Lompat ke isi

Schindler's List

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 20 Desember 2022 06.42 oleh Aggi Elsa Nelle (bicara | kontrib) (Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.)
Schindler's List
Poster film Schindler's List
SutradaraSteven Spielberg
ProduserSteven Spielberg
Branko Lustig
Gerald R. Molen
SkenarioSteven Zaillian
Berdasarkan
Schindler's Ark
oleh Thomas Keneally
PemeranLiam Neeson
Ralph Fiennes
Ben Kingsley
Caroline Goodall
Jonathan Sagall
Embeth Davidtz
Anna Mucha
Penata musikJohn Williams
SinematograferJanusz Kamiński
PenyuntingMichael Kahn
Perusahaan
produksi
Amblin Entertainment
DistributorUniversal Pictures
Tanggal rilis
  • 30 November 1993 (1993-11-30) (Washington, D.C.)
  • 15 Desember 1993 (1993-12-15) (Amerika Serikat)
Durasi197 menit[1]
NegaraAmerika Serikat
BahasaBahasa Inggris
Anggaran$22 juta[2]
Pendapatan
kotor
$321,306,305[3]

Schindler's List adalah film 1993 berdasarkan novel Schindler's Ark karya Thomas Keneally, yang diterbitkan di Amerika Serikat dengan judul Schindler's List dan kemudian diedarkan kembali di negara-negara Persemakmuran dengan judul itu pula. Filmnya, yang diadaptasi oleh Steven Zaillian dan disutradarai oleh Steven Spielberg, mengisahkan riwayat Oskar Schindler, seorang pengusaha Katolik Jerman yang berperan dalam menyelamatkan nyawa lebih dari seribu orang Yahudi-Polandia pada masa Holocaust. Judulnya merujuk kepada daftar nama dari 1.100 orang Yahudi yang dipekerjakan Schindler di pabriknya dan karenanya tidak dikirim ke kamp-kamp konsentrasi.

Ringkasan cerita

Film ini dimulai dengan gambaran tentang doa Yahudi. Pada penutup doa, sebuah lilin yang menyala pun mati, dan filmnya berubah dari berwarna menjadi hitam-putih, dan mempersiapkan suasana untuk isi yang gelap dari film ini.

Tentara Jerman menginvasi Polandia

Tentara Polandia telah dikalahkan oleh Tentara Jerman pada permulaan Perang Dunia II di Eropa. Orang-orang Yahudi yang tinggal di Polandia yang kini diduduki Jerman diperintahkan pindah ke pusat-pusat penduduk. Film ini dimulai dengan kerumunan orang Yahudi dari segala penjuru negeri, orang-orang Yahudi Hasidim, yang telah berasimilasi, kaya dan miskin, ditahan di Kraków, dan menyerahkan nama-nama mereka kepada para petugas Jerman yang menunggu di peron-peron stasiun dengan mesin tik dan daftar-daftar nama mereka.

Sementara hal ini terjadi, seseorang baru tiba di Kraków; namanya Oskar Schindler. Schindler, yang hingga saat itu seorang pengusaha yang gagal dari Jerman, datang ke Polandia dengan harapan untuk memanfaatkan tenaga kerja paksa orang-orang Yahudi dan Polandia yang kini berlimpah untuk memproduksi barang-barang untuk Tentara Jerman. Schindler memberikan kesan yang sangat baik kepada penguasa pendudukan Jerman sebelumya, karena ia adalah seorang anggota Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei dan memberikan banyak hadiah dan sogokan kepada tentara dan perwira-perwira SS yang kini menangani Polandia selatan. Ia menjadi sahabat dari Kepala Polisi dan perwira SS Kraków, Julian Scherner, dan segera meminta bantuan sementara Schindler sendiri mulai membangun citranya sebagai seorang pengusaha di daerah Kraków.

