Puteri Indonesia
ꦦꦸꦠꦺꦫꦶꦆꦤ꧀ꦢꦺꦴꦤꦺꦱ | |
Singkatan |
|
---|---|
Tanggal pendirian | 8 Maret 1992 |
Didirikan di | Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia |
Tipe | Kontes kecantikan |
Lokasi |
|
Lokasi |
|
Jumlah anggota | |
Bahasa resmi | Indonesia dan Inggris |
Mooryati Soedibyo | |
Ketua | Putri Kuswisnuwardhani |
Slogan/Motto | 3B (Brain, Beauty, Behavior) |
Tokoh penting | Mustika Ratu |
Organisasi induk | Yayasan Puteri Indonesia |
Anak organisasi | |
Situs web | www |
Puteri Indonesia (bahasa Jawa: ꦦꦸꦠꦺꦫꦶꦆꦤ꧀ꦢꦺꦴꦤꦺꦱ; bahasa Inggris: Princess of Indonesia) adalah kontes kecantikan di Indonesia yang diselenggarakan sejak 1992 oleh YPI (Yayasan Puteri Indonesia). Kontes ini memilih pemenang untuk mewakili Indonesia pada empat besar kontes kecantikan internasional utama; yaitu Miss Universe dan Miss International. Kontes ini juga memilih perwakilan untuk ajang Miss Supranational.
Puteri Indonesia dipresideni oleh Mooryati Soedibyo,[1] diketuai oleh Putri Kuswisnuwardhani dan disponsori oleh perusahaan kosmetik Mustika Ratu. Puteri Indonesia akan menjadi wakil Indonesia atau duta bangsa pada kegiatan-kegiatan yang bertaraf Internasional dan ikut serta dalam memajukan komoditas-komoditas ekspor, pariwisata dan budaya Indonesia. Puteri Indonesia juga melakukan berbagai aksi sosial ke daerah-daerah yang membutuhkan untuk turut memberikan hiburan dan bantuan.
Sejak kali pertama diselenggarakan pada tahun 1992, kontes kecantikan ini pernah absen mengadakan perhelatan, yaitu pada tahun 1993, 1997, 1998, 1999, 2012, dan 2021 sehingga Alya Rohali menjadi Puteri Indonesia pertama yang menyandang gelarnya selama empat tahun. DKI Jakarta adalah provinsi yang paling banyak meraih kemenangan dengan sepuluh kali gelar, disusul oleh Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan masing-masing tiga gelar, Sumatra Barat, Sulawesi Utara, dan Bangka Belitung yang masing-masing meraih gelar sebanyak dua kali. Sedangkan Maluku, Aceh, dan Bali masing-masing satu gelar.
Sejarah
Presiden atau pemilik Puteri Indonesia adalah Putri Tertinggi Kerajaan Kasunanan Surakarta, Mooryati Soedibyo dan putrinya Putri Kuswisnuwardhani.
Setelah menyaksikan acara Miss Universe 1990 di Bangkok, Thailand, Mooryati Soedibyo terinspirasi untuk membuat ajang Puteri Indonesia. Dari sini timbul keinginannya untuk membuat wanita Indonesia percaya diri tampil di dunia internasional. Hal ini sebelumnya telah dipelopori oleh Andi Nurhayati yang semenjak tahun 70-an menjadi pemegang franchise pengiriman Miss-miss-an kelas internasional, begitu pula nama majalah Femina yang sudah bertahun-tahun sebelumnya menyelenggarakan pemilihan Putri Remaja Indonesia, yang menghasilkan gadis-gadis paling enerjik, cerdas dan modern se Indonesia. Mooryati Soedibyo, berupaya menggabungkan kesemua itu dalam ajang Pemilihan Puteri Indonesia.
Kontes ini didirikan pada tahun 1992 dan dianggap sebagai kontes kecantikan nasional tertua di Indonesia dengan Puteri Indonesia pertama adalah Indira Paramarini Sudiro yang dinobatkan sebagai Puteri Indonesia 1992 dan memenangkan gelar Miss ASEAN 1992. Dimana Puteri Indonesia 1996, Alya Rohali memegang gelarnya untuk masa pemerintahan terlama dalam sejarah kontes, dari tahun 1996 hingga 1999.
Puteri Indonesia mulai berkompetisi untuk Miss Universe pada tahun 1993, tetapi pada tahun itu Indira Soediro dipaksa untuk mundur dari kompetisi Miss Universe oleh mantan Ibu Negara Tien Suharto yang merupakan istri dari mendiang presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto.
