Nurhayati Subakat
(2014) | |
Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 27 Juli 1950 (74 tahun) Padang Panjang |
Data pribadi | |
Kelompok etnik | Orang Minangkabau |
Agama | Islam |
Pendidikan | Institut Teknologi Bandung (1970–1975) SMA Negeri 1 Padang (1967–1970) Diniyyah Puteri Padang Panjang (1963–1967) |
Kegiatan | |
Spesialisasi | Farmasi |
Pekerjaan | pengusaha |
Keluarga | |
Pasangan nikah | Subakat Hadi |
Anak | Harman Subakat, Salman Subakat, Sari Chairunnisa |
Orang tua | Abdul Muin Saidi , Nurjanah |
Penghargaan |
Dr. (HC) Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. (lahir 27 Juli 1950) adalah seorang pengusaha kosmetik dan filantropis Indonesia. Ia merupakan pendiri dan Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation yang mengelola merek Wardah serta sejumlah merek kosmetik populer lainnya.[1] Menjadi pionir merek kosmetik halal, perusahaan tersebut menguasai sekitar 30 persen pangsa pasar kosmetik Indonesia dan menjadi perusahaan kosmetik nasional terbesar di Indonesia.[2][3][4]
Pada Juni 2022, Nurhayati Subakat dinobatkan sebagai salah satu dari "20 Wanita Paling Berpengaruh" oleh Fortune Indonesia bersama antara lain Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati.
Kehidupan awal dan pendidikan
Nurhayati lahir di Padang Panjang pada 27 Juli 1950 sebagai anak keempat dari delapan bersaudara keluarga asal Nagari Bungo Tanjung, Tanah Datar. Ayahnya yakni Abdul Muin Saidi, seorang pedagang dan pimpinan cabang Muhammadiyah di Padang Panjang, sedangkan ibunya bernama Nurjanah.[5][6][7]
Ia menjalani masa kecil dan remaja di kota kelahirannya. Tamat dari SD Latihan SPG, ia masuk ke Diniyyah Puteri. Menjelang tahun terakhirnya di pesantren, ayahnya meninggal dan ia sekolah sambil bekerja membantu ibunya berdagang.[8] Meski demikian, nilai rapornya tetap bagus dan ia diterima di SMA Negeri 1 Padang pada 1967.[5]
Tamat SMA sebagai juara umum, ia diterima di Jurusan Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia menjadi lulusan terbaik S-1 Farmasi ITB saat diwisuda pada 1975.[9] Setahun berikutnya, ia menjadi lulusan terbaik profesi apoteker ITB dan mendapat penghargaan Kalbe Farma Award.[5]
Karier
Nurhayati memulai kariernya sebagai apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M. Djamil, Padang. Pada 1978, ia menikah dengan Subakat Hadi. Ia sempat menjadi apoteker di Bandung, sebelum pindah ke Jakarta mengikuti sang suami.[9] Selama lima tahun berikutnya, ia bekerja di perusahaan kosmetik Wella sebagai staf pengendalian mutu.[5]
Pada 1985, ia bersama sang suami memulai usaha berbasis industri rumahan. Produk pertamanya adalah perawatan rambut yang dikhususkan bagi hair professional dengan merek Putri. Produk itu dipasarkan di salon-salon sekitar Tangerang dengan harga yang relatif terjangkau dibandingkan produk serupa di pasaran.[3] Dalam waktu lima tahun, usahanya telah mempekerjakan 25 orang karyawan.[5]
Pada Desember 1990, untuk menambah kapasitas produksi, ia mendirikan pabrik pertama di Kawasan Industri Cibodas. Di bawah bendera PT Pusaka Tradisi Ibu, usahanya berkembang dan melahirkan sejumlah merek baru. Pada 1995, ia memperkenalkan Wardah yang menjadi pelopor kosmetik berlabel halal.[10][11] Selanjutnya, ia meluncurkan Make Over sebagai kosmetik untuk pasar profesional pada 2010.[9]
Pada 2011, PT Pusaka Tradisi Ibu berganti nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation (PTI). PTI menaungi sembilan merek kosmetik, yakni Putri, Wardah, Make Over, Emina, Kahf, Laboré, Biodef, Instaperfect, dan Crystallure. Wardah menjadi kontributor utama dengan sumbangan 70 persen pendapatan perusahaan.[5] Pada 2020, PTI tercatat memiliki 12.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia dan Malaysia.[5]
Filantropi
Nurhayati mendapat pengakuan atas tindakan filantropisnya dalam menjalankan usaha. Ia merupakan salah satu seorang donatur di ITB. Pada 2019, perusahaannya menyerahkan dukungan dana abadi sebesar Rp52 miliar kepada ITB untuk pengembangan riset, beasiswa, dan infrastruktur. Sebagai simbolis wujud dukungan tersebut dua gedung perkuliahan umum di ITB diberi sebagai Gedung Paragon Innovation dan Gedung Wardah Foundation.[12][9][13]
Ketika kasus Covid-19 mulai merebak di Indonesia, PTI melalui program CSR-nya menyumbang sebanyak Rp40 miliar untuk penanganan pandemi. Bantuan itu didistrubusikan dalam bentuk alat kesehatan dan alat pelindung diri (APD) kepada lebih dari 40 rumah sakit rujukan di beberapa provinsi.[14][15]
Dalam sebuah seminar di ITB, Nurhayati mengatakan PTI bertekad memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan dalam pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan, dan lingkungan.[9]
Ia menyebut "lima karakter utama" kesuksesan bisnisnya. Karakter tersebut adalah ketuhanan, kepedulian, kerendahan hati (humility), ketangguhan (grit) dan inovasi.[16][17][18]
Kehidupan pribadi
Nurhayati adalah anak keempat dari delapan bersaudara. Tiga kakaknya yakni Syufni Muin, Hasnah Muin, Bakhtiar Muin. Adapun adik-adiknya yakni Fauziah Muin, Maimunah Muin, Resmi Bestari, dan Muslim Muin.[5]
Nurhayati menikah dengan Subakat Hadi pada April 1978. Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak, yakni Harman Subakat, Salman Subakat, dan Sari Chairunnisa.[5]
Referensi
Catatan kaki
- ^ "About Paragon". Diakses tanggal 26 Maret 2020.