Pabrik milik Schindler

Karena mendapatkan dukungan militer, Schindler berusaha mendapatkan pabrik untuk memproduksi barang-barang email, terutama alat-alat masak. Di pabriknya ia diperintahkan memproduksi barang-barang seperti panci, poci, dan peralatan masak lainnya untuk menunjang perang. Schindler tidak punya uang untuk membelinya. Kemampuan administrasinya pun diragukan. Namun ia mendapatkan bantuan melalui kontaknya, Itzhak Stern, seorang fungsionaris di Judenrat (Dewan Yahudi) setempat yang pada gilirannya mempunyai kontak dengan komunitas bisnis Yahudi yang kini bergerak di bawah tanah. Schindler mengajukan tawaran kepada para pengusaha Yahudi yang tidak dapat mereka tolak: mereka akan meminjamkan uang kepadanya untuk membeli pabrik itu, dan sebagai balasannya ia akan memberikan sebagian kecil bagian dari poci dan panci yang diproduksinya. Ia meminta mereka untuk mempercayai kata-katanya, karena tak ada pengadilan yang akan menghargai kontrak antara seorang Jerman dengan seorang Yahudi.

Schindler memperoleh uangnya dan memulai pabriknya. Ia menjaga agar para penguasa Nazi bahagia dan menikmati kekayaan yang baru diperolehnya, sementara Stern adalah orang yang sesungguhnya mengoperasikan pabrik dan menggunakan posisinya untuk menolong teman-teman Yahudinya, yang kini dikurung dalam sebuah ghetto di dalam kota Kraków. Para buruh di pabrik Schindler diizinkan keluar dari ghetto. Mereka mendapatkan surat keterangan sebagai "buruh penting," yang menjamin bahwa mereka tidak akan ditangkap di malam hari oleh Gestapo. Hal yang terakhir ini penting, dan Stern menggunakan kecakapannya untuk memastikan bahwa sebanyak mungkin orang dianggap "penting" oleh birokrasi Nazi, bahkan anak-anak, orang lanjut usia, dan orang sakit—tanpa surat itu mereka pasti sudah ditangkap dan dikirim ke kamp-kamp. Schindler sadar akan apa yang terjadi, dan tampaknya merasa dipermalukan oleh upaya Stern, tetapi ia tidak bertindak untuk menghentikannya.

Ke mana persisnya orang-orang yang "tidak penting" dikirim merupakan desas-desus di antara orang-orang Yahudi. Sebagian mengatakan bahwa mereka dikirim ke kamp konsentrasi, tetapi orang yang mendengar hal ini menolaknya dan menganggapnya konyol. Seorang perempuan tua berseru, "Kita adalah tenaga kerja mereka! Mengapa mereka mau membunuh tenaga kerja mereka sendiri?"

Penghancuran Ghetto

Pada titik ini, seorang perwira SS yang bernama Amon Göth tiba di Kraków untuk memulai pembangunan sebuah kamp kerja paksa, Plaszow, dan untuk menguasai Ghetto. Dalam apa yang dianggap banyak orang sebagai salah satu adegan yang paling mengusik nurani dalam film ini, seorang teknisi Yahudi menjelaskan bahwa fondasi bangunan itu telah keliru dibuat, dan karena itu Göth menyuruh agar ia ditembak di kepalanya. Kemudian, segera setelah itu, Göth memerintahkan agar segala sesuatu yang diminta teknisi itu dilaksanakan. Göth adalah fokus dari penggambaran film ini mengenai sadisme dan kekejian Nazi, yang tidak hanya menikmati pembunuhan dan penyiksaan, tetapi juga menganggapnya sebagai bagian yang integral dari pekerjaannya, sebagai kewajibannya. Dalam sebuah adegan, Göth memutuskan untuk tidak menembak seorang remaja lelaki karena tidak membersihkan bak mandinya dengan benar, tetapi, setelah mempertimbangkannya kembali, ia memutuskan bahwa ia harus tegas, lalu menembaknya dari belakang ketika anak itu sedang berjalan pergi meninggalkannya.

Belakangan, Göth meratakan Ghetto Kraków dengan tanah, lalu mengirim ratusan pasukan untuk membersihkan ruang-ruang yang penuh sesak dan menembak siapapun yang menolak atau tidak dapat pergi. Schindler menyaksikan pembantaian ini dari perbukitan yang berhadapan dengan ghetto itu, dan ia tampak sangat terpukul. Namun kini ia menghadapi masalah yang lebih mendesak tentang bagaimana menjalankan pabriknya tanpa buruh-buruhnya. Ia menemui Göth, berteman dengannya, dan meyakinkannya agar ia diizinkan mempertahankan buruh-buruhnya dengan ganjaran sogokan dan hadiah. Meski dengan berat hati, Schindler kini melindungi orang-orang yang kecakapannya sangat rendah di pabriknya.

