Lompat ke isi

PSS Sleman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 15 April 2023 16.04 oleh PSB33 (bicara | kontrib)
PSS Sleman
Nama lengkapPerserikatan Sepakbola Sleman[1]
Julukan Super Elang Jawa
Laskar Sembada
Nama singkatPSS, PSS Sleman
Berdiri20 Mei 1976; 48 tahun lalu (1976-05-20)
StadionStadion Maguwoharjo
(Kapasitas: 32.000)
PemilikPT Putra Sleman Sembada
CEOAndywardhana Putra
ManajerDewanto Rahadmoyo
PelatihSeto Nurdiantoro
LigaLiga 1
2022-23Peringkat 16
Situs webSitus web resmi klub
Kelompok suporterSlemania, Brigata Curva Sud
Kostum kandang
Kostum tandang
Kostum ketiga

Perserikatan Sepak bola Sleman (PSS) merupakan klub sepak bola professional yang bermain di liga indonesia dan berbasis di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. PSS didirikan pada tanggal 20 Mei 1976. PSS memliliki julukan Super Elang Jawa (Super Elja), selain itu PSS juga memiliki julukan Laskar Sembada merujuk pada awal didirikannya sebagai tim perserikatan dari Kabupaten Sleman. PSS berkompetisi di Liga 1 Indonesia. Stadion utama PSS adalah Stadion Maguwoharjo, setelah pindah dari Stadion Tridadi pada tahun 2007. Pertandingan resmi pertama di Stadion Maguwoharjo terselenggara pada Minggu, 18 Februari 2007 dengan kemenangan PSS 2-1 atas Pelita Jaya Purwakarta. PSS sedang mengembangkan pusat latihan tim di Lapangan Macanan. PSS didukung oleh kelompok suporter yang bernama Slemania dan Brigata Curva Sud (BCS).

Sejarah

Perserikatan Sepak bola Sleman (PSS) didirikan pada Kamis Kliwon tanggal 20 Mei 1976 semasa periode kepemimpinan Bupati Drs. KRT. Suyoto Projosuyoto. Lima tokoh sentral kelahiran PSS adalah H. Suryo Saryono, Sugiarto SY, Subardi, Sudarsono KH, dan Hartadi.[2] Lahirnya PSS dilatarbelakangi bahwa pada waktu itu di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) baru ada dua perserikatan yaitu PSIM Yogyakarta dan Persiba Bantul. Waktu berdirinya PSS hampir bersamaan dengan saat berdirinya Persikup Kulon Progo dan Persig Gunungkidul. Saat itu, selain di Kota Yogyakarta, potensi sepak bola di empat daerah kabupaten tidak terpantau dan kurang terkelola dengan baik. Padahal beberapa daerah di Kabupaten Sleman, seperti Prambanan, Sleman dan Kalasan, Sleman sejak dulu sudah memiliki tim sepak bola yang tangguh, yang ditandai dengan hadirnya beberapa tim luar daerah yang mengadakan pertandingan uji coba dengan tim di kawasan tersebut. Meskipun klub-klub sepak bola di Kabupaten Sleman telah ada dan tumbuh, tetapi belum terorganisasi dengan baik karena di Kabupaten Sleman belum ada perserikatan. Hal ini berdampak terhadap kelancaran klub-klub sepak bola di Kabupaten Sleman dalam mengadakan kompetisi sehingga banyak pemain dari Kabupaten Sleman yang bergabung ke klub-klub sepak bola di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.

Lahirnya PSS sebagai tim perserikatan

Keinginan masyarakat yang kuat di Kabupaten Sleman untuk memiliki perserikatan klub sepak bola akhirnya mulai terwujud dengan adanya informasi yang disampaikan oleh Komda PSSI DIY pada waktu itu (Prof. Dr. Sardjono) yang menyatakan bahwa syarat untuk membentuk perserikatan sepak bola minimal harus ada lima klub. Di Kabupaten Sleman pada waktu itu sudah ada lima klub yaitu PS Mlati, AMS Seyegan, PSK Kalasan, Godean Putra dan PSKS Sleman. Akhirnya, tepat pada tanggal 20 Mei 1976, PSS dibentuk dengan Ketua Umum Gafar Anwar.[2]

