisi Liga Prima Indonesia dibawah naungan PSSI. Berada di peringkat 6 musim 2011–2012, dan peringkat 6 pula di musim 2013.

Liga Super Indonesia

Pada tahun 2014, PSM Makassar kembali ke Liga Super Indonesia setelah lolos play-off unifikasi liga PSSI yang pada musim 2015 berganti nama menjadi QNB League, setelah terjadi kesepakatan PT. Liga Indonesia dengan QNB Group dari Qatar.

Tahun 2020 Stadion Andi Mattalatta Mattoangin terpaksa harus rata dengan tanah, demi adanya pembangunan Stadion yang baru seperti yang di janjikan pemerintah, namun PSM sepertinya akan bermain di luar Makassar pada laga kandangnya karena hingga saat ini (2021) belum ada kejelasan tentang pembangunan kembali Stadion tersebut.

Stadion

Stadion Andi Mattalata, dahulu bernama Mattoangin didirikan tahun 1955 dan merupakan pusat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional yang ke-4 pada tahun 1957 dan saat ini merupakan markas PSM Makassar. Stadion ini memiliki kapasitas untuk 20.000 orang. Sebelum Stadion Utama Gelora Bung Karno dibangun tahun 1962, stadion ini termasuk salah satu stadion terbesar di Indonesia dan sering dipakai untuk menggelar pertandingan sepak bola internasional.

Stadion ini pernah menjadi tuan rumah babak 8 besar Piala Champions Asia 2001 dimana semua pertandingan di grup Asia Timur termasuk PSM dihelat di stadion ini dan untuk pertama kalinya Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah di kancah asia di stadion Andi Mattalatta Mattoanging Makassar.

Pada musim 2014, PSM Makassar terpaksa harus berlaga diluar Sulawesi Selatan yakni menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, setelah Stadion Andi Mattalata tidak lolos verifikasi PT Liga Indonesia untuk mengikuti Liga Super Indonesia 2014. Setahun kemudian, dilakukan renovasi stadion setelah manajemen PSM mengadakan kesepakatan dengan pihak Yayasan Olahraga Sulawesi Selatan (YOSS) selaku pengelola stadion. Di Liga Super Indonesia 2015, PSM kembali bermarkas di Makassar.

PSM diperkirakan akan menggunakan Stadion Barombong pada masa yang akan datang.

Prestasi

Liga Domestik

Piala Domestik

Kejuaraan Asia

  • Supercup Asia
    • Juara (1): 2018
  • Piala AFC
    • Semifinalis Zona ASEAN (1): 2019
    • Penyisihan Grup (1): 2020

Internasional

  • Ho Chi Minh City Cup
    • Juara (1): 2001

Lambang dan kostum

Semenjak tahun 1950-an, klub-klub yang dulunya merupakan bentukan Belanda mutlak mesti di bawah kendali pemerintah daerah. Ini karena saat bertarung di kejuaraan nasional mereka membawa panji-panji daerah. Jadi seperti halnya klub sepak bola lain pada era Perserikatan, maka PSM Makassar juga mengadopsi logo pemda sebagai identitas dari diri klub.

Berdasarkan itulah maka warna utama PSM adalah merah, termasuk dalam hal kostum. Untuk kostum kandang, setiap musim PSM menggunakan warna merah. Sedangkan untuk kostum tandang, menggunakan warna yang berbeda. Pada musim 2016, PSM menggunakan warna hitam dengan aksen putih, sedangkan pada musim 2015 menggunakan warna biru dengan aksen putih.

