Slamet Kirbiantoro
Slamet Kirbiantoro | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah | 18 Maret 1948
Meninggal | 19 Juli 2018 Jakarta | (umur 70)
Suami/istri | Ny.Muchayisoh |
Hubungan | Menantu: AKP Wikha Ardilestanto |
Anak | 1. Hendri Prastowo 2. AKBP Dwi Handono Prasanto 3. Kapten Inf Tri Kusuma Agni 4. Agia Nariswari Kirana Wardhani |
Almamater | Akademi Militer (1970) |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1970-2002 |
Pangkat | Mayor Jenderal TNI |
Satuan | Infanteri |
Sunting kotak info • L • B |
Mayor Jenderal TNI (Purn.) Slamet Kirbiantoro (18 Maret 1948 – 19 Juli 2018) adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Kirbiantoro lulus Akademi Militer di Magelang pada tahun 1970, dia lebih dikenal sebagai mantan Pangdam Jaya[1] Pada tahun 2000-2001 pada masa jabatan presiden Abdurrahman Wahid. Jabatan terakhir di TNI adalah Wakil Irjen Mabes TNI dengan pangkat Mayor Jenderal.[2]
Karier militer
Slamet Kirbiantoro menjadi seorang perwira AD setelah lulus dari Akmil pada tahun 1970. Laki-laki kelahiran Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, 18 Maret 1948, sejak Juni 1995 menduduki pos sebagai Komandan Satintel Badan Intelijen ABRI (BIA). Jabatan barunya ini, sebulan kemudian, membawa ia naik pangkat dari kolonel menjadi brigadir jenderal. Jabatannya di intelijen membuat sosok Slamet Kirbiantoro kurang mendapat publikasi media massa. Namanya jarang disebut- sebut. Apalagi selama karier militernya, ia banyak berkiprah di Kodam IX/Udayana yang jauh dari pusat. Laki-laki bertinggi badan 166 cm dan bobot tubuh 56 kg ini, sekitar lima tahun, mendarmabaktikan dirinya di Kodam IX/Udayana, dimulai ketika ia berpangkat letnan kolonel dengan jabatan Kasiops Rem Kodam IX/Udayana. Jabatan ini hanya berlangsung enam bulan saja karena ia harus mengemban tugas sebagai Kasiops Rem-161/WSI Kodam Udayana. Selanjutnya, sejak April 1986, ia dipercaya sebagai Komandan Kodim 1611/Badung Kodam IX/Udayana. Selanjutnya menjadi Wakil Komandan (Wadan) Rinifdam Udayana (1990), dan kiprahnya di Kodam IX/Udayana diakhiri pada 1992 sebagai Wadan Rindam Kodam IX/Udayana. Dalam kurun waktu ini, pangkatnya tak pernah beranjak dari letkol yang diraihnya sejak 1985, saat ia menjadi Komandan KY-2 Grup 4 Kopassus. Pangkat bapak dari empat anak ini mulai menanjak setelah ia bertugas di Jakarta sebagai Komandan Brigif Linud 3/Tri Budi Mahasakti Kostrad (1992-1993). Pangkat kolonel diraihnya pada April 1993. Selanjutnya ia dikirim ke Kodam VI/Tanjungpura untuk menjadi Komandan Rindam Kodam VI/Tanjungpura. Setelah menjadi Danrem 101 Kodam VI, ia kembali ke Jakarta pada Juni 1995, untuk menempati posisi Dan Satintel BIA. Jabatan yang membawa bintang satu bertengger di pundaknya. Slamet hanya butuh waktu dua tahun untuk meraihnya dari pangkat kolonel.
