Lompat ke isi

Syekhul Islam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 1 Maret 2023 04.56 oleh RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Penulisan gelar Syekhul Islam dalam beberapa bahasa

Syekhul Islam (bahasa Arab: شيخ الإسلام, translit. Syaikhul-Islām; Turki Otoman: شیخ‌ الاسلام, translit. Şhaykḫu-l-İslām atau Sheiklı ul-Islam, bahasa Turki: Şeyhülislam[1]) adalah gelar kehormatan Islam yang dipakai pada zaman klasik untuk para ulama Muslim yang sangat menonjol.[2]:399[3] Gelar tersebut mula-mula timbul di Khurasan menjelang akhir abad Islam ke-4.[2]:399

Gelar ini juga digunakan di bagian tengah dan barat dari Dunia Muslim untuk menyebut seorang mufti dan hakim yang cukup dikenal akan fatwa-fatwanya, sedangkan di bagian timurnya sering digunakan oleh pemimpin kepada ulama yang memainkan peranan resmi tetapi belum tentu merupakan seorang mufti. Terkadang, sebagaimana kasus Ibnu Taimiyyah, penggunaan gelar tersebut menjadi kontroversial. Di Kesultanan Utsmaniyah, sejak awal abad modern, gelar tersebut ditujukan kepada mufti kepala, yang umumnya merupakan ulama yang ditunjuk oleh negara. Syekhul-Islam Utsmaniyah (ejaan Prancis: cheikh-ul-islam[catatan 1]) melakukan banyak tugas dan fungsi seperti memberi nasihat kepada sultan dalam perihal keagamaan, menegakkan kebijakan pemerintah, dan menunjuk hakim.[2]:400[5]

Dengan dibubarkannya kekhalifahan pada 1924, jabatan Syekhul Islam di Kesultanan Utsmaniyah dihapus.[6] Pada zaman modern, gelar ini ditujukan kepada seorang mufti agung yang ditunjuk atau dipilih oleh suatu kelompok Muslim.[7]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Hogarth, D. G. (January 1906). "Reviewed Work: Corps de Droit Ottoman by George Young". The English Historical Review. Oxford University Press. 21 (81): 186–189. doi:10.1093/ehr/XXI.LXXXI.186. JSTOR 549456.  - CITED: p. 189: "'Sheikh-ul-Islam,' for instance, should be written 'Sheiklı ul-Islam,' and so forth. This mistake is common, but none the less a mistake." - Review of Corps de Droit Ottoman
  2. ^ a b c J.H. Kramers-[R.W. Bulliet]; R.C. Repp (1997). "Skaykh al-Islam". Dalam Bosworth, C. E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W. P.; Lecomte, G. Encyclopaedia of Islam. Volume IX: San–Sze (edisi ke-2). Leiden: E. J. Brill. ISBN 978-90-04-10422-8. 
  3. ^ Gerhard Böwering, Patricia Crone, Mahan Mirza, The Princeton Encyclopedia of Islamic Political Thought, p 509-510. ISBN 0691134847
  4. ^ Strauss, Johann (2010). "A Constitution for a Multilingual Empire: Translations of the Kanun-ı Esasi and Other Official Texts into Minority Languages". Dalam Herzog, Christoph; Malek Sharif. The First Ottoman Experiment in Democracy. Würzburg. hlm. 21–51.  (info page on book at Martin Luther University) - Cited: p. 40 (PDF p. 42)
  5. ^ James Broucek (2013). "Mufti/Grand mufti". Dalam Gerhard Böwering, Patricia Crone. The Princeton Encyclopedia of Islamic Political Thought. Princeton University Press. 
  6. ^ Brockett, Adrian Alan, Studies in two transmissions of the Qur'an
  7. ^ Gerhard Böwering, Patricia Crone, Mahan Mirza, The Princeton Encyclopedia of Islamic Political Thought, p 509-510. ISBN 0691134847
  1. ^ Dalam bahasa kelompok minoritas:[4]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]