Lompat ke isi

Delta sungai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Delta sungai Nil dari foto satelit.
Delta Sungai Ebro di Laut Mediterania

Delta sungai atau kuala adalah endapan di muara sungai yang terbentuk ketika air sungai bertemu dengan perairan lain yang memiliki laju arus lemah atau diam. Aliran air dengan kelajuan rendah tersebut tidak mampu membawa sedimen dari sungai sehingga sedimen mengendap di muara. Delta umumnya terbentuk di lautan terbuka, pantai, atau danau.[1] Ukuran dan bentuk delta tergantung pada proses yang terjadi pada perairan pengangkut sedimen dan perairan penerima sedimen.[2] Selain itu, ukuran, bentuk, dan lokasi perairan penerima sedimen juga berpengaruh pada evolusi delta.

Delta sungai berperan penting dalam peradaban manusia karena lokasi delta merupakan pusat produksi hasil pertanian dan permukiman.[3] Delta juga memberikan perlindungan terhadap garis pantai dan mempengaruhi suplai air minum.[4] Dari sudut pandang ekologi, delta memegang peran penting sebagai tempat tinggal berbagai spesies.

Etimologi

Nama delta berasal dari bentuk delta Sungai Nil yang menyerupai bentuk segitiga seperti simbol delta.[5]

Pembentukan

Delta sungai terbentuk ketika sungai yang membawa sedimen mencapai badan air, seperti danau, samudra, atau waduk. Ketika aliran sungai bertemu dengan genangan air, aliran sungai akan menyebar dan melebar karena tidak lagi terbatas pada saluran aslinya. Pelebaran ini menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran, sehingga kurang mampu membawa sedimen. Akibatnya, sedimen mengendap di luar air dan terakumulasi sebagai aluvium, secara bertahap membentuk delta sungai.[6][7] Seiring waktu, saluran utama sungai membentuk lobus atau cuping delta (menyerupai bentuk kaki burung di delta seperti Sungai Mississippi atau Sungai Ural), yang memperluas mulut sungai ke dalam genangan air. Ketika lobus delta terus maju, gradien saluran sungai menjadi tidak terlalu curam karena saluran menjadi lebih panjang dengan tetap mempertahankan perubahan ketinggian yang sama (disebut sebagai kemiringan).

Jenis

Delta biasanya dikategorikan berdasarkan faktor utama yang mempengaruhi pengendapan sedimen, yang merupakan kombinasi dari proses sungai, ombak, dan pasang surut,[8][9] dengan dominasi masing-masing tergantung pada kekuatannya.[10] Selain itu, dua faktor penting lainnya yang berkontribusi pada pembentukan delta adalah posisi bentang alam dan distribusi ukuran butiran sedimen yang masuk ke dalam delta dari sungai.[11]

Delta-delta yang terkenal

Peta Delta Mahakam

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Boggs, Sam. (2006). Principles of sedimentology and stratigraphy (edisi ke-4th ed). Upper Saddle River, N.J.: Pearson Prentice Hall. hlm. 289–291. ISBN 0-13-154728-3. OCLC 59011627. 
  2. ^ Postma, George (1990). "An analysis of the variation in delta architecture". Terra Nova (dalam bahasa Inggris). 2 (2): 125. doi:10.1111/j.1365-3121.1990.tb00052.x. ISSN 1365-3121. 
  3. ^ Schneider, Pia; Asch, Folkard (2020). "Rice production and food security in Asian Mega deltas—A review on characteristics, vulnerabilities and agricultural adaptation options to cope with climate change". Journal of Agronomy and Crop Science (dalam bahasa Inggris). 206 (4): 491–503. doi:10.1111/jac.12415. ISSN 1439-037X. 
  4. ^ Anthony, Edward J. (2015-03-01). "Wave influence in the construction, shaping and destruction of river deltas: A review". Marine Geology. 361: 53–78. Bibcode:2015MGeol.361...53A. doi:10.1016/j.margeo.2014.12.004. 
  5. ^ Evers, Jeannie, ed. (2013-12-12). "delta". National Geographic Society (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-04. 
  6. ^ "Dr. Gregory B. Pasternack – Watershed Hydrology, Geomorphology, and Ecohydraulics :: TFD Modeling". pasternack.ucdavis.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-06-12. 
  7. ^ Boggs, Sam (2006). Principles of sedimentology and stratigraphy (edisi ke-4th). Upper Saddle River, N.J.: Pearson Prentice Hall. hlm. 289–306. ISBN 0131547283. 
  8. ^ Galloway, W.E., 1975, Process framework for describing the morphologic and stratigraphic evolution of deltaic depositional systems, in Brousard, M.L., ed., Deltas, Models for Exploration: Houston Geological Society, Houston, Texas, pp. 87–98.
  9. ^ Nienhuis, J.H., Ashton, A.D., Edmonds, D.A., Hoitink, A.J.F., Kettner, A.J., Rowland, J.C. and Törnqvist, T.E., 2020. Global-scale human impact on delta morphology has led to net land area gain. Nature, 577(7791), pp.514-518.
  10. ^ Perillo, G. M. E. 1995. Geomorphology and Sedimentology of Estuaries. Elsevier Science B.V., New York.
  11. ^ Orton, G.J.; Reading, H.G. (1993). "Variability of deltaic processes in terms of sediment supply, with particular emphasis on grain size". Sedimentology. 40 (3): 475–512. Bibcode:1993Sedim..40..475O. doi:10.1111/j.1365-3091.1993.tb01347.x. 

Pranala luar