Pada tahun 1995 dan 1996, pemenang Puteri Indonesia kembali dikirim ke ajang Miss Universe. Namun akibat reaksi keras pemerintah serta krisis moneter saat itu, pemilihan Puteri Indonesia tidak diadakan antara tahun 1997 hingga 1999.
Pada tahun 2000, pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid kembali mengizinkan perhelatan Puteri Indonesia, namun tidak bisa dikirim ke ajang internasional. Kebijakan ini berlanjut hingga masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri.
Pemenang Puteri Indonesia kembali dikirim ke ajang Miss Universe, Miss International dan Miss Supranational, setelah mendapat dukungan dan izin yang besar dari Susilo Bambang Yudhoyono yang terpilih sebagai Presiden Indonesia pada 2004. Sejak itu kontes Puteri Indonesia diadakan secara berurutan setiap tahun dan pemenangnya dikirim ke kontes kecantikan internasional, dimulai dari Artika Sari Devi Kusmayadi yang mewakili Indonesia pada Miss Universe 2005 di Thailand, diikuti oleh Rahma Landy Sjahruddin di Miss International 2007 di Jepang, Alessandra Khadijah Usman pada ajang Miss Asia Pacific World 2011 di Chili dan kemudian pada 2013 Cok Istri Krisnanda Widani dipertandingkan di Miss Supranational 2013 di Belarus.
Kontes Puteri Indonesia secara tradisional diadakan pada bulan Maret, bersamaan dengan perayaan Hari Perempuan Internasional. Puteri Indonesia diadakan setiap tahun untuk menobatkan 3 pemenang utama, yaitu Puteri Indonesia (Miss Universe Indonesia), Puteri Indonesia Lingkungan (Miss International Indonesia) dan Puteri Indonesia Pariwisata (Miss Supranational Indonesia); masing-masing akan mewakili Indonesia dalam kontes kecantikan internasional masing-masing. Seleksi calon Puteri Indonesia dimulai dari tingkat provinsi, calon terpilih akan dipertandingkan di tingkat nasional yang diadakan setiap tahun di Jakarta. Biasanya setiap tahun, pemenang Miss Universe, Miss International dan Miss Supranational menghadiri penobatan bergengsi Puteri Indonesia sebagai bintang tamu utama. Organisasi Puteri Indonesia didukung secara luas oleh Presiden dan Kabinet Republik Indonesia.
Pada tahun 2019, Joko Widodo mengumumkan Puteri Indonesia sebagai “Warisan Budaya Takbenda Nasional Indonesia”, yang mengusung nilai-nilai kebersamaan budaya dan masyarakat Indonesia, untuk merayakan peran perempuan dalam industri kreatif, lingkungan, pariwisata, pendidikan dan kepedulian sosial. Umumnya, malam penobatan terakhir kontes ini setiap tahun disiarkan di Indosiar, tetapi edisi 2007 dan 2019–sekarang disiarkan di SCTV, yang berarti keduanya dari SCM Network Televisions adalah penyiar resmi Puteri Indonesia.
Dalam sejarah, Puteri Indonesia beberapa kali vakum, yaitu pada:
- Tahun 1993 dan 1997 hingga 1999 akibat tidak mendapat izin dari pemerintah dan krisis moneter.
- Tahun 2012, karena waktu penyelenggaraan Miss Universe 2012 diundur ke bulan Desember 2012.
- Tahun 2021, akibat pandemi Covid-19 yang melanda global.
Peserta
Malam grand final pemilihan Puteri Indonesia diikuti oleh peserta dari 34 provinsi di Indonesia (DKI Jakarta biasanya diwakili oleh lebih dari 1 orang, yaitu 6 peserta) total 39 peserta. Peserta yang mengikuti malam grand final merupakan pemenang pemilihan Puteri Indonesia Daerah di provinsinya masing-masing.
Persyaratan
Persyaratan bagi peserta pemilihan Puteri Indonesia:
- Warga Negara Indonesia yang bertempat tinggal di dalam maupun luar negeri, Warga Negara Ganda pemegang Paspor Republik Indonesia berlaku sampai Anak Berkewarganegaraan Ganda berusia 21 (dua puluh satu) tahun.
- Berusia 18-26 tahun
- Belum pernah menikah.
- Tinggi badan minimum 170 cm.
- Mampu berkomunikasi dalam bahasa asing, terutama Bahasa Inggris adalah kewajiban mutlak.
