Lompat ke isi

Stasiun Tanjungkarang

Koordinat: 5°24′18″S 105°15′26″E / 5.40500°S 105.25722°E / -5.40500; 105.25722
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 3 Juni 2023 16.14 oleh RaFaDa20631 (bicara | kontrib) (Melindungi "Stasiun Tanjungkarang": artikel stasiun dengan lalu lintas tinggi, dampak Gapeka 2023. ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (kedaluwarsa 3 Juli 2023 16.14 (UTC))))
Stasiun Tanjungkarang
Kereta Api Indonesia

Stasiun Tanjungkarang sesudah direnovasi pada tahun 2015.
Lokasi
Koordinat5°24′18″S 105°15′26″E / 5.40500°S 105.25722°E / -5.40500; 105.25722
Ketinggian+96 m
Operator
Letak
km 12+230 lintas Panjang-Tanjungkarang-Prabumulih[1]
Jumlah peronSatu peron sisi dan tiga peron pulau yang tinggi
Jumlah jalur5 (jalur 2: sepur lurus)
LayananSriwijaya, Rajabasa, Kuala Stabas, angkutan batu bara rangkaian panjang, dan penyusulan antarkereta api.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Gaya arsitektur
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka3 Agustus 1914[3]
Perusahaan awalZuid-Sumatra Staatsspoorwegen
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Layanan pelanggan Cetak tiket mandiri Musala Area merokok Galeri ATM 
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Tanjungkarang (TNK) merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Kota Bandar Lampung, tepatnya di Gunung Sari, Enggal, Bandar Lampung. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun dalam jalur kereta api yang menghubungkan Bandar Lampung dengan Kota Palembang, Sumatra Selatan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +96 m ini merupakan stasiun kereta api utama PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional IV Tanjungkarang.

Stasiun ini difungsikan untuk pemberangkatan kereta api jarak jauh yang melayani perjalanan hingga Stasiun Kertapati Palembang. Mulanya stasiun ini dikelola oleh Eksploitasi Sumatra Selatan yang kemudian berubah menjadi Divisi Regional III Sumatra Selatan dan Lampung. Sejak 1 Mei 2016, stasiun yang sebelumnya termasuk dalam Subdivre III.2, akhirnya termasuk dalam Divisi Regional IV Tanjungkarang.[4]

Sejarah

Jalur kereta api pertama yang dibangun di Lampung dimulai dari Stasiun Panjang menuju Stasiun Tanjungkarang sejauh 12 km. Jalur ini diresmikan pada tanggal 3 Agustus 1914 oleh Staatsspoorwegen op Zuid-Sumatra (ZSS), divisi dari Staatsspoorwegen (SS). Selanjutnya pembangunan diarahkan ke Kota Palembang.[3]

Dengan menggunakan lebar sepur 1.067 mm, ZSS berhasil membangun jalur kereta api di rute Palembang–Bandar Lampung sejauh 529 kilometer. Kesuksesan yang diraih SS menginspirasi perusahaan ini pernah menyusun masterplan agar seluruh wilayah Sumatra terhubung dengan rel kereta api, namun Depresi Besar (zaman malaise) yang terjadi di akhir dekade 1920-an menyebabkan rencana ini gagal.[5]

Bangunan dan tata letak

Stasiun ini memiliki lima jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus ditambah satu jalur menuju depo serta dua sepur simpan untuk menyimpan cadangan rangkaian kereta api. Jalur 2 merupakan jalur untuk KA yang berjalan langsung serta Babaranjang isian yang berhenti normal di stasiun ini. Jalur 3 dan 4 digunakan untuk pemberangkatan dan kedatangan KA penumpang dan peronnya sudah peron tinggi untuk mempermudah penumpang naik ke dalam KA. Jalur 1 merupakan sepur belok panjang untuk bersilangnya KA barang baik isian maupun kosongan, dan umumnya jalur 1 digunakan untuk bersilangnya KA barang isi jika ada KA barang kosong yang melintas langsung di stasiun ini, serta jika akan ada kedatangan atau keberangkatan kereta api penumpang. Awalnya jalur 1 memiliki panjang jalur yang hampir sama dengan jalur 4, tetapi diperpanjang hingga ke rumah sinyal km 14 (pos C).[6]

