Sabbe
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Januari 2023. |
Bahan | sutra sulawesi |
---|---|
Tempat asal | Sulawesi Selatan (Indonesia) |
Pemanufaktur | Bugis dan Makassar |
Situs web | Sabbe – Warisan Budaya Takbenda Indonesia |
Sabbe (dari bahasa Bugis–Makassar; Lontara: ᨔᨅᨙ) adalah sebuah tradisi pertenunan yang berasal dari pulau Sulawesi wilayah selatan. Tenunan Sabbe biasanya berbahan dasar sutra (yang dihasilkan dari pengolahan kepompong ngengat sutra endemik Sulawesi (Antheraea celebensis)) dan memiliki motif khas yang merepresentasikan nilai kebudayaan tertentu. Pusat produksi pertenunan Sabbe umumnya dapat dijumpai di beberapa daerah di Sulawesi Selatan, contohnya seperti di Bone, Sengkang, Soppeng, dan Wajo.
Dalam sejarah perkembangannya, tradisi pertenunan Sabbe juga disebarkan oleh etnis Bugis maupun Makassar hingga ke wilayah Kepulauan Kangean di utara Laut Bali, yang mana kemudian berasimilasi dalam kebudayaan masyarakat setempat (etnis Kangean).
Sejak tahun 2016, tradisi pertenunan Sabbe secara resmi diakui sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda khas Indonesia dalam bidang Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan.[1]
Etimologi
Secara etimologinya, Sabbe merupakan sebuah istilah asli Sulawesi Selatan (secara spesifik dari bahasa Bugis dan Makassar) yang bermakna "sutra", merujuk kepada bahan utama yang digunakan dalam tradisi pertenunan ini yang mana berupa serat sutra yang dihasilkan dari pengolahan kepompong ngengat sutra endemik Sulawesi (Antheraea celebensis).
Referensi
Catatan
Pranala luar
- (Indonesia) "Sabbe", Intangible Cultural Heritage of Indonesia – Directorate of Cultural Heritage and Diplomacy, Ministry of Education and Culture of the Republic Indonesia, 2016