Lompat ke isi

Lê Quang Tung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 17 Januari 2023 00.57 oleh Ardfeb (bicara | kontrib) (→‎Sanksi Amerika Serikat: Memperjelas maksud kalimat)
Lê Quang Tung
Lahir13 Juni 1919
Distrik Hương Trà, Annam, Indochina Prancis
Meninggal1 November 1963 (usia 44)
Pangkalan Udara Tân Sơn Nhứt, Saigon, Vietnam Selatan
PengabdianPartai Cần Lao
Lama dinas1950an–1963
PangkatKolonel
KomandanPanglima Pasukan Pertahanan Khusus Republik Vietnam
Perang/pertempuranPenyerbuan Pagoda Xá Lợi

Kolonel Lê Quang Tung (13 Juni 1919 – 1 November 1963) adalah komandan Pasukan Pertahanan Khusus Republik Vietnam di bawah komando Ngô Đình Nhu. Nhu adalah saudara dari presiden Vietnam Selatan, Ngô Đình Diệm. Sebagai mantan pelayan keluarga Ngô, Tung memiliki latar belakang militer di bidang keamanan dan kontra-intelijen.

Pada dekade 1950-an, Tung adalah pejabat tinggi di Cần Lao, sebuah alat politik rahasia yang digunakan untuk mempertahankan kekuasaan keluarga Ngô dengan cara memalak pengusaha kaya. Pada tahun 1960, Tung dipromosikan langsung ke pangkat kolonel dan dijadikan komandan pasukan khusus. Pada saat memimpin pasukan elit Vietnam Selatan tersebut, Tung paling dikenal karena melakukan penindasan kepada para pembangkang, bukannya melawan para pemberontak Viet Cong. Serangan paling terkenalnya adalah penyerbuan ke pagoda Xá Lợi pada tanggal 21 Agustus 1963, yang mengakibatkan ratusan orang tewas atau hilang.

Program militer utama Tung adalah menyusupkan personel Angkatan Darat Republik Vietnam ke Vietnam Utara untuk mengumpulkan intelijen dan melakukan sabotase. Tetapi program tersebut tidak berjalan efektif, karena mayoritas penyusup berhasil dibunuh atau ditangkap. Tung juga dikabarkan berencana membunuh Henry Cabot Lodge, Jr., Duta Besar Amerika Serikat untuk Vietnam Selatan.

Pasca penyerbuan ke pagoda, Amerika Serikat berhenti mendanai pasukan Tung, karena pasukan tersebut dipakai sebagai alat politik, bukannya sebagai alat untuk melawan komunis. Bersama Diệm dan Nhu, Tung lalu dibunuh pada kudeta November 1963. Nhu dan Tung sebelumnya telah menyiapkan kudeta dan kontra-kudeta palsu untuk mendemonstrasikan kekuatan rezim Nhu. Namun, keduanya tidak menyadari bahwa Jenderal Tôn Thất Đính, yang merencanakan operasi palsu tersebut, terlibat dalam rencana kudeta yang sebenarnya. Đính berhasil mengecoh Tung agar mengirim pasukannya ke wilayah pedesaan, sehingga meninggalkan rezim Nhu di Saigon tanpa perlindungan pasukan khusus. Hal tersebut pun membuat rezim Nhu dapat digulingkan dengan mudah.

Karier awal

Presiden Ngô Đình Diệm

Tung lahir pada tanggal 13 Juni 1919 di Vietnam bagian tengah, yang saat itu merupakan protektorat Annam di Indochina Prancis. Mantan pelayan keluarga Ngô ini adalah seorang penganut Katolik Roma yang taat,[1] bertubuh pendek, berkacamata. Tung memiliki latar belakang militer di bidang keamanan dan kontra-intelijen. Tung awalnya ditugaskan oleh Prancis sebagai perwira keamanan di Vietnam Selatan. Ia lalu bekerja untuk Diệm sebagai letnan di badan keamanan militer di Vietnam Tengah. Sebagai pejabat tinggi di Cần Lao yang dipimpin oleh Nhu,[2] sebuah alat politik Katolik rahasia yang digunakan untuk mempertahankan kekuasaan keluarga Ngô. Tung mengumpulkan dana untuk Cần Lao dengan cara memalak para pengusaha kaya.[3] Tung terutama dikenal oleh koleganya sebagai orang yang sangat loyal kepada Diệm.[2] Pada tahun 1960, ia dipromosikan langsung ke pangkat kolonel dan ditugaskan untuk memimpin pasukan khusus.[3] Central Intelligence Agency (CIA) menganggap Tung sebagai orang paling berkuasa ketiga di Vietnam Selatan, di bawah Diệm dan Nhu, sehingga dengan demikian, ia juga dianggap sebagai perwira militer paling berkuasa di Vietnam Selatan.[4]