Pada waktu penghancuran ghetto inilah Spielberg memperkenalkan seorang peran yang dikenal sebagai "si gadis bermantel merah": seorang gadis kecil yang mengenakan mantel merah. Warna mantel ini menjadi menonjol karena inilah benda satu-satunya yang muncul berwarna dalam seluruh film ini (kecuali pada dua penampilan lidah api). Sisa film ini ditampilkan dalam hitam-putih, kecuali pada bagian terakhirnya yang menggambarkan masa kini. Para kritikus dan pakar mengatakan bahwa penampilan gadis bermantel merah ini merupakan "tanda" yang digunakan oleh Spielberg untuk menggambarkan transformasi kepribadian Schindler. Pertama kali ia muncul, Schindler berubah dari seorang pengusaha yang berhati dingin menjadi seseorang yang lain. Ia melakukan usahanya yang pertama untuk diam-diam membantu buruh-buruhnya dan menyelamatkan mereka dari penganiayaan dan maut kemudian. Pada penampilan kedua gadis bermantel merah ini, Schindler mengalami transformasi lebih lanjut menjadi seorang malaikat berbudi yang motif utamanya bukanlah keuntungan, melainkan menyelamatkan nyawa buruh-buruhnya.

Daftar nama

Sebuah perintah datang dari Berlin yang isinya memerintahkan Göth menggali dan menghancurkan semua mayat dari orang-orang yang dibunuh pada saat penghancuran ghetto itu, merombak Plaszow, dan mengirim seluruh warga di situ ke Auschwitz. Hal ini menyebabkan Göth cemas dan Schindler pun merasa ketakutan. Ia menjelaskan kepada Schindler bahwa ia diperintahkan melakukan hal ini segera. Beban administratiflah yang membuat Göth ketakutan, bukan karena ia harus menghancurkan "setiap kain rombeng") "Segera setelah saya dapat mengatur pengiriman, mungkin tiga puluh atau empat puluh hari - pasti menyenangkan." Schindler berhasil meyakinkan Göth agar ia dapat mempertahankan buruh-buruhnya, sehingga ia dapat memindahkan mereka ke sebuah pabrik di rumahnya yang lama di Zwittau-Brunnlitz, Cekoslowakia, jauh dari Holocaust. Göth setuju, dengan ganjaran jutaan Reichsmark. Agar buruh-buruhnya tak perlu diangkut dengan kereta api ke pusat-pusat pembunuhan, Schindler, bersama-sama Stern, menyusun daftar nama mereka.

Daftar tahanan-tahanan yang "berkecakapan" inilah yang merupakan Schindler's List ("Daftar Schindler"), dan bagi banyak dari tahanan di kamp Plaszow, tercantum dalam daftar itu menghasilkan perbedaan antara hidup dan mati. Kecuali suatu kekeliruan kereta api, yaitu ketika salah satu dari kereta api yang mengangkut kaum perempuan secara kebetulan dibelokkan ke Auschwitz, semua orang yang ada dalam daftar Schindler tiba dengan selamat di lokasi yang baru. Mereka yang dibawa ke Auschwitz segera dikembalikan dengan kereta api yang kemudian dikirim ke kamp Schindler, setelah Schindler menyogok seorang perwira Nazi lainnya. Begitu para buruh itu tiba di Cekoslowakia, Schindler melakukan kontrol yang ketat terhadap para penjaga Nazi yang ditempatkan di pabrik, mengizinkan orang-orang Yahudi untuk melaksanakan Sabat, dan menghabiskan sisa kekayaannya untuk menyogok para pejabat Nazi. Uangnya habis bersamaan dengan berakhirnya perang di Eropa.