Setelah Gafar Anwar meninggal, posisi Ketua Umum PSS digantikan Oleh Drs. Suyadi sampai dengan 1983. Periode 1983-1985, PSS dipimpin oleh Drs. R. Subardi Pd (Drs. KRT. Sosro Hadiningrat). Periode 1986-1989, PSS dipimpin oleh Letkol Infanteri Suhartono. Karena ada perubahan masa bakti/periodisasi dalam memimpin klub perserikatan yang dilakukan oleh PSSI menjadi empat tahunan maka di tengah perjalanan periode Letkol Infanteri Suhartono tepatnya tahun 1987, Letkol Infanteri Suhartono masih dipilih lagi sebagai Ketua Umum PSS untuk masa jabatan 1987-1991. Kemudian pada periode 1991-1995, PSS dipimpin oleh H. RM. Tirun Marwito, S.H. Mulai periode 1996-2000, PSS dipimpin langsung oleh bupati, pada waktu itu Drs. H. Arifin Ilyas. Selanjutnya tahun 2000-2004, PSS dipimpin oleh Bupati Drs. H. Ibnu Subiyanto, Akt. Jabatan Drs. H. Ibnu Subiyanto, Akt dalam memimpin PSS yang berarkhir pada tahun 2004 diperpanjang mulai 2005, Beberapa tokoh lain yang membesarkan PSS, di antaranya Sudarsono KH, H. Sukidi Cakrasuwignya, Suparlan, H. Subardi, S.H., Hendricus Mulyono, Supardjiono.[3]

Awal Kiprah PSS

PSS beraksi pertama kalinya dalam sebuah turnamen yang digelar di Stadion Kridosono, Yogyakarta. Turnamen kecil dengan peserta dari empat kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang digunakan sebagai ajang seleksi tim Pra PON DIY pada tahun 1976 ini merupakan debut resmi PSS. Dari turnamen ini, akan diambil beberapa pemain yang kemudian akan dijadikan pemain tambahan bagi tim PSIM yang menjadi kekuatan tim inti Pra PON DIY saat itu. PSS berhasil mengalahkan Persig Gunung Kidul 1-0 pada tanggal 10 Agustus 1976, sebelum akhirnya kalah dari Persiba Bantul 0-2 dalam pertandingan final.

Tiga tahun pertama PSS baru mengadakan kegiatan yang lebih bersifat intern, misalnya mengadakan kompetisi antar klub anggota PSS. Kompetisi ini sebagai media publikasi PSS dan dalam rangka memasyarakatkan olahraga sepak bola di wilayah Kabupaten Sleman. Lambat laun jumlah klub yang menjadi anggota PSS semakin banyak. Tahun demi tahun berikutnya dilalui dengan peningkatan-peningkatan, dengan mengikuti pertandingan di tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tiga tahun setelah PSS dibentuk, PSS memulai perjuangan dalam kompetisi Divisi II PSSI pada tahun 1979 dengan lawan tim-tim sepak bola yaitu Persiba Bantul, Persig Gunung Kidul, dan Persikup Kulonprogo untuk tim yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang pada waktu itu memiliki lima perserikatan. Dalam babak penyisihan tersebut PSS menjadi juara. Setelah lolos babak penyisihan PSS langsung masuk divisi IIA bersama dengan tim perserikatan-perserikatan sepak bola dari Provinsi Jawa Tengah yang lolos babak penyisihan seperti PSIR Rembang, Persijap Jepara, dan Persibat Batang (menjadi satu rayon) sehingga perserikatan manapun yang lolos di DIY harus bergabung dulu dengan Provinsi Jawa Tengah melakukan kompetisi dengan hasil PSS selalu gagal maju ke babak ketiga atau babak tingkat nasional.

Pelan namun pasti, PSS mencoba menapak kompetisi nasional melalui pemain-pemain yang dibina di kompetisi internal secara kontinu. PSS, sadar atau tidak, sebenarnya telah membangun sebuah kultur sepak bolanya melalui kompetisi lokal yang rutin, disiplin dan bergairah. Berdiri tahun 1976, PSS termasuk perserikatan yang muda jika dibandingkan dengan PSIM Yogyakarta, Persis Solo, Persib Bandung, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, PSMS Medan, Persija dan lainnya.

Namun, meski muda, PSS mampu membangun kompetisi sepak bola secara disiplin, rutin dan ketat sejak pertengahan tahun 1980-an. Kompetisi itu tak bernah terhenti sampai saat ini. Sebuah konsistensi yang luar biasa. Apalagi, kompetisi yang dijalankan melibatkan semua divisi, baik Divisi Utama, Divisi I maupun Divisi II. Bahkan, pernah PSS juga menggelar kompetisi Divisi IIA.