Kepala pasukan khusus

Ngô Đình Nhu (kanan) bersalaman dengan Wakil Presiden AS Lyndon B. Johnson pada tahun 1961

Tung pernah dilatih oleh CIA di Amerika Serikat.[5] Sebagai seorang loyalis Diệm, ia memimpin sebuah pasukan beranggotakan 1.840 orang,[6] yang beroperasi di bawah perintah Nhu, bukannya di bawah perintah panglima tentara.[7] Tung tidak melakukan operasi untuk melawan para pemberontak komunis Việt Cộng, tetapi ia menggunakan pasukannya di Saigon untuk menindas para pembangkang rezim Diệm.[8] Serangan paling terkenal Tung terjadi pada krisis Buddha tahun 1963. Pada saat itu, mayoritas penganut Buddha menggelar unjuk rasa massal untuk melawan kebijakan pro-Katolik dari rezim Diệm.[9]

Pada tanggal 21 Agustus 1963, atas perintah dari Nhu, pasukan Tung menyerbu Pagoda Xá Lợi, candi Buddha utama di Saigon. Serangan tersebut lalu meluas ke seantero negeri, sehingga diperkirakan menyebabkan ratusan orang meninggal.[10][11] Pagoda tersebut pun rusak berat serta lebih dari 1.400 bhikkhu dan bhikkhuni ditahan.[11] Serangan tersebut terjadi setelah Nhu menjebak sekelompok jenderal dari Tentara Republik Vietnam agar setuju untuk mendeklarasikan darurat militer. Ia tahu bahwa para jenderal berencana dan berharap dapat memanfaatkan darurat militer untuk menggulingkan saudaranya, tetapi ia kemudian dapat mengalahkan mereka dengan mengirim pasukan khusus Tung ke pagoda dengan menyamar sebagai prajurit Tentara Republik Vietnam biasa.[12] Akibatnya, mayoritas penganut Buddha di Vietnam Selatan awalnya menganggap pasukan biasa lah yang menyerang pada bhikkhu, sehingga merusak kredibilitas para jenderal di kalangan masyarakat.[13][14] Pasca serangan tersebut, pejabat Amerika Serikat pun menahan bantuannya kepada pasukan khusus, kecuali jika bantuan tersebut digunakan untuk menyerang komunis, bukannya untuk menyerang para pembangkang politik atau agama.[6][15]

Pada tahun 1963, terjadi serangan keagamaan terkenal lainnya yang didalangi oleh pasukan Tung. Seekor ikan mas berukuran sangat besar ditemukan berenang di sebuah kolam kecil di dekat pusat kota Đà Nẵng. Penganut Buddha setempat lalu mulai meyakini bahwa ikan tersebut adalah reinkarnasi dari salah satu murid Buddha Gautama. Karena makin banyak orang yang berziarah ke kolam tersebut, kegelisahan kemudian timbul di kalangan kepala distrik dan para bawahaannya, yang bertanggung jawab kepada Ngô Đình Cẩn, adik dari Diệm. Para pejabat lalu meranjau kolam tersebut, tetapi ikan tersebut berhasil bertahan hidup. Mereka kemudian menembaki kolam tersebut dengan senapan mesin, tetapi ikan mas tersebut tetap dapat bertahan hidup. Untuk mengatasi ikan tersebut, mereka lalu memanggil pasukan khusus Tung. Pasukan Tung pun menggranat kolam tersebut dan akhirnya membuat ikan mas tersebut mati. Pembunuhan tersebut lalu menjadi bumerang, karena mendapat sangat banyak perhatian, dengan sejumlah surat kabar di seluruh dunia menampilkan cerita tentang ikan ajaib tersebut. Helikopter Tentara Republik Vietnam juga mulai mendarat di tempat tersebut, dan para penerjun mengisi botol mereka dengan air kolam tersebut, karena mereka mempercayainya sebagai air ajaib.[16]