- Peserta harus berdomisili atau berasal dari daerah yang diwakilinya (opsional: bisa mewakili asal daerah dari kedua orang tua).
- Memiliki pengetahuan umum, berwawasan luas dan turut andil dalam organisasi sosial kemasyarakatan (Non-Govermental Organization, Non-Provit Organization, International World Forum, Charity Organization dan organisasi Skala Nasional maupun Internasional), lingkungan hidup, pariwisata dan kebudayaan Indonesia.
- Berpenampilan menarik, proporsional, cantik, cerdas, komunikatif, kreatif, berkompeten dan berkepribadian baik.
- Diutamakan yang memiliki keahlian khusus, bakat atau prestasi pada suatu bidang (misalnya: organisasi, bahasa, desain, musik, tari, menyanyi, kepemimpinan, dan lain-lain).
Penilaian
Parameter penilaian yang digunakan dalam pemilihan Puteri Indonesia adalah 3B, yaitu:
- Brain: Kecerdasan
- Beauty: Penampilan menarik
- Behavior: Berperilaku baik.
Selain itu, terampil dalam berkomunikasi, dapat berpikir secara rasional, memiliki pengetahuan umum yang luas dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi serta berwawasan pariwisata.
Karantina
Sebelum mengikuti malam grand final, peserta Puteri Indonesia yang telah terpilih mewakili provinsinya masing-masing akan menjalani masa karantina di Jakarta. Kegiatan yang dilakukan selama masa karantina ini antara lain:
- Panel diskusi/lokakarya.
- Pelatihan dalam bidang perawatan kesehatan & kecantikan, tata busana dan pengembangan diri.
- Pembinaan kepribadian.
- Pembinaan untuk menjadi public speaker.
- Apresiasi budaya dan pariwisata.
- Kunjungan ke perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor.
- Aksi sosial dan lingkungan.
- Audiensi dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Gubernur DKI, Ibu Negara atau Ibu Wakil Negara.
- Berbagai aktivitas lainnya yang bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan.
Daftar pemenang
Jumlah kemenangan sebelum atau tidak di bawah lisensi dari Puteri Indonesia | |
---|---|
Kontes | Kemenangan |
Miss Asia Pacific International | 1 |
Queen of The Pacific | 2 |
Miss Cosmopolitan World | 1 |
Miss ASEAN | 1 |
Miss Eco International | 1 |
Miss Charm | 0 |
Jumlah kemenangan dibawah Puteri Indonesia | |
---|---|
Kontes | Kemenangan |
Miss Universe | 0 |
Miss International | 1 |
Miss Supranational | 0 |
Miss World | 0 |
Miss Grand International | 1 |
Miss Asia Pacific World | 0 |
World Miss University | 0 |
Pemenang dan gelar
Puteri Indonesia adalah organisasi yang saat ini memiliki dan menjalankan kontes kecantikan Puteri Indonesia, dimana para pemenangnya bergelar sebagai Puteri Indonesia, Puteri Indonesia Lingkungan, Puteri Indonesia Pariwisata dan Puteri Indonesia Perdamaian (2016-2018). Berbasis di Jakarta, organisasi ini dimiliki oleh Yayasan Puteri Indonesia. Presiden saat ini adalah Putri Tertinggi Kerajaan Mooryati Soedibyo dari Kasunanan Surakarta. Berikut ini adalah pemegang gelar Puteri Indonesia dari tahun 1992–sekarang dengan gelar khusus mereka.[2]
- Puteri Indonesia – Miss Universe Indonesia (1992–sekarang)
- Puteri Indonesia Lingkungan – Miss International Indonesia (2006–sekarang)
- Puteri Indonesia Pariwisata – Miss Supranational Indonesia (2006–sekarang)
- Puteri Indonesia Perdamaian (2016–2018) – (2016–2017, Miss Grand Indonesia)
Detail pemenang
Kunci Warna : Keterangan warna adalah posisi pada kontes internasional yang diikuti.
- : Pemenang
- : Runner-up/5 Besar
- : Semifinalis, Perempat-finalis
Pemenang Puteri Indonesia dipilih menjadi 4 pemenang yang disesuaikan dengan kontes internasional yang akan diikuti pasca kemenangan tersebut.