Kit apparel

Period Kit manufaktur
1994–1998 Jerman Adidas
1999–2000 Amerika Serikat Reebok
2000–2006 Jerman Adidas
2006–2007 Italia Diadora
2008–2009 Indonesia Specs
2011–2013 Indonesia Vilour[3]
2013–2016 Amerika Serikat Nike[4]
2017 Spanyol Kelme
2018-sekarang Inggris Umbro

Suporter

PSM Makassar dikenal memiliki beberapa kelompok suporter fanatik yang jumlahnya cukup banyak. Tercatat pernah ada 20'an kelompok suporter didirikan, sebagian besar masih ada hingga saat ini, diantaranya yang masih aktif beserta tempat tribun mereka adalah:

  1. The Macz Man (Tribun Timur)
  2. Red Gank (Tribun Utara)
  3. Laskar Ayam Jantan (LAJ) (Tribun Utara)
  4. Komunitas VIP Utara (KVU) (Tribun VIP Utara)
  5. Komunitas VIP Selatan (KVS) (Tribun VIP Selatan)
  6. PSM Fans 1915 (Tribun Selatan)
  7. Curva Sud Mattoanging (Tribun Selatan)
  8. Makassar Supporter Collective (Tribun Selatan)
  9. Ramang Mania (Tribun Timur)
  10. Komunitas Dottoro Suporter (Tribun VIP Selatan)
  11. Komunitas Suporter VIP Utama (Tribun VIP Utama)

Selain itu kelompok suporter yang pernah aktif adalah :

  1. Mappanyuki
  2. Ikatan Suporter Makassar (ISM)
  3. Suporter Hasanuddin
  4. Suporter Dealos
  5. Suporter Reformasi
  6. Komando
  7. Suporter Bias
  8. Suporter Kubis
  9. Karebosi
  10. Gunung Lokong
  11. Suporter PKC
  12. Zaiger
  13. Antang Community

Suporter terbesar yang dikenal di media massa dan terkenal sangat fanatik adalah The Macz Man.

Daftar Pelatih

Tahun Nama
1999–2000 Indonesia Syamsuddin Umar
2004–2005 Ceko Miroslav Janů
2005–2006 Jerman Fritz Korbach
2006–2007 Brasil Carlos De Mello
2007–2008 Bulgaria Radoy Minkovski
2008–2009 Malaysia Raja Isa
2009–2010 Indonesia Hanafing
2010 Indonesia Tumpak Sihite
2010–2011 Belanda Robert Rene Alberts[5]
2011 Belanda Wim Rijsbergen[6]
2011–2013 Kroasia Petar Segrt[7]
2013 Indonesia Imran Amirullah[8]
2013–2014 Jerman Jörg Steinebrunner[9]
2014 Indonesia Rudy Keltjes[10]
2014–2015 Indonesia Assegaf Razak[11]
2015 Austria Alfred Riedl[12]
2015 Austria Hans-Peter Schaller[13]
2015–2016 Indonesia Assegaf Razak[14]
2016 Brasil Luciano Leandro
2016–2019 Belanda Robert Rene Alberts[15]
2019 Bosnia dan Herzegovina Darije Kalezić[16]
2020–2021 Kroasia Bojan Hodak[17]
2021 Indonesia Syamsudin Batola
2021 Bosnia dan Herzegovina Milomir Šešlija
2021 Belanda Joop Gall[18]

Pemain

Pemain saat ini

Per 08.22, Jumat, 31 Mei, 2024 (UTC).[19][20]

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
1 GK Indonesia IDN Muhammad Ardiansyah
3 DF Indonesia IDN Mahdi Fahri Albaar
4 DF Indonesia IDN Renaldi
5 DF Indonesia IDN Erwin Gutawa
6 FW Indonesia IDN Aji Kurniawan
11 MF Indonesia IDN Yance Sayuri
16 MF Indonesia IDN Manda Cingi
17 MF Indonesia IDN Rasyid Bakri
20 GK Indonesia IDN Rivky Mokodompit
22 MF Indonesia IDN Yakob Sayuri
24 MF Indonesia IDN Rizky Eka Pratama
26 DF Indonesia IDN Ganjar Mukti
28 DF Indonesia IDN Abdul Rahman Sulaeman
33 DF Indonesia IDN Dallen Doke
48 MF Indonesia IDN Muhammad Arfan
74 DF Indonesia IDN Edgard Amping
80 MF Belanda NED Wiljan Pluim (captain)
83 DF Indonesia IDN Julyano Pratama
98 FW Indonesia IDN Prince Kallon