Tung juga memimpin sebuah kelompok yang dijalankan oleh CIA. Kelompok tersebut beranggotakan personel Tentara Republik Vietnam yang berasal dari wilayah utara. Kelompok tersebut ditugaskan untuk menginfiltrasi Vietnam Utara dengan cara menyamar sebagai warga lokal. Tujuan dari kelompok tersebut adalah mengumpulkan intelijen serta menyabotase fasilitas komunikasi dan infrastruktur komunis. Anggota kelompok tersebut dilatih di pangkalan yang terletak di Nha Trang, Đà Nẵng, serta terkadang dilatih di lepas pantai Taiwan, Guam dan Okinawa. Sekitar delapan puluh kelompok, yang masing-masing beranggotakan enam atau tujuh orang, kemudian mulai dikerahkan pada tahun 1963. Mereka masuk ke wilayah utara dengan cara terjun parasut atau mengayuh sampan pada malam hari, tetapi hampir semuanya kemudian berhasil ditangkap atau dibunuh. Penangkapan anggota kelompok tersebut sering ditampilkan di siaran propaganda komunis. Tung pun dikritik atas manajemennya terhadap operasi tersebut.[15][17]

Atas permintaan Nhu, Tung dikabarkan juga merencanakan sebuah operasi bersamaan dengan unjuk rasa pelajar yang diorganisasi oleh pemerintah di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat di Saigon. Dalam rencana tersebut, pasukan Tung akan membunuh duta besar Henry Cabot Lodge, Jr. dan pejabat penting lainnya. Target lain adalah pemuka agama Buddha Thích Trí Quang, yang mendapat suaka di kedutaan besar tersebut setelah menjadi target dalam penyerbuan pagoda. Menurut rencana, pasukan Tung juga akan membakar kedutaan besar tersebut.[18]

Sanksi Amerika Serikat

Pasca penyerbuan pagoda, Amerika Serikat mulai mengeksplorasi kemungkinan untuk mengganti Diệm. Kabel 243 lalu memberitahu Kedutaan Besar Amerika Serikat agar mencari pemimpin alternatif apabila Diệm tidak mencopot Nhu.[19] Pada bulan September, misi Krulak–Mendenhall pun dikerahkan ke Vietnam Selatan untuk menganalisis situasi domestik dan perang melawan komunis.[20] Nasehat yang kemudian dihasilkan oleh misi tersebut salah satunya adalah menghentikan pendanaan kepada pasukan khusus sebagai bentuk ketidaksetujuan terhadap tindakan Tung dan Nhu. Nasehat lainnya adalah menjalankan kampanye rahasia untuk menyudutkan Tung.[21] Misi Krulak–Mendenhall lalu berakhir dalam kebuntuan,[8] sehingga pemerintahan Kennedy menindaklanjutinya dengan misi McNamara–Taylor. Misi kedua pun menghasilkan penghentian pendanaan kepada pasukan khusus hingga mereka ditempatkan di bawah komando Staf Umum Bersama dan dikirim ke medan pertempuran.[7][22]

Laporan misi McNamara–Taylor menyatakan bahwa salah satu alasan untuk mengirim pasukan Tung ke medan pertempuran adalah karena mereka "adalah dukungan berkelanjutan bagi Diệm".[23] Amerika Serikat menyadari bahwa membubarkan pasukan khusus dari Saigon akan meningkatkan peluang suksesnya kudeta, sehingga mendorong tentara untuk menggulingkan presiden.[24] Diệm dan Nhu tidak gentar dengan penghentian pendanaan, dengan tetap mempertahankan Tung dan pasukannya di ibukota.[25] Dalam perbincangan pribadi dengan para pejabat Amerika Serikat, Diệm bersikeras bahwa tentara lah yang bertanggung jawab atas penyerbuan pagoda dan bahwa pasukan Tung telah berada di bawah kendali Staf Umum Bersama.[26]

