Lompat ke isi

Domestikasi hewan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 26 April 2023 12.29 oleh RianHS (bicara | kontrib)
Anjing dan domba merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi.

Domestikasi hewan adalah proses perubahan karakter genetik, anatomi, fisiologis, dan perilaku hewan liar dari generasi ke generasi selama ratusan atau ribuan tahun sehingga mereka teradaptasi untuk hidup bersama manusia. Hewan domestik merupakan sebutan bagi hewan-hewan yang telah mengalami domestikasi.

Definisi

Domestikasi

Domestikasi didefinisikan sebagai "hubungan mutualistik multigenerasi yang berkelanjutan ketika satu organisme mengasumsikan tingkat pengaruh yang signifikan terhadap reproduksi dan perawatan organisme lain untuk mengamankan pasokan sumber daya yang lebih dapat diprediksi, dan ketika organisme pasangannya memperoleh keuntungan atas individu-individu yang berada di luar hubungan ini, dan hal ini menguntungkan dan sering kali meningkatkan kecocokan baik bagi organisme pendomestikasi maupun organisme yang didomestikasi."[1][2][3] Definisi ini mengakui komponen biologis dan komponen budaya dari proses domestikasi serta efeknya pada manusia dan hewan atau tumbuhan yang didomestikasi. Semua definisi domestikasi pada masa lalu telah memasukkan hubungan antara manusia dengan tumbuhan dan hewan, tetapi lebih menekankan manusia sebagai mitra utama dalam hubungan tersebut. Sementara itu, definisi baru ini mengakui hubungan mutualistik sehingga kedua organisme mendapatkan keuntungan. Domestikasi sangat meningkatkan performa reproduksi tanaman pangan, ternak, dan hewan kesayangan yang jauh melebihi nenek moyang mereka yang liar. Domestikasi juga memberi manusia sumber daya yang dapat mereka kendalikan, pindahkan, dan distribusikan ulang dengan lebih aman dan terprediksi. Hal ini kemudian menjadi keuntungan yang memicu ledakan populasi agropastoralis dan penyebarannya ke seluruh penjuru Bumi.[3]

Sebagai salah satu bentuk mutualisme, domestikasi tidak terbatas pada hubungan antara manusia dengan tumbuhan atau hewan, tetapi juga di antara organisme nonmanusia. Sebagai contoh, terdapat bukti adanya mutualisme semut–fungi yang menunjukkan bahwa semut pemotong daun melakukan domestikasi terhadap fungi tertentu.[4]

Sindrom domestikasi

Sindrom domestikasi adalah istilah yang awalnya digunakan untuk menggambarkan serangkaian sifat fenotipik yang muncul selama proses domestikasi yang membedakan tumbuhan domestik dari nenek moyangnya yang merupakan tumbuhan liar.[5][6] Belakangan, istilah ini juga diterapkan pada hewan. Sindrom domestikasi pada hewan di antaranya peningkatan sifat patuh dan jinak, perubahan warna dan pola mantel, pengecilan ukuran gigi, perubahan morfologi tengkorak, perubahan bentuk telinga dan ekor (misalnya telinga menjadi terkulai), siklus estrus yang lebih sering dan nonmusiman, perubahan tingkat hormon adrenokortikotropik, perubahan konsentrasi beberapa neurotransmiter, perpanjangan perilaku remaja, dan pengecilan ukuran otak secara total atau pengecilan daerah otak tertentu.[7] Meskipun demikian, serangkaian sifat yang digunakan untuk mendefinisikan sindrom domestikasi pada hewan terkadang tidak konsisten.[8]