Karier politik
Slamet Kirbiantoro pernah didukung DPP PAN dan DPP PPP pada saat Pemilihan Gubernur Jawa Tengah pada tahun 2003. Setelah pensiun dari tentara, Ia sempat terjun di dunia politik dengan menjadi Ketua DPP PAN bidang politik, hukum dan keamanan (polhukam). Akan tetapi di tengah jalan ketika berdirinyya partai baru Gerindra, ia ditarik menjadi anggota dewan penasihat oleh Prabowo Subianto. Sempat menjadi caleg DPR RI dari GERINDRA untuk dapil Jawa Tengah VII (Kabupaten Kebumen, Purbalingga, dan Banjarnegara), tetapi hanya mendapat urutan terbanyak ke 8 dari 7 kursi yang diperebutkan.
Kehidupan pribadi
Kirbiantoro beristrikan Muchayisoh (lahir 1958), memiliki 3 orang anak. Putranya yang pertama Hendri Prastowo (lahir 1975) seorang lulusan Universitas Diponegoro Jurusan Teknik Sipil yang kemudian juga menempuh jurusan Hukum di UNKRIS dengan predikat cum laude dan lulus ujian PERADI pada tahun 2011. Putra keduanya Dwi Handono Prasanto (lahir 1979) adalah seorang perwira Polisi alumni Akademi Kepolisian tahun 2000 di Semarang. Putra ketiganya Tri Kusuma Agni adalah seorang perwira TNI AD alumni Akademi Militer tahun 2003 di Magelang mengikuti jejaknya berkarier dibidang militer. Sementara Putrinya yang bungsu Agia Nariswari Kirana Wardhani (lahir 1989) lulusan Universitas Diponegoro Jurusan Hukum menikahi seorang perwira Polisi Alumni Akademi Kepolisian tahun 2007 yang bernama Wikha Ardilestanto.
Wafat
Slamet meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2018, di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta dalam usia 70 tahun.[3] Keesokan harinya, ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.[4]
Riwayat jabatan
- Komandan Distrik Militer 1630/Viqueque Kodam IX/Udayana, Timor Timur
- Komandan Distrik Militer 1611/Denpasar Kodam IX/Udayana, Bali
- Wakil Komandan Resimen Infantri Kodam IX/Udayana, Bali
- Komandan Brigade Infanteri Linud 3/Kostrad, Sulsel
- Komandan Resimen Infanteri Kodam VI/Tanjungpura, Kalsel
- Komandan Resort Militer 101/Antasari, Kalimantan Selatan di bawah Kodam VI/Tanjungpura
- Komandan Satuan Intel BIA, Jakarta
- Staf Ahli KASAD Bidang Kesejahteraan Rakyat, Jakarta
- Panglima Daerah Militer VII/Wirabuana, Sulawesi Selatan
- Panglima Daerah Militer Jayakarta, Jakarta
- Wakil Inspektur Jenderal TNI, Jakarta
Referensi
- ^ "Slamet Kirbiantoro Tak Lagi Pangdam Jaya"
- ^ ""MAYJEN TNI SLAMET KIRBIANTORO MUNCUL KEMBALI"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-02-22. Diakses tanggal 2016-02-24.
- ^ Mantan Pangdam Jaya Era Gus Dur Wafat Indonews, 20 Juli 2018
- ^ Mantan Pangdam Jaya Mayjen (purn) Slamet Kirbiantoro Dimakamkan di TMP Kalibata Tribunnews, 20 Juli 2018
Jabatan militer | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Ryamizard Ryacudu |
Pangdam Jaya 2000–2001 |
Diteruskan oleh: Bibit Waluyo |
Didahului oleh: Agus Wirahadikusumah |
Pangdam VII/Wirabuana 2000 |
Diteruskan oleh: Ahmad Yahya |
- Kelahiran 1948
- Kematian 2018
- Meninggal usia 70
- Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
- Panglima Komando Daerah Militer VII/Wirabuana
- Panglima Komando Daerah Militer Jaya
- Tokoh Jawa
- Tokoh Jawa Tengah
- Tokoh dari Purworejo
- Politikus Indonesia
- Politikus Partai Amanat Nasional
- Politikus Partai Gerakan Indonesia Raya