Kudeta dan pembunuhan

Pada bulan September, Diệm dan Nhu mengetahui bahwa sekelompok jenderal merencanakan sebuah kudeta.[27] Nhu memerintahkan Tung dan Tôn Thất Đính – seorang jenderal loyalis yang mengkomandani Korps III Tentara Republik Vietnam yang mencakup wilayah Saigon[10] – merencanakan kudeta palsu melawan pemerintah. Salah satu tujuannya adalah untuk mengecoh para pembangkang anti-pemerintah untuk bergabung dalam pemberontakan balsu sehingga mereka dapat diidentifikasikan dan disingkirkan.[28] Tujuan lainnya adalah untuk menjalin hubungan masyarakat yang akan memberikan kesan palsu soal kekuatan rezim.[27]

Bernama kode Operasi Bravo, tahap pertama skema tersebut melibatkan beberapa prajurit loyalis Tung, menyamar sebagai pemberontak, dan memalsukan kudeta. Tung kemudian mengumumkan pembentukan "gerakan revolusioner" yang terdiri dari para aktivis oposisi, sementara Diệm dan Nhu berpura-pura melarikan diri.[15][29] Pada kekacauan yang diatur pada kudeta pertama, para loyalis yang menyamar membuat kerusuhan. Dalam kekacauan berikutnya, membunuh para perencana kudeta utama, seperti Jenderal-jenderal Dương Văn Minh, Trần Văn Đôn, Lê Văn Kim dan para perwira junior yang menyerang mereka. Pasukan Tung dan beberapa orang yang memiliki hubungan rahasia dengan Nhu juga membunuh beberapa tokoh yang membantu para konspirator, seperti Wakil Presiden tituler namun relatif tak berkuasa Nguyễn Ngọc Thơ, perwira CIA Lucien Conein, yang ditugaskan di Vietnam sebagai penasehat militer, dan Duta Besar Lodge.[30] Mereka kemudian menyalahkan "unsur-unsur netralis dan pro-komunis".[30] Peristiwa tersebut disusul oleh "kudeta balasan" palsu, di mana pasukan khusus Tung, yang meninggalkan Saigon untuk bertugas memerangi komunis, serta pasukan Đính akan memasuki kembali Saigon dengan rasa kemenangan untuk menegaskan kembali rezim Diệm. Nhu kemudian memanfaatkan kecemasan di kalangan para pembangkang.[15][29]

Namun, Nhu dan Tung tak menyadari bahwa Đính menjadi bagian dari rencana kudeta yang sebenarnya. Panglima Korps III tersebut berkata kepada Tung bahwa kudeta balasan dibutuhkan untuk menambah jumlah masukan. Ia berkata bahwa tank-tank diharuskan "karena baju zirah itu berbahaya". Agar Tung terkecoh, Đính berkata bahwa pasukan bugar dibutuhkan,[31] dengan berpendapat:

Jika kita menggerakkan reserve ke kota, Amerika bakal geram. Mereka mengeluhkan bahwa mereka tak berjuang dalam perang. Sehingga mereka harus mengkamuflase rencana mereka dengan mengirim pasukan khusus ke luar negara tersebut. Hal tersebut akan menipu mereka.[31]

Pasukan loyalis tak menyadari bahwa tujuan Đính sebenarnya adalah memasukan divisi pemberontak ke Saigon dan mengunci pasukan loyalis Tung di pinggiran negara di mana mereka tak dapat mempertahankan presiden.[29] Tung dan istana sepakat untuk mengirim seluruh empat kelompok pasukan khusus yang berbasis di Saigon untuk meninggalkan ibukota Saigon pada 29 Oktober 1963.[31]

Jasad Diệm di belakang sebuah pengangkut personel lapis baja. Presiden tersebut telah dieksekusi dalam perjalanan menuju markas besar militer.

Pada 1 November 1963, Tung dipanggil oleh para penyelenggara kudeta ke markas besar Staf Umum Bersama di dekat Pangkalan Udara Tân Sơn Nhứt, dengan dalih pertemuan makan siang rutin para perwira.[32] Pada pukul 13:30, Jenderal Trần Văn Đôn mengumumkan bahwa sebuah kudeta telah terjadi. Kebanyakan perwira bertepuk tangan sambil berdiri, namun tidak dengan Tung. Ia dibawa pergi oleh Nguyễn Văn Nhung, pengawal Jenderal Minh. Ketika ia dibawa pergi, Tung berteriak "Ingatlah siapa yang memberikan bintang-bintangmu!"[15][32][33]