Pemain terkenal

Sebagai klub tertua di Indonesia yang berprestasi, PSM memiliki sejumlah pemain terkenal baik pemain lokal maupun pemain asing. Bahkan beberapa pemain lokal diantaranya pernah memperkuat tim nasional Indonesia. Pemain asing yang pernah merumput bersama PSM juga tidak sedikit yang sukses dan menjadi incaran tim sepak bola lain di dalam negeri. Nama yang tercetak tebal masih memperkuat PSM.

Pemain lokal

Pemain asing

AFC
UEFA
CAF
CONMEBOL

Personil

Per Maret 2021.
Staf kepelatihan
Pelatih kepala Belanda Joop Gaal
Asisten pelatih Indonesia Syamsuddin Batola
Asisten pelatih Indonesia Bahar Muharram
Asisten pelatih Indonesia Syafril Usman
Pelatih kiper Indonesia Budiman Buswir
Staf medis
Tim doktor Indonesia dr. Hardiansyah Muslimin
Ahli nutrisi Indonesia dr Mufliha Paremma[21]
Ahli nutrisi Indonesia dr Faradillah Anwar[21]
Fisioterapis Indonesia Immanuel Maulang
Staff teknis[22]
Direktur tim Indonesia Munafri Arifuddin
Direktur jenderal Indonesia Irsal Ohorella
Direktur Akuntansi Indonesia Ahmad Muhiddin
Sekretaris Indonesia Iko Md
Petugas Media Indonesia Sulaeman Karim
Juru potret Indonesia Daeng Budje

Rekor musim ke musim

Liga domestik

Musim Liga Tim Posisi Piala Indonesia Kompetisi AFC
1994–95 Divisi Utama 34 First round
1995–96 Divisi Utama 31 Runner-up
1996–97 Divisi Utama 33 Semi-final
1997–98 Divisi Utama 31 Dihentikan Piala Winners Asia Perempat-final
1998–99 Divisi Utama 28 Second-round
1999–00 Divisi Utama 28 1
2001 Divisi Utama 28 Runner-up Kejuaraan Antarklub Asia Perempat-final
2002 Divisi Utama 24 Semi-final
2003 Divisi Utama 20 Runner-up
2004 Divisi Utama 18 Runner-up Liga Champions AFC Penyisihan grup
2005 Divisi Utama 28 Second-round Liga Champions AFC Penyisihan grup
2006 Divisi Utama 28 Second-round
2007–08 Divisi Utama 36 First-round
2008–09 Liga Super 18 8
2009–10 Liga Super 18 13
2011 Liga Primer Indonesia 19 3
2011–12 Liga Prima Indonesia 16 6
2013 Liga Prima Indonesia 16 6
2014 Liga Super 22 First round
2015 Liga Super 18 Dihentikan
2016 Indonesia Soccer Championship 18 6
2017 Liga 1 18 3
2018 Liga 1 18 2 Berlangsung (Berlanjut hingga tahun 2019)
2019 Liga 1 18 12 Juara Piala AFC ASEAN Zone Semi-final
2020 Liga 1 18 6 Piala AFC Berlangsung
2021–22 Liga 1 18 14

