Lompat ke isi

Depresi (psikologi)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Depresi adalah suatu kondisi medis berupa perasaan sedih yang berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental seseorang.[1] Kondisi depresi adalah reaksi normal sementara terhadap peristiwa-peristiwa hidup seperti kehilangan orang tercinta. Depresi juga dapat merupakan gejala dari sebuah penyakit fisik dan efek samping dari penggunaan obat dan perawatan medis tertentu. Dalam kaitannya dengan gangguan mental lain, depresi dapat juga menjadi gejala dari gangguan kejiwaan seperti gangguan depresi mayor dan distimia.[2]

Secara global, diperkirakan 264 juta orang terkena depresi. 1% Lebih banyak wanita yang terkena daripada pria.

Seseorang dalam kondisi depresi umumnya mengalami perasaan sedih, cemas, atau kosong; mereka juga cenderung merasa terjebak dalam kondisi yang tidak ada harapan, tidak ada pertolongan, penuh penolakan, atau perasaan tidak berharga. Gejala-gejala lain yang mungkin muncul adalah perasaan bersalah, mudah tersinggung, atau kemarahan.[3][4] Lebih jauh, individu yang mengalami depresi dapat juga merasa malu atau gelisah.

Selain perubahan suasana hati, individu dengan gejala depresi cenderung kehilangan minat untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang sebelumnya ia anggap menyenangkan; kehilangan nafsu makan atau sebaliknya, makan dengan porsi berlebih. Penderita juga akan kesulitan untuk berkonsentrasi, mengingat detail-detail umum, membuat keputusan, ataupun mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain. Pengalaman-pengalaman ini dapat mendorong individu untuk mencoba bunuh diri.

Gejala insomnia, hipersomnia, kelelahan, kesakitan, gangguan pencernaan, dan stamina yang menurun juga kerap ditemukan pada individu dalam kondisi depresi.[5]

Faktor penyebab

Penyebab suatu kondisi depresi meliputi:

  • Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin
  • Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial
  • Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya

Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV - Text Revision (DSM IV-TR) (American Psychiatric Association, 2000), seseorang menderita gangguan depresi jika: A. Lima (atau lebih) gejala di bawah telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang; sekurangnya salah satu gejala harus (1) emosi depresi atau (2) kehilangan minat atau kemampuan menikmati sesuatu.

  1. Keadaan emosi depresi/tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).
  2. Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
  3. Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya dalam satu bulan)
  4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
  5. Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat)
  6. Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari
  7. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa merupakan delusi), dan mengganggap bahwa sumber dari setiap masalah adalah dirinya
  8. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
  9. Berulang-kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri

Gejala-gejala tersebut juga dapat menyebabkan gangguan jiwa yang cukup besar dan signifikan sehingga menyebabkan gangguan nyata dalam kehidupan sosial, pekerjaan atau area penting dalam kehidupan seseorang.

Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan dari orang-orang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan.

Faktor lain penyebab seseorang bisa mengalami depresi

  1. Kurangnya edukasi tentang gangguan mental (depresi).
  2. Merasa bahwa depresi adalah hal yang sepele.
  3. Sering melakukakan self diagnosa terhadap diri sendiri tanpa bertanya ke pada ahlinya yang menyebabkan terbawa ke dalam alam bawah sadar sehingga tersugesti hingga akhirnya terkena depresi yang nyata.

Jenis Depresi

Gangguan Depresi Mayor

Gangguan depresi mayor dibagi menjadi dua tipe yaitu depresi atipikal dan depresi melankolis. Orang dengan depresi mayor atipikal cenderung banyak tidur dan makan. Mereka juga mudah emosi dan sering dirundung rasa cemas berlebihan. Sementara itu, depresi mayor melankolis biasanya mengalami susah tidur dan lebih sering menyerang orang dewasa. Gejala gangguan depresi mayor yang perlu Anda ketahui, antara lain[6]:

  • Perasaan sedih, hampa, tak berharga, putus asa, dan bersalah.
  • Kehilangan energi, nafsu makan, atau minat pada aktivitas yang menyenangkan
  • Perubahan kebiasaan tidur
  • Ada keinginan untuk bunuh diri

Menurut jurnal StatPearls yang ditayangkan di National Library of Medicine pada April 2022, sebagian besar kasus depresi mayor dapat ditangani dengan obat-obatan, terapi, atau perubahan gaya hidup[6].

Depresi Subsindromal

Depresi subsindromal adalah kondisi saat seseorang meunjukkan beberapa gejala depresi. Kondisi depresi biasanya bertahan hingga dua minggu. Penanganan orang dengan kondisi ini dilihat berdasarkan kemampuan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bekerja atau mengurus diri sendiri.[6]

Gangguan Depresi Persisten

Orang dengan gangguan depresi persisten (PDD) atau disebut juga distimia, memiliki suasana hati yang kalut sepanjang hari. Mereka sering merenung, bersedih, hingga menangis hampir setiap hari. Selain itu ada gejala lain yaitu:[6]

  • Masalah tidur (bisa terlalu sering atau jarang)
  • Kurang energi atau kelelahan
  • Kurang percaya diri
  • Nafsu makan yang buruk atau berlebihan
  • Sulit membuat keputusan
  • Sering merasa putus asa

Pada anak-anak dan remaja, PDD dapat didiagnosis jika gejala lekas marah atau depresi bertahan selama satu tahun atau lebih.[6]

Gangguan Disforia Pramenstruasi

Bipolar

Disruptive Mood Dysregulation Disorder

Depresi Pascapersalinan

Seasonal Affective Disorder atau Depresi musiman

Depresi psikotik

Depresi karena penyakit tertentu

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "What Is Depression?". www.psychiatry.org. 
  2. ^ Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5). American Psychiatric Association. 2013. 
  3. ^ "Irritability, Anger Indicators of Complex, Severe Depression". Medscape. 
  4. ^ "Depression (major depressive disorder)". Angry outbursts, irritability or frustration, even over small matters 
  5. ^ "NIMH · Depression". nimh.nih.gov. National Institute of Mental Health. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-11. Diakses tanggal 15 October 2012. 
  6. ^ a b c d e Rininta, Elizabeth Ayudya Ratna (2022-07-03). "Ketahui 10 Jenis Depresi, Salah Satunya karena Melahirkan". Kompas.com. Diakses tanggal 2023-02-27. 

6. "Mental helt" https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/depression