Pada tahap-tahap awal kudeta tersebut, pasukan pemberontak memaksa Tung untuk memerintahkan pasukannya untuk menyerah. Hal ini menandakan bahwa hanya Garda Presidensial yang ditinggalkan untuk mempertahankan Istana Gia Long.[34][35] Pada pukul 16:45, Tung dipaksa di bahwa bidikan senjata untuk berbicara kepada Diệm melalui telepon, berkata kepada presiden bahwa ia telah berkata kepada pasukannya untuk menyerah. Minh memerintahkan Nhung untuk mengeksekusi loyalis Diệm tersebut. Tung gagal untuk meyakinkan presiden untuk menyerah dan masih mengkomandani loyalitas pasukannya. Para jenderal lainnya hanya bersimpati sedikit, karena pasukan khusus menyamar menjadi pasukannya dengan seragam tentara dan menyalahkan para jenderal atas penyerbuan-penyerbuan pagoda.[36][37] Para jenderal menyepakati keberadaan ancaman Tung. Mereka mendiskusikan penyingkirannya pada rencana mereka,[38][39] setelah mempertimbangkan untuk melancarkan serangan melawan pasukan khusus.[40]

Pada malam hari, ia diserahkan bersama dengan Mayor Lê Quảng Trịệu, saudara dan wakilnya,[15][33] dalam keadaan tangan diikat, diantar menggunakan mobil jip dan dibawa ke tepian pangkalan udara. Dipaksa untuk berlutut di atas dua lubang yang baru digali, kakak beradik tersebut ditembak di makam mereka dan dikubur.[36] Kudeta tersebut meraih keberhasilan. Pada keesokan paginya, Diệm dan Nhu ditangkap dan dieksekusi.[15][41]

Catatan

  1. ^ Karnow 1997, hlm. 123.
  2. ^ a b Jones 2003, hlm. 301.
  3. ^ a b Shaplen 1966, hlm. 190.
  4. ^ Prochnau 1995, hlm. 368.
  5. ^ Karnow 1997, hlm. 307.
  6. ^ a b Langguth 2000, hlm. 248.
  7. ^ a b Jones 2003, hlm. 390.
  8. ^ a b Karnow 1997, hlm. 309.
  9. ^ Jacobs 2006, hlm. 143–150.
  10. ^ a b Karnow 1997, hlm. 317.
  11. ^ a b Jacobs 2006, hlm. 152–153.
  12. ^ Hammer 1987, hlm. 166–167.
  13. ^ Jones 2003, hlm. 299–309.
  14. ^ Maclear 1981, hlm. 89–90.
  15. ^ a b c d e f g Tucker 2000, hlm. 227.
  16. ^ Prochnau 1995, hlm. 411.
  17. ^ Karnow 1997, hlm. 378.
  18. ^ Jones 2003, hlm. 393.
  19. ^ Jacobs 2006, hlm. 163–64.
  20. ^ Jones 2003, hlm. 356–357.
  21. ^ Jones 2003, hlm. 359.
  22. ^ Hammer 1987, hlm. 246–247.
  23. ^ Hammer 1987, hlm. 235–236.
  24. ^ Hammer 1987, hlm. 235-236.
  25. ^ Hammer 1987, hlm. 272–273.
  26. ^ Hammer 1987, hlm. 282.
  27. ^ a b Karnow 1997, hlm. 318.
  28. ^ Jones 2003, hlm. 398–399.
  29. ^ a b c Karnow 1997, hlm. 319.
  30. ^ a b Sheehan 1988, hlm. 368.
  31. ^ a b c Jones 2003, hlm. 399.
  32. ^ a b Jones 2003, hlm. 408.
  33. ^ a b Karnow 1997, hlm. 321.
  34. ^ Jones 2003, hlm. 410.
  35. ^ Hammer 1987, hlm. 287.
  36. ^ a b Jones 2003, hlm. 414.
  37. ^ Hammer 1987, hlm. 290.
  38. ^ Karnow 1997, hlm. 310.
  39. ^ Jones 2003, hlm. 325.
  40. ^ Jones 2003, hlm. 388.
  41. ^ Karnow 1997, hlm. 324–326.

Referensi

Templat:Krisis Buddha