- Pemenang Utama, dengan gelar Puteri Indonesia/Miss Universe Indonesia (kunjungan internasional)
- Pemenang Kedua, dengan gelar Puteri Indonesia Lingkungan/Miss International Indonesia (kunjungan internasional)
- Pemenang Ketiga, dengan gelar Puteri Indonesia Pariwisata/Miss Supranational Indonesia (kunjungan internasional)
- Pemenang Keempat, dengan gelar Puteri Indonesia Perdamaian. Sejak penyelenggaraan tahun 2019, gelar Puteri Indonesia Perdamaian tidak lagi dipergunakan sehingga pemenang keempat kembali menggunakan gelar Runner-Up 3.
Masing-masing pemenang mendapatkan mahkota yang terbuat dari bahan emas putih dengan taburan berlian, batu-batu semi precious, serta batu akik dan mutiara yang berasal dari Indonesia. Hal ini dilakukan agar masyarakat Indonesia dapat melihat bahwa dengan sumber daya alam yang ada dan dengan sentuhan perancang perhiasan dari Indonesia yang sebenarnya dapat menciptakan keindahan yang berkualitas.
Pada tahun 1992-2004, hanya pemenang utama yang menggunakan mahkota pada tiap tugas dan aktivitasnya sebagai pemenang, namun pada tahun 2005 hingga 2015, 2 pemenang lain juga menggunakan mahkota dengan bentuk yang sama hanya berbeda ukuran dan banyaknya perhiasan.
Pada tahun 2016, 3 pemenang utama menggunakan mahkota yang berbeda warna dan ukuran namun dengan desain yang sama. Bentuk mahkota terinspirasi dari Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah yang dipersembahkan oleh Emas Putih PLG.[3]
Pada tahun 2017 dan 2018, pemenang ke-4 juga menggunakan mahkota dengan warna yang berbeda pula, mahkota tersebut berwarna kuning dengan ukuran yang lebih kecil. Namun sejak tahun 2019 pemenang keempat tidak lagi menggunakan mahkota, seiring dengan tidak lagi dipergunakannya gelar Puteri Indonesia Perdamaian.
Pemenang utama
Pemenang Puteri Indonesia akan mewakili Indonesia dalam ajang Miss Universe. Pertama kali Puteri Indonesia tampil sebagai peserta Miss Universe pada tahun 1995 yang di wakili oleh Susanty Manuhutu. Namun hanya 2 kali saja Indonesia mengirimkan wakilnya hingga tahun 1996 oleh Alya Rohali dikarenakan pro-kontra yang terjadi, termasuk penolakan keras oleh Ibu Negara kala itu, Siti Hartinah atau Tien Soeharto.[4]
Setelah memasuki era reformasi, sejak tahun Puteri Indonesia 2005 hingga sekarang Indonesia selalu mengirim perwakilan setiap tahunnya dalam ajang Miss Universe. Sampai saat ini, Indonesia telah delapan kali menembus babak semi final dalam kontes tersebut, yaitu Artika Sari Devi (2005), Whulandary Herman (2013), Elvira Devinamira (2014), Anindya Kusuma Putri (2015), Kezia Roslin Cikita Warouw (2016), Sonia Fergina Citra (2018), Frederika Alexis Cull (2019) dan Raden Roro Ayu Maulida Putri (2020)
Mahkota (Borobudur Merah)
Warna merah pada mahkota yang digunakan Puteri Indonesia 2016 hingga sekarang melambangkan keberanian rakyat Indonesia untuk cinta kepada bangsa Indonesia. Selain itu juga melambangkan keanggunan, ketulusan, dan kecantikan wanita yang hakiki. Mahkota tersebut terdiri dari :
- Berat : 277.60 gram
- Tinggi : 11 cm
- Batu mirah merah : 595 biji
- Batu putih : 1.568 biji
- Mutiara : 5 biji (8.5 gram)
Daftar pemenang
Sepanjang sejarah penyelenggaraannya, DKI Jakarta adalah provinsi yang paling banyak meraih kemenangan dengan sepuluh kali gelar, disusul oleh Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan masing-masing tiga gelar, Sumatra Barat, Sulawesi Utara, dan Bangka Belitung yang masing-masing meraih gelar sebanyak dua kali. Sedangkan Maluku dan Aceh masing-masing satu gelar.