Maka, tak pelak lagi, PSS kemudian memiliki sebuah kultur sepak bola yang baik. Minimal, di Kabupaten Sleman telah terbangun sebuah tradisi sepak bola yang meluas dan mengakar dari segala kelas. Pada gilirannya, tak menutup kemungkinan jika suatu saat PSS mampu menyuguhkan permainan fenomenal dan khas.

Ini prestasi luar biasa bagi sebuah kota kecil yang berada di bawah bayang-bayang Yogyakarta ini. Di Kabupaten Sleman tak ada sponsor besar, atau perusahaan-perusahaan raksasa yang bisa dimanfaatkan donasinya untuk mengembangkan sepak bola. Kompetisi itu lebih berawal dari kecintaan sepak bola, tekad, hasrat, motivasi dan kemauan yang tinggi. Semangat seluruh unsur yaitu penonton, pemain, pelatih, pengurus dan pembina terlihat begitu tinggi.

PSS pernah dipuji oleh ketua umum PSSI, Kardono sebagai tim perserikatan yang memiliki kompetisi internal terbaik di Indonesia. Tak kurang 60 tim amatir secara rutin bertarung dalam tiga divisi dalam kompetisi PSS. Klub-klub asal Kabupaten Sleman pun merajai berbagai turnamen tarkam, dan PSS tak pernah kekurangan stok pemain.

Sejak tahun 1987, PSS mulai menargetkan agar dapat berlaga ke pentas sepak bola nasional dengan promosi ke Divisi Satu. Namun sering kali usaha PSS kandas saat mengikuti kompetisi penyisihan Divisi IIA zona Jateng DIY. Persijap Jepara, PSIR Rembang, dan Persiku Kudus, adalah lawan-lawan yang secara bergantian mengganjal langkah PSS agar dapat lolos ke Divisi II zona nasional. Keberhasilan PSIR Rembang dan Persiku Kudus promosi ke Divisi Satu, dan bahkan ke Divisi Utama Liga Indonesia saat Liga Indonesia mulai bergulir memuluskan langkah PSS untuk merajai Divisi IIA Jateng DIY bersama Persijap Jepara, dan berlaga di pentas Divisi II Nasional.

Namun, usaha PSS untuk promosi ke Divisi Satu Liga Indonesia pada Liga Indonesia 1994/1995 gagal di babak penyisihan sekalipun mereka berlaga di kandang sendiri. Pada waktu itu, PSS selalu mengikuti kompetisi Divisi II PSSI sejak tahun 1979 sampai kemudian baru Liga Indonesia tahun 1995/1996, PSS meraih juara kompetisi Divisi Dua Liga Indonesia untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah bertanding dengan tim-tim dari yang lolos penyisihan dari Provinsi Jawa Tengah, PSS berhasil lolos babak ketiga dan berhasil melangkah ke putaran final babak empat besar Divisi II yang diselenggarakan di Tangerang. Sayangnya PSS harus mengakui Persewangi Banyuwangi dalam babak semifinal melalui adu penalti. Persewangi Banyuwangi, dan Persikota Tangerang pun lolos otomatis ke Divisi Satu Liga Indonesia, sedangkan PSS bersama Persipal Palu harus beradu dengan dua tim Divisi Satu Liga Indonesia dalam babak play off.

Dalam babak play off yang diadakan di Stadion Tridadi pada tanggal 4-9 Juli 1996, PSS sempat berada di ujung tanduk setelah tim Persiss Sorong menyerah 1-7 dari Persipal Palu, dan membuat PSS harus mengalahkan pimpinan klasemen Aceh Putra untuk berebut satu tiket tersisa. Kalah atau imbang, PSS harus merelakan Aceh Putra, dan Persipal Palu untuk berlaga di Divisi Satu Liga Indonesia. Lewat pertarungan ketat, PSS berhasil mengalahkan Aceh Putra dan meraih tiket promosi dengan pelatih Suwarno.