Kompetisi AFC

Musim Kompetisi Babak Negara Klub Kandang Tandang
2000 Kejuaraan Antarklub Asia Ronde pertama Vietnam Sông Lam Nghệ An 0–0 1–4
Ronde kedua Thailand Royal Thai Air Force 6–1 5–0
Perempat-final Tiongkok Shandong Luneng Taishan 1–3
Perempat-final Korea Suwon Samsung Bluewings 1–8
Perempat-final Jepang Júbilo Iwata 0–3
2004 Liga Champions AFC Penyisihan grup Vietnam Hoàng Anh Gia Lai F.C. 3–0 5–1
Penyisihan grup Thailand Krung Thai Bank FC 2–3 1–2
Penyisihan grup Tiongkok Dalian Shide 0–1 2–1
2004 Liga Champions AFC Penyisihan grup Thailand BEC Tero 1–0 2–2
Penyisihan grup Jepang Yokohama F. Marinos 0–2 3–0
Penyisihan grup Tiongkok Shandong Luneng Taishan 0–1 6–1
2019 Piala AFC Penyisian grup Singapura Home United 3–2 1–1
Penyisian grup Filipina Kaya F.C.–Iloilo 1–1 2–1
Penyisian grup Laos Lao Toyota 7–3 3–0
ASEAN Zona Semi-final Vietnam Becamex Bình Dương F.C. 2–1 0–1

Ranking klub di Asia

Per 4 Maret 2020.[23]
Rangking Klub Point
85 Kuwait Kuwait SC 14.29
86 Indonesia Bali United F.C. 14.14
87 Indonesia PSM Makassar 14.03
88 Australia Adelaide United FC 13.66
89 Vietnam Becamex Binh Duong 13.19

Referensi

  1. ^ Purnamasari, Desi. "Para Bos di Belakang Klub-Klub Sepakbola Indonesia di Liga 1". tirto.id. 
  2. ^ bola/read/2011/01/04/113923/1538725/76/psm-tetap-pakai-robert-albert PSM Tetap Pakai Robert Albert[pranala nonaktif permanen]
  3. ^ "PSM Tetap Pakai Jersey Vilour" (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-05. Diakses tanggal 31 October 2014. 
  4. ^ "Nike Jadi Sponsor PSM" (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-31. Diakses tanggal 31 October 2014. 
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama lpi
  6. ^ "Wim Minta Mundur dari Kursi Pelatih PSM Makassar" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 30 October 2014. 
  7. ^ "Petar Segrt Pergi dari PSM" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 30 October 2014. 
  8. ^ "Pelatih PSM Makassar Tunggu Nasib di Salatiga" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 30 October 2014. 
  9. ^ "Pelatih PSM Makassar Mundur" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 30 October 2014. 
  10. ^ "Rudy Keltjes Ungkap Alasan Pilih PSM" (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-31. Diakses tanggal 30 October 2014. 
  11. ^ "Pelatih PSM: 90 Persen Pemain Pantas Dipertahankan" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 30 October 2014. 
  12. ^ "Alfred Riedl Mendarat di Makassar ,15 Januari" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 8 January 2015. 
  13. ^ "PSM Makassar Patenkan Peter Gantikan Riedle" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 10 April 2015. 
  14. ^ "Assegaf Razak, Peramu Kekuatan PSM di 8 Besar Piala Presiden" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 14 September 2015. [pranala nonaktif permanen]
  15. ^ "RESMI: Robert Rene Alberts Jadi Pelatih PSM Makassar" (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-12. Diakses tanggal 1 June 2016. 
  16. ^ "RESMI: Robert Darije Kalezic Jadi Pelatih PSM Makassar" (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 2 February 2019. 
  17. ^ "PSM Makassar Ditangani Bojan Hodak | Goal.com". www.goal.com. Diakses tanggal 2020-02-14. 
  18. ^ {{Cite web=url=https://www.instagram.com/psm_makassar/tv/CYDgojsAMxl/?utm_medium=copy_link%7Ctitle=Welkom bij de club |
  19. ^ "Squad PSM Makassar Liga 1 2021-2022". ligaindonesiabaru.com. Diakses tanggal 18 August 2021. 
  20. ^ "PSM Makassar". the-AFC (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 December 2020. 
  21. ^ a b "Robert Rene Akan Atur Makanan Pemain PSM Makassar". Tribun Timur. 
  22. ^ "Ini Struktur Baru Manajemen PSM Setelah RUPS". Tribun Timur. 
  23. ^ "AFC Club Ranking 2020". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-02. Diakses tanggal 2020-03-07. 

Pranala luar

Templat:Liga 1