Perbedaan dengan penjinakan

Domestikasi berbeda dengan penjinakan. Hewan jinak adalah satwa liar yang ditangkap, dipelihara, dan dilatih agar terbiasa hidup di dekat manusia. Penjinakan merupakan upaya untuk menjadikan satwa liar dapat menerima kehadiran manusia dan terkadang mampu untuk melakukan tugas tertentu, tetapi mereka tidak mengalami perubahan genetik yang berarti. Di sisi lain, domestikasi merupakan modifikasi genetik permanen pada suatu garis keturunan hewan sehingga predisposisi mereka terhadap manusia dapat diwariskan.[9][10] Manusia memilih sifat jinak, tetapi tanpa adanya respons evolusioner yang sesuai, domestikasi tidak tercapai.[11] Hewan domestik belum tentu berperilaku jinak, misalnya sapi petarung spanyol. Di sisi lain, satwa liar bisa berperilaku jinak, seperti citah yang dipelihara sejak lahir. Hewan-hewan yang dikembangbiakkan di penangkaran, seperti harimau, gorila, dan beruang kutub, bukanlah hewan domestik.[10] Gajah asia merupakan satwa liar yang jinak dan menunjukkan beberapa tanda domestikasi, tetapi perkembangbiakannya tidak dikendalikan oleh manusia dan mereka tidak tergolong sebagai hewan domestik.[12]

Referensi

  1. ^ Zeder, Melinda A. (2015). "Core questions in domestication research". Proceedings of the National Academy of Sciences. 112 (11): 3191–3198. doi:10.1073/pnas.1501711112. ISSN 0027-8424. PMC 4371924alt=Dapat diakses gratis. PMID 25713127. 
  2. ^ Zeder, Melinda A. (2014). Smith, Claire, ed. Domestication: Definition and Overview. New York, NY: Springer New York. hlm. 2184–2194. doi:10.1007/978-1-4419-0465-2_71. ISBN 978-1-4419-0426-3. 
  3. ^ a b Zeder, Melinda A. (2012). "The Domestication of Animals". Journal of Anthropological Research. 68 (2): 161–190. doi:10.3998/jar.0521004.0068.201. ISSN 0091-7710. 
  4. ^ Mueller, Ulrich G.; Rehner, Stephen A.; Schultz, Ted R. (1998). "The Evolution of Agriculture in Ants". Science. 281 (5385): 2034–2038. doi:10.1126/science.281.5385.2034. ISSN 0036-8075. 
  5. ^ Hammer, Karl (1984). "Das Domestikationssyndrom". Die Kulturpflanze (dalam bahasa Jerman). 32 (1): 11–34. doi:10.1007/BF02098682. ISSN 0075-7209. 
  6. ^ Olsen, Kenneth M.; Wendel, Jonathan F. (2013). "A Bountiful Harvest: Genomic Insights into Crop Domestication Phenotypes". Annual Review of Plant Biology. 64 (1): 47–70. doi:10.1146/annurev-arplant-050312-120048. ISSN 1543-5008. 
  7. ^ Wilkins, Adam S; Wrangham, Richard W; Fitch, W Tecumseh (2014). "The "Domestication Syndrome" in Mammals: A Unified Explanation Based on Neural Crest Cell Behavior and Genetics". Genetics. 197 (3): 795–808. doi:10.1534/genetics.114.165423. ISSN 1943-2631. 
  8. ^ Lord, Kathryn A.; Larson, Greger; Coppinger, Raymond P.; Karlsson, Elinor K. (2020). "The History of Farm Foxes Undermines the Animal Domestication Syndrome". Trends in Ecology & Evolution. 35 (2): 125–136. doi:10.1016/j.tree.2019.10.011. 
  9. ^ Price, Edward O. (2008). Principles and Applications of Domestic Animal Behavior: An Introductory Text. Cambridge University Press. ISBN 9781780640556. Diakses tanggal 21 Januari 2016. 
  10. ^ a b Driscoll, Carlos A.; Macdonald, David W.; O'Brien, Stephen J. (2009). "From wild animals to domestic pets, an evolutionary view of domestication". Proceedings of the National Academy of Sciences. 106 (supplement_1): 9971–9978. doi:10.1073/pnas.0901586106. ISSN 0027-8424. 
  11. ^ Larson, Greger; Fuller, Dorian Q. (2014). "The Evolution of Animal Domestication". Annual Review of Ecology, Evolution, and Systematics. 45 (1): 115–136. doi:10.1146/annurev-ecolsys-110512-135813. ISSN 1543-592X. 
  12. ^ Lair, R.C. (1997). Gone Astray: The Care and Management of the Asian Elephant in Domesticity. Bangkok: Regional Office for Asia and the Pacific.