Maestro FM
Maestro FM | |
---|---|
Jenis | Radio Indonesia |
Slogan | How Sweet The Sound |
Negara | Indonesia |
Tanggal peluncuran | 1968 |
Pemilik | PT. Madah Ekaristi Swaratronika |
Situs web | www.maestroradio.com |
Maestro FM adalah stasiun radio dengan frekuensi pancar pada 92,5 MHz merupakan salah satu radio bernuansakan rohani di Bandung dan sekitarnya.
Sejarah Maestro FM
Pada mulanya adalah Gito Nugroho. Gito memulai hobby nya, dan hobby tersebut adalah elektronik. Ia mempelajari prinsip-prinsip penguat suara dan pesawat pemancar. Usahanya ini dilakukan dengan belajar sendiri, memakai alat-alat dan onderdil bekas. Pesawat pemancar kecil sederhana yang pertama dihasilkannya dengan menggunakan kawat penjemur pakaian, memberikan kekuatan pancar sejauh kurang lebih 200 meter. Hal ini sangat menyukakan hatinya dan memberi semangat untuk melanjutkan percobaannya ke tahap-tahap berikutnya. Peristiwa itu terjadi, pada medio 1968. Pada akhir tahun, dengan pesawat pemancar yang disempurnakan dan dengan antena yang masih sederhana, bertempat di Jl. Kacapiring No.9 lah percobaan siaran dimulai.
Piringan-piringan hitam lama dalam jumlah terbatas, merupakan sumber yang berharga dalam melangsungkan siaran-siaran percobaan. Telepon mulai berderingーpertanda siaran tertangkap dengan baik, dan nama Maestro pertama kali dicetuskan secara iseng oleh saudara Yanto.
Agar tidak mengganggu ketenangan keluarga Sutisna, kegiatan ini pindah ke Jl. Kacapiring No.12. Kawat antena dibentangkan di antara dua tiang bambu, dengan jarak kurang lebih 70 meter. Ruang untuk siaran percobaan dibenahi dan diisi perabotan sederhana: meja, kursi jok, dengan meminjam kiri kanan. Selebihnya, usaha ini bersumber dari uang saku bersama dan semangat yang besar, berkat dukungan juga dorongan dari para tetangga. Bapak Irawan, selain mengizinkan pemakaian halaman rumahnya bagi tiang antena dan pemakaian pesawat telepon, juga mensponsori usaha ini dengan pesawat pemutar piringan hitam.
Untuk mulai mengudara, diperlukan izin, dan izin siaran diperoleh dari Kepolisian juga Biro khusus. Syarat untuk memperoleh izin, adalah satu di antaranya, harus memiliki seorang penanggung jawab. Maka, John Liem diangkat menjadi penanggung jawab pada saat itu.
Pada tanggal 4 Januari 1969, siaran lagu-lagu dimulai dengan nama panggilan Maestro secara teratur. Acara siaran diprogram dengan tetap. Waktu istirahat digunakan untuk perbaikan teknis pemancar atau mutu siaran. Gito Nugroho terus menerus memonitor penangkapan siaran dengan cermat. Ini dilakukan dengan pergi ke berbagai sudut kota, bersama pesawat radionya.
Suatu saat, John Liem pindah ke Jakarta oleh karena tugasnya. Tono Ibrahim kemudian menjadi penanggung jawab yang baru. Pada waktu itulah, diambil inisiatif untuk menertibkan cara-cara siaran, menggariskan sopan santun udara, pelayanan pendengar, dan menanggapi respons pendengar. Jenis musik diperluas dengan musik instrumental, musik tenang, musik pop tempo dulu, musik klasik, dan seriosa. Ruang pendidikan dicetuskan, khusus untuk konsumsi kepada pendengar kaum muda.
Tanggapan pendengar bertambah dan surat mulai mengalir, menyambut hangat kehadiran Maestro. Musik tenang dan musik klasik menjadi program khas Maestro. Pada waktu itu, Maestro merupakan satu-satunya radio yang menghidangkan jenis musik seperti ini setiap harinya, dengan persentase waktu yang besar. Jangkauan tingkat usia pendengar meluas kepada golongan dewasa dan lanjut usia. Studio mulai dibangun, ruang siaran dipisah dari ruang tamu, pesawat telepon diperoleh, jumlah peralatan sedikit demi sedikit ditingkatkan. Hampir semuanya barang bekas, terutama piringan hitamnya. Antik dan klasik, namun masih cukup memadai. Maestro menjadi kesayangan banyak orang dan mendapat dukungan besar.