Berikut ini adalah pemenang Puteri Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Tahun | Pemenang | Provinsi | Kontes Internasional | Posisi | Penghargaan |
2016 | Kezia Roslin Cikita Warouw | Sulawesi Utara | Miss Universe 2016 | 13 Besar |
|
2017 | Bunga Jelitha Ibrani | DKI Jakarta 5 | Miss Universe 2017 | Peserta | |
2018 | Sonia Fergina Citra | Bangka Belitung | Miss Universe 2018 | 20 Besar | |
2019 | Frederika Alexis Cull | DKI Jakarta 1 | Miss Universe 2019 | 10 Besar | |
2020 | Raden Roro Ayu Maulida Putri | Jawa Timur | Miss Universe 2020 | 21 Besar | |
2021-2022 | Laksmi Shari De-Neefe Suardana | Bali | TBA | TBA | TBA |
Pemenang kedua
Pemenang kedua Puteri Indonesia yang bergelar sebagai Puteri Indonesia Lingkungan mewakili Indonesia pertama kali pada tahun 2005 di kontes Miss World oleh Lindi Cistia Prabha perwakilan DI Yogyakarta. Namun Lindi tidak berhasil menempati posisi apapun. Pada tahun berikutnya, lisensi Miss World dimiliki oleh Miss Indonesia, dan pemenang kedua pada tahun 2006 mengikuti kontes Miss Asia Pacific International pada tahun 2007, namun kontes tersebut urung diadakan.
Pada tahun berikutnya, pemenang kedua mengikuti kontes Miss International hingga kini. Pada tahun 2007, Rahma Landy mewakili Indonesia diajang Miss International. Pada kontes tersebut, ia meraih posisi 15 Besar, dan pada tahun 2014, Elfin Pertiwi Rappa berhasil menembus 10 Besar dan meraih penghargaan Best National Costume.
Pada tahun 2016, Puteri Indonesia Lingkungan Felicia Hwang mewakili Indonesia di ajang Miss International 2016 berhasil meraih Runner-up 2 dan penghargaan khusus Miss Best Dresser. Pada tahun 2017 Puteri Indonesia Lingkungan 2017, Kevin Liliana berhasil menjadi pemenang Miss International 2017 dan penghargaan khusus Miss Best Dresser. Kemenangan tersebut menjadi mahkota Miss International pertama bagi Indonesia.
Mahkota (Borobudur Hijau)
Mahkota Borobudur warna hijau yang digunakan pada Puteri Indonesia Lingkungan 2016 hingga sekarang menggambarkan kemegahan dan kecantikan hutan Indonesia yang merupakan nomor 2 terbesar di dunia setelah Brazil, serta juga menggambarkan kesejukan, keberuntungan dan memberi rasa perlindungan. Hal tersebut sangat mewakili seorang Puteri Indonesia Lingkungan yang bertugas melindungi alam dan lingkungan Indonesia. Mahkota tersebut terdiri dari :
- Berat : 251.93 gram
- Tinggi : 10 cm
- Batu warna : 546 biji
- Batu putih : 1.647 biji
- Mutiara : 3 biji (8.5 gram) & 2 biji (7.5 gram)
Daftar pemenang
Berikut ini adalah pemenang gelar sebagai Puteri Indonesia Lingkungan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir :
Tahun | Pemenang | Provinsi | Kontes Internasional | Posisi | Penghargaan |
2016 | Felicia Hwang Yi Xin | Lampung | Miss International 2016 | Runner-up 2 |
|
2017 | Kevin Lilliana Junaedy | Jawa Barat | Miss International 2017 | Pemenang |
|
2018 | Vania Fitryanti Herlambang | Banten | Miss International 2018 | 15 Besar |
|
2019 | Jolene Marie Cholock-Rotinsulu | Sulawesi Utara | Miss International 2019 | 8 Besar |
|
2020 | Putu Ayu Saraswati | Bali | Miss International 2020 | ||
2021-2022 | Cindy May McGuire | Jakarta | Miss Internationa 2022 | TBA | TBA |
Pemenang ketiga
Pemenang ketiga Puteri Indonesia yang bergelar sebagai Puteri Indonesia Pariwisata, mewakili Indonesia pada kontes Miss International pada tahun 2007 oleh Rahma Landy yang merupakan juara ketiga Puteri Indonesia 2006, dan berhasil menembus 15 Besar.
Pada tahun berikutnya kontes tersebut diwakili oleh juara kedua, dan juara ketiga mewakili kontes Miss Tourism International oleh Ika Fiyonda Putri. Namun dibatalkan karena lisensi tersebut dialihkan untuk pemenang kontes lain, Putri Pariwisata Indonesia. Pada tahun 2011, juara ketiga mewakili Indonesia pada kontes Miss Asia Pacific World dan menempati posisi Runner-up 1 oleh Alessandra Khadijah Usman, hingga penyelenggaran kedua pada tahun 2012.