Sebagai seorang Jerman, anggota Nazi, dan "pemetik keuntungan dari tenaga budak" (begitu kata-katanya sendiri), Schindler harus melarikan diri dari Tentara Soviet yang semakin mendekat. Ia menyiapkan sebuah mobil di malam hari, mengucapkan selamat tinggal kepada buruh-buruhnya. Mereka memberikan sepucuk surat kepadanya, yang berisi penjelasan bagi orang lain bahwa ia bukanlah seorang penjahat. Mereka pun memberikan kepadanya sebuah cincin dengan ukiran kutipan dari Talmud, "Barangsiapa menyelamatkan satu nyawa, ia menyelamatkan seluruh dunia." Schindler diliputi rasa bersalah, sambil memandang mobilnya, dan menyadari bahwa ia dapat menyogok Göth dan menyelamatkan sepuluh orang lagi dengan mobil itu. Ia melepaskan lencana Partai Nazi dari kerahnya dan berseru, "Ini emas. Saya bisa saja mendapatkan satu orang lagi dengan lencana ini. Ia akan memberikan satu orang lagi kepadaku... Satu orang lagi." Lalu ia pergi. Esok paginya, satu satuan pasukan Rusia datang, dan mengumumkan kepada orang-orang Yahudi, "Kalian telah dibebaskan oleh Tentara Soviet!"

Bagian penutup

Film ini berakhir di Israel, di makam Oskar Schindler, pada masa kini. Para aktor yang memainkan tokoh-tokoh utama di dalam film ini melewati makam itu, dan menempatkan batu di situ, sementara orang-orang yang mereka peranan berjalan di samping mereka melakukan hal yang sama. Kamera kemudian mengambil gambar dari jauh dan memperlihatkan barisan orang yang panjang.

Pada sebuah adegan terakhir, seorang laki-laki meletakkan setangkai bunga mawar di makam itu, lalu berdiri merenunginya. Meskipun banyak orang percaya bahwa orang itu adalah Sutradara Steven Spielberg, sesungguhnya itu adalah bayang-bayang dari Liam Neeson yang memerankan Oskar Schindler dalam film ini, dan merupakan satu-satunya aktor yang tidak hadir dalam barisan orang yang disebutkan di atas. (www.imdb.com)

Kata kunci: Barangsiapa menyelamatkan satu nyawa, ia menyelamatkan seluruh dunia.

Film Schindler's List

Gadis bermantel

Film ini disutradarai oleh sutradara terkenal Steven Spielberg, yang kemudian berbicara tentang pengaruh mendalam yang dihasilkan film itu pada dirinya pribadi. Film ini hampir seluruhnya diproduksi hitam-putih (dengan prolog dan epilog berwarna, sebuah mantel merah dalam dua adegan, dan lilin berwarna yang menyala dalam adegan lainnya). Film ini dibintangi oleh Liam Neeson sebagai Oskar Schindler, Ben Kingsley sebagai Itzhak Stern, dan Ralph Fiennes sebagai Amon Göth. Kata kuncinya sederhana saja, "Barangsiapa menyelamatkan satu nyawa, ia menyelamatkan seluruh dunia", sebuah kutipan dari Talmud. Film ini mendapatkan pujian dari para kritikus, karena menampilkan—kebrutalan yang mengerikan, sering kali dengan sangat terinci dan luar biasa—dari Holocaust.

Film ini dinominasikan untuk 12 Academy Awards, dan memenangkan tujuh di antaranya, termasuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik—dua kategori yang sangat diincar—untuk Spielberg. Banyak pendukungnya merasakan bahwa dalam produksi-produksi sebelumnya Spielberg telah diperlakukan secara tidak adil sehingga tidak pernah memenangkan penghargaan ini, meskipun pada kenyataannya ia pernah memperoleh Penghargaan Peringatan Irving G. Thalberg. Film ini juga mendapatkan Academy Award untuk Musik Orisinal, yang dikarang dan dibawakan dengan dirigen John Williams dan menampilkan permainan biola solo oleh pemain biola Israel terkenal Itzhak Perlman.

Pada tahun-tahun setelah diedarkannya, Schindler's List telah meningkat statusnya hingga dianggap sebagai salah satu film terbesar pada tahun 1990-an, kalaupun bukan dari segala masa. Film ini juga dianggap sebagai karya penyutradaraan terbesar dari Steven Spielberg oleh banyak penonton dan kritikus. Para penonton secara konsisten memilihnya sebagai salah satu dari 10 film terbaik (no. 5) di Internet Movie Database Top 250, sementara para kritikus memilihnya sebagai no. 9 dalam daftar American Film Institute's 100 film terbaik dalam 100 tahun AFI. Demikian pula, American Film Institute memilih peranan Liam Neeson sebagai Schindler sebagai pahlawan film terbaik ke-13 dari segala masa, sementara peran Ralph Fiennes sebagai Goeth dipilih sebagai peran antagonis ke-15 terbaik dalam daftar 100 pahlawan dan penjahat dalam 100 tahun AFI. Pada 2004, Library of Congress menetapkan film ini "secara kultural penting" dan memilihnya untuk diabadikan dalam Daftar Film Nasional.