Tahun 1971, keluar peraturan pemerintah yang mewajibkan radio siaran berbentuk badan hukum atau badan usaha. Maestro sebagai hobi berhenti di sini, dan berubah bentuk menjadi suatu perseroan terbatas. Ini menjadi satu tonggak sejarah yang baru. Siaran harus dikelola lebih profesional. Segala sesuatunya harus profesional.
Maestro bersyukur kepada Tuhan karena hikmat yang diberikan-Nya kepada Sdr. Tono Ibrahim sebagai pendiri Radio Maestro. Tono Ibrahim tak pernah menyerah dalam mencoba mengembangkan Maestro ke arah yang lebih profesional. Tentu tidak mudah untuk mengubah atau menanamkan paradigma yang baru; tadinya hanya sekadar hobby, tetapi sekarang harus dikelola menjadi radio yang segala urusannya harus jauh lebih serius. Tentunya, perubahan tersebut membutuhkan waktu dan pengorbanan. Hal itulah yang dilakukan oleh Tono Ibrahim sebagai founder, yang telah Tuhan pilih sendiri sesuai dengan kehendak-Nya.
Tono Ibrahim pindah ke Amerika Serikat, maka tongkat gembala diserahkan kepada Budiono Ibrahim. Laksana Daud yang masih muda dan kemerah-merahan, itulah gambaran orang muda yang diserahi tanggung jawab ini. Seperti Daud yang mengalami tantangan berat pada masanya, orang muda kita pun mengalami tantangan dan masa-masa yang sulit. Dari pengalaman yang sangat kurang sampai keadaan Maestro yang berada di titik terendah, tantangan inilah yang harus dihadapi. Masa-masa itu adalah masa-masa yang pahit, tetapi menjadi satu kenangan yang manis.
Ketika itu, keuangan Maestro mengalami defisit besar. Tanpa pengalaman manajemen dan harus bertanggung jawab untuk belasan jiwa yang bergantung kepada Maestro untuk asap dapurnya, maka pontang-pantinglah Maestro menutup segala pendanaannya.
Kesulitan yang ada membuat satu keputusan kokoh. Apapun yang terjadi, apapun yang dihadapi, Maestro harus tetap jalan. Ternyata, seperti bangsa yang dituntun Allah di padang gurun perjalanan mereka, Maestro pun mengalami itu. Masalah demi masalah diselesaikan dengan baik, menurut versi Dia. Tapi itu tidak terjadi dalam sekejap. Ada bilangan tahun yang dapat dihitung. Dalam Allah tidak ada perjalanan yang instan, semuanya harus melalui proses. Proses demi proses dilalui Maestro, sampai seperti sekarang.
Untuk meningkatkan pelayanan dan mutu siaran radio, secara perlahan-lahan dan pasti dan dengan pertolongan Tuhan, pada tanggal 15 April 1997Maestro mulai mengudara pada jalur FM. Sampai dengan saat ini, Maestro FM masih menyempurnakan kualitas siaran agar dapat diterima oleh setiap pendengar dengan baik.
Wilayah Jaringan
Daerah jangkauan Radio MAESTRO dapat didengarkan di wilayah Bandung Raya dan sekitarnya. Selain itu daya pancar Radio MAESTRO meliputi:
- Wilayah Utara mencakup Subang, Purwakarta, dan Jatiwangi.
- Wilayah Selatan mencakup Majalaya, Ciwidey, dan Pangalengan.
- Wilayah Barat mencakup Cianjur, Cipanas, dan Puncak.
- Wilayah Timur mencakup Garut dan Kabupaten Pangandaran.
Target Pendengar
Demografi
Pria dan wanita, usia 20-40 tahun, kelas sosial ekonomi menengah ke atas, pendidikan perguruan tinggi, dan dengan domisili di Bandung.
Program
- HIHT
- Renungan Harian
- Pagi Teduh
- Walking With Jesus
- Maestro Morning Coffee
- Visitasi
- Pelangi Kasih
- Maestro After Lunch Cafe
- Cerita Anak
- J4MS
- New Wine
- Pelangi Indonesia
- Derek Prince
- Musik Klasik
- Lumen
- Malam Teduh
- Maestro Sweet Life