Pada tahun 2013, pemenang ketiga Cok Istri Krisnanda Widani mewakili Indonesia pada kontes Miss Supranational dan meraih predikat Runner-up 3. Pada tahun 2014 hingga 2015, Estelita Liana dan Gresya Amanda Maaliwuga berhasil membawa pulang predikat sebagai Best in National Costume (Kostum Nasional Terbaik).
Pada tahun 2016, Intan Aletrino pemenang ketiga yang merupakan perwakilan Sumatera Barat berhasil meraih 10 Besar. Selain itu ia juga mendapat penghargaan sebagai Miss Multimedia Award, dan Miss Elegance.
Pada 2018, Wilda Situngkir berhasil menyamai prestasi Cok Istri Krisnanda Widani sebagai Runner-up 3, mendapatkan gelar sebagai Supra Model Asia, dan menyabet penghargaan Best in National Costume yang dipilih oleh juri bersama dengan 9 negara lain.
Dan pada tahun 2019, Indonesia meraih prestasi tertinggi oleh Jesica Fitriana yang meraih predikat Runner-up 2 dan juga meraih penghargaan Fan Vote dan Runner-up 2 Best in National Costume.
Mahkota (Borobudur Biru)
Mahkota Borobudur warna biru yang digunakan Puteri Indonesia Pariwisata 2016 hingga sekarang menggambarkan lautan yang ada di Indonesia yang direpresentasikan oleh gelombang ombak laut berwarna biru. Warna biru melambangkan lautan Indonesia yang indah, dinamis, dan kelembutan. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbesar di dunia begitu juga dengan lautannya. Mahkota ini sangat mewakili seorang Puteri Indonesia Pariwisata yang bertugas mempromosikan pariwisata dan kebudayaan yang ada di Indonesia. Mahkota tersebut terdiri dari :
- Berat : 232.60 gram
- Tinggi : 9 cm
- Batu warna : 997 biji
- Batu putih : 1073 biji
- Mutiara : 3 biji (8.5 gram) & 2 biji (7.5 gram)
Daftar pemenang
Berikut ini adalah pemenang gelar sebagai Puteri Indonesia Pariwisata dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir :
Tahun | Pemenang | Provinsi | Kontes Internasional | Posisi | Penghargaan |
2016 | Intan Aletrino | Sumatra Barat | Miss Supranational 2016 | 10 Besar |
|
2017 | Karina Nadila Niab | Nusa Tenggara Timur | Miss Supranational 2017 | 25 Besar |
|
2018 | Wilda Octaviana Situngkir | Kalimantan Barat | Miss Supranational 2018 | Runner-up 3 |
|
2019 | Jesica Fitriana Martasari Alfarisi | Jawa Barat | Miss Supranational 2019 | Runner-up 2 |
|
2020 | Jihane Almira Chedid | Jawa Tengah | Miss Supranational 2020 | 12 Besar |
|
Pemenang keempat
Pemenang keempat atau Runner-up 3 dan pada pada tahun 2016 dan 2018 bergelar sebagai Puteri Indonesia Perdamaian. Pada tahun 2013, Novia Indriani Mamuaja yang merupakan pemenang keempat Puteri Indonesia 2012-2013 mewakili Indonesia pada kontes Miss Grand International 2013.
Olvah Alhamid, pemenang keempat Puteri Indonesia 2015 mewakili Indonesia pada kontes Miss Eco Universe 2016 (namun bukan atas nama Yayasan Puteri Indonesia). Pada kontes tersebut, ia meraih posisi 16 Besar dan penghargaan khusus Best National Costume, Miss Digital dan Miss Cooking Challenge.
Pada tahun 2016, Ariska Putri Pertiwi, Puteri Indonesia Perdamaian 2016 mewakili Indonesia pada kontes Miss Grand International 2016. Pada kontes tersebut, Ariska berhasil menjadi pemenang dan juga mendapat penghargaan khusus sebagai Best National Costume melalui jalur pemilihan suara dari penonton.
Pada tahun 2017, Dea Goesti Rizkita Koswara, Puteri Indonesia Perdamaian 2017 mewakili Indonesia pada ajang Miss Grand International 2017 di Vietnam. Di ajang tersebut, Dea berhasil masuk dalam 10 Besar dan mendapat penghargaan khusus Best National Costume melalui jalur pemilihan suara dari penonton.