Bentuk dasar bangunan stasiun ini masih mengusung aliran Modern dan Art Deco yang sudah diterapkan sejak periode akhir kolonialisme Hindia Belanda. Walaupun demikian, stasiun ini juga memadu gaya arsitektur ini dengan arsitektur yang bertemakan kebudayaan Lampung. Hal ini dibuktikan dari atap bangunan utama stasiun yang menggunakan ornamen siger. Selain itu, pada dinding stasiun, terdapat panel dengan ornamen kain tapis. Siger dan kain tapis adalah adalah bagian yang tak terpisahkan dari pakaian adat wanita Lampung serta merupakan simbol kemuliaan seorang wanita. Oleh karena itulah, ornamen siger banyak dimanfaatkan dalam tata kota di Lampung.[7]

Stasiun ini telah direnovasi pada tahun 2014, antara lain perluasan ruang tunggu serta penambahan toilet dan musala baru.[8]

Ciri khas

Stasiun ini memiliki ciri khas berupa lagu daerah Cangget Agung yang sering diputarkan setiap kali ada kedatangan dan keberangkatan KA penumpang.

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

Nama kereta api Kelas Tujuan akhir Keterangan
Sriwijaya Eksekutif & ekonomi premium Tanjungkarang

Dihentikan sementara


Kertapati
Kuala Stabas Ekonomi premium Tanjungkarang
Baturaja
Rajabasa Ekonomi Tanjungkarang
Kertapati

Barang

Antarmoda pendukung

Jenis angkutan umum Warna/trayek Tujuan
Angkot Bandar Lampung[9] Biru langit Tanjungkarang–Rajabasa
Krem Tanjungkarang–Way Halim
Merah hati Tanjungkarang–Kemiling
Merah dan biru Tanjungkarang–Sam Ratulangi
Abu-abu Tanjungkarang–Sukarame
Abu-abu dan biru Tanjungkarang–Permata Biru
Putih dan hijau Tanjungkarang–Ir. Sutami
Hijau Tanjungkarang–Garuntang
Ungu Tanjungkarang–Teluk Betung
Trans Bandar Lampung[10]
Rajabasa-Panjang
DAMRI[11][12] Tanjungkarang–Jakarta (Stasiun Gambir)
Tanjungkarang–Jakarta (Kemayoran)
Tanjungkarang–Bandung
Tanjungkarang–Bogor
Tanjungkarang–Bekasi

Insiden

Pada tanggal 19 Januari 2018, Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung menggagalkan upaya penyelundupan narkoba jenis sabu di Stasiun Tanjungkarang. Sabu seberat 517 gram itu akhirnya diamankan saat menjalani pemeriksaan/check in di stasiun tersebut.[13]

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ a b Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  4. ^ "[KA-116/2016] Sosialisasi Struktur Organisasi Divre III KPT + Divre IV TNK". kalogpalembang.blogspot.co.id. Diakses tanggal 2018-02-26. 
  5. ^ "Sejarah Jalur KA Lampung-Palembang". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-02-26. 
  6. ^ "Stasiun Besar Tanjung Karang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 2015-04-26. 
  7. ^ Pandensolang, Y.C. (6 Agustus 2015). Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Pengembangan Stasiun Kereta Api Tanjung Karang di Lampung (Tesis S1). Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 
  8. ^ Saibumi.com. "Renovasi Ruang Tunggu Stasiun KA Tanjungkarang Divre III.2 Sudah 50 persen". www.saibumi.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-02-26. 
  9. ^ "Inilah Daftar Angkot di Bandar Lampung sesuai dengan Jurusan". Info Bandar Lampung (dalam bahasa Inggris). 2017-05-14. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-01. Diakses tanggal 2018-07-01. 
  10. ^ "Mau Naik Bus Trans Bandar Lampung, Ini Dia Rute Jalur Terbarunya". lampost.co. Diakses tanggal 2020-03-15. 
  11. ^ "Harga Tiket dan Rute Damri Lampung - Info Bandar Lampung". www.infobdl.net. Diakses tanggal 2018-07-01. 
  12. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-02. Diakses tanggal 2018-09-02. 
  13. ^ winando, yoga (2018-01-19). "BNNP Lampung Gagalkan Upaya Penyelundupan 517 Gram Sabu di Stasiun..." Kupastuntas.co. Diakses tanggal 2018-02-26. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs web resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Labuanratu
menuju Prabumulih
Prabumulih–Panjang Garuntang
Pos blok
menuju Panjang