- ^ Thousani, Hifzhan Frima (2021-09-25). "PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN LABEL HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK (Study Kasus Pada Mahasiswa IAIN Salatiga)". Eqien - Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 8 (2): 86 – 92–86 – 92. doi:10.34308/eqien.v8i2.218. ISSN 2654-5837.
- ^ a b Dian Ihsan (2022-05-19). "Pendiri Paragon Kasih Tips Sukses untuk Mahasiswa ITB Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-06-17.
- ^ ITB, Webmaster Team, Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi. "Nurhayati Subakat Ungkap Kunci Kesuksesan Paragon sebagai Perusahaan Kosmetik Lokal Terbesar di Indonesia -". Institut Teknologi Bandung (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-19.
- ^ a b c d e f g h i Massardi 2020, hlm. 18.
- ^ Wanita Persatuan Pembangunan. Pimpinan Pusat. (2002). Profil tokoh wanita Muslim Indonesia. Pimpinan Pusat, Wanita Persatuan Pembangunan. OCLC 605713650.
- ^ Minangkabaunews. "Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas Resmikan Kawasan Bisnis Muhammadiyah-Wardah Foundation - Minangkabaunews". minangkabaunews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-22. Diakses tanggal 2020-03-22.
- ^ Gatra, Langkah Perempuan di Tiga Zaman, Nomor 23, Senin 21 April 2003
- ^ a b c d e ITB. "Cerita Nurhayati Subakat dalam Menjalankan Bisnis Kosmetik -". Institut Teknologi Bandung (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-19.
- ^ TEMPO, Pusat Data dan Analisa (2019-01-07). Tren Hijaber dalam Dunia Fashion Indonesia. Tempo Publishing. ISBN 978-623-207-677-8.
- ^ "Sejarah Panjang Kosmetik Halal Indonesia Bersama Wardah". suara.com. 2019-04-16. Diakses tanggal 2022-06-19.
- ^ "PT Paragon Technology and Innovation Serahkan Dana Lestari 52 Miliar kepada ITB". jabarekspres.com. 2019-10-01. Diakses tanggal 2022-06-19.
- ^ "Siapa Lagi Setelah Din Syamsuddin dan Nurhayati Subakat?". Republika Online. 2021-02-15. Diakses tanggal 2022-06-19.
- ^ Liputan6.com (2020-03-30). "Produsen Wardah Sebar Donasi Rp40 Miliar untuk Bantu Atasi Pandemi Corona COVID-19". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-06-19.
- ^ "Paragon Sumbang APD dan Sarana Medis ke Lebih dari 40 RS". Republika Online. 2020-03-31. Diakses tanggal 2022-06-20.
- ^ Media, Kompas Cyber (2021-08-10). "Nurhayati Subakat, Alumnus ITB yang Sukses Dirikan Wardah karena 5 Karakter Ini Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-06-19.
- ^ Tabelak, Donny (2020-02-10). "Tiga Tahun Umrohkan 1.700-an Karyawan". Radar Bali. Diakses tanggal 2022-06-19.
- ^ "Lima Karakter Kunci Kesuksesan Bisnis". PWMU.CO | Portal Berkemajuan. 2020-10-20. Diakses tanggal 2022-06-19.
Daftar pustaka
- Yudhistira ANM Massardi (2020). Sebuah Biografi Ringkas Dr. (HC) Dra. Nurhayati Subakat, Apt. Jakarta: Yayasan Batutis Al-Ilmi Bekasi. ISBN 978-602-60854-3-6.