Pada tahun 2018, gelar Puteri Indonesia Perdamaian diberikan kepada Dilla Fadiela yang merupakan perwakilan dari DI Yogyakarta sebagai Runner-up ketiga atau pemenang keempat. Namun Dilla tidak sempat dikirim ke ajang internasional karena sudah lepasnya lisensi Miss Grand International dari YPI. Dilla merupakan penyandang gelar Puteri Indonesia Perdamaian terakhir setelah Dea Rizkita menahkotai penerusnya, Dilla Fadiela. Gelar ini tidak diberikan sejak penyelenggaraan tahun 2019.
Mahkota (Borobudur Kuning)
Pada tahun 2017 dan 2018, meskipun disematkan di belakang panggung, pemenang keempat juga menggunakan mahkota dengan desain sama dengan mahkota pemenang lain, yaitu mahkota yang terinspirasi dari Candi Borobudur, namun berbeda warna, yaitu kuning. Mahkota ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil. Warna kuning melambangkan kehangatan masyarakat Indonesia yang dapat memberikan rasa perdamaian di sekitarnya. Tahun 2018 merupakan tahun dimana mahkota Borobudur Kuning terakhir digunakan, orang terakhir yang berkesempatan mengenakan adalah Dilla Fadiela.
Daftar pemenang
Berikut ini adalah pemenang gelar sebagai Runner-up 3 atau Puteri Indonesia Perdamaian dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir :
Tahun | Pemenang | Provinsi | Kontes Internasional | Posisi | Penghargaan |
2013 | Novia Indriani Mamuaja | Sulawesi Utara | Miss Grand International 2013 | Do Not Placed (Finalis) | |
2014 | Noor Zabilla Soeprapto | DKI Jakarta | |||
2015 | S. Olvah Alhamid | Papua Barat | Miss Eco Universe 2016 | 16 Besar |
|
2016 | Ariska Putri Pertiwi | Sumatra Utara | Miss Grand International 2016 | Pemenang |
|
2017 | Dea Goesti Rizkita Koswara | Jawa Tengah | Miss Grand International 2017 | 10 Besar |
|
2018 | Dilla Fadiela | DI Yogyakarta | |||
2019 | Annisa Fitriana | Sumatra Barat | |||
2020 | Kalista Iskandar |
Piala
Piala melambangkan seorang Puteri Indonesia yang cantik, berwawasan dan berkepribadian sesuai dengan wanita Indonesia. Terbuat dari; untuk strukturnya Copper plated polyester resin, finishingnya gold dan silverplate (high grade), dan tingginya 25 cm dengan membutuhkan waktu pengerjaan selama 5 minggu
Hadiah untuk pemenang
Pemenang Puteri Indonesia akan menerima sejumlah hadiah, hadiah tersebut di antaranya rumah dinas, mobil dinas, beasiswa kuliah, dan sejumlah uang.
Kontes Internasional
Pemenang utama Puteri Indonesia mewakili negara ini pada kontes intenasional, berikut adalah daftar kontes internasional yang diikuti Puteri Indonesia :
- Kini
- Miss Universe (1992–kini)
- Miss International (2007–kini)
- Miss Supranational (2013–kini)
- Tidak aktif
- World Miss University (1995)
- Miss World (2005)
- Miss Asia Pacific World (2011–2012)
- Miss Grand International (2013, 2016–2017)
Berikut ini adalah daftar peserta kontes internasional, dengan peserta dari Puteri Indonesia sebagai kontestan berdasarkan tahun diselenggarakannya kontes tersebut.
