Lompat ke isi

Hantu Longga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hantu Longga atau hantu Dongga (Bugis: ᨉᨚᨁ, translit. Dongga, Makassar: ᨒᨚᨁ, translit. Longga) adalah mitos hantu dari masyarakat Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan. Jenis hantu ini merupakan salah satu hantu yang paling ditakuti, hal ini tidak terlepas dari bentuk tubuhnya yang menjulang tinggi dan besar serta penampakan yang misterius sehingga selalu menjadi perbincangan masyarakat. Hantu jenis ini diimajinasikan sebagai hantu dengan tubuh berbentuk bayangan hitam yang tinggi bahkan setinggi pohon kelapa. Menurut cerita urban setempat, hantu Longga gemar menyembunyikan anak kecil pada saat menjelang Magrib. Konon, anak yang disembunyikan atau diculik oleh Longga bisa jadi masih berada di sekitar rumah, namun tak terlihat mata telanjang oleh orang yang mencarinya. Anak-anak yang diculiknya akan diberi makan kaki seribu, cacing dan binatang menjijikkan lainnya. Maka dari itu masyarakat di Sulawesi Selatan akan menjaga anak mereka dengan baik terlebih saat menjelang Magrib. Dimana anak-anak sudah harus berada dalam rumah. Selain itu untuk menghindari gangguan Longga tentunya kita harus rajin ibadah dan memperkuat iman.[1][2][3]

Etimologi

Penamaan "Longga" berasal dari pelafalan bahasa Makassar. "Longga" secara harfiah memiliki makna "tinggi menjulang", oleh karena itu hantu Longga merujuk pada penggambaran hantu yang mempunyai perawakan yang tinggi.

Karakteristik

Hantu Longga merupakan salah satu makhluk gaib yang sangat ditakuti keberadaanya. Dia seringkali menampakkan sosoknya kepada manusia di sekitar gedung-gedung tinggi, menara, ataupun pohon-pohon yang tinggi. Hantu Longga diimajinasikan suatu sosok yang menyeramkan, yang memiliki bentuk tubuh yang sangat tinggi dan besar, tingginya dapat setinggi pohon kelapa. Rupanya menakutkan dengan warna hitam di sekujur tubuhnya, seperti sebuah bayangan. Bila ketemu maka orang bisa merasa ketakutan. Mayoritas masyarakat di Sulawesi Selatan mempercayai bahwa hantu ini memiliki aura jahat atau disebut setan. Dikabarkan sosok ini sering mengganggu manusia, khususnya untuk mereka yang memiliki iman yang lemah. Bagi seseorang yang ditampakkan sosok hantu Longga ini, dapat dipastikan tubuhnya akan mengalami sakit, seperti panas tubuh meningkat, kerasukan, trauma berkepanjangan, hingga menyebabkan kematian. Maka tidak mengherankan di beberapa daerah di Sulawesi Selatan percaya bahwa hantu Longga perwujudan dari hantu pencabut nyawa.[3]

Hantu Longga memiliki kaki yang besar menyerupai manusia, namun mamiliki warna kulit yang pucat. Dikabarkan pula, kaki hantu Longga ini dipenuhi bulu yang penuh dengan kotoran. Menurut cerita hantu ini sering muncul pada malam hari sehingga sulit terlacak mengenai perawakan hantu ini, hantu ini sering berada diantara pepohonan yang lebat ataupun bangunan–bangunan yang tinggi. Ada suatu cerita dimana orang sedang bersandar di sebuah pohon di hutan, kemudian pohon itu bergerak. Ternyata itu bukanlah sebuah pohon, melainkan kaki hantu Longga.[3]

Hantu Longga sering dikabarkan suka menculik anak-anak, hal ini dikarenakan banyaknya korban yang berjatuhan adalah anak-anak. Biasanya korban ditemukan setelah tiga hari menghilang dengan kondisi tubuh yang mengenaskan baik masih hidup maupun tidak. Dikatakan sebenarnya anak kecil yang diculik hantu Longga itu tidak dibawa jauh melainkan digendong hantu berbadan tinggi itu keatas. Hal ini yang menyebabkan hilangnya anak kecil yang diculik oleh hantu Longga ini sulit untuk ditemukan. Dalam mitos, bila pergi ke daerah Sulawesi Selatan dan membawa anak, jagalah anak itu dengan baik agar tidak diculik hantu Longga. Mitos hantu Longga juga telah menjadi mitos yang umum di Sumbawa dan masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara dengan sebutan Anakia.[4]

