Maria Oentoe
Maria Oentoe | |
---|---|
Lahir | Maria Oentoe Tinangon 1946/1948 Ciamis, Jawa Barat, Masa Pendudukan Jepang |
Almamater | SMA Santa Ursula Jakarta |
Pekerjaan | aktris, pengisi suara, pengajar |
Tahun aktif | 1977-sekarang |
Suami/istri | alm. Rudy F.X. Tinangon |
Anak | 4 |
Maria Oentoe Tinangon adalah aktris dan pengisi suara berkebangsaan Indonesia. Ia dikenal sebagai perintis profesi penyulihan suara di radio Indonesia.
Oentoe banyak menghabiskan waktu di gereja, dengan melatih vokal orang-orang agar bisa membaca alkitab dengan baik dan benar.
Pada tahun 1986, Cinema 21 didirikan, sehingga belum ada yang memberikan pengumuman penanda film akan dimulai. Akan tetapi, mereka memberikan terobosan baru, dengan membuat rekaman sebuah penanda bahwa teater telah dibuka. Hal ini tentu sangat membantu para penonton supaya tidak terlambat atau ketinggalan film.
Rekaman dilakukan pada tahun yang sama (namun versi lain menyebutkan bahwa rekaman dilakukan pada tahun 1990), dengan Maria sebagai pengisi suaranya. Suara tersebut direkam ulang pada tahun 2011 dan masih dipertahankan di seluruh bioskop milik Cinema 21 atau XXI di seluruh Indonesia yang biasa didengar antara 10-15 menit sebelum film dimulai.
Pihaknya sempat mengganti suara tersebut, tapi kemudian banyak komplain yang masuk, terutama dari para penonton. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk kembali menggunakan suara Maria.[1]
Filmografi
Film
- Badai Pasti Berlalu (1977)
- November 1828 (1979)
- Bawalah Aku Pergi (1981)
- Kulihat Cinta Di Matanya (1985)
- Yang Masih di Bawah Umur (1985)
- Pernikahan Dini (1987)
- Ibuku Malang, Ibuku Tersayang (1990)
- Ca Bau Kan (2002)
- Sebelum Pagi Terulang Kembali (2014)
- Mereka yang Tak Terlihat (2017)
- Gundala (2019)
Sinetron
- Cemara Desember (1991)
Serial drama
- Saur Sepuh (drama radio)
FTV
- Emak (2017)
Penghargaan dan nominasi
Tahun | Penghargaan | Kategori | Hasil |
---|---|---|---|
2015 | Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia | Pengabdian Seumur Hidup | Penerima |
Referensi