- Keterangan warna
- sebagai Pemenang
- sebagai Runner-up (5 Besar)
- sebagai semi-finalis (10/13/15/16 Besar)
- sebagai perempat-finalis (20–21/25/30 Besar)
- Catatan
- ^ Indira Sudiro, Puteri Indonesia 1992, sebelumnya adalah juara dari Miss Asean 1991, namun ia menang sebelum terpilih menjadi Puteri Indonesia dan bukan atas nama YPI
- ^ Indira Sudiro mengikuti Miss Universe 1993, namun beberapa hari sebelum malam final ia ditarik kembali karena keikutsertaannya menjadi kontroversi di Indonesia
- ^ Venna Melinda, Puteri Indonesia 1994, hadir pada final Miss Universe 1994 yang berlangsung di Manila, Filipina, tapi bukan sebagai peserta, hanya sebagai pengamat agar kesiapan wakil Indonesia pada tahun berikutnya lebih baik
- ^ Angelina Sondakh batal tampil dikarenakan tidak mendapat izin dari pemerintah
- ^ Lisensi Miss World dimiliki oleh YPI dan diwakili oleh Lindi Cistia Prabha, Runner-up 1 PPI 2005, namun pada tahun 2006, lisensi dialihkan ke kontes Miss Indonesia
- ^ Miss Asia Pacific International 2007 batal diselenggarakan
- ^ Lisensi dialihkan untuk kontes Putri Pariwisata Indonesia
- ^ Awalnya Alessandra Khadijah Usman adalah Runner-up 3 pada kontes Miss Asia Pacific World 2011, namun setelah 2 pemenang diatasnya mengundurkan diri, gelarnya naik menjadi 2 tinggkat, Runner-up 1
- ^ Miss Universe 2014 diadakan pada tanggal 25 Januari 2015, dan Miss Universe 2015 diadakan pada tanggal 20 Desember 2015
- ^ Posisi Gresya Amanda Maaliwuga pada Miss Supranational 2015 diumumkan via Facebook dan web resmi Miss Supranational
- ^ Lisensi Miss Eco Universe tidak dimiliki oleh YPI
- ^ Kontes Miss Universe 2016 diadakan pada tanggal 30 Januari 2017
Lihat pula
- Miss Universe
- Miss International
- Miss Supranational
- Puteri Indonesia Lingkungan
- Puteri Indonesia Pariwisata
- Puteri Indonesia Perdamaian
- Puteri Indonesia Runner-up 3
- Miss Indonesia
- Miss Earth Indonesia
- Indonesia pada kontes kecantikan utama dunia
Referensi
- ^ "Mooryati Soedibyo Raih Penghargaan Empu Jamu dari MURI". Kompas. 12 Mei 2008.
- ^ http://www.puteri-indonesia.com/index.php/news
- ^ "Crown Baru Puteri Indonesia". puteri-indonesia.com. Diakses tanggal 2021-07-16.
- ^ "Miss Indonesia Universe 1995-2010". box-stars.blogspot.com. Diakses tanggal 2021-07-16.
- ^ "Ikut Miss World, Lindi Rajin Chatting". DetikHOT. 9 Desember 2005. Diakses tanggal 29 Juli 2009.
- ^ "Gelar Miss Friendship untuk Zukhriatul Hafizah". Kompas. 8 November 2010.
- ^ Saputra, Aditia (27 Oktober 2016). "Whulandary tembus top 11 dan posisi 4 Best National Costume". Liputan6."Miss Indonesia Universe 2013 Official Ranked Top 11". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-04. Diakses tanggal 25 December 2013.
- ^ Sartika, Khairiyah (26 Januari 2015). "Elvira Devinamira Menangkan Best National Costume dan Masuk 15 Besar Miss Universe 2015". Tabloid Bintang.
- ^ Cahyadi, Iman Rahman (30 Januari 2017). "Kezia Warouw Terhenti di 13 Besar Miss Universe 2017". BeritaSatu.com. Diakses tanggal 30 Januari 2017.
- ^ "Kezia Warouw Terhenti di 13 Besar Miss Universe, Ivan Gunawan Sang Perancang Busana Malam Tetap Bangga". Tribunnews.com. 30 Januari 2017. Diakses tanggal 30 Januari 2017.
- ^ Safiera, Alissa (27 Oktober 2016). "Felicia Hwang dari Indonesia Jadi Juara 3 Miss International 2016". Detik.
- ^ "Langkah Intan Aletrino terhenti di babak Top 10 'Miss Supranational 2016'". Rappler. 3 Desember 2016.
- ^ "Ariska Putri dari Indonesia Menang di final Miss Grand International 2016, Pertama Kali Jawara!". Tribun News. 26 Oktober 2016.
- ^ "Watch: Miss Indonesia Ariska Putri Pertiwi wins Miss Grand International 2016, Philippines Nicole Cordoves 1st Runner-up". Zeibiz. Diakses tanggal 26 Oktober 2016.
- ^ Kartikawati, Eny (27 November 2017). "Bunga Jelitha Nangis dan Minta Maaf Gagal Masuk Top 16 Miss Universe 2017". Detik.com. Diakses tanggal 27 November 2017.
- ^ "Kevin Liliana Berhasil Terpilih sebagai Miss International 2017". Liputan6.com. Diakses tanggal 14 November 2017.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Putri Indonesia
- Puteri Indonesia di Instagram