Mitos

Hantu Longga yang oleh masyarakat diyakini memiliki populasi yang sangat banyak, dengan komunitas tersendiri. Hampir di setiap kampung atau wilayah, sering para warga melihat sosok menyeramkan ini. Tak heran, oleh para dukun ataupun orang pintar, sering menyebut makhluk ini sebagai penjaga kampung. Disebut demikian, karena pada kenyataannya makhluk seperti ini, merupakan pimpinan dari suatu komunitas makhluk halus pada suatu kampung atau wilayah.

Hantu Longga merupakan jenis jin yang dapat memperlihatkan tubuhnya kepada manusia, seperti tubuh raksasa. Maka tak heran, sosok raksasa pada pewayangan disimbolkan dengan wajah seperti itu. Walaupun sebenarnya mereka juga bersuku-suku maupun berbangsa sendiri-sendiri, namun hampir setiap sosoknya memiliki kesamaan, baik dari segi bentuk wajah, bentuk tubuh, maupun suara yang dikeluarkan. Penampakan hantu longga, bukan hanya dapat dilihat ketika seorang diri, akan tetapi dapat pula dilihat sosoknya bersamaan dengan beberapa orang sekaligus. Sosok penampakannya adalah terkadang tinggi besar berwarna hitam dengan wajah yang sangat menyeramkan dengan rambut yang panjang awut-awutan. Tipikal hantu Longga yang sering menampakkan wajahnya itu bertujuan untuk penandaan daerah kekuasaan, karena hantu Longga ini adalah pemimpin dari beberapa komunitas jin di suatu daerah. Seperti pada binatang, contohnya kucing atau anjing yang menandai kekuasaannya dengan air seni. Hantu ini pula menandai daerah kekuasaanya dengan penampakan, jadi apabila ada anggota komunitas mereka yang terganggu, hantu Longga sebagai pemimpin akan mengusirnya dengan menampakkan diri. Baik itu kepada manusia, binatang ataupun kepada sesama jin.

Penangkal

Beberapa informasi menyebutkan bahwa hantu Longga memiliki pantangan, yakni suara adzan, orang yang rajin beribadah dan memperkuat iman, maka hantu ini tidak akan mengganggu.

Dalam budaya populer

Egrang atau di Sulawesi Selatan dikenal dengan nama permainan Longga (A'longga/Mallongga) atau permainan Dongga (Maddongga), terinspirasi dari penamaan tradisi lisan hantu Longga/Dongga yang telah lama berkembang di Sulawesi Selatan

Hantu Longga merupakan [[folklor] masyarakat Sulawesi Selatan dan telah menjadi tradisi lisan dan sejarah lisan terutama di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Bone, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, dan Kabupaten Barru.

  1. Permainan Longga, serupa dengan Egrang yang merupakan sebuah permainan tradisional yang menggunakan sepasang bambu untuk berjalan. Nama "Longga" untuk permainan ini terinspirasi dengan hantu Longga.

Referensi

  1. ^ Tifani (3 Februari 2023). "7 Hantu dari Bugis yang Terkenal Menyeramkan". www.liputan6.com. Diakses tanggal 15 April 2023. 
  2. ^ Tim Redaksi jpnn.com (6 Oktober 2015). "10 Hantu Paling Menyeramkan di Sulawesi Selatan". m.jpnn.com. Diakses tanggal 15 April 2023. 
  3. ^ a b c Tim redaksi Bone Terkini (8 Juli 2021). "Mengenal Dongga, Makhluk Tinggi dan Misterius dari Sulawesi Selatan". www.boneterkini.id. Diakses tanggal 15 April 2023. 
  4. ^ Selidik (7 Mei 2018). "Makhluk Tinggi dan Misterius "Longga"". kumparan.com. Diakses tanggal 15 April 2023.