Setelah sukses besar film Schindler's List, Spielberg mendirikan dan terus mendanai Yayasan Sejarah Visual Mereka yang Selamat dari Shoah, sebuah organisasi nir-laba dengan tujuan menyusun arsip untuk kesaksian yang difilmkan dari sebanyak mungkin mereka yang selamat dari Holocaust, sehingga pengalaman-pengalaman mereka tidak akan lenyap pada masa depan.

Namun, sejarahwan Holocaust David M. Crowe mempertanyakan otentisitas fakta-fakta yang disajikan dalam film ini. "Schindler tidak ada urusannya dengan daftar itu," demikian tulis si pengarang dalam biografi yang baru tentang pengusaha Jerman itu. Oskar Schindler sedang berada di penjara karena menyogok perwira SS, Amon Göth, ketika daftar yang termasyhur itu disusun dan tidak banyak terlibat dengannya, demikian menurut sebuah laporan New York Times.

Dari keseluruhan sembilan daftar, empat daftar terutama disusun oleh Marcel Goldberg, seorang asisten Yahudi yang korup dari perwira SS yang bertugas mengirim orang-orang Yahudi itu, tulis Crowe.

Trivia

  • Stellan Skarsgard dipertimbangkan untuk memerankan Oskar Schindler. Kebetulan Skarsgard mengaku orang sering menyangkanya sebagai Liam Neeson, yang memerankan Schindler.
  • Penampilan Ralph Fiennes menyebabkan ia dinominasikan sebagai Aktor Pendukung Terbaik untuk Oscar. Meskipun ia tidak mendapatkan Oscar, ia memenangkan Aktor Pendukung Terbaik untuk BAFTA Award, hadiah di Britania Raya yang setara dengan Oscar.
  • Menurut sebuah tinjauan buku dalam Frankfurter Allgemeine Zeitung pada 25 September 2005, watak film Itzhak Stern sebagian mengikuti Mietek Pemper, seorang tahanan yang pernah menjadi sekretaris Amon Göth. Secara historis, berbeda dengan filmnya, "Schindler's list" sesungguhnya adalah daftar Pemper. Versi tulisan tangan Pemper yang pertama tentang kejadian-kejadian ini dicatat dalam buku Der rettende Weg (ISBN 3-455-09493-7).
  • Mulanya, Roman Polanski diminta untuk menyutradarai film ini. Namun, ia melewatkan kesempatan itu, karena ia sendiri pernah mengalami ghetto Polandia. Ia merasa pembuatan film ini akan terlalu pribadi sifatnya, dan akan membangkitkan terlalu banyak kenangan pahit yang tidak siap ia hadapi saat itu. Karena itu ia memutuskan untuk menangani sebuah film bertema Holocaust lainnnya, The Pianist pada 2002. Film ini menghasilkan Oscar untuknya.
  • Sutradara Steven Spielberg menolak dibayar dalam pembuatan film ini, dan mengatakan bahwa hal itu sama dengan "menerima uang darah."

Schindler's List di Indonesia

Pemerintah Orde Baru mulanya melarang peredaran film ini di Indonesia sehingga kebanyakan orang Indonesia hanya dapat menyaksikannya lewat VCD bajakan. Larangan ini agaknya disebabkan karena film ini menggambarkan kehidupan orang Yahudi. Namun, tokoh terkemuka seperti H. Rosihan Anwar yang sempat menyaksikan film ini di luar Indonesia, justru menyesalkan kebijakan pemerintah dan menulis di surat kabar Indonesia apresiasinya yang sangat mendalam tentang film yang sarat dengan pesan kemanusiaan ini.

Lihat pula

Pranala luar

Didahului oleh:
Unforgiven
Academy Award untuk Film Terbaik
1993
Diteruskan oleh:
Forrest Gump
  1. ^ Freer 2001, hlm. 220.
  2. ^ McBride 1997, hlm. 416.
  3. ^ McBride 1997, hlm. 435.