Selama berada di Divisi II PSS tidak pernah mendapatkan sumber pendanaan dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Tidak ada sponsor dari manapun, sumber pendanaan PSS pada waktu itu berasal dari kontribusi pribadi masyarakat Kabupaten Sleman yang gila bola. Rumah Sudarsono KH di Rogoyudan Jalan Magelang berfungsi sebagai kantor PSS, di mana di tempat ini diadakan rapat dan berkumpulnya para pemain sepak bola menjelang dan sesudah pertandingan. Kemudian PSS mengikuti kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia selama empat tahun mulai musim kompetisi 1996/1997 sampai musim kompetisi 1999/2000.[4]

Divisi Satu Liga Indonesia

Aksi debutan PSS di Divisi Satu Liga Indonesia 1996/1997 cukup mencengangkan. Tim yang mengandalkan materi pemain hasil binaan sendiri tersebut berhasil lolos dari Grup Tengah III, mendampingi Persikabo Bogor ke babak sepuluh besar. Dalam babak sepuluh besar Grup A yang digelar di Stadion Mandala Krida, PSS harus puas di peringkat tiga dan gagal ke semifinal. Tahun 2000 adalah tahun berakhirnya masa jabatan Bupati Drs. H. Arifin Ilyas dan sebagai bupati ingin meninggalkan kesan yang terbaik, sehingga termotivasi kuat untuk mengantarkan PSS masuk Divisi Utama Liga Indonesia. Akhirnya, pada kompetisi tahun 1999/2000, dalam situasi krisis moneter PSS berhasil promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia setelah PSS bersama-sama dengan Persita, Persikabo dan Persijap melakukan pertandingan empat besar di Stadion Tangerang dan PSS menjadi Juara II Kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia, yang ditandai dengan kecemerlangan performa M. Eksan yang keluar sebagai top skor dengan 11 gol. Pertandingan empat besar tersebut berlangsung pada 26-30 Mei 2000. Dan sebagai Manager PSS adalah H. Sukidi Cakrasuwignya dengan pelatih Drs. Bambang Nurdjoko dan Drs. Herwin Sjahruddin.[5]

Divisi Utama Liga Indonesia

Perjalanan PSS yang membanggakan itu bukan hal yang mudah. Meski lambat, perjalanan itu terlihat mantap dan meyakinkan. Sebelumnya, pada kompetisi tahun 1990-an, PSS masih berada di Divisi II. Tapi, secara perlahan PSS bergerak dengan mantap. Pada kompetisi tahun 1995/1996, tim ini berhasil masuk Divisi Satu Liga Indonesia, setelah melewati perjuangan berat di kompetisi-kompetisi sebelumnya. Dengan kata lain, PSS mengorbit di Divisi Utama Liga Indonesia bukan karena karbitan. Ia melewatinya dengan proses panjang.

Sempat dipandang sebelah mata, setelah bertanding di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia, PSS bukanlah pendatang baru yang mudah dijadikan bulan-bulanan oleh tim-tim elit. Padahal, di Divisi Utama Liga Indonesia, PSS tetap menyertakan pemain produk kompetisi lokalnya. Mereka adalah M. Eksan, Slamet Riyadi, M. Ansori, Fajar Listiyantoro dan M. Muslih. Bahkan, M. Eksan, Slamet Riyadi dan M. Ansori merupakan pemain berpengaruh dalam tim.

Pada penampilan perdananya, PSS langsung mengagetkan insan sepak bola Indonesia. Di luar dugaan, PSS menundukkan tim elit bergelimang uang, Pelita Solo 2-1.

Bahkan, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwana X sendiri yang saat itu berada di Brunei Darussalam dalam rangka promosi wisata juga kaget. Kepada Bupati Kabupaten Sleman Drs. H. Ibnu Subiyanto, Akt yang mengikutinya, Sri Sultan Hamengkubuwana X mengatakan, "Ing atase cah Sleman sing ireng-ireng biso ngalahke Pelita." Artinya, anak-anak Kabupaten Sleman yang hitam-hitam itu (analog orang desa) kok bisa mengalahkan tim elit Pelita Solo.

Saat itu, Drs. H. Ibnu Subiyanto, Akt menjawab, "Biar hitam nggak apa-apa tho pak, karena bupatinya juga hitam." Ini sebuah gambaran betapa prestasi PSS memang mengagetkan. Bahkan, gubernur sendiri kaget oleh prestasi anak-anaknya. Akan lebih mengagetkan lagi, jika Sri Sultan Hamengkubuwana X tahu proses pertandingan itu. Sebelum menang, PSS sempat ketinggalan 0-1 lebih dulu. Hasil ini menunjukkan betapa permainan PSS memiliki kemampuan dan semangat tinggi, sehingga tak minder oleh tim elit dan tak putus asa hanya karena ketinggalan. Berikutnya, tim cukup tua Gelora Dewata menjadi korbannya. Bahkan, di klasemen sementara, PSS sempat bertengger di urutan pertama.[6]

Pembentukan PT. Putra Sleman Sembada

PT. Putra Sleman Sembada (PT. PSS) dibentuk mulai musim 2011/2012 dengan akta notaris no. 78 tanggal 26 April 2012 untuk memenuhi aspek legal dalam mengikuti kompetisi profesional. Saat itu Struktur PT. PSS terdiri dari satu Komisaris Utama, tiga Komisaris, satu Direktur Utama/CEO dan empat Direktur yakni Direktur Teknik, Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan, dan Direktur Umum. Komisaris Utama dipegang oleh Bambang Sukmonohadi. Komisaris dipegang oleh Mujiman, H. Giyanto, H. Sudibyo. Jajaran direksi dipegang masing-masing Direktur Utama H. Suparjiono, Direktur Teknik Yoni Arseto, Direktur Pemasaran Soekeno, Direktur Keuangan Djaka Waluya, S.E., Direktur Umum Indriyanto Eko Saputro. [7]

Prestasi

Pemain

Daftar pemain PSS terkini, 30 Mei 2022.

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
1 GK Indonesia IDN Dimas Fani Firmansyah
3 DF Indonesia IDN Bagus Nirwanto (captain)
6 MF Indonesia IDN Wahyu Sukarta
9 FW Indonesia IDN Saddam Gaffar
21 GK Indonesia IDN Ega Rizky
23 MF Indonesia IDN Kim Kurniawan
27 MF Indonesia IDN Irkham Mila
37 FW Indonesia IDN Bagas Umar
44 MF Indonesia IDN Wahyu Boli
45 FW Indonesia IDN Hokky Caraka
46 FW Indonesia IDN Rizza Fadillah
51 DF Serbia SRB Mario Maslać
No. Pos. Negara Pemain
69 DF Indonesia IDN Derry Rachman
78 DF Indonesia IDN Ifan Nanda Pratama
92 MF Indonesia IDN Dave Mustaine
DF Indonesia IDN Dedi Gusmawan
GK Indonesia IDN Try Hamdani
MF Indonesia IDN Miftahul Hamdi
MF Indonesia IDN Hambali Tolib
DF Indonesia IDN Syaiful Ramadhan
MF Indonesia IDN Todd Rivaldo Ferre
MF Indonesia IDN Fandi Eko Utomo
GK Indonesia IDN Muhammad Ridwan
DF Indonesia IDN Marckho Meraudje
DF Indonesia IDN Ibrahim Sanjaya

Tim Pelatih

Posisi Nama
Manajer

Indonesia Dewanto Rahadmoyo

Manajer Operasional

Indonesia Agus Purwoko

Pelatih Kepala

Indonesia Seto Nurdiantoro

Asisten Pelatih

Indonesia Ansyari Lubis

Pelatih Kiper Brasil Carlos Salomao
Pelatih Fisik Indonesia Asep Ardiansyah
Physiotherapist Indonesia Muhammad Firman
Pelatih Kepala U-21
Pelatih Kepala U-18 Indonesia Anang Hadi Saputra
Dokter Tim Indonesia dr. Feras Ardiles Muhammad
Masseur Indonesia Djamad
Kit man Indonesia Riyono, Agung

Badan Hukum

PT. Putra Sleman Sembada (PT. PSS) dibentuk mulai musim 2011/2012 dengan akta notaris no. 78 tanggal 26 April 2012 untuk memenuhi aspek legal dalam mengikuti kompetisi profesional. Berikut jajaran Komisaris dan Direksi PT.PSS:

Posisi Nama
Komisaris Utama Agoes Projosasmito
Direktur Utama Andy Wardhana Putra
Komisaris William Tjugiarto
Direktur Sotja Baksono, Yoni Arseto & Hempri Suyatna
Musim Nama
2001 Garuda Indonesia
2002 Pepsi
2003 Radar Jogja, Garuda Indonesia
2004 Radar Jogja, Pembangunan Perumahan
2005 Radar Jogja, Garuda Indonesia
2006 MAK Technologies, Bakrie Untuk Negeri, Jempol
2007 Jempol (kartu telepon), StarOne, Liquid Cafe
2008–2009 Jempol, Radar Jogja, Suzuki
2009–2010 Radar Jogja
2010–2011 Radar Jogja
2011–2012 UD. Muncul, Bank BPD DIY, Radar Jogja
2013 UD. Muncul, PT. Garuda Mitra Sejati, The Sahid Rich Jogja Hotel, Jogja City Mall, Curva Sud Shop 1976, Slemania Batavia, PT Indojaya Motor Sukses, PT. Putera Mataram Mitra Sejahtera, Gudeg Yu Djum, AMT Rangka Atap Baja Ringan, Ayam Bakar Khas Klaten Mbah Bardi, Genic Futsal, Radar Jogja, Pesona Security Training Centre
2014 UD. Muncul, Curva Sud Shop 1976
2015 UD. Muncul, Curva Sud Shop 1976
2016 UD. Muncul, Curva Sud Shop 1976
2017 UD. Muncul, Curva Sud Shop 1976, Torabika Tora Susu, Gojek, Ban Corsa
2018 UD. Muncul, Curva Sud Shop 1976, Torabika Tora Susu, Gojek, Ban Corsa, Indomie
2019 UD. Muncul, Curva Sud Shop 1976, Visit Sleman, Gojek, Indomie, Warung Pak Lanjar, Green Autocare, Loket, BCSxPSS South Korea, DJ Sport Apparel, Pocari Sweat, PDAM Sleman/Daxu, Plaza Ambarrukmo, Rodeo Fitness, Gudeg Go, Forlantas, Jogja Orthopedic Sport Clinic, Unisa, Klik Fifa News, RSUD Sleman, Reddootz, Bakpia dan Batik Wong Jogja, Extra Joss
2020 Indomie, Kratingdaeng, Portal Berita Olahraga, CARfix
2021 Indomie, Kratingdaeng, Portal Berita Olahraga, CARfix, Warung Pak Lanjar, Rumah Sakit JIH, Ground Syndrome Car Wash, Kuku Bima, Hexos

Apparel

Musim Nama
2001–2004 Amerika Serikat Nike
2005 Jerman Adidas
2006–2007 Indonesia Vilour
2008–2009 Jerman Adidas
2009–2012 Made by club
2013– Indonesia Sembada

Daftar Mantan Pelatih

Periode Nama
1976–1994 unknown
1995–1996 Indonesia Suwarno
1997–1998 vacant
1999–2000 Indonesia Bambang Nurdjoko, Herwin Sjahruddin
2001–2002 Indonesia Suharno
2003 Indonesia Yudi Suryata
2004–2005 Indonesia Daniel Roekito
2005 Indonesia Mundari Karya
2005–2006 Indonesia Herry Kiswanto
2007 Argentina Horacio Alberto Montes
2007 Indonesia Rudy William Keltjes
2008 Indonesia Iwan Setiawan
2008 Indonesia Yudi Suryata
2008–2009 Indonesia Maman Durachman
2009–2010 Indonesia Yance Efraim Matmey
2010 Indonesia Singh Bettay
2010 Indonesia Inyong Lolombulan
2010–2011 Indonesia M. Basri
2011–2012 Indonesia Widyantoro
2013 Indonesia Hanafi
2013 Indonesia Yusak Sutanto
2013 Indonesia Lafran Pribadi
2014 Indonesia Sartono Anwar
2014 Indonesia Herry Kiswanto
2015 Indonesia Jaya Hartono
2015 (Piala kemerdekaan) Indonesia Didik Listyantara
2016 Indonesia Seto Nurdiantoro
2017 Indonesia Freddy Mulli
2018 Indonesia Herry Kiswanto
2019 Indonesia Seto Nurdiantoro
2020 Spanyol Eduardo Perez Moran
2020–2021 Serbia Dejan Antonic
2022 Indonesia I Putu Gede
2022– Indonesia Seto Nurdiantoro

Daftar Mantan Pemain Bintang

Referensi

  1. ^ "Organisational chart". pssleman.id. Perserikatan Sepakbola Sleman. Diakses tanggal 20 Agust 2021.  [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ a b https://pssleman.id/5-oktober-1945/
  3. ^ https://pssleman.id/sejarah/
  4. ^ https://pssleman.id/tahun-1979/
  5. ^ https://pssleman.id/tahun-1996-1998/
  6. ^ https://pssleman.id/tahun-2000/
  7. ^ https://pssleman.id/profile/

Pranala